pendahuluan

advertisement
PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan yang terus menerus
terpengaruh oleh lingkungan luar dan selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Struktur
kulit dewasa dan anak sama, tetapi karena kulit anak lebih peka dan fungsinya belum
berkembang dengan sempurna, sehingga memudahkan terjadinya infeksi kulit baik oleh bakteri,
jamur maupun virus. Infeksi tersebut sering memberikan gejala klinis yang berbeda dengan orang
dewasa sehingga menyulitkan dalam membuat diagnosis.1,2
Insidens penyakit kulit pada anak serta distribusinya dipengaruhi oleh beberapa hal
misalnya keadaan kulit, iklim dan geografis, pengaruh orang tua serta pola kehidupan anak .3,4.
Di poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin RSUD. Dr. Soebandi Jember cukup banyak kunjungan
pasien usia anak yang memerlukan pengobatan kelainan kulit, sehingga dirasakan perlu untuk
mengetahui pola penyakit kulit anak dan problematiknya.
SUBYEK PENELITIAN DAN CARA KERJA
Subyek penelitian diambil dari data rekam medik pasien anak yang berkunjung ke
poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin RSUD Dr. Soebandi Jember selama 4 tahun, sejak Januari
2001 sampai Desember 2004. Penelitian retrospektif dilakukan dengan mengevaluasi rekam
medik pasien baru usia anak. Diagnosis berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan tambahan
lain bila diperlukan.
Data yang dievaluasi meliputi 10 terbanyak , distribusi umur dan jenis kelamin pasien.
HASIL PENELITIAN
Pada hasil evaluasi retrospektif yang dilakukan di poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin
RSUD Dr.Soebandi Jember sejak 2 Januari 2001 sampai 31 Desember 2004, terdapat 3.495
(11,66 % ) pasien anak dari 29.959 kunjungan pasien keseluruhan, yang dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Jumlah kunjungan di Poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin 2001-2004
Jumlah
kunjungan
Total
Pasien anak
Tahun 2001
7.875
893 (11,33%)
Tahun 2002
8.056
965 (11,98 %)
Tahun 2003
7.128
782 (10,97 %)
Tahun 2004
6.900
855 (12,39 %)
= 29.959 (100%)
= 3.495 (11,66 % )
Jenis penyakit terbanyak adalah pioderma sebanyak 1.247 (35,69 % ) pasien, kemudian infeksi
parasit sebanyak 940 ( 26,89 % ) pasien, dermatitis 706 (20,20 % ) pasien, dermatomikosis 277
(7,93 % ), infeksi virus 152 ( 4,35 % ) pasien, tumor kulit 78 ( 2,23 % ) pasien,
eritropapuloskuamosa 71 ( 2,03 % ) pasien, erupsi obat 9 (0,25 % ) pasien, kusta 8 ( 0,23 % )
pasien dan vesikobulosa sebanyak 7 ( 0,20 % ) pasien. (lihat tabel 2).
1
Tabel 2. Distribusi penyakit kulit anak di poliklnik Kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Dr. Soebandi Jember 2001-2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Diagnosis
2001
2002
2003
2004
Jumlah
Pioderma
Infeksi parasit
Dermatitis
Dermatomikosis
Infeksi virus
Tumor kulit
Eritropapuloskuamosa
Erupsi obat
Kusta
Vesikobulosa
Jumlah
281
253
188
75
37
24
19
7
7
2
893 (25,55 %)
352
257
200
72
39
20
20
1
1
3
965 (27,61 %)
311
199
142
61
41
13
14
1
782 (22,38 %)
303
231
176
69
35
21
18
1
1
855 (24,46 %)
1.247 (35,69 %)
940 (26,89 %)
706 (20,20 %)
277 (7,93 %)
152 (4,35 %)
78 (2,23 %)
71 (2,03 %)
9 (0,25 %)
8 (0,23 %)
7 (0,20 %)
3.495 (100 %)
Distribusi menurut usia, terbanyak pada kelompok usia 5 – 14 tahun sebanyak 1.789 (
51,18 % ) pasien, 1 – 5 tahun sebanyak 1.099 ( 31,44 % ) pasien dan dibawah 1 tahun sebanyak
607 ( 17,38 % ) pasien. (lihat table 3).
Tabel 3. Distribusi usia 10 penyakit kulit terbanyak pada anak di poliklinik kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Jember 2001-2004
No
Diagnosa
0 – 1 tahun
1 – 5 tahun
5 – 14 tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pioderma
Infeksi Parasit
Dermatitis
Dermatomikosis
Infeksi virus
Tumor Kulit
Eritropapuloskwamosa
Erupsi obat
Kusta
Vesikobulosa
Jumlah
252
176
122
44
4
1
8
607 (17,38 %)
411
233
261
87
67
26
12
2
1.099 (31,44 %)
584
531
323
146
81
51
51
7
8
7
1.789 (51,18 %)
Jumlah
1.247 (35,69%)
940 (26,89%)
706 (20,20%)
277 ( 7,93%)
152 ( 4,35%)
78 ( 2,23%)
71 ( 2,03%)
9 ( 0,25%)
8 ( 0,23%)
7 ( 0,20%)
3.495 (100 %)
Distribusi jenis kelamin memperlihatkan pasien laki2 sebanyak 1.877 ( 53,71 % )
dan pasien perempuan sebanyak 1.615 ( 46,29 % ). (lihat tabel 4).
Tabel 4. Distribusi jenis kelamin 10 penyakit kulit terbanyak pada anak di poliklinik kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Jember 2001-2004
No
Diagnosis
Laki laki
perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pioderma
Infeksi Parasit
Dermatitis
Dermatomikosis
Infeksi Virus
Tumor kulit
Eritropapuloskwamosa
Erupsi obat
Kusta
Vesikobulosa
699
536
295
165
89
43
36
5
5
4
1.877 (53,71 %)
548
404
411
112
63
35
35
4
3
3
1.618 (46,29 %)
2
Jumlah
1.247
940
706
277
152
78
71
9
8
7
3.495
(35,69 %)
(26,89 %)
(20,20 %)
( 7,93 %)
( 4,35 %)
( 2,23 %)
( 2,03 %)
( 0,25 %)
( 0,23 %)
( 0,20 %)
(100 %)
DISKUSI
Diagnosis penyakit kulit pada anak di poliklinik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan tambahan lain bila diperlukan. Dari sejumlah 29.959 kunjungan pasien ke
poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin didapati 3.495 (11,66 %) pasien anak Terlihat bahwa yang
terbanyak adalah kasus pioderma sebanyak 1.247 (35,69 %) pasien. Lima kelompok terbanyak
adalah pioderma, infeksi parasit, dermatitis, dermatomikosis dan infeksi virus.
Urutan pertama ini agak berbeda dengan Rifai C, dkk. di Makasar (1998), Budiardja SA di RSCM
Jakarta (1986), Samsulharun E di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (1983), Pandaleke HE di RSUD
Gunung Wenang Manado (1991) dan Simon SL, dkk. di RSUP Pirngadi Medan (1994) yang
mendapatkan urutan pertama adalah dermatitis.3,5-8 Namun Murniati S melaporkan di RSUP Dr.
Kariadi Semarang (1992) urutan pertama adalah penyakit kulit karena Parasit.9
Pioderma di Makassar, Surabaya, Manado dan Semarang terdapat pada urutan kedua,
sedangkan di Jakarta dan Medan terlihat pada urutan keempat, tetapi di Jember merupakan
urutan teratas. Perbedaan urutan ini dapat disebabkan oleh karena keadaan kulit dan kondisi
daerah yang berbeda serta tahun penelitian yang tidak sama. Pada anak yang berusia lebih tua
terdapat faktor predisposisi yang mempermudah penularan infeksi. Anak-anak tersebut mulai
mengenal lingkungan dan bermain dengan alam sekitarnya. Kebiasaan bermain berkelompok
dan jenis permainan tertentu yang mempermudah masuknya bakteri patogen disertai dengan
higiene yang kurang, turut memperburuk keadaan kulit.1,2,10
Pada data pioderma terlihat bahwa pasien laki laki sebanyak 699 dan perempuan 548
atau 1,3 :1, berarti tidak terlihat perbedaan yang mencolok. Pada kasus ini pasien terbanyak usia
1 – 5 tahun, yaitu 411 ( 32,96 % ). Keadaan ini serupa dengan yang dilaporkan Pandaleke HE di
Manado yang mendapatkan jumlah terbanyak pioderma adalah pada usia 1-5 tahun.7 Jenis
pioderma di RSUD Dr. Soebandi Jember yang terbanyak adalah impetigo 644 ( 51,66 % ),
furunkulosis 328 (26,30 % ), folikulitis 257 (20,60 % ) dan yang paling sedikit adalah abses
sejumlah 18 (1,44 %) pasien.
Tabel 5. Distribusi jenis pioderma pada anak di poliklinik kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Dr. Soebandi Jember 2001-2004
No
Diagnosis
1
2
3
4
Impetigo
Furunkulosis
Folikulitis
Abses
Jumlah
Lakilaki
94
55
21
170
0-1 tahun
Perempuan
71
47
31
149
Lakilaki
182
91
82
5
360
1-5 tahun
Perempuan
154
87
68
309
Lakilaki
85
31
43
10
169
5-14 tahun
Perempuan
58
17
12
3
90
Laki-laki
361
177
146
15
699
Jumlah
Perempuan
283=644(51,66%)
15=328(26,30%)
111=257(20,60%)
3= 18(1,44%)
548=1247(100%)
Pergaulan yang erat, perumahan yang padat serta higiene yang kurang terpelihara
menyebabkan terjadinya infeksi parasit yang mudah menular seperti skabies dan pedikulosis.
Penyakit ini banyak dijumpai di lingkungan dengan sosio-ekonomi rendah atau di asrama dan
pesantren karena tidur secara berkelompok disertai saling tukar menukar baju dan sarung tanpa
memperhatikan penyakit yang diderita. Hal ini akan mempermudah penularan, ditambah lagi
kurangnya perhatian terhadap kebersihan, sehingga penyakitnya meluas dan sukar disembuhkan
bila pengobatan tidak dilakukan secara serentak. Jember adalah kota dengan “seribu pesantren”
sehingga hal tersebut di atas sangat mudah terjadi. Pasien laki-laki dibandingkan perempuan
adalah 536 : 404 atau 1,33 :1, dan usia terbanyak adalah pada 5 – 14 tahun yaitu sebanyak 531
pasien ( 56,49 % ).Keadaan ini menyerupai data dari RSCM Jakarta, yaitu pasien infeksi parasit
terbanyak pada usia 5–14 tahun.3 Hal ini dapat dipahami karena anak pada usia 5–14 tahun
sudah mulai bersosialisasi dengan teman-temannya dan mulai memasuki dunia pesantren .10
Insidens dermatitis terlihat lebih banyak pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki
yaitu 411 : 295 atau 1,39 : 1. Usia terbanyak berusia 5–14 tahun sejumlah 323 ( 45,75 % ).
Keadaan ini mirip dengan laporan Rifai C di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (1988),
Budiarjo SA di RSCM Jakarta (1995) dan Simon dkk. di RSUP Dr. Pirngadi Medan (1994). 3,5,8
3
Tabel 6. Distribusi jenis dermatitis pada anak di poliklinik kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Dr. Soebandi Jember 2001-2004
No
Diagnosis
Laki laki
1
2
3
4
Dermatitiskontak
Dermatitis atopik
Dermatitis seboroik
Dermatitis numularis
Jumlah
150
53
48
44
295 (41,78 %)
Perempuan
Jumlah
197
81
72
61
411 (58, 22 %)
347 (49,16 %)
134 (18,98 %)
120 (16,99 %)
105 (14,87 %)
706 (100 %)
Jenis dermatitis yang didapati adalah dermatitis kontak sebanyak 347 (49,16 %), dermatitis
atopik sebanyak 134 (18,98 %), dermatitis seboroik 120 (16,99 %) dan dermatitis numularis
sebanyak 105 (14,87 %) pasien.
Pada sejumlah 277 pasien Dermatomikosis yang terbanyak adalah kandidiasis 176
(63,56 %), pitiriasis versikolor 57 (20,57 %), tinea korporis 28 (10,10 %) dan yang paling sedikit
jumlahnya adalah tinea kapitis sebanyak 16 (5,77 %) pasien. Murniati (1992) melaporkan,
Kandidiasis merupakan penyakit terbanyak pada pasien anak-anak di RS Dr. Kariadi Semarang.5
Sedangkan menurut Rifai C (1988) di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo di Makassar, kasus
terbanyak adalah pitiriasis versikolor.
Tabel 7. Distribusi jenis dermatomikosis pada anak di poliklinik kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Dr. Soebandi Jember 2001-2004
No
Diagnosis
1
2
3
4
Kandidiasis
Pitiriasis versikolor
Tinea korporis
Tinea kapitis
Jumlah
176
57
28
16
277
(63,56 %)
(20,57 %)
(10,10 %)
( 5,77 %)
(100 %)
Pada penelitian ini didapatkan infeksi virus yang terdiri atas varisela 142 (93,42 %)
pasien dan herpes zoster sebanyak 10 ( 6,58 % ) pasien.
Infeksi virus seperti varisela mudah terjangkit pada anak, dan pada anak yang lebih muda
usianya berlangsung lebih singkat, lebih ringan serta dengan pengobatan simtomatis cukup
memadai. Didapatkan Herpes zoster sebanyak 10 ( 6,58 % ) pasien. Pada anak anak keadaan
ini jarang didapatkan dan lebih sering menjangkiti orang dewasa. Tidak terdapat perbedaan yang
mencolok antara pasien laki laki dan perempuan yaitu 89 : 63 atau 1,41 : 1. Sedangkan usia
terbanyak infeksi Virus ini pada usia 5–14 tahun, yaitu sejumlah 122 (80,26 %) pasien.
Tabel 8. Distribusi infeksi virus pada anak di poliklinik kesehatan kulit dan kelamin
RSUD Dr. Soebandi Jember 2001-2004
No
1
2
Diagnosis
Varisela
Herpes Zoster
Jumlah
0-1 tahun
Laki-laki
Perempuan
-
1-5 tahun
Laki-laki
Perempuan
10
20
10
20
5-14 tahun
Laki-laki
Perempuan
77
35
2
8
79
43
Laki-laki
87
2
89
Jumlah
Perempuan
55=142(93,42%)
8=10(6,58%)
63=152(100%)
KESIMPULAN
Pada sejumlah 3.495 pasien penyakit kulit pada anak, terlihat pioderma menempati
urutan teratas (35,69 %) kelompok usia yang paling banyak menderita di antara umur 5–14 tahun
yaitu 51,18 % dan pasien laki laki merupakan pasien terbanyak ( 53,71 % ) dibandingkan
dengan perempuan.
4
Perlunya usaha pencegahan dengan penyuluhan tentang kesehatan kulit khususnya murid
sekolah dasar, murid pesantren beserta guru dan pengasuhnya serta orang tua anak-anak
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Boediarja SA. Permasalahan diagnosis dan pengobatan penyakit kulit pada anak. Kumpulan Naskah Ilmiah
Konas VII PERDOSKI Bukittinggi, 1992: 321– 42.
2. Siregar RS. Permasalahan penyakit infeksi pada anak balita. Kumpulan Naskah Ilmiah Konas VII PERDOSKI
Bukittinggi, 1992: 321–30.
3. Boediarja SA. Incidence of skin diseases in Indonesian children from 1981 to 1985. Tokyo: International
Congress of Pediatric Dermatology, 1986; 371–82.
4. Raul P, Jellinek MS. Psychosocial development in children with cutaneus disease. Dalam: Schachner LA,
Hansen RC, editor. Pediatric Dermatology. New York: Churchill Livingstone, 1988; 1: 139–41.
5. Rifai C, Suwita H, Suaib RS, Tabri F. Penyakit kulit anak pada Bagian Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo - Makassar. Dalam: Agusni I, Barakbah J, Sukanto H, Pohan SS, Lumintang H. Soejoso S, dkk,
editor. Kumpulan Naskah Ilmiah Konas IX PERDOSKI Surabaya, 1999: 383– 6.
6. Samsulharun E. Insidens penyakit kulit pada anak dipoliklinik Kulit dan Kelamin RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.
Kumpulan Naskah Ilmiah Konas V PADVI Makassar, 1986: 1295–8.
7. Pandaleke HEJ, Warouw WF. Insidens penyakit kulit pada anak di RSUD. Gunung Wenang Manado. Kumpulan
Naskah Ilmiah Konas VII PERDOSKI Bukittinggi. 1992: 41–9.
8. Simon SL, Elyani S, Budi TS, Indrayani S. Pola penyakit kulit anak di Bagian Kulit dan Kelamin RS Dr. Pirngadi
Medan 1989 – 1994. Kumpulan Naskah Ilmiah Konas VIII PERDOSKI Yogyakarta. 1995: 597–603.
9. Murniati S, Hartiningsih ES, Sugastiastri S, Prasetyowati S. Pola penyakit kulit pada anak di Bagian Penyakit
Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Dr. Karadi Semarang tahun 1987 sampai dengan 1991. Kumpulan Naskah
Ilmiah Konas VII PERDOSKI Bukittinggi.1992: 1365–77.
10. Erlan JS, Hostiadi G, Suhariyanto B. Penyakit kulit anak pada Bagian Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soebandi
Jember. Disampaikan pada Konas X PERDOSKI Medan, 2002.
5
Download