ANAPTIKSIS KATA

advertisement
GEJALA ANAPTIKSIS KATA PINJAMAN BAHASA INDONESIA
Dalam pelafalan penutur bahasa Anakalang
Oleh
Hendrina Pada
FKIP Undana Kupang
Abstrak
Bahasa Anakalang adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Anakalang
yang hidup di Kabupaten Sumba Tengah di pulau Sumba.Kosa kata yang ada dalam
bahasa ini sangat terbatas. Karena itu, banyak kosa kata dari bahasa Indonesia yang
dipinjam untuk digunakan oleh masyarakat Anakalang. Kosa kata yang dipinjam ini
pelafalannya disesuaikan dengan cara lafal masyarakatnya. Cara melafalkan konsonan
rangkap dalam bahasa Anakalang, di antara konsonan rangkap itu, disisipkan atau
ditambahkan bunyi atau fonem vokal untuk memerlancarkan bunyi kosa kata yang
dilafalkan.
Kata kunci: penambahan bunyi, kosa kata, pinjaman, lafal, penutur
I. Pendahuluan
Masyarakat Anakalang adalah masyarakat yang hidup di Kabupaten Sumba
Tengah di pulau Sumba. Sesuai dengan namanya, masyarakat ini menggunakan
bahasa Anakalang (disingkat BAN). Bahasa Anakalang digunakan hampir sebagian
besar masyarakat di kabupaten ini.
Masyarakat Anakalang adalah masyarakat yang bilingual atau dwibahasa.
Menurut Kridalaksana (1984: 26) bilingual (1) mampu atau biasa memakai dua
bahasa; (2) bersangkutan dengan atau mengandung dua bahasa (tentang orang,
masyarakat, naskah, kamus, dsb). Sedangkan bilingualisme adalah penggunanaan dua
bahasa atau lebih oleh seseorang atau oleh suatu masyarakat. Artinya, masyarakat
Anakalang, selain menguasai bahasa daerah (bahasa Anakalang) (mother tongue) juga
menguasai bahasa Indonesia (disingkat BI) sebagai bahasa kedua (second language).
1
Saussure (dalam Chaer & Agustina (2010:2) mengatakan bahasa adalah salah
satu lembaga kemasyarakatan, yang sama dengan lembaga kemasyarakatan yang lain,
seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan, dan sebagainya. Artinya dimensi
kemasyarakatan bahasa bukan hanya memberi makna kepada bahasa, tetapi juga
menyebabkan terjadinya ragam-ragam bahasa. Ragam-ragam bahasa ini bukan hanya
dapat menunjukkan adanya perbedaan sosial dalam masyarakat, tetapi juga memberi
indikasi mengenai situasi berbahasa, dan mencerminkan tujuan, topik, kaidah, dan
modus-modus penggunaan bahasa.
Masyarakat Anakalang sebagai suatu masyarakat bahasa memiliki ciri khas
dalam melafalkan bahasanya. Ciri ini menujukkan bahwa bahasa atau dialek yang
digunakan oleh masyarakatnya berbeda dengan masyarakat yang lain. Ragam-ragam
pelafalan yang ada dalam masyarakat bahasa, menujukkan adanya perbedaan dialek
atau perbedaan lafal.
Bahasa Anakalang yang digunakan oleh masyarakat Anakalang, memiliki
keterbatasan dalam jumlah kosa kata. Sedangkan banyak bentuk penamaan yang
berhubungan dengan benda dan kegiatan
tidak tersedia dalam bahasa tersebut.
Apalagi bentuk-bentuk kata dan proses pembentukannya sangat sederhana. Hal lain
yang mempengaruhi adalah keunggulan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bahasa yang menunjukkan
kemajuan dan peradaban yang tinggi .
Orang yang dapat menggunakan bahasa
Indonesia dianggap sebagai orang yang berpendidikan. Orang yang menguasai ilmu
2
pengetahuan dan teknologi. Bahkan banyak kosa kata bahasa Indonesia yang diserap
masuk dalam BAN. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya kosa kata yang mewakili
benda atau kegiatan yang dalam BAN. Serbuan BI terhadap BAN, tentu sangat
berpengaruh, bukan saja bertambahnya kosa kata BAN, tetapi juga akan memengaruhi
cara pelafalan BI dengan lafal BAN. Cara pelafalan BI dengan lafal BAN tidak dapat
dihindari oleh masyarakat penutur BAN. Pelafalan BI dengan lafal BAN mewarnai
semua pelafalan kosa kata BI. Karena itu, bentuk kata BI harus menyesuaikan diri
dengan cara lafal BAN.
Djawa (2013: 4) mengatakan dialek artinya variasi bahasa yang ditunjukkan
oleh kelompok bahasa yang berdasarkan oleh satu tempat yang ada.
Sesuai pendapat di atas, bahwa variasi bahasa yang ditunjukkan oleh
masyarakat Anakalang merupakan sebuah dialek yang memiliki ragam pelafalan yang
berbeda dengan dialek yang lain yang hidup di sekitar masyarakat berbahasa
Anakalang. Gejala anaptiksis atau penambahan bunyi atau fonem di tengah kata dalam
bahasa Anakalang merupakan gejala umum yang harus terjadi di dalam pelafalannya.
Untuk diketahui bahwa pendekatan dalam penulisan ini adalah
pendekatan deskriptif bukan preskriptif (Kushartanti, dkk. 2005:11). Dalam kajian
BAN yang dipentingkan adalah apa yang sebenarnya diungkapkan seseorang dan
bukan menurut kaidah bahasa yang diungkapkan. Dalam kajian anaptiksis BAN tidak
berusaha untuk memaksakan aturan-aturan suatu bahasa termasuk BI dalam kerangka
BAN.
3
II. Pembahasan
Masyarakat Anakalang adalah masyarakat yang menggunakan bahasa
Indonesia, tetapi cara melafalkan atau mengucapkan dengan dialek Anakalang. Dalam
bahasa (dialek) Anakalang, semua gugus konsonan mendapat panambahan atau
penyisipan vokal. Penambahan atau penyisipan vokal di antara gugus konsonan
disebut anaptiksis atau epentesis. Menurut Muslich (2009:108) anaptiksis adalah
proses penambahan suatu bunyi dalam suatu kata guna melancarkan ucapannya.
Sedangkan menurut Muslich juga (2009:106) epentesis adalah penambahan fonem di
tengah kata
Menurut Kridalaksana (1984:12) anaptiksis adalah penyisipan vokal
pendek di antara dua konsonan atau lebih untuk menyederhanakan struktur suku kata.
Sedangkan epentesis adalah penyisipan bunyi atau huruf ke dalam kata, terutama kata
pinjaman untuk menyesuaikan dengan pola fonologis bahasa peminjam. Menurut
Jeffers & Lehiste (1979:24)
vokal yang sering disisipkan di antara
konsonan-
konsonan untuk memudahkan pengucapan bila ada bentuk-bentuk yang telah
mengalami perbedaan artikulasi disebut epentesis. Atau dalam bahasa Yunani disebut
gelaja anaptyxis.
Karena dalam bahasa peminjam (dalam hal ini BAN) adalah bahasa yang
membutuhkan bunyi pelancar atau bunyi untuk memudahkan pengucapan dalam setiap
katanya, maka ketika masyarakat mengadopsi atau meminjam kosa kata BI, maka kosa
kata pinjaman ini harus mengikuti cara pelafalan atau pengucapan masyarakat
4
Anakalang. Untuk itu, dapat kita lihat pada sejumlah kata yang dipinjam dari kosa kata
bahasa Indonesia, seperti berikut ini.
LBI
LBAN
-
praktik
parakteku
‘praktik’
-
presiden
paresidenu
‘presiden’
-
prestasi
parestasi
‘prestasi’
-
program
parogaramu
‘program’
-
provokasi
paropokasi
‘provokasi’
-
produksi
paroduksi
‘produksi’
-
profil
paropilu
‘profil’
-
predikat
paredikatu
‘predikat’
-
prakarsa
parakarsa
‘prakarsa’
-
prestasi
parestasi
‘prestasi’
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘pr…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘par…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
psikologi
pisikologi
‘psikologi’
-
psikologu
pisikologu
‘psikolog’
5
-
psikopat
pisikopatu
‘psikopat’
-
psikis
pisikis
‘psikis’
-
psikomotor
pisikomotoru ‘psikomotor’
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘ps…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘pis….’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
pleonasme
paleonahme
‘pleonasme’
-
pleno
paleno
‘pleno’
-
plagiat
palagiatu
‘plagiat’
-
plakat
palakatu
‘plakat’
-
plamir
palamiru
‘plamir’
-
planet
palanetu
‘planet’
-
planing
palaningu
‘planing’
-
plang
palangu
‘plang’
-
plasma
palasma
‘plasma’
-
plastik
palasiku
‘plastik’
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
6
‘pl…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘pal…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
klasifikasi
kalasifikasi
‘klasifikasi’
-
klasik
kalasiku
‘klasik’
-
klausa
kalausa
‘klausa’
-
klasikal
kalikalu
‘klasikal’
-
klausul
kalausulu
‘klausul’
-
klep
kalepu
‘klep’
-
klerek
kalereku
‘klerek’
-
klinik
kaliniku
‘klinik’
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘kl…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘kal…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
spektakuler
sapektakuleru ‘spektakuler’
-
spektrum
sapektrumu
‘spketrum’
-
spekulasi
sapekulasi
‘spekulasi’
-
spesial
sapesialu
‘spesial’
-
spiral
sapiralu
‘spiral’
7
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘sp…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘sap…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
steril
saterilu
‘steril’
-
stimulasi
satimulasi
‘stimulasi’
-
stok
satoku
‘stok’
-
statis
satatihu
‘statis’
-
statistik
satahtiku
‘statistik’
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘st…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘sat…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
gram
garamu
‘gram’
-
granat
garanatu
‘granat’
-
grafik
garafiku
‘grafik’
-
gratis
garatihu
‘gratis’
8
-
gradual
Semua
garadualu
‘gradual’
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘gr…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘gar…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
LBI
LBAN
-
tragedi
taragedi
‘tragedi’
-
tragis
taragihu
‘tragis’
-
traktor
taraktoru
‘traktor’
-
transfer
taransferu
‘transfer’
Semua
kata di atas, bukanlah kosa kata bahasa Anakalang. Kosa kata ini
dipinjam dari kosa kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Kosa kata ini, ketika
digunakan oleh masyarakat Anakalang, maka semua bentuk kata yang dimulai dengan
‘tr…’ dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi ‘tar…’ dalam lafal masyarakat
Anakalang.
Keterangan:
LBI : lafal bahasa Indonesia
LBAN : lafal bahasa Anakalang
III. Simpulan dan Saran
9
3.1 Simpulan
Simpulan dalam penulisan ini adalah:
Dalam kosa kata berkonsonan rangkap BI yang dipinjam dan digunakan oleh
masyarakat Anakalang yang berbahasa Anakalang, selalu mengalami penyisipan atau
penambahan bunyi atau fonem di antara kedua konsonan berurutan itu dalam setiap
kosa kata.
3.2 Saran
Saran dalam penulisan ini adalah:
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang bilingual atau dwibahasa. Sebagai
masyarakat yang bilingual sudah tentu pengetahuan dan struktur bahasa yang ada
dalam setiap masyarakat berbeda-beda. Karena itu, penting diadakan penelitian untuk
mengungkapkan keunikan-keunikan yang ada pada setiap bahasa daerah, termasuk
BAN.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Depdikbud.
Chaer, Abdul & Agustia, Leonie 2010. Sosiolinguistik. Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djawa, Alex 2013. Dialektologi. Kupang: Universitas PGRI NTT.
Jeffers, Robert J. & Lehiste 1979. Prinsip dan Metode Linguistik Historis.
(diterjemahkan oleh Abd. Syukur Ibrahim & Machrus Syamsudin).
Surabaya: Usaha Nasional.
10
Kridalaksana, Harimurti 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Moeliono, M. Anton, dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Muslich, Masnur 2009. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Kajian ke arah Tata Bahasa
Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara.
Ramlan, M. 1983. Morfologi. Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
11
12
Download