BAB3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1

advertisement
BAB3
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
3.1.1 Latar Belakang Rumah Sakit
Rurnah Sakit Kanker Dharmais merupakan rumah sakit kanker pertama eli
Indonesia dan merupakan pusat kanker nasional serta menjaeli rumah sakit rujukan
tertinggi eli bidang penanggulangan kanker di Indonesia. Sebagai pelopor di
bidang pelayanan penyakit kanker, kami menerapkan pengobatan dengan
pendekatan Tim Kerja (Timja) dengan berpedoman pada pelayanan terpadu,
paripurna dan terjangkau oleh masyarakat. Timja atau Tim Kerja, yaitu
pengobatan setiap jenis kanker elitangani oleh Tim Kerja mulai dari tahap
diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi, setiap pakar yang terkait memberi
surnbangan pikiran, dengan demikian ketepatan diagnosis serta tindakan atau
pengobatan yang direncanakan eliharapkan akan menjaeli lebih baik. Hingga saat
ini kami telah membentuk 13 Timja dengan anggota dari berbagai elisiplin ilmu eli
bidang kanker, dan juga dilengkapi oleh 10 disiplin ilmu sebagai tim konsultatif
antara lain kardiologi, nefrologi, gastro enterologi, anestesiologi, pskiatri, gizi, tim
paliatif nyeri, gigi dan mulut, imunologi dan psikologi. Rurnah Sakit Kanker
Dharmais
sebagai pusat penelidikan dan pelatihan
serta penelitian dan
pengembangan eli bidang kesehatan kanker secara menyeluruh, terpadu dan
I
I
II
: !
I
29
berkesinambungan dengan berorientasi pada kepentingan masyarakat serta upayaupaya peningkatan status kesehatan lainnya.
3.1.2
Prestasi Umum Rumah Sakit
Berikut ini adalah prestasi urnurn yang diraih oleh Rurnah Sakit Kanker
Dharmais:
o Terakreditasi 16 layanan dengan Status Akreditasi PENUH TINGKAT
LENGKAP diantaranya Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medik, Farmasi,
K3, Radiologi, Laboratoriurn, Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit, Perinatal Resiko Tinggi, Pelayanan Rehabilitasi Medik,
Pelayanan Gizi, Pelayanan lntensif dan Pelayanan Darah, dari Departemen
Kesehatan RI Nomor: HK.00.06.3.5.4469, 29 September 2005.
o Mendapat Tropi Jakarta Great Sale 2006 dari pemerintah DKI Jakarta
kepada Rurnah Sakit Kanker Dharmais dalam partisipasi memeriahkan ulang
tahun kota Jakarta untuk kategori "The Best Participant".
o Perhimpunan
Rumah
Sakit
Seluruh
Indonesia
memberikan
p1agam
penghargaan terbaik ke-3 dalam acara PERSKITI AWARD 2006 kategori
Customer Service & Marketing kepada Rumah Sakit Kanker Dharmais.
o Juara ke-2 Poster Patient Sqfety dalam acara WHO Clean Care for Care
Server2007
30
3.1.3 Pelayanan Unggulan
3.1.3.1
Instalasi Deteksi Dini Kanker dan Ongkologi Sosial
Unit Uji Kesehatan dan Deteksi Dini Kanker Rumah Sakit
Kanker Dharmais melakukan pemeriksaan rutin (General Check Up) dan
lebih khusus pacta pemeriksaan deteksi dini kanker dengan metode mutahir
dan lengkap.
3.1.3.2 Pelayanan Endoskopi
Bentuk pelayanan yang terdapat di Instalasi Endoskopi meliputi:
saluran cema, dan saluran napas. Dalam pengembangan teknologi dan
pengetahuan di bidang Endoskopi Rumah Sakit Kanker Dharmais bekerja
sama dengan Universitas Toranomon-Jepang
3.1.3.3 Patologi Anatomi
Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Kanker Dharmais
melakukan
pemeriksaan
petanda
tumor,
hispatologi
sitologi
dan
imunopatologi serta menjadi rujnkan bagi klinik dan rumah sakit di
Jabotabek.
3.1.3.4
Labotorium Klinik
Laboratorium Klinik Rumah Sakit Kanker Dharmais melakukan
pemeriksaan rutin dan spesialistik onkologi seperti : pertanda tumor
immunoelectroforensis, diagnosis leukemia dan pemeriksaan status
31
immune dengan teknik flowcytometry, pemeriksaan sitogenesik dan
mutasiP53.
3.1.3.5
Breast Conserving Treatment (BCT)
Breast Conserving Treatment adalah suatu kemajuan pilihan
terapi pada kanker payudara stadium dini dimana sebisa mungkin
menghindari dari tindakan bedah konvensional mastektomi radikal
(operasi pengangkatan payudara)
3.1.3.6
Terapi Radiasi Pasien Kanker
Pelayanan Radioterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah
yang paling Jengkap saat ini di Indonesia, terdiri dari: radiasi ekterna,
brakhiterapi dan radiasi interna.
3.1.3.7
Poliklinik Luka dan Stuma
Poliklinik Luka dan Stoma melayani perawatan luka kronik dan
luka kanker serta perawatan kolostomi.
3.1.3.8
Rehabilitasi Klinik
Tindakan yang dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM)
tidak hanya untuk pasien kanker saja, namun pasien non kankerpun dapat
memanfaatkan pelayanan atau tindakan yang dilakukan di IRM meliputi:
konsultasi dokter, konsultasi psikologi, fisioterapi, okupasi, terapi wicara,
ortotik prostetik, petugas sosial medik dan bimbingan rohani. Unggulan
pelayanan IRM adalah penanganan lympederma dan disphagia.
32
3.1.3.9
Hospice Homecare
Pelayanan perawatan pasien kanker stadium terminal di rumah
(hospice homecare) termasuk perawatan paliatif. Salah satu model
pelayanan perawatan paliatif yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan
pasien dan keluarga mencakup aspek bio-psiko-sosio dan spiritual.
3.1.3.10 Pelayanan Kanker secara Terpadu
Untuk mewujudkan sistem pelayanan kanker terpadu telah
dibentuk berbagai Tim KeJ.ja Kanker (13 Timja):
1. Timja Kanker Anak
2. Timja Kanker Kepala Leher
3. Timja Kanker Ginekologi
4. Timja Kanker Paru dan Thorak
5. Timja Kanker Kulit
6. Timja Kanker Muskulo Skeletal
7. Timja Kanker Mata
8. Timja Kanker Darah dan Sistim Limfoid
9. Timja Kanker Payudara
10. Timja Kanker Hati dan Saluran Cerna
11. Timja Kanker THT
12. Timja Kanker Susunan SyarafPusat dan Susunan Syarat Tepi
13. Timja Kanker Urologi
33
3.1.3.11 Akupuntur Medik
Selain dari pada manfaat dalam bidang pengobatan pada saat ini
akupuntur juga banyak berperan dalam bidang estetika seperti dalam hal
pencapaian berat badan dan bentuk badan yang perawat kulit serta rambut
dan lain sebagainya. Titik akupuntur merupakan daerah di kulit yang telah
diketahui mempunyai sifat tahanan listrik lebih rendah dari sekitamya,
serta kepadatan akhiran syaraf yang lebih dari pada jaringan sekitamya.
Perangsangan pada titik akupuntur akan memberikan efek tertentu pada
daerah perangsangan serta pada daerah lain yang jauh dari tempat
perangsangan melalui mekanisme saraf dan humoral. Sehingga akan
menimbulkan keinginan untuk penusukan pada titik akupuntur dapat
menimbulkan sedikit rasa nyeri yang umumnya tidak berarti. Sebagaimana
cara pengobatan lainnya, akupuntur juga mempunyai efek samping yang
pada umurnnya jarang terjadi dan tidak berbahaya selama dilakukan secara
profesional
seperti pendarahan dan nyeri pada tempat penusukan.
Kemungkinan
terjadi infeksi dan penularan penyakit pada tindakan
akupuntur dapat dihindari dengan penggunaanjarum sekali pakai.
3.1.3.12 Klinik Urologi
Klinik Urologi Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah klinik
dengan pelayanan terpadu yang melayani secara professional untuk
penderita dengan
kelainan urology umum dengan kekhususan pada
kelainan keganasan urology yang diproyeksikan kemudian untuk menjadi
pusat rujukan regional.
34
3.1.3.13 Bedah Plastik
Bedah Plastik Estetik adalah tindakan yang dilakukan untuk
memperbaiki penampilan tubuh yang sudah baik menjadi lebih baik.
Tujuan diharapkan tubuh atau bagian tubuh yang dioperasi tampak lebih
baik (estetik, cantik) sehingga pasien dapat menjalani kehidupan
psikososiallebih baik.
3.1.4
Struktur Organisasi Rumah Sakit
DR
- L..,
j
j
r·-----·-·"'
Do: f'tong.JWlr.l
Sal n
emGriklntt'm
1'--·-·--'
I
1
1 Komlte
I Merlik
r
$
I Etik rlM I
I Hulwm j
Direi:tur St ber
Oaya Manusia dan
IDirektur Umum dan
OimkiUr keua"!J<<"
ope:ra lol\.'ll
Pendldikan
-·TI
I
I
I
------------
I
Bldiii';IME'dl
b:. : r Verilikasol
Pelayanilll
Medik
lr--'-"-1
a
-
Sub Baglan
Sub Baglan Tala
usaha
5UD85 g lan
. .-
SIJb BagOO
'----1
SeiGI
Pen;tode-an
""
Peny kl lp&Mn
r·-·-·--Fung!!olonal
I
1·-·-·-·-·.J
Req4
£v.ru=
AI\Qg:ilran
.........
Sli:IB g<an
"""""
'---::t_
SubBagbn
tengkapan
U ha
""'"""'
I
Sub Bagisn Data
dAn I.Aporan
c
-- --,
IMialas!
Staf Mecllk dan
...
Sutl n
MObll6aSl D¥101
SublbgLm
-=-
IM.IIIItlai
_I
l
_I
36
3.1.5 Visi dan Misi
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan akhir tahun 2009,
Departemen Kesehatan sebagai pemegang kebijakan di bidang kesehatan
menetapkan visi:
"Masyarakat
Yang Mandiri
Untuk
Hidup
Sehat (Self
Motivated
Community To Live Healthy Lives)"
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sebagai salah satu dari
penyelenggara
pembangunan
kesehatan
mempunyai
visi:
"Terwujudnya
Pelayanan Medik Prima"
Untuk mendukung visi Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Rumah
Sakit Kanker Dharmais menetapkan visi: "Rumah Sakit dan Pusat Kanker
Nasional yang menjadi panutan dalam penanggulangan penyakit kanker di
Indonesia"
Visi tersebut mengandung makna bahwa Rumah Sakit Kanker Dharmais
harus mampu menjadi pelopor dalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
kanker.
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut Rumah Sakit Kanker Dharmais
menetapkan misi yaitu:
1. Melaksanakan pelayanan yang bermutu tinggi di bidang penanggulangan
penyakit kanker.
2. Melaksanakan pendidikan yang bermutu tinggi di bidang penanggulangan
penyakit kanker.
37
3. Melaksanakan penelitian yang bennutu tinggi di bidang penanggulangan
penyakit kanker.
Untuk mendukung visi dan misi tersebut Rumah Sakit Kanker Dhannais
mempunyai motto: "Tampil lebih baik, Ramah dan Profesional" serta memiliki
filsafah: "Membangun Kerukunan, Kebersamaan, Keterbukaan, dan Kejujuran
menyertai kegiatan terpadu, demi mewujudkan Pelayanan terdepan Pelayanan
Penanggulangan Kanker".
3.2
Prosedur yang Sedang Berjalan
3.2.1
Prosedur Pendaftaran Rawat Jalan
Pasien datang untuk berobatlkonsultasi, jika pasien baru maka petugas
admisi akan melakukan registrasi penomoran dan identifikasi pasien bam. Jika
pasien adalah pasien lama maka petugas admisi akan mewawancarai pasten
tentang nomor rekam medik pasien, dokter dan poli apa yang ingin dituju.
Selanjutnya jika pasien merupakan pasien jaminan maka dia hams melakukan
prosedur penerimaan pasien jaminan, jika tidak maka petugas admisi akan
melakukan pengisian data, dan memberikan pasien bukti layanan (karcis) untuk ke
poliklinik.
3.2.2
Prosedur Pendaftaran Rawat Inap
Pertama-tama petugas admisi akan menanyakan surat pengantar
pennintaan dirawat, kelas perawatan, cara pembayaran ke pasien. Kemudian
petugas admisi akan melakukan konfinnasi kepada petugas ruangan Rawat !nap
38
apakah ada kamar rawat atau tidak. Jika tidak, petugas admisi akan menulis pasien
tersebut dalam daftar tunggu. Jika ada, petugas admisi akan menanyakan pasien
untuk melakukan prosedur penerimaan pasien jaminan untuk yang memiliki
jaminan, kalau pasien tidak mempunyai jaminan maka petugas admisi akan
melakukan
identifikasi
dan
menyarankan
pasien
untuk
menandatangani
persetujuan dirawat, meminta rekam medik dan menganjurkan pasien untuk
menyelesaikan
prosedur
administrasi, selanjutnya
penerimaan
pembayaran
uang
pasien
ke kasir
muka
pasien
untuk
Rawat
melakukan
Inap.
Bukti
pembayaran (kwitansi) dibawa ke petugas admisi kembali, maka petugas admisi
akan mendaftarkan
pasien Rawat Inap apabila sudah siap dan mengantarkan
pasien dan memberikan gelang pasien ke perawat Rawat Inap, selanjutnya akan
dilakukan serah terima pasien kepada perawat ruangan Rawat Inap.
3.2.3
Prosedur Pengambilan dan Penyimpanan Rekam Medik
Pertama petugas filling akan mengambil rekam medik ke setiap unit
layanan, kemudian melakukan cross cek terhadap status yang dikembalikan.
Selanjutnya
petugas
filling akan menyerahkan
rekam
medik
ke petugas
assembling, petugas assembling akan merapikan rekam medik dilanjutkan oleh
petugas koding yang akan mengkode dan mengindeks sesuai dengan buku
pedoman
Pengelolaan
Administrasi
Rekam
Medik
Rumah
Sakit Kanker
Dharmais. Setelah selesai maka petugas filling akan memasukkan rekam medik ke
dalam roll o'pack (Iemari tempat menyimpan rekam medik) dan mencabut tresser
(map pengganti rekam medik yang dipinjam).
39
3.2.4
Prosedur Sistem Perjanjian Pasien
Dokter/SMF akan membuat perjanjian dengan pasren sesuai dengan
tanggal yang disepakati bersama dan dibuat formulir petjanjian untuk diserahkan
kepada
petugas
administrasi
unit.
Lalu
petugas
administrasi
unit
akan
menyerahkan formulir petjanjian rangkap putih dan rangkap kuning kepada
pasien. Setelah itu, pasien akan menyerahkan formulir petjanjian rangkap kuning
akan kepada petugas admisi. Petugas admisi akan menuliskan nomor yang dapat
dihubungi dan akan mensortir formulir perjanjian rangkap kuning sesuai tanggal
dan dicatat ke dalam buku ekspedisi pasien petjanjian. Setiap hari pukul 15.00
petugas filling akan mengambil semua formulir perjanjian rangkap kuning yang
ada pada hari itu dan akan menyiapkan rekam medik untuk unit terkait.
3.2.5 Prosedur Peminjaman Rekam Medik Oleh Unit Pelayanan Medis
Petugas filling menerima permintaan rekam medik dari petugas unit
Layanan lalu mencatatnya pada lembar sementara. Petugas filling adalah petugas
rekam medik yang bertugas mengambil, mendistribusikan dan menyimpan rekam
medik. Setelah itu, Petugas filling akan mencari rekam medik sesuai dengan
permintaan pada Roll o'pack (lemari tempat penyimpanan rekam medik). Bila
tidak ditemukan maka Petugas filling akan membuat folder rekam medik
sementara. Bila ditemukan maka Petugas filling akan mencatatnya ke dalam Buku
Kendali 1 dan membuat Bon Pinjam. Buku Kendali 1 adalah buku yang berisikan
catatan file rekam medik yang dipinjam oleh unit layanan medis. Setelah itu,
petugas filling akan mengantarkan rekam medik tersebut kepada unit-unit layanan
yang meminta. Petugas unit layanan menerima rekam medik yang dipesan dan
40
mencatatnya ke dalam Buku Ekspedisi Peminjaman serta menandatangani Bon
Pinjam. Petugas filling menerima Bon Pinjam dan memasukkannya ke dalam
tresser (map pengganti rekam medik yang dipinjam) serta memasukkannya ke
dalam Roll o'pack.
3.2.6
Prosedur Peminjaman Rekam Medik Oleh Dokter/Pengguna Lainnya
Peminjam akan membuat Surat Peminjaman Rekam Medik kepada Kepala
Bagian Rekam Medik. Setelah disetujui oleh Kepala Bagian Rekam Medik, Daftar
Permintaan tersebut akan diserahkan kepada Kepala Seksi Filling. Kepala Seksi
Filling akan mengkoordinasikan dan membuat perjanjian dengan yang meminjam
rekam medik lalu menyerahkan permintaan rekam medik ke petugas filling.
petugas filling akan mencari rekam medik dan hila ditemukan, akan dicatat ke
dalam Buku Kendali 2 lalu meletakkan rekam medik di meja yang telah disiapkan
lalu diberikan kepada peminjam. Setelah selesai meminjam, peminjam akan
mengembalikan rekam medik yang dipinjam lalu akan disimpan oleh petugas
filling.
3.2.7
Prosedur Permintaan Salinan Rekam Medik
Pasien /keluarga pasien akan menunjukkan kartu pasien kepada petugas
administrasi rekam medik sebagai bukti permintaan salinan rekam medik. Petugas
administrasi rekam medik akan meminta rekam medik yang akan dicopy kepada
petugas filling. Petugas filling akan mencatat ke dalam Buku Kendali 1, membuat
Bon Pinjam dan akan menyerahkan rekam medik kepada petugas administrasi
Rekam Medik. Setelah menerima berkas rekam medik, petugas administrasi
41
rekam meelik akan mengcopy berkas-berkas yang diminta dan memberikannya
kepada paseinlkeluarga pasien. Setelah menerima salinan tersebut, pasien/keluarga
pasien akan tanda tangan eli Buku kendali 3.
3.2.8
Prosedur Pelayanan Pasien Instalasi Rawat Darurat
Dokter/perawat/pramuhusada/administrasi menerima pasien, jika pasien
lama pasien harus membawa kartu pasien. Jika pasien baru maka pasien harus
mengikuti
prosedur
pendaftaran
pasien
baru
di
admisi.
Setelah
itu
perawat/administrasi/pramuhusada meminta dan mengambil berkas rekam meelik
dan catatan keperwatan pasien. Dokter/perawat akan melakukan TRIAGE dan
elicatat dalam formulir catatan meelik darurat, jika tidak eliperlukan tindakan maka
pasienlkeluarga pasien dapat mengurus pembayaran, jika eliperlukan tindakan
maka dokter/perawat akan melakukan tindakan dan mencatat setiap tindakan yang
dilakukan. Jika pasien perlu dirawat, maka dokter/perawat akan melakukan
konsultasi dengan pasien/keluarga/wali untuk menanyakan ingin eli rawat di
Rumah Sakit Kanker Dharmais atau rumah sakit lain. Setelah pasien/keluarga/wali
mengambil keputusan untuk elirawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais dan ada
tempat tersedia, maka dokter akan membuat Surat Rawat dan Cek Lis Serah
Terima Pasien dan akan elilanjutkan dengan prosedur Rawat Inap. Jika tidak setuju
untuk dirawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais maka dokter akan membuat
Formulir Kesimpulan perawat pasien pindah/pulang atau Surat Rujukan dan
merninta keluarga pasien untuk mengurusi pembayaran.
42
3.2.9 Prosedur Penerimaan Pasien Jaminan
3.2.9.1
Prosedur Penerimaan Pasien Jaminan Yang Perusahaan
Belum Ikatan Kerjaama Rawat Inap
Pasien datang dengan membawa Surat Jaminan Perusahaan ke
petugas layanan pasien jaminan. Petugas jaminan akan memberikan Surat
Jaminan Perusahaan ke Kepala Sub Bagian Pengembangan Usaha untuk
dicek. Setelah itu, Kepala Sub Bagian Pengembangan Usaha akan
meneruskan Surat Jaminan Perusahaan tersebut ke Kepala Bagian
Pelayanan Pelanggan untuk analisa bonafiditas, jika bonafid Surat Jaminan
akan distempel dan disetujui.
Jika tidak bonafid, Surat Jaminan
Perusahaan ditolak dan Surat tersebut akan dikembalikan ke pasien oleh
petugas layanan pasien jaminan, sedangkan jika Surat Jaminan Perusahaan
diterima, maka petugas layanan pasien jaminan akan menginformasikan
bahwa Surat Jaminan Perusahaan diterima dan memberikan fotokopi Surat
Jaminan yang distempel ke pasien.
3.2.9.2 Prosedur Penerimaan Pasien Jaminan Lama Perusahaan
Sudah Ikatan Kerjasama untuk Rawat Jalan
Pasien datang dengan membawa Surat Jaminan Perusahaan ke
petugas layanan pasien jaminan. Selanjutnya petugas layanan pasien
jaminan
akan
melakukan
konfirmasi
kebenaran
Surat Jaminan
ke
perusahaan yang bersangkutan. Jika Surat Jaminan sudah diterima, pasien
43
akan melakukan registrasi langsung di tempat petugas layanan pasien
Jamman.
3.2.9.3
Prosedur Penerimaan Pasien Jaminan Baru Perusahaan
Sudah Ikatan Kerjasama untuk Rawat Jalan
Pasien datang dengan membawa Surat Jarninan Perusahaan ke
petugas layanan pasien jaminan. Selanjutnya petugas layanan pasien
jaminan akan melakukan konfirmasi kebenaran Surat Jaminan ke
perusahaan yang bersangkutan. Jika Surat Jaminan sudah diterima, Surat
Jaminan yang sudah diverifikasi tersebut akan diberikan ke pasien,
kemudian pasien akan membawa Surat Jaminan yang sudah diverifikasi,
surat rujukan untuk Rawat Jalan ke admisi Rawat Inap/Rawat Jalan untuk
melakukan registrasi.
3.2.9.4
Prosedur
Penerimaan
Pasien
Jaminan
Lama/Baru
Perusahaan Sudah Ikatan Kerjasama untuk Rawat Jalan
Pasien datang dengan membawa Surat Jaminan Perusahaan ke
petugas layanan pasien jaminan. Selanjutnya petugas layanan pasien
jaminan akan melakukan konfirmasi kebenaran Surat Jaminan ke
perusahaan yang bersangkutan. Jika Surat Jaminan sudah diterima, Surat
Jarninan yang sudah diverifikasi tersebut akan diberikan ke pasien,
kemudian pasien akan membawa Surat Jaminan yang sudah diverifikasi,
berkas pengantar masuk untuk Rawat Inap ke admisi Rawat Inap/Rawat
Jalan untuk melakukan registrasi.
44
3.2.10 Prosedur Penerimaan Pasien Asuransi Kesehatan Sosial Rawat
Inap!Rawat Jalan
Pasien datang dengan membawa berkas pasien asli dan fotokopi yang
meliputi: kartu Asuransi Kesehatan/Askes, surat pengantar dari PT. Askes,
rujukan Puskesmas, rujukan Rumah Sakit Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
PT. Askes ke petugas Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit yang
selanjutnya disebut PPATRS. Petugas PPATRS akan melakukan verifikasi
terhadap dokumen tersebut. Jika tidak layak kartu Askes, berkas pasien asli dan
fotokopi tersebut akan dikembalikan ke pasien, sedangkan jika layak maka kartu
Askes dan berkas pasien asli akan dikembalikan ke pasien beserta Surat Jaminan
Pelayanan (SJP) Rawat Inap/Rawat Jalan yang sudah ditandatangani oleh petugas
PPATRS dan pasien, kemudian pasien akan membawa SJP untuk registrasi di
admisi Rawat Inap/Rawat Jalan.
3.2.11 Prosedur Penerimaan Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) Rawat lnap!Rawat Jalan
Pasien datang dengan membawa berkas pasien asli dan fotokopi yang
meliputi: kartu Jamkesmas, Surat Keterangan Tidak Mampu RT/RW Kelurahan
Kecamatan Dinas Sosial, fotokopi KTP KK, rujukan Puskesmas, rujukan Rumah
Sakit Umum!Rumah Sakit Umum Daerah, basil Patologi Anatomi/Penunjang lain
yang menyatakan kanker ke petugas Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk
diverifikasi. Jika tidak layak kartu Jamkesmas, berkas pasien asli dan fotokopi
tersebut akan dikembalikan ke pasien, sedangkan jika layak kartu Jamkesmas,
berkas pasien asli dan fotokopi akan dikembalikan ke pasien untuk dibawa ke
45
petugas Askes untuk disetujui (masuk daftar peserta Jamkesmas atau tidak).
Setelah disetujui dari petugas Askes, kartu Jamkesmas dan berkas pasien akan
dibawa oleh pasien ke petugas Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk clibuat Surat
Jaminan Pelayanan (SJP). Selanjutnya petugas Rumah Sakit Kanker Dharmais
akan memberikan SJP, kartu Jamkesmas dan berkas pasien asli ke pasien,
kemudian pasien akan membawa SJP untuk registrasi di admisi Rawat Inap/Rawat
Jalan.
3.2.12 Prosedur Memulangkan Pasien Meninggal Dari lnstalasi Rawat lnap
Staf perawat Rawat inap mendapat kepastian pasien sudah meninggal dari
dokter jaga ruangan/dokter primer, hila kepastian meninggal diberikan oleh dokter
jaga maka perawat akan mengabarkan pada dokter primer lewat telepon.
Selanjutnya dokter primer akan membuat Sertifikat Medis Pasien Meninggal dan
Ringkasan Pasien Meninggal. Kemuclian perawat/petugas data entry
akan
berkoordinasi dengan petugas Farmasi dan petugas Gizi bahwa pasien telah
meninggal, maka petugas Farmasi akan menyiapkan return obat dan perawat akan
membuat Formulir Pembatalan Makan ke Instalasi Gizi. Petugas data entry akan
menginformasikan ke Bagian Tata Rekening bahwa pasien akan pulang
meninggal dan konfirmasi waktu untuk keluarga mengurus administrasi ke kasir.
Selanjutnya petugas data entry akan menyerahkan Formulir Surat Pulang dan
memberitahukan keluarga untuk mengurus administrasi ke kasir serta membawa
kembali Surat Pulang yang sudah di cap lunas ke Rawat Inap kembali. Kemudian
staf perawat Rawat inap memastikan keluarga/pasien telah selesai mengurus
administrasi, maka perawat akan membantu merapikanjenasah, dan menghubungi
46
kamar jenasah yang selanjutnya akan diteruskan pada Prosedur Pemulasaran
Jenasah.
3.2.13 Prosedor Memulangkan Pasien Dari Instalasi Rawat Inap
Setelah dokter primer menyatakan pasien layak pulang, maka dokter
primer/dokter jaga Rawat !nap akan membuat Formulir Surat Pulang. Kemudian
perawat/petugas data entry akan berkoordinasi dengan petugas Farmasi bahwa
pasien sudah layak pulang, maka petugas Farmasi akan menyiapkan obat pulang
dan mengurus return obat. Petugas data entry akan menginformasikan ke Bagian
Tata Rekening bahwa pasien akan pulang atas keinginan sendiri dan konfirmasi
waktu untuk mengurus administrasi ke kasir. Selanjutnya petugas data entry akan
menyerahkan Formulir Surat Pulang dan memberitahukan pasien!keluarga untuk
mengurus administrasi ke kasir serta membawa kembali Surat Pulang yang sudah
di cap lunas ke Rawat Inap kembali. Kemudian staf perawat Rawat inap akan
memberikan pendidikan kesehatan mandiri di rumah sesuai kemampuan pasien
dan keluarga. Setelah ito, staf perawat Rawat inap memastikan keluargalpasien
telah selesai mengurus administrasi, maka perawat akan melakukan Ceklist Pasien
Pulang dan memberikan berkas pasien pulang sepertiform laboratorium dan form
surat kontrol. Selanjutnya staf perawat Rawat !nap akan mengubungi Gizi untuk
pembatalan makanan pasien pulang
47
3.2.14 Prosedur Pelayanan Bedah Sentral Untuk Rawat !nap dan IGD
Secara Elektif
Perawat Ruangan akan menyerahkan Form Pendaftaran Pasein Operasi
kepada admin Instalasi Bedah Sentral(IBS). Jika diperlukan pemeriksaan VC,
maka admin Instalasi Bedah Sentral(IBS) akan membuat Form Permintaan
Pemeriksaan Hispatologi kepada Instalasi Patologi Anatomi. Setelah Farm
Pendaftaran Pasien Operasi diterima oleh admin Instalasi Bedah Sentral(IBS)
maka akan mencatat data-data Pasien ke dalam Buku Pendaftaran Operasi.
Perawat penanggung jawab Instalasi Bedah Sentral (IBS) akan membaca Buku
Pendaftaran Operasi tersebut dan akan menentukan jam operasi. Setelah perawat
penanggung jawab Instalasi Bedah Sentral (IBS) menentukan jam, maka admin
Instalasi Bedah Sentral(IBS) akan mengetik jadwal operasi dan mengedarkannya
ke perawat ruangan tempat pasien dirawat. Dan sehari sebelum tanggal operasi
akan dilakukan konfirmasi oleh admin Instalasi Bedah Sentral(IBS) kepada
perawat ruangan.
Pada hari operasi, perawat ruangan akan membawa turun pasien,
Persiapan Operasi, Rekam Medik, Surat Layak Operasi dan Persetujuan Tindakan
Medik ke perawat penerima Intalasi Bedah Sentral (IBS). Perawat penerima
Intalasi Bedah Sentral (IBS) akan mengecek persiapan operasi dan dicatat ke
dalam Catatan Perioperative. Jika belum lengkap, perawat penerima Intalasi
Bedah Sentral (IBS) akan melakukan konfmnasi kepada perawat ruangan untuk
melengkapi berkas-berkas yang diperlukan seperti : Persiapan Operasi, Rekam
Medik, Surat Layak Operasi dan Persetujuan Tindakan Medik . Jika sudah
48
lengkap, perawat ruangan akan membawa turun kembali Persiapan Operasi,
Rekam Medik, Surat Layak Operasi dan Persetujuan Tindakan Medik kepada
perawat penerima Intalasi Bedah Sentral (IBS). Setelah semua dikatakan lengkap,
maka perawat penerima Intalasi Bedah Sentral (IBS) akan membawa pasien,
Persiapan Operasi, Rekam Medik, Surat Layak Operasi, Persetujuan Tindakan
Medik dan Catatan Perioperative ke perawat ruang operasi.
Begitu pasien dan Rekam Medik sampai di ruang operasi, perawat
anastesi dan perawat sirkuler akan mengecek Persiapan Operasi dan mencatat ke
dalam Catatan Perioperative. Perawat anastesi akan memasang IV Line (infus)
dan memberikan obat premedikasi, dan dicatat ke dalam Catatan Anastesi.
Perawat sirkuler dan perawat instrumentator akan menghitung alat operasi dan
akan dicatat ke Catatan Penggunaan Alat Operasi. Setelah itu, perawat operasi,
dokter anastesi dan dokter bedah akan secara bersama-sama melakukan time out
dan melihat Rekam Medik pasien. Dokter anastesi akan melakukan pembiusan
dan dicatat ke Catatan Anastesi. Setelah Dokter Anastesi melakukan anastesi,
dokter bedah akan melakukan pembedahan dan dicatat ke dalam Laporan
Pembedahan. Jika pada saat pembedahan dilakukan, dan diperlukan pemeriksaan
Instalasi Patologi Anatomi, maka dokter bedah akan membuat Form Permintaan
Pemeriksaan Hispatologi
ke
Instalasi
Patologi
Anatomi.
Setelah
selesai
melakukan pembedahan, dokter bedah akan menutup luka bagian yang dibedah.
Di samping itu, perawat sirkuler dan perawat instrumentator akan menghitung alat
operasi dan akan dicatat ke Catatan Penggunaan Alat Operasi. Lalu perawat
sirkuler,
perawat
instrumentator, dan
petugas
Farmasi
akan
menghitung
49
pemakaian barang Farmasi dan akan dicatat ke Catatan Pemakaian Barang
Farmasi. Laporan Pembedahan akan diserahkan oleh dokter bedah ke admin
Instalasi Bedah Sentral(IBS). Perawat anastesi dan perawat sirkuler akan
membawa pasien, Catatan Perioperative, Rekam Medik, Laporan Pembedahan,
dan Catatan Anastesi ke perawat Ruang Pemulihan (Recovery Room IRR).
Perawat Ruang Pemulihan (Recovery Room IRR) akan menerima pasien,
Catatan Perioperative, Rekam Medik, Laporan Pembedahan, dan Catatan
Anastesi. Setelah itu, perawat Ruang Pemulihan (Recovery Room IRR) akan
melakukan perawatan dan akan dicatat ke dalam Catatan Perioperative.
Jika pasien layak keluar, maka perawat Ruang Pemulihan (Recovery Room
I RR) akan membawa pasien, Catatan Perioperative, Rekam Medik, Laporan
Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke perawat Rawat Singkat. Perawat Rawat
Singkat akan melakukan perawatan dan akan dicatat ke dalam Catatan
Keperawatan. Catatan Keperawatan tersebut akan masuk ke dalam Rekam Medik.
Jika pasien berasal dari Rawat Inap, maka perawat Ruang Pemulihan
(Recovery Room!RR) akan membawa pasien, Catatan Perioperative, Rekam
Medik, Laporan Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke Perawat Ruangan.
3.2.15 Prosedur Pelayanan Bedab Sentral Untuk Rawat Jalan Secara Elektif
Perawat rawat jalan akan menyerahkan Form Pendaftaran Pasien Operasi
kepada admin Instalasi Bedah Sentral(IBS). Jika diperlukan pemeriksaan VC,
maka admin Instalasi Bedah Sentral(IBS) akan membuat Form Permintaan
Pemeriksaan Hispatologi kepada Instalasi Patologi Anatomi. Setelah Form
50
Pendaftaran Pasien Operasi diterima oleh admin Instalasi Bedah Sentral(IBS)
maka akan mencatat data-data pasien ke dalam Buku Pendaftaran Operasi.
Perawat penanggung jawab Instalasi Bedah Sentral (IBS) akan membaca Buku
Pendaftaran Operasi tersebut dan akan menentukan jam operasi. Setelah perawat
penanggung jawab Instalasi Bedah Sentral (IBS) menentukan jam, maka admin
Instalasi Bedah Sentral(IBS) akan mengetik jadwal operasi.
Pacta hari operasi, perawat penerima Instalasi Bedah Sentral (IBS) akan
mengecek Persiapan Operasi dan mencatat ke dalam Catatan Perioperative.
Perawat anastesi akan memasang IV Line (infus) dan memberikan obat
premedikasi, dan dicatat ke dalam Catatan Anastesi. Perawat sirkuler dan perawat
instrumentator akan menghitung alat operasi dan akan dicatat ke Catatan
Penggunaan Alat Operasi. Setelah itu, perawat operasi, dokter anastesi dan dokter
bedah akan secara bersama-sama melakukan time out dan melihat Rekam Medik
pasien. Dokter anastesi akan melakukan pembiusan dan dicatat ke Catatan
Anastesi. Setelah dokter anastesi melakukan anastesi, dokter bedah akan
melakukan pembedahan dan dicatat ke dalam Laporan Pembedahan. Jika pacta
saat
pembedahan dilakukan, dan diperlukan pemeriksaan Instalasi Patologi
Anatomi, maka dokter bedah akan membuat Form Permintaan Pemeriksaan
Hispatologi
ke
Instalasi
Pataologi
Anatomi.
Setelah
selesai
melakukan
pembedahan, dokter bedah akan menutup luka bagian yang dibedah. Di samping
itu, perawat sirkuler dan perawat instrumentator akan menghitung alat operasi dan
akan dicatat ke Catatan Penggunaan Alat Operasi. Lalu perawat sirkuler, perawat
instrumentator, dan petugas Farmasi akan menghitung pemakaian barang Farmasi
51
dan akan dicatat ke Catatan Pemakaian Barang Fannasi. Laporan Pembedahan
akan diserahkan oleh dokter bedah ke admin Instalasi Bedah Sentral(lBS). Jika
kondisi pasien masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik, maka perawat
anastesi, perawat sirkuler, dan perawat anastesi akan membawa pasien, Catatan
Perioperative, Rekam Medik, Laporan Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke
Ruang ICU. Jika tidak diperlukan perawatan ICU, maka perawat anastesi, dan
perawat sirkuler akan membawa pasien, Catatan Perioperative, Rekam Medik,
Laporan Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke perawat Ruang Pemulihan
(Recovery Room!RR).
Perawat Ruang Pemulihan (Recovery Room!RR) akan menerima pasien,
Catatan Perioperative, Rekam Medik, Laporan Pembedahan, dan Catatan
Anastesi. Setelah itu, perawat Ruang Pemulihan (Recovery Room!RR) akan
melakukan perawatan dan akan dicatat ke dalam Catatan Perioperative.
Jika kondisi pasien memburuk, maka perawat Ruang Pemulihan
(Recovery Room!RR) akan membawa pasien, Catatan Perioperative, Rekam
Medik, Laporan Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke perawat ICU.
Jika Pasien harus dirawat inap di Instalasi Rawat Inap, maka perawat
Ruang Pemulihan (Recovery Room!RR) akan membawa pasien, Catatan
Perioperative, Rekam Medik, Laporan Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke
perawat ruangan Rawat !nap.
Jika pasien layak keluar, maka perawat Ruang Pemulihan (Recovery
Room!RR) akan membawa pasien, Catatan Perioperative, Rekam Medik, Laporan
Pembedahan, dan Catatan Anastesi ke perawat Rawat Singkat. Perawat Rawat
52
singkat akan melakukan perawatan dan akan dicatat ke dalam Catatan
Keperawatan. Catatan Keperawatan tersebut akan masuk ke dalam Rekam Medik.
3.2.16 Prosedur Praktek Transfusi
Dokter klinis menetapkan indikasi transfusi darah berdasarkan status
pasien/Rekam Medik dan CekLis Transfusi. Dokter klinis akan mengisi Formulir
Permintaan Darah dan menyerahkan CekLis Transfusi kepada perawat. Perawat
akan melakukan identifikasi pasien dan apabila benar, perawat akan mengambil
sampel darah pasien, member label dan dikemas, serta mengisi CekLis Transfusi
lalu memberikannya kepada pramuhusada. Pramuhusada akan mengisi Buku
Ekspedisi dan mengambil darah di lnstalasi Bank Darah (ffiD). lnstalasi Bank
Darah (ffiD) akan memberikan Bon Nomor Permintaan Darah sambil menunggu
darah disiapkan. Setelah darah telah tersedia, pramuhusada membawa kotak
kemas dan Bon Nomor Permintaan Darah untuk mengambil darah di Instalasi
Bank Darah (ffiD). Darah tersebut akan diserahkan kepada perawat. Perawat akan
mengecek keadaan kantong darah serta mengidentifikasi pasien dan kantong
kemudian mencatatnya ke dalam CekLis Transfusi. Jika identitas cocok, perawat
akan menyiapkan Informed Consent dan melakukan tindakan transfusi lalu
mencatatnya ke dalam Lembar Kerja Transfusi dan CekLis Transfusi. Perawat
akan memonitor proses transfusi dan mencatatnya ke dalam Lembar Keija
Transfusi. Jika teijadi reaksi, perawat akan menangani reaksi tersebut, mengisi
Form Reaksi Transfusi, lalu menyerahkan Form Reaksi Transfusi, sisa darah
donor dan sampel darah pasien yang bam ke Instalasi Bank Darah (ffiD) serta
mengakhiri tindakan transfusi.
53
3.2.17 Prosedur Pelayanan Informasi
Pengunjung/pelanggan memberikan pertanyaan ke petugas informasi,
apabila pertanyaan tersebut dapat dijawab langsung maka petugas informasi akan
langsung memberikan jawaban pertanyaan ke pengunjung/pelanggan. Jika
terdapat pertanyaan yang tidak bisa dijawab langsung maka petugas informasi
akan membuat Form Pertanyaan Pelanggan dan diteruskan ke Kepala Sub Bagian
Pemasaran, jika pertanyaan tersebut bisa langsung dijawab maka Kepala Sub
Bagian Pemasaran akan langsung memberikan jawaban pertanyaan ke petugas
informasi untuk segera dijawab ke pengunjung/pelanggan, sedangkan jika tidak
bisa maka Kepala Sub Bagian Pemasaran akan meneruskan Form Pertanyaan
Pelanggan tersebut ke Bidang Medik atau Bidang Non Medik terkait untuk
mendapatkan jawaban pertanyaan yang kemudian akan diberikan ke petugas
informasi lagi untuk dijawab ke pengunjung/pelanggan.
3.3 Estimasi Waktu dan Penyimpanan yang Dibutuhkan dalam Sistem yang
Berjalan
Berikut Estimasi waktu yang dibutuhkan dalam mencari Data pasien. Dalam
melakukan registrasi rawat jalan atau rawat inap petugas admisi melakukan panggilan
telepon kepada petugas rekam medik membutuhkan waktu antara 3- 5 menit.
Berikut Estimasi waktu yang dibutuhkan dalam mencari Data Dokter.
petugas
admisi melakukan panggilan telepon kepada petugas rekam medik membutuhkan waktu
sekurang kurangnya antara 3- 5 men guna mengetahui ketersediaan dokter
54
Berikut Estimasi waktu yang dibutuhkan dalam mencari kamar
yang kosong.
Petugas admisi mencari ruang kosong dengan selembar kertas yang berisi Perubahan
terakhir yang terjadi pada jam 6 pagi. Pemeriksaan tiap ruang dilakukan oleh petugas
kamar setiap paginya. Ruang Kosong akan dilihat di selembar kertas ini. Perubahan
hanya terjadi setiap harinya jam 6 pagi sehingga jika terjadi perubahan setelah jam 6
pagi, petugas admisi tidak dapat mengetahuinya sebelum Jam 6 pagi keesokan harinya.
3.4
Permasalahan yang Dihadapi
Setelah melakukan wawancara dengan pihak rumah sakit dan menganalisis
summary wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi
Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah sebagai berikut:
I. Bidang Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais belum merniliki sistem basis data
yang berfungsi untuk menyimpan data-data yang dihasilkan dari proses bisnis
bidang tersebut.
2. Sistem yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional Rumah Sakit
Kanker Dharmais pada saat ini masih belum mampu untuk mendukung
hilangnya duplikasi data,anomali data dan konsistensi data.
3. Data-data yang dihasilkan masih dalam bentuk kertas dan di simpan dalam buku
dapat rusak untukjangka panjang ataupun hilang karena banyakuya perpindahan
data dalam bentuk kertas dari tangan ke tangan.
4. Rumah Sakit Kanker Dharmais merniliki banyak instalasi/bagian dan masingmasing instalasi/bagian sering mengalami kesulitan
informasi antar instalasi/bagian.
dalam penyampaian
55
3.5 AlternatifPemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada Rumah Sakit Kanker Dharmais,
maka dibuatlah pemecahan dari masalah-masalah tersebut:
1. Membuat
sebuah basis
data
yang
dapat menyimpan data-data
secara
terkomputerisasi
2. Dengan adanya basis data, duplikasi data antar instalasi dapat dihilangkan dan
konsistensi data dalam kegiatan operasional dapat dijaga..
3. Data-data yang dihasilkan sudah terkomputerisasi, sehingga dapat dipelihara dan
tidak mudah rusak.
4. Basis data yang akan digunakan untuk mendukung aplikasi Enterprise Resource
Planning (ERP), dan bisa menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh semua
instalasilbagian.
Download