BAB 2 - Library Binus

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut David (2013), Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, likuidasi
dan joint veenture. Karena strategi adalah alat untuk mencapai tujuan, maka strategi
harus terkoordinasi dan terintergrasi serta tindakan-tindakan yang telah diatur untuk
memberdayakan sumber daya yang ada dan untuk mendapatkan keuntungan
bersaing.
Definisi strategi menurut Kotler (2008), strategi adalah proses manajerial
untuk mengembangkan dan menjaga keserasian antara tujuan perusahaan, sumber
daya perusahaan, dan peluang pasar yang terus berubah, dengan tujuan untuk
membentuk dan menyesuaikan usaha perusahaan dan produk yang dihasilkan
sehingga bisa mencapai keuntungan dan tingkat pertumbuhan yang menguntungkan.
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang telah dikutip Umar (2010)
mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangkan panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Konsep strategi
dalam pengertian ini mencangkup juga penetapan berbagai tujuan serta arah usaha
perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut Kluyver dan Pearce (2006) strategi itu merupakan tentang
memposisikan sebuah organisasi agar dapat menentukan keunggulan kompetitif,
yang melibatkan pengambilan keputusan tentang industri, produk dan layanan yang
ditawarkan dan bagaimana mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan tujuan
utamanya yaitu menciptakan nilai bagi shareholder dan stakeholder lainnya dengan
memberikan customer value.
Sehingga dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah alat yang digunakan oleh perusahaan, yang merupakan proses penyusunan
suatu rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang dan keunggulan bersaing di
setiap industri.
9
10
2.1.2 Pengertian Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah kebijakan dan pedoman yang menetapkan bagaimana
sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industry, khususnya basis yang menjadi
landasan di mana dia berusaha untuk membangun satu keuntungan bersaing.
strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan persaingan di dalam setiap bisnis utama
Strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang
terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang utnuk menyediakan nilai bagi
pelanggan dan dirancang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan
mengeksplorasi kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan
spesifik.
Maka, dari beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa strategi bisnis
merupakan strategi untuk mencapai tujuan dalam pengelolaan bisnis untuk
merencanakan strategi suatu perusahaan yang bertujuan untuk membangun dan
memperkuat posisi bersaing produk atau jasa perusahaan dalam industri.
2.1.2.1 Tahapan Perumusan Strategi Bisnis
2.1.2.1.1 Visi dan Misi
Menurut David (2013) pernyataan visi adalah untuk menjawab
pertanyaan tentang “kita ingin menjadi apa?”. Mengembangkan pernyataan visi
sering kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan startegis.
Pernyataan misi adalah “pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan satu bisnis
dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis”. Visi dan misi menegaskan nilai dan
tujuan yang dapat di pahami dan di terima oleh semua pihak di luar perusahaan.
2.1.3 Pengertian Manajemen Strategis
Menurut Daft (2007), manajemen strategis merupakan kumpulan keputusan
dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi strategi, yang
akan menghasilkan kesesuaian superior yang kompetitif antara organisasi dan
lingkungannya, untuk meraih tujuann organisasi. Strategi manajemen dirancang
utnuk menjadi pegangan bagaimana seharusnya bisnis perusahaan dijalankan dan
bagaimana pengambilan keputusan diambil diantara berbagai alternative pilihan
tindakan yang tersedia.
Menurut David (2013) Manajemen strategis dapat di definisikan sebagai seni
dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi
11
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuan.
Menurut Pearce dan Robinson (2007) manajemen strategis terdefinisikan
sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan
pelaksanaan rencana – rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran – sasaran
perusahaan.
Menurut Siagian (2008) manajemen strategis adalah serangkaian keputusan
dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasi oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka tujuan organisasi tersebut.
Dari definisi dan pendapat diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa,
manajemen strategis adalah suatu perencanaan perusahaan yang dirancang untuk
mencapai tujuan perusahaan melalui tahapan dan proses formulasi, implementasi,
dan evaluasi yang berfokus pada tujuan jangka panjang.
2.1.3.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif
Manajemen strategis memiliki detail-detail aktivitas kunci yang akan
memperjelas perencanaan strategi pada perusahaan, sebagaimana yang ditunjukan
pada model manajemen strategis komprehensif. (Gambar 2.1)
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif
Sumber: Google
12
Dalam model diatas terdapat 9 (sembilan) tugas penting dalam menerapkan proses
manajemen strategis (Solihin; 2012), yaitu;
1. Menyusun misi yang akan dilakukan, analisis tujuan dan strategi yang telah
ditetapkan oleh perusahaan termasuk latar pendirian perusahaan dan filosofi
perusahaan.
2. Analisis untuk mengetahui kondisi internal dan kemampuan perusahaan.
3. Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan yang mencakup
situasi persaingan dan peluang usaha secara umum yang akan mempengaruhi
efektivitas perusahaan.
4. Analisis terhadap alternatif strategi perusahaan dengan membandingkan
kesesuaian antara sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan lingkungan yang
dimiliki perusahaan.
5. Identifikasi terhadap alternatif strategi perusahaan yang diinginkan melalui
evaluasi masing-masing pilihan strategi disesuaikan dengan misi dan tujuan
perusahaan.
6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut strategi utama (grand
strategy) yang paling memungkinkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
7. Membuat tujuan tahunan (annual objectives) dan strategi jangka pendek yang
mendukung agar tujuan jangka panjang dan strategi utama tercapai.
8. Implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi sumber daya yang
dibutuhkan, dimana dalam alokasi sumber daya ini terdapat penekanan pentingnya
keselaran antara tugas, manusia, struktur organisasi, teknologi yang digunakan serta
sistem imbalan (reward system) yang diterapkan.
9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi sebagai input yang
akan digunakan dalam pembuatan keputusan di masa mendatang.
2.1.4 Analisis Persaingan
Analisis persaingan yang umum digunakan untuk menganalisis industri dan
mengembankan strategi yaitu Model Lima Kekuatan Porter.
13
Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan dari Kompetisi
Sumber: Google
Keterangan:
1.
Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing
Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil apabila perusahaan
menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan
pesaing.
2.
Potensi masuknya pesaing baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu sudah pasti
intensitas persaingan diantara perusahaan akan meningkat
3.
Potensi pengembangan produk pengganti
Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen produk
pengganti di industri lain.
4.
Kekuatan atau daya tawar pemasok
Daya tawar pemasok mempengaruhi persaingan di suatu industri , khususnya ketika
terdapat banyak pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti
yang bagus
5.
Kekuatan atau daya tawar konsumen
Ketika konsumen membeli dalam volume besar, daya tawar mereka dapat
mempresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu
14
industri. Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang
mempengaruhi keunggulan kompetitif.
2.1.5 Daya Saing
2.1.5.1 Pengertian Daya saing
Menurut David (2013) kompetisi persaingan adalah inti yang menentukan
kesuksesan dan kegagalan perusahaan. Salah satu model bentuk analisa kompetitif
yang paling dikenal ialah model kompetitif Porter. Model ini telah digunakan dalam
mengembangkan strategi untuk perusahaan dalam meningkatkan kemampuan
kompetitif dari perusahaan.
2.1.5.2 Pengertian Keunggulan Bersaing
Menurut Dirgantoro (2007), comparative advantage atau keunggulan
komparatif, konsepnya pertama kali dikemukakan oleh David Ricardo pada awal
tahun 19-an. Kata kuncinya adalah comparative yang diartikan sebagai relatif.
Maksudnya adalah untuk lingkup negara, perekonomian suatu negara harus lebih
banyak
memproduksi
barang-barang
yang
relatif
lebih
efisien
untuk
memproduksinya dan kemudian produk tersebut diekspor. Sedangkan barang yang
harus diimpor adalah barang yang relatif keuntungannya lebih kecil.
Menurut Assauri (2013: 1) suatu perusahaan baru dapat memiliki keunggulan
bersaing bila perusahaan tersebut berhasil merancang dan mengimplementasikan
strategi penciptaan nilai atau value. Membangun keunggulan bersaing harus
dilakukan perusahaan secara tepat dan berkelanjutan, dengan menyusun strategi dan
sekaligus mengimplementasikannya.
2.1.6 Metode Memperkuat Posisi Perusahaan
Menurut Kenichi Ohmae yang dikutip oleh Dirgantoro (2007: 64-65), ada 4
cara atau metode untuk memperkuat posisi perusahaan dibanding dengan
pesaingnya, antara lain:
a. Metode strategi bisnis berdasarkan key success factors
Point utama dalam metode ini adalah untuk mengidentifikasikan key success
factors didalam industri atau bisnis, dan kemudian memasukkan atau
menambahkan sekumpulan sumber daya ke dalam area-area perusahaan melihat
adanya peluang untuk memperoleh keunggulan strategi di bandingkan dengan
para pesaing.
15
b. Metode strategi keunggulan biaya
Strategi yang menitikberatkan pada pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi.
Strategi ini menghasilkan produk dengan biaya serendah mungkin dalam industri
dengan menerapkan teknologi dalam upaya menekan biaya, pengurangan biaya
operasional, dan menggunakan suatu teknik penjualan dalam usaha menghasilkan
laba yang besar.
c. Metode strategi diferensiasi
Strategi yang mendapatkan perhatian dari pelanggan atau pembeli dengan
berusaha menciptakan dan memasarkan produk yang mempunyai keunikan atau
ciri tertentu untuk berbagai jenis pelanggan yang bervariasi.
d. Metode strategi fokus
Strategi yang memperoleh daya tarik khusus bagi satu atau lebih kelompok
pelanggan atau pembeli dari kalangan industri dengan menitikberatkan pada
faktor biaya atau diferensiasi produk.
2.1.7 Jenis-jenis Strategi Korporasi
2.1.7.1 Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan (growth strategy) dijalankan perusahaan dalam
rangka untuk mengejar pertumbuhan korporat, yang dapat berupa kenaikan
penjualan pendapatan, ekspansi usaha dan lain-lain yang akan berdampak
pada pengembangan atau pertumbuhan perusahaan. Berikut beberapa strategi
yang termasuk pada kategoru strategi pertumbuhan:

Strategi Integrasi (Integration Strategy)
Strategi integrasi ke depan, strategi ke belakang dan integrasi horizontal
merupakan tiga macam strategi yang termasuk dalam kelompok strategi
integrasi. Ketiganya secara kolektif sering dianggap sebagai strategi integrasi
vertical (vertical integration strategy). Strategi bertujuan agar perusahaan
melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan para
pesaing baik melalui merger, akuisisi, dan membuat perusahaan sendiri.
a. Integrasi ke Depan
Strategi yang mengusahakan untuk memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali yang lebih besar atas distributor atau pengecer.
Satu cara yang efektif untuk menerapkan integrasi ke depan adalah
pewaralabaan (franchising).
b. Integrasi ke Belakang
16
Strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kendali
yang besar atas pemasok (supplier) perusahaan.
c. Integrasi Horizontal
Strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kendali
yang lebih besar atas pesaing atau competitor perusahaan. Merger,
akuisisi, dan pengambilalihan di antara pesaing memungkinkan
peningkatan skala ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan
kompetensi.

Strategi Intensif (Intensive Strategy)
Penetrasi pasar, pengembangan dan pengembangan produk merupakan tiga
macam strategi yang termasuk dalam kelompok strategi intensif (intensive
strategy). Strategi ini disebut intensif karena pada strategi tersebut
dibutuhkan usaha intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan.
a. Penetrasi pasar
Strategi untuk meningkatkan pangsa pasar atas produk atau jasa yang ada
di pasar saat ini dengan melalui upaya pemasaran yang lebih besar.
Penetrasi
pasar
meliputi
penambahan
jumlah
tenaga
penjualan,
peningkatan pengeluaran untuk iklan, atau penawaran produk promosi
penjualan secara ekstensif.
b. Pengembangan pasar
Strategi yang mengupayakan pengenalan produk dan jasa yang sudah ada
ke wilayah-wilayah geografis yang baru.
c. Pengembangan produk
Strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara
memperbaiki atau memodifikasi produk dan jasa yang saat ini atau
dengan mengembangkan produk yang baru.
Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi
strategi yang sangat efektif adalah :
a. Organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap
kematangan dari siklus hidup produk, gagasannya di sini adalah
menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru
(yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka
dengan produk atau jasa organisasi saat ini
17
b. Organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan
teknologi yang cepat
c. Persaingan utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga “bagus”
d. Organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi
e. Organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang
sangat kuat

Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Perusahaan bisnis tunggal setiap kali dihadapkan dengan berkurangnya
peluang pasar dan stagnansi penjualan dalam bisnis utamanya, itu merupakan
salah satu sinyal untuk melakukan salah satu dari banyak strategi yang ada
dengan melakukan strategi diversifikasi. Dalam pengendalian aktivitas
industri yang berbeda, dubutuhkan banyak strategi dan dibutuhkan
pengawasan yang lebih tinggi. Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi,
yaitu sebagai berikut:
a. Diversifikasi konsentrik (related diversification)
Strategi untuk menambah produk dan jasa baru yang masih berkaitan.
Diversifikasi konsentrik memiliki daya tarik strategis dari beberapa sudut.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menuai manfaat keunggulan
kompetitif dari mentransfer keterampilan, biaya lebih rendah, nama
merek umum, dan kemampuan kompetitif dibandingkan fase bisnis yang
luas. Hal ini juga memberikan fokus yang lebih tajam untuk mengelola
diversifikasi.
b. Diversifikasi konglomerat (unrelated diversification)
Strategi untuk menambah produk dan jasa baru yang tidak berkaitan
untuk para pelanggan baru. Perusahaan yang mengejar strategi
diversifikasi konglomerat umumnya menunjukkan kesediaan untuk
diversifikasi ke industri apapun di mana ada potensi pasar bagi
perusahaan untuk mendapatkan hasil keuangan yang baik.
c. Diversifikasihorizontal
Strategi untuk menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan,
untuk para pelanggan yang sudah ada.
18
2.1.7.2 Strategi Defensif (Defensive Strategy)
Dalam kondisi tertentu perusahaan akan lebih memilih strategi
defensif yang akan mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena
kondisi yang terbatas, maka perusahaan paling tidak harus survive. Karena
persaingan yang berkelanjutan, perusahaan perlu terlibat dalam strategi
defensif untuk menangkis berbagai persaingan. Tujuan utama dari strategi
defensif adalah untuk membuat kemungkinan mengecilkan potensial
serangan dari perusahaan lain. Perusahaan mencoba untuk membentuk
harapan penantang tentang profitabilitas industri dan meyakinkan mereka
bahwa laba atas investasi mereka akan sangat rendah sehingga tidak
menjamin membuat investasi di industri tersebut.
Strategi defensif bekerja lebih baik ketika mereka mengambil tempat
sebelum perusahaan lain membuat investasi dalam industri, atau jika sebelum
mereka memasuki industri telah terdapat hambatan keluar sehingga membuat
sulit bagi penantang untuk meninggalkan industri. Strategi defensif terdiri
dari beberapa strategi, yaitu :

Penciutan
Strategi perusahaan untuk melakukan pengelompokan ulang melalui
pengurangan biaya dan aset untuk meningkatkan penjualan dan laba yang
menurun. Penciutan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus dasar
suatu organisasi. Penciutan dapat melibatkan penjualan lahan dan bangunan,
memangkas lini produk, menutup bisnis yang tidak menguntungkan, menutup
pabrik yang using, mengotomatisasi proses, dan mengurangi jumlah
karyawan.

Divestasi
Strategi untuk menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan. Pedoman
tentang kapan divestasi dapat menjadi strategi yang efektif :
o Ketika organisasi menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk
mencapai perbaikan
o Ketika sebuah divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar
lebih kompetitif
o Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian
organisasi lain
19
o Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan tidak
dapat diperoleh dengan cara lain.

Likuidasi
Strategi untuk mengakui kekalahan dengan konsekuensi menjual seluruh aset
perusahaan secara bertahap, sesuai dengan nilai yang terlihat.
2.1.7.3 Strategi Generik
Strategi generik matriks Porter, yang menyoroti biaya kepemimpinan,
diferensiasi dan fokus sebagai tiga dasar pilihan untuk perusahaan. Menurut
model ini, perusahaan dapat memilih cara untuk berkompetisi, berdasarkan
kecocokan antara jenisnya keunggulan kompetitif dan target pasar, sebagai
penentu utama pilihan. Strategi generik Porter tetap menjadi salah satu yang
paling diterima secara luas untuk menjadi pilihan strategis dalam sebuag
bisnis. Sebuah bisnis dapat memaksimalkan kinerja baik dengan berjuang
untuk menjadi produsen berbiaya rendah dalam suatu industri atau dengan
membedakan nya lini produk atau jasa dari perusahaan-perusahaan lainnya;
salah satu dari dua pendekatan ini dapat disertai dengan fokus upaya
organisasi pada segmen tertentu dari pasar.
2.1.8 Strategi Proses Perkembangan Produk Baru
Gambar 2.3 Proses Perkembangan Produk Baru
Sumber: Marketing Management, Kotler (2009)
20
Langkah-langkah penting dalam pengembangan produk baru dijelaskan di bawah ini:
1. Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan
produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha
perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk
mencari gagasan-gagasan produk baru.
2. Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari
dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3. Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan
menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk
berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk
adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap
bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide
yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu
citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk
nyata atau calon produk.
4. Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan
produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah
laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan,
bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa
tahun
pertama.
Bagian
kedua
dari
pernyataan
strategi
pemasaran
menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya
pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan
jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi
bauran pemasaran selama ini.
5. Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran,
perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus
menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah
mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa
21
bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6. Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset
dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk
fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi
bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang
memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang
telah dianggarkan.
7. Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran
diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk
mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan
membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
8. Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi
peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan
suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan
bagaimana.
2.1.9 Blue Ocean Strategy
Menurut W. Chan Kim dan Renée Mauborgne dalam bukunya yang berjudul
Blue Ocean Strategy (2014) mengatakan Strategi Samudra Biru (blue ocean strategy)
menantang perusahaan untuk keluar dari samudra merah persaingan berdarah dengan
cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisi
pun tak menjadi tak relevan. Strategi samudra biru berfokus pada menumbuhkan
permintaan dan menjauh dari kompetisi.
Samudra merah merupakan semua industri yang ada saat ini. Ini adalah ruang
pasar yang sudah dikenal. Samudra biru menandakan industri-industri yang belum
ada sekarang. Ini adalah ruang pasar yang tidak dikenal. Dalam samudra merah,
batasan-batasan dalam industri telah terdefinisi dan diterima, dan aturan-aturan
persaingan sudah diketahui. Disini, perusahaan berusaha mengalahkan lawan mereka
demi mendapatkan pangsa permintaan yang lebih besar. . Ketika ruang pasar
semakin sesak, prospek akan laba dan pertumbuhan berkurang. Produk menjadi
komoditas dan kompetensi terus-menerus mengubah samudra merah menjadi
samudra penuh darah. Sebaliknya, samudra biru ditandai oleh ruang pasar yang
22
belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang sangat
menguntungkan. Meskipun sejumlah samudra biru diciptakan benar-benar di luar
industri yang sudah ada, kebanyakan dibuat dari dalam samudra merah dengan cara
memperluas batasan-batasan industri yang sudah ada (Kim & Mauborgne, 2014).
2.1.9.1 Inovasi Nilai
Hal yang secara konsisten membedakan pemenang dari pecundang dalam
menciptakan samudra biru adalah pendekatan mereka atas strategi. Perusahaan yang
terperangkap dalam samudra merah mengikuti pendekatan konvensional, yakni
berlomba memenangi kompetisi dengan membangun posisi kokoh dalam tatanan
industri yang ada. Kreator dari samudra biru, secara mengejutkan, tidak
menggunakan kompetisi sebagai patokan mereka. Sebaliknya, mereka mengikuti
logika strategis berbeda yang disebut inovasi nilai. Inovasi nilai merupakan batupijak dari strategi samudra biru. Disebut inovasi nilai karena berfokus pada
memenangi kompetisi, dan berfokus menjadikan kompetisi itu tidak relevan dengan
menciptakan lompatan nilai bagi pembeli dan perusahaan. Dengan demikian, kita
dapat membuka ruang pasar baru dan tanpa pesaing.
Tabel 2. 1 Strategi Samudra Merah Versus Samudra Biru
Strategi Samudra Merah
Strategi Samudra Biru
Bersaing dalam ruang pasar yang Menciptakan ruang pasar yang belum
sudah ada
ada pesaingnya
Memenangi kompetisi
Menjadikan kompetisi tidak relevan
Mengeksploitasi permintaan yang ada
Menciptakan dan menangkap permintaan
baru
Memilih antara nilai-biaya (value-cost Mendobrak pertukaran nilai-biaya
trade-off)
Memadukan
keseluruhan
system Memadukan keseluruhan sistem kegiatan
kegiatan perusahaan dengan pilihan perusahaan dalam mengejar diferensiasi
strategis antara diferensiasi atau biaya dan biaya rendah
rendah
Sumber: Blue Ocean Strategy, 2014
Perumusan Blue Ocean Strategy akan menciptakan inovasi nilai yang akan
mempengaruhi struktur biaya dan tawaran nilai bagi pembeli secara positif. Inovasi
23
nilai mengarahkan perusahaan pada lompatan nilai bagi pembeli dan bagi perusahaan
sendiri. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memperluas batasan
industrinya ke industri alternatif dan batasan pasarnya hingga nonkonsumen (Kim &
Mauborgne, 2014).
Untuk merumuskan ke dalam Blue Ocean Strategy, diperlukan bantuan alat
analisis yaitu kerangka kerja empat langkah untuk merekonstruksi elemen-elemen
nilai pembeli sehingga strategi samudra biru tercipta dan juga melalui tiga ciri stragei
yang baik. Melalui kerangka kerja ini= strategi samudra biru diformulasikan. Blue
Ocean Strategy dirumuskan dalam 6 prinsip perumusan, yaitu empat prinsip dalam
formulasi strategi dan dua prinsip eksekusi. Empat prinsip formulasi strategi meliputi
merekonstuksi batasan pasar, fokus pada gambaran besar, menjangkau melampaui
permintaan yang ada dan melakukan rangkaian strategis yang tepat. Dua prinsip
eksekusi adalah mengatasi rintangan – rintangan utama dalam organisasi dan
mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi (Kim & Mauborgne, 2014).
Tabel 2.2 Enam Prinsip Perumusan
Prinsip Perumusan
Faktor resiko yang ditangani oleh
setiap prinsip
1. Merekonstruksi batasan-batasan pasar
- Resiko pencarian
2. Fokus pada gambaran besar, bukan - Resiko perencanaan
pada angka
3, Menjangkau melampaui permintaan - Resiko skala
yang ada
4. Melakukan rangkaian besar strategis - Resiko model bisnis
dengan tepat
Prinsip-prinsip eksekusi pelaksanaan
Faktor resiko yang ditangani oleh
setiap prinsip
5. Mengatasi hambatan-hambatan utama - Resiko organisasi
dalam organisasi
6. Mengintegrasikan eksekusi ke dalam - Resiko manajemen
strategi
Sumber: Blue Ocean Strategy, 2014
Berikut penjelasan dari masing-masing prinsip Blue Ocean Strategy:
1. Merekonstruksi batasan-batasan pasar
24
Prinsip mengidentifikasi jalan yang ditempuh secara sistematis untuk
menciptakan ruang pasar dimana belum ada pesaingnya dalam berbagai
domain industri. Oleh karena itu, prinsip ini dapat memperkecil resiko
pencarian (search risk). Prinsip ini mencermati enam batasan konvensional
tentang persaingan guna membuka samudra biru yang penting secara bisnis
(industri alternatif, kelompok strategis, kelompok pembeli, tawaran produk
dan jasa pelengkap, orientasi fungsional-emosional industri, dan waktu)
2. Fokus pada gambaran besar, bukan pada angka.
Yaitu merangcang proses perencanaan strategi perusahaan untuk bergerak
melampaui perbaikan statistik menuju inovasi nilai. Prinsip ini dapat
memberikan alternatif (melalui empat tahap didalamnya) bagi proses
perencanaan strategi yang sudah ada, yang sering dikritik sebagai praktik
pengolahan-angka dan menjadikan perusahaan pada upaya menghasilkan
perubahan statistik. Oleh karena itu prinsip ini dapat memperkecil resiko
perencanaan (plan risk).
3. Menjangkau melampaui permintaan yang ada
Prinsip memaksimalkan ukuran Samudra Biru. Prinsip ini menentang praktik
konvensional yang membidik segmentasi lebih tajam guna memenuhi
preferensi pelanggan yang sudah ada. Sebaliknya, prinsip ini justru
menunjukan cara mengagregasikan (mengumpulkan) permintaan. Dengan
focus pada pemanfaatan kesamaan yang kuat diantara non pelanggan demi
memaksimalkan ukuran dari samudra biru yang telah diciptakan serta jumlah
permintaan yang tumbuh. Oleh karena itu prinsip ini dapat memperkecil
resiko skala.
4. Melakukan rangkaian strategis dengan tepat
Prinsip strategi yang dibangun merupakan sebuah model bisnis yang mampu
meraih laba dari samudra biru yang sedang diciptakan perusahaan, bukan
hanya memberikan lompatan nilai bagi pembeli. Oleh karena itu prinsip ini
dapat memperkecil resiko model bisnis (business model risk).
5. Mengatasi hambatan-hambatan utama dalam organisasi
Disini maksudnya adalah bagaimana kempemimpinan yang bersifat tipping
point dapat memobilisasi organisasi untuk mengatasi hambatan-hambatan
utamanya (organization risk) ketika eksekusi BOS. Empat hambatan yang
25
akan diatasi itu antara lain: hambatan kognitif, hambatan sumber daya
manusia, hambatan motivasi, dan hambatan politis.
6. Mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi
Merupakan prinsip mengintegrasikan eksekusi ke dalam penyusunan strategi,
sehingga dapat memotivasi orang untuk bertindak menurut dan melaksanakan
BOS secara berkesinambungan dalam organisasi. Oleh karena itu prinsip
BOS dapat memperkecill resiko manajemen (management risk).
BOS menggunakan langkah strategis yang menjadi unit analisis untuk
menciptakan perusahaan berkinerja tinggi. Menurut Kim dan Mauborgne
(2014) langkah strategis adalah seperangkat tindakan dan keputusan
manajerial yang turut membuat penawaran (produk/ jasa) bisnis unggulan
serta bersifat menciptakan pasar atau peluang baru. Bukan suatu ukuran
industri atau bentuk perusahaan yang dijadikan unit analisis dalam formulasi
BOS.
2.1.9.2 Kerangka Kerja Empat Langkah
Menurut Kim & Rénee (2014) terdapat empat pertanyaan kunci untuk
menantang logika strategi dan model bisnis sebuah industri:
1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima
begitu saja oleh industri?
2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri?
3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri?
4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus
diciptakan?
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Empat Langkah
Sumber: Blue Ocean Strategy, 2014
26
2.1.9.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan
Skema ini adalah alat analisis pelengkap bagi kerangka kerja empat langkah.
Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaan
dalam kerangka kerja empat langkah, tetapi mengimplementasikan keempat
pernyataan tersebut untuk menciptakan suatu kurva nilai baru. Skema ini
memberikan empat manfaat, yaitu:
1. Mendorong perusahaan untuk mengejar diferensiasi dan biaya murah secara
bersamaan
2. Dengan segera menghantam perusahaan yang hanya berfokus pada upaya
meningkatkan dan menciptakan
3. Skema ini dengan mudah akan dipahami oleh manager di setiap level
4. Skema ini mendorong perusahaan untuk menganalisis setiap faktor industri
yang menjadi ajang kompetisi
2.1.9.4 Tiga Ciri Strategi Yang Baik
1.
Fokus
Kurva nilai perusahaan harus menunjukkan dengan jelas strateginya
2.
Divergensi
Kurva nilai perusahaan samudra biru harus menonjol dengan menerapkan
kerangka kerja 4 langkah
3.
Moto yang memikat
Moto yang baik tidak hanya menyampaikan pesan dengan jelas tetapi juga
mengiklankan produk secara jujur
2.1.10 Analisis SWOT
Analisis
kekuatan
(Strenghts),
kelemahan
(Weaknesses),
peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats) atau biasa disebut dengan analisis SWOT
merupakan analisis yang dapat mengungkapkan faktor-faktor penting dalam suatu
keadaan, perusahaan dan industri. Meskipun demikian analisis SWOT tidak dapat
menentukan faktor mana yang paling penting diantara faktor-faktor yang terlah
teridentifikasi.
Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para manajer
dapat menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif
diturunkan dari kesesuaian yang baik antara sumber daya internal perusahaan
27
(kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman)
(Pearce, 2008).

Kekuatan (Strenghts)
Keunggulan sumber daya relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar
yang dilayani atau yang akan dilayani suatu perusahaan

Kelemahan (Weaknesses)
Keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau
kapabilitas related suatu perusahaan dibandingkan pesaingnya, yang
menghambat kinerja efektif perusahaan tersebut

Peluang (Opportunities)
Situasi dimana yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan
dalam kondisi persaingan atau regulasi, dan perubahan teknologi dapat
menjadi peluang bagi perusahaan.

Ancaman (Threats)
Situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu
perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam
mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan seperti misalnya pesaing baru,
pertumbuhan pasar yang lambat atau perubahan teknologi.
Untuk menjamin keberhasilan pemasaran, kemampuan perusahaan harus cocok
dengan kesempatan pasar yang ada. Peranan analisis diperlukan dengan SWOT
perusahaan bisa menaklukan pasar dan menyaingi kompetitor nya. Tanpa analisis ini
perusahaan akan terbebani pasar dan menjadi sasaran bagi para kompetitornya.
2.1.10.1 Tujuan Analisis SWOT
Sebuah perusahaan harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal
serta mencari kesempatan dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal tempat
perusahaan beroperasi. Analisis SWOT harus bertujuan penuh. Analisis SWOT yang
efektif harus bertujuan meraih pemasaran strategis yang cocok dengan lingkungan
eksternal dan internal.
2.1.11 Faktor Internal
Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai
bidang fungsional bisnis. Faktor internal penting unuk mendefinisikan bisnis dalam
28
arti apa saja yang mampu dilakukan, David (2013). Kekuatan-kekuatan internal
dapat dibagi menjadi 6 kategori, yaitu:
1. Kekuatan manajemen
2. Kekuatan pemasaran
3. Kekuatan keuangan/ akuntansi
4. Kekuatan produksi/ operasi
5. Kekuatan penelitian dan pengembangan
6. Kekuatan system informasi manajemen
2.1.11.1 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar kendali perusahaan yang dapat
mempengaruhi pilihan arah dan tindakan struktur organisasi dan proses internal
perusahaan. Analisis faktor eksternal dilakukan sebelum merumuskan strategi
perusahaan (Pearce, 2008). Terdapat tiga lingkungan yang merupakan bagian dari
faktor eksternal, yaitu Lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasi.
Menurut David, Fred R. (2013) Faktor utama eksternal yang penting untuk
mencapai tujuan jangka panjang maupun tahunan, Terukur dan hierarkis dalam
pengertian bahwa beberapa akan berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan
dan yang lain akan berfokus pada area fungsional atau divisional tertutup. Akhir
faktor eksternal paling penting harus dikomunikasikan dan didistribusikan secara
luas dalam organisasi baik peluang maupun ancaman dapat menjadi faktor eksternal
utama. Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal yang berkembang
semakin keras, Untuk memahami lingkungan umum, perusahaan melibatkan diri
dalm suatu proses yaitu sebagai analisis lingkungan eksternal. Faktor –faktor yang
memperngaruhi lingkungan eksternal adalah:
1. Kekuatan Ekonomi
Menurut Pearce dan Robinson (2008) Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan
arah perekonomian di mana suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi
dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap
perusahaan
harus
mempertimbangkan
tren
ekonomi
pada
segmen
yang
mempengaruhi industrinya
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Menurut Purwanto, Irwan. (2006) Penduduk di Negara berkembang memiliki
komposisi penduduk yang cenderung masih muda dan banyak, hal ini
29
menguntungkan karena pangsa pasar yang besar dan pekerja yang murah. Faktor
sosial ekonomi terpusat pada nilai dan sikap orang, pelanggan dan karyawan yang
dapat mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini terwujud kedalam perubahan gaya hidup
yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa.
3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum
Arah kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah dan hukum menjadi faktor penting
bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan
berdampak negative bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama
yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang adalah
Stabilitas pemerintah, system perpajakan, peraturan tentang perdagangan luar negeri,
undang-unang tentang lingkungan dan perburuhan.
4. Kekuatan Teknologi
Menurut Pearce dan Robinson (2008) kekuatan Teknologi untuk menghindari
keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus menyadari perubahan
teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif
dapat menciptakan kemungkinan akan produk baru atau akan perbaikan pada produk
yang sudah ada atau pada teknik manufaktur dan pemasaran.
5. Kekuatan Kompetitif
Menurut Pearce dan Robinson (2008). Kekuatan-kekuatan yang paling kuat
menentukan profitabilitas dari suatu industry sehingga menjadi hal terpenting dalam
formulasi strategi. Persaingan dalam suatu industri berakar dari perekonomian yang
mendasarinya, dan tedapat kekuatan kompetitif yang melampaui para pihak yang
bersaing dalam suatu industri.
30
2.2 Kerangka Pemikiran
PT. PUTRA KUSUMA PICTURES
Analisis SWOT
•
Strategi Samudra Biru :
Tahap Masukan (Matriks IFE,
Matriks EFE, Matriks CPM)
•
Tahap Pencocokan (Matriks
SWOT, Matriks Strategi Besar
•
-
Four Action Frameworks
-
Tiga ciri strategi yang
baik
Tahap Keputusan (Matriks
QSPM)
REKOMENDASI STRATEGI BISNIS
2.5 Gambar Kerangka Pemikiran
Sumber: PT. Putra Kusuma Pictures, 2015
Download