Studi Kasus O`Brien SIM

advertisement
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Analisis Kasus
Case Study I, The Global Innovation Revolution and IT’s Indispensable Role
(Case 1, Chapter 1), dan
Case Study II, TI Leaders: Reinventing TI as a Strategic Business Partner
(Case 4, Chapter 2)
Management Information System (O’Brien, 2010)
Oleh:
KELOMPOK 1 (KUNING)
1. Aprilia Sukmawati
P056111061.47
2. Dani Surahman
P056111101.47
3. Danika Reka Arta
P056111111.47
4. Dian Luthfianingtyas
P056111141.47
5. Febi Muryanto
P056111171.47
6. Iradati Zahra
P056111201.47
7. Irfan Handrian
P056111211.47
8. Novina Eka Suryaningrum P056111291.47
9. Nurul Firdausi
P056111311.47
10. Ririn Aprilia
P056111361.47
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi............................................................................................................ 1
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 2
I.1 Latar Belakang ............................................................................ 2
I.2 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
II.1 Peran Teknologi Informasi dalam Bisnis ................................... 4
II.2 Manajemen Strategik ................................................................. 8
II.3 Peran Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategis ........... 9
II.4 Peran CIO dalam Manajemen Strategik ................................... 10
BAB III. STUDI KASUS ............................................................................... 12
III.1 Case 1 – Chapter 1 ................................................................... 12
III.2 Case 4 – Chapter 2 ................................................................... 22
BAB IV. PEMBAHASAN .............................................................................. 30
IV.1 Real World Case 1 – Chapter 1 ............................................... 30
IV.2 Real World Case 4 – Chapter 2 ............................................... 36
BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 49
V.1 Kesimpulan ............................................................................... 49
V.2 Saran ......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Peranan TI khususnya dalam dunia bisnis saat ini lebih ditekankan kepada
usaha revolusi inovasi yang dilakukan secara global dan hubungannya mengenai
riset dan pengembangan (R&D), membawa peranan yang sangat dibutuhkan
untuk mewujudkan TI berbasis bisnis, karena tidak hanya sebagai alat utama
suatu perusahaan dalam mengahadapi persaingan tetapi menjadi sebuah prestasi
tingkat global yang perlu dicapai oleh sebuah perusahaan dan keinginan dari
setiap CEO sebuah perusahaan.
Hal ini yang menjadi dasar perhatian utama Erik Brynjolffsson, seorang
professor MIT dan ahli TI Global, mengatakan “IT adalah perangkat revolusi
global yang harus diinovasi pada empat dimensi secara bersamaan, yakni:
pengukuran, eksperimen, pembagian dan replikasi“. Brynjolfsson mengatakan,
dengan melakukan keempat perubahan ini secara bersamaan, pada dasarnya
perusahaan telah menciptakan suatu jenis baru dari riset dan pengembangan
(R&D). Ketika perusahaan mampu memaksimumkan kinerja TI, diantaranya
adalah : a). Pengukuran; b). Eksperimen; c).Pembagian; dan e). Replikasi, maka
sesungguhnya perusahaan dapat berkerja maksimum.
Argurmen Brynjolfsson ini menarik dalam beberapa hal, tetapi perlu
dicatat bahwa TI tidak hanya membawa bebannya sendiri dalam dekade terakhir
tetapi membawa perusahaan jauh kepada suatu nilai kemajuan dan
kemampuan.Perusahaan yang bersedia atau mampu memahami suatu pola
teknologi informasi yang dilengkapi dengan data-data valid, tentu akan
memenangkan persaingan bisnis di era global ini.
Tidak diragukan lagi, teknologi informasi merupakan hal penting yang
menunjang perkembangan perusahaan. Perusahaan yang tidak menggunakan
teknologi informasi, dipastikan akan jauh tertinggal dari perusahaan lain. Saat ini,
pergeseran era dalam bisnis memang telah terjadi. Saat ini, arus informasi sudah
memegang peranan sangat penting dibandingkan arus barang. Sehebat dan sebesar
apapun seorang pebisnis memonopoli arus barang, hal itu tidak akan banyak
berarti jika perusahaan tersebut tidak memiliki sistem informasi yang akurat,
terkini, mudah diakses, dan terkendali dalam menguasai distribusinya.
Teknologi informasi digunakan untuk mengaplikasikan strategi kompetitif
dasar. CIO Steve Olive mengatakan bahwa penggunaan TI yang dapat diandalkan
dan sangat baik harus diberikan secara konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan teknologi informasi harus diimplementasikan dengan kreatif untuk
menunjang beberapa proses berikut: Memproduksi produk dengan efektif dan
efisien; Menjual dan melayani customer dengan baik; dan bermuara pada
maximisasi profit perusahaan. Darryl Lemecha, CIO ChoicePoint Inc bahkan
menyatakan bahwa strategi teknologi informasi dan strategi bisnis sudah menjadi
satu karena teknologi tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan perusahaan. Hal
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
ini merupakan perwujudan nyata pemanfaatkan teknologi informasi untuk
menciptakan produk dan jasa baru. Gardner Corp berpendapat bahwa 60%
direktur eksekutif akan membuat CIO mereka bertanggung jawab untuk
menggunakan informasi sebagai asset strategis (menghasilkan pendapatan) dan
40% seorang CEO akan membuat CIO bertanggung jawab untuk inovasi model
bisnis. Pernyataan-pernyataan tersebut sudah sangat menggambarkan betapa
pentingnya teknologi informasi dalam sebuah perusahaan.
I.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini merujuk pada dua kasus teknologi informasi
pada buku Management Information System tahun 2010, yaitu sebagai berikut:
Case Study I, The Global Innovation Revolution and IT’s Indispensable Role
(Case 1, Chapter 1):
1. Memahami peranan teknologi informasi, terutama untuk memenangkan
persaingan dan mengembangkan perusahaan.
2. Melihat aplikasi riil penerapan teknologi informasi pada beberapa perusahaan
global.
3. Memahami penerapan teknologi informasi yang berbasis pada measurement,
experimentation, sharing, dan replication.
Case Study II, TI Leaders: Reinventing TI as a Strategic Business Partner (Case
4, Chapter 2):
1. Mengetahui peran Sistem Teknologi Informasi dalam mengembangkan
Manajemen Strategik.
2. Mempelajari pentingnya divisi Teknologi Informasi dalam menjalankan
proses bisnis di beberapa perusahaan dan aplikasinya.
3. Mengetahui pentingnya peran CIO dalam suatu perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Peran Teknologi Informasi dalam Bisnis
Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam
dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan.
Pembangunan Teknologi Informasi Perusahaan dilakukan secara bertahap
sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut
disesuaikan dengan kekuatan sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya
rencana strategis Teknologi Informasi senantiasa diselaraskan dengan Rencana
Perusahaan, agar setiap penerapan Teknologi Informasi dapat memberikan nilai
bagi Perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan,
penerapan Teknologi Informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai berikut :
Aplikasi Teknologi Informasi yang menjadi landasan dari berbagai
aplikasi lain yang ada di dalam Perusahaan antara lain sistem operasi, basis data,
network management dan lain-lain.
1. Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi
yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya Perusahaan
anatara lain sistem penggajian, sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.
2. Aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan
spesifikPerusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan
produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan antara lain Aplikasi Properti,
Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.
Departemen TI sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan
departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang,
hal inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi departemen TI di
perusahaan. Terkadang banyak perusahaan memandang sebelah mata akan peran
TI dalam menunjang proses di Perusahaan tersebut, memang belum banyak alat
ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar TI berperan atau ikut
andil dalam memajukan perusahaan
Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain
dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan.
Dan yang akan dibahas disini adalah khusus penerapan Teknologi Infromasi dan
Komunikasi dalam Perusahaan.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para
usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha
merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan
kerja, misalnya pada penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah
salah adalah suatu paket piranti lunak (software) yang dapat memenuhi kebutuhan
suatu perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya, sehingga
bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
tinggi, biaya dan inventory yang lebih rendah serta menyediakan dasar dalam
pelaksanaan e-commerce yang efektif.
Peranan departemen TI di perusahaan dapat diketahui dengan melihat
keuntungan-keuntungan penerapan teknologi TI di perusahaan tersebut, misalnya:
1. Prose yang sebelumnya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi
biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll.
2. Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya IT. Sebab TI akan
memperpendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan
TI hanya butuh waktu 1 hari.
3. Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan IT, informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan
perusahaan lebih kompetitif, sebab pengambilan keutusan yang lambat akan
membuat perusahaan kehilangan right implementation timing.
4. Penghematan biaya promosi dan pemasaran. Teknologi informasi
memungkinkan perusahaan untuk promosi lewat website dengan biaya sangat
murah. Konsumen juga dapat melihat profil perusahaan serta informasiinformasi umum dari perusahaan dimana pun dan kapan pun.
5. Sistem informasi terintegrasi disemua lini perusahaan, sehingga terjadi
peningkatan kinerja. Pihak manajemen dengan cepat dapat mengetahui
kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh
dan memakan biaya transportasi.
Jadi sebenarnya penerapan TI akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik
tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen, namun memang diperlukan
dana investasi yang cukup besar. Penerapan TI juga akan mempercepat
pertumbuhan dan meningkatkan daya saing perusahaan, sehingga secara otomatis
margin profit yang diperoleh semakin tinggi. Perhitungan keuntungan yang
dihasilkan oleh implementasi TI dapat dihitung dari penghematan-penghematan
yang dihasilkan perusahaan, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai perusahaan.
Hasil yang didapatkan sangat signifikan dan menunjukkan adanya perubahan
besar di perusahaan.
Sistem Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam
perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor
keuangan. Pada umumnyarisiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai
hal dan aspek-aspek eksternal lain yang beradadiluar control perusahaan. Saat
ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangirisiko-risikoyang
kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting,
financial advisory,
planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus
mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula
menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang
dihadapi.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
2. Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha
pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal
tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk
mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
a) Eleminasi proses
Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu
menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu.
Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam
menghadapi keluhan pelanggan.
b) Simplifikasi proses
Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat
disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen
teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs
perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
c) Integrasi proses
Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa
proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara
langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
d) Otomatisasi proses
Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari
teknologi informasi.
3. Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value
bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar
untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan
loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya
untuk jangka panjang.
4. Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya
teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi
perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan ecommerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain sebagainya, pada
dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis
di era globalisasi informasi.
Bagi beberapa perusahaan, sebuah strategi TI tidak selalu pada kasus yang
formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) Strategik,
arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari
standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses
dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk
kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan
dan dapat dikerjakan dengan mudah.
Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif
perusahaan dan manfaat penggunaan TI dikembangkan melalui beberapa lapisan;
dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan
sseperti ini TI memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif
perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan TI di lingkungan
bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara TI dan Strategi kompetitif
perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki TI sama halnya
dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan.
Strategi TI membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan
keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam
menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan
mendasar antara Strategi TI dan perencanaan IT. Strategi TI merupakan kumpulan
prioritas yang menguasai pembuatan keputusan bagi user dan proses data
profesional. Hal itu merupakan bentuk aturan framework untuk kegunaan TI
dalam perusahaan, dan menjelaskan bagaimana seorang eksekutif senior pada
perusahaan akan berhubungan pada infrastruktur IT.Perencanaan TI pada hal lain,
memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi IT.
Perencanaan Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi
dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem
informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi
pada bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat
berdasarkan Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu
sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana
bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini,
penerapan dari teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah
salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan sebagai : (a) pengetahuan mengenai teknologi baru;
(b) membantu dalam perencanaan taktis dan strategis; (c) dibahas dalam diskusi
perusahaan, dan (d) memahami kelebihan dan kekurangan teknologi. Semakin
berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut
manajemen SI/TI untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan
mendukung kegiatan bisnis.Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang
manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya
Perancangan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan
SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan
perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem
Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
Sistem dan Teknologi Informasi sebagai Enabler menuntut perusahaan/
organisasi untuk mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga
eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan sistem
informasi diperlukan untuk mengelola teknologi dan sistem informasi dalam
organisasi itu sendiri, dimana TI mendukung perusahaan/organisasi pada level :
1. Strategik : relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara
keseluruhan
2. Taktis : diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka
melakukan perubahan menuju sukses
3. Operasional : proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga
kinerja
Keterkaitan Bisnis dengan SI/TI :
1. Melakukan sinergi antara external dan internal domain.
2. Pilihan strategis external harus selaras dengan pengaturan internal.
3. Domain TI : Strategi untuk TI harus terlihat pada external domain:
menentukan posisi/formula perusahaan dalam pasaran produk TI.
4. TI enabler: menentukan atau membentuk strategi bisnis (tidak hanya
berfungsi sebagai response/support terhadap kebutuhan strategi bisnis).
5. Integrasi Fungsional TI bagi perusahaan: Strategi bisnis dan strategi TI, pada
tingkat eksekusi dan fungsional.
6. Operasional bisnis dan infrastruktur TI : Hubungan antara administrasi proses
bisnis dan proses TI supaya eksekusi strategi dapat dilaksanakan.
II.2 Manajemen Strategik
Manajemen strategi merupakan suatu proses sebagai panduan utama untuk
mengalokasikan seluruh sumberdaya pada organisasi dengan tetap menjaga
sumber daya manusia dalam kondisi yang terbaik (Hunton et. al, 2004).
Sedangkan Gluck et. al (1999) menjelaskan bahwa manajemen strategi merupakan
suatu konsep yang berkembang, dimana hal ini dapat dilihat dari perkembangan
yang semula berasal dari perencanaan keuangan yang kemudian berubah menjadi
perencanaan berbasis ramalan, dan kemudian menjadi manajemen strategi.
Menurut pandangan Wheelen dan Hunger (2004), manajemen strategi
merupakan perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis. Perbedaan dari
manajemen strategi dengan manajemen bisnis adalah : kebijakan bisnis lebih pada
kegiatan manajerial umum yang berorientasi dan cenderung melihat pada sisi
internal organisasi dengan tujuan untuk mengintegrasikan semua aktifitas
manajerial yang ada. Sedangkan manajemen strategi merupakan serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam
jangka panjang. Manajemen strategik memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan dengan kebijakan bisnis.
Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan bahwa manajemen strategi
mencakup empat elemen yang meliputi : (1). Pemindaian lingkungan
(environmental scanning), (2). Perumusan strategi (strategy formulation), (3).
Penerapan strategi (strategy implementation), dan (4). Evaluasi dan pengendalian
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
(evaluation and control), sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1. Sedangkan
manfaat dari manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger (2004) adalah :
(1). Pemahaman yang lebih baik atas visi organisasi, (2). Fokus yang lebih tajam
pada apa yang secara strategis lebih penting bagi organisasi, (3). Meningkatkan
pemahaman akan situasi yang terus berubah dengan cepat.
Environtmental
Scanning
Strategy
Formulation
Strategy
Implementation
Evaluation
and Control
Gambar 1. Elemen dasar proses manajemen strategi (Wheelen & Hunger, 2004)
II.3. Peran Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat
komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Teknologi Informasi
dan Sistem Informasi dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi
kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi.
Kedua, meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan
informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau
meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara
berbisnis (Ward and Peppard, 2002).
Sering ditemukan bahwa penerapan Teknologi Informasi kurang
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi
maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan
SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif
untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan Teknologi Informasi adalah
dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui
analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta
mempertimbangkan Teknologi Informasi sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Perencanaan strategis Teknologi Informasi mempelajari pengaruh
Teknologi Informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam
memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis Teknologi
Informasi juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi
manajemen untuk menyelaraskan strategi Teknologi Informasi dengan strategi
bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang
inovatif (Ward & Peppard, 2002).
Beberapa karakteristik dari perencanaan strategis Teknologi Informasi
antara lain adalah adanya misi utama : keunggulan strategis atau kompetitif dan
kaitannya dengan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif atau manajemen
senior dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan
kombinasi pengembangan bottom up dan analisa top down (Pant & Hsu, 1995).
II.4 Peran CIO dalam Manajemen Strategik
CIO merupakan salah satu eksekutif tingkat puncak perusahaan,
bertanggung jawab atas salah satu area fungsional utama jasa informasi. CIO
merupakan anggota komite eksekutif dan bekerjasama dengan para eksekutif lain
dalam perencanaan strategis. Rencana bisnis strategis menyatukan informasi
sebagai sumberdaya yang perlu digunakan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif, dan didukung oleh suatu rencana strategis untuk sumberdaya
informasi (McLead dan Schell, 2004).
Di dalam buku “Information Systems Management in Practice”, Ralph
Sprague beserta rekannya Barbara McNurlin menjabarkan bahwa setidaknya ada
lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan (Sprague et.al., 1993), yaitu:
 Memahami Bisnis; tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung
jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan
memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti
perusahaan.
 Membangun Citra Divisi; tugas kedua yang menjadi tanggung jawab
seorang CIO adalah membangun kredibitilitas direktorat sistem informasi
yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali
karyawan yang menilai bahwa penggunaan sistem informasi secara
strategis merupakan ciri perusahaan di masa mendatang, bukan saat ini
 Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi; melihat bahwa keberadaan
teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM
(employees empowerment), seorang CIO memiliki tugas untuk
memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif
untuk para karyawan perusahaan.Selain pemberian program-program
pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan suatu strategi untuk
membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012


Mencanangkan Visi Teknologi Informasi; tugas selanjutnya bagi seorang
CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan
sistem informasi di masa mendatang.Seorang eksekutif senior yang baik,
adalah yang selalu bersifat proaktif.
Pengembangan Sistem Informasi; misi terakhir dari seorang CIO tentu saja
membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata, yaitu merencanakan
dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan, yang terdiri
dari komponen-komponen seperti software, hardware, brainware, proses
dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara
berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem
informasi yang dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan
dengan rencana pengembangannya di masa mendatang.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
BAB III. STUDI KASUS
III.1 Case 1: Chapter 1 – The Global Innovation Revolution and IT’s
Indispensable Role
1. Bagaimana kontribusi teknologi informasi untuk keberhasilan bisnis pada
perusahaan yang dicontohkan dalam kasus? Berikan contoh dari masingmasing perusahaan dan jelaskan bagaimana teknologi informasi diterapkan
sehingga terjadi peningkatan kinerja?
Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan keberhasilan sebuah bisnis. Peranan utama teknologi informasi
adalah membuat proses bisnis lebih terintegrasi, lebih cepat, tepat, dan informasi
yang dibutuhkan selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Perusahaan tanpa teknologi
informasi akan jauh tertinggal dari perusahaan lainnya, sehingga sekarang tanpa
disadari teknologi informasi sudah melekat di semua lini perusahaan.
Beberapa perusahaan besar telah menunjukkan bagaimana peranan
teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis mereka, berikut penjelasan
singkatnya:
a) Amazon
Amazon yang merupakan sebuah perusahaan retail online terbesar yang
didirikan oleh Jeff Bezos. Jeff Bozes merupakan sosok yang jenius dalam hal
inovasi produk dengan back ground pendidikan Computer Science dan
kecerdasannya dalam menangkap peluang, Amazon.com tumbuh menjadi ritel
online raksasa.
Awalnya hanya bermula dari menjual buku secara online, Amazon.com
merambah penjualan beragam produk lainnya mulai dari cd music, pakaian
serta penggunaan teknologi berbasis layanan komputasi awan (cloud
computing). Komputasi awan adalah suatu metoda komputasi di mana
kapabilitas terkait TI disajikan sebagai suatu layanan sehingga pengguna dapat
mengaksesnya lewat Internet (cloud computing) tanpa perlu mengetahui apa
yang ada didalamnya, memiliki keahlian tinggi, atau memiliki kendali
terhadap infrastruktur teknologi di belakangnya. Amazon.com juga dinilai
berhasil dalam membentuk pangsa pasar e-book reader dan e-book dengan
diluncurkannya Kindle, e-book reader yang laris (Amazon.com juga pada
akhirnya merilis tablet android juga).
Satu hal lagi Amazon.com selain fokus kepada produk juga fokus
kepada layanan pelanggan. Situs Amazon.com yang “user friendly” dan kaya
fitur (review produk, saran produk terkait) menjadi toko tempat belanja yang
unik. Dengan costumer service Amazon.com yang handal dan pengiriman
barang yang kilat menjadikan Amazon.com mampu “menjaring” banyak
pelanggan loyal.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Amazon.com secara berkala melaksanakan “A/B experiments” yang
merupakan pengujian atas halaman web dengan memberikan versi berbeda
dari satu halaman pada satu waktu tertentu kepada pengunjung situs web.
Amazon.com melakukan 200 sampai 300 eksperimen setiap harinya dan juga
memonitor aktivitas yang dilakukan pengunjung/ pelanggan Amazon.com
dapat memberikan kontribusi teknologi informasi terhadap perusahaan
sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan yang sangat baik dan juga dengan
“teknologi one-click” dinilai mampu melakukan “quantum leap” mengenai
cara bisnis retail modern. Penggabungan teknologi internet, layanan pelanggan
dan sistem suplai juga dinilai yang sangat efisien (Wagenugraha, 2011).
b) Google
Perusahaan ini berbasis di Mountain View, California, dan memiliki
karyawan berjumlah 19.604 orang (30 Juni 2008) Filosofi Google meliputi
slogan seperti "Don't be evil", dan "Kerja harusnya menantang dan tantangan
itu harusnya menyenangkan", menggambarkan budaya perusahaan yang
santai. Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ketika mereka masih
mahasiswa di Universitas Stanford dan perusahaan ini merupakan perusahaan
saham pribadi pada 4 September 1998. Penawaran umum perdananya dimulai
pada tanggal 19 Agustus 2004, mengumpulkan dana $1,67 milyar,
menjadikannya bernilai $23 milyar. Melalui berbagai jenis pengembangan
produk baru, pengambil alihan dan mitra, perusahaan ini telah memperluas
bisnis pencarian dan iklan awalnya hingga ke area lainnya, termasuk email
berbasis web, pemetaan online, produktivitas perusahaan, dan bertukar video.
Google telah membuat layanan dan peralatan untuk lingkungan bisnis dan
masyarakat; termasuk aplikasi web, jaringan periklanan dan solusi bagi bisnis
(Anonim, 2011).
Google memakai pendekatan “experimentation” dan juga melakukan
“A/B experiments”, sebanyak 200 – 300 kali per hari. Google dikenal luas
karena layanan pencarian webnya, yang mana merupakan sebuah faktor besar
dari kesuksesan perusahaan ini. Pada Agustus 2007, Google merupakan mesin
pencari di web yang paling sering digunakan dengan pangsa pasar sebanyak
53,6%, kemudian Yahoo! (19,9%) dan Live Search (12,9%). Google memiliki
miliaran halaman web, sehingga pengguna dapat mencari informasi yang
mereka inginkan, melalui penggunaan kata kunci dan operator. Google juga
telah menggunakan teknologi Pencarian Web pada layanan pencarian lainnya,
termasuk, Pencarian Gambar, Google News, situs perbandingan harga Google
Product Search, arsip Usenet interaktif Google Groups, Google Maps dan
lainnya (Anonim, 2011).
Tahun 2004, Google meluncurkan layanan email berbasis web gratisnya,
disebut sebagai Gmail. Gmail memiliki fitur teknologi penyaringan spam dan
kemampuan untuk menggunakan teknologi Google untuk mencari surel.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Layanan ini mendatangkan keuntungan dengan menampilkan iklan dari
layanan AdWords yang dimasukkan dalam isi pesan email yang ditampilkan
di layar.
Pada awal 2006, perusahaan ini meluncurkan Google Video, yang tidak
hanya membolehkan pengguna untuk mencari dan melihat video secara gratis,
tetapi juga membolehkan pengguna dan penyebar media menyebarkan isinya,
termasuk acara-acara televisi CBS, pertandingan basket NBA, dan video
musik. Bulan Agustus 2007, Google mengumumkan bahwa mereka akan
menghentikan program penyewaan dan penjualan videonya dan menawarkan
pengembalian uang dan kredit Google Checkout bagi pengguna yang telah
membeli video untuk sendiri.
Google juga telah membuat beberapa aplikasi desktop, termasuk Google
Earth, sebuah program pemetaan interaktif yang disediakan oleh satelit dan
fotografi udara yang mencakup keseluruhan planet Bumi. Google Earth
dianggap sangat akurat dan lebih mendetail. Beberapa kota besar memiliki
gambar jelas yang dapat dibesarkan sedekat-dekatnya untuk melihat
kendaraan dan pejalan kaki dengan jelas. Akibatnya, terdapat beberapa alasan
mengenai keterlibatan dalam keamanan nasional. Secara spesifik, beberapa
negara dan militer beranggapan perangkat lunak ini dapat digunakan untuk
melihat dengan kejelasan dekat-jelas lokasi fisik infrastruktur yang rusak,
bangunan komersial dan penghunian, pangkalan, agensi pemerintah, dan
lainnya. Bagaimanapun, gambar satelit jarang diperbarui, dan semuanya
tersedia gratis melalui produk lainnya dan bahkan sumber pemerintah (NASA
dan National Geospatial-Intelligence Agency, sebagai contoh). Beberapa
orang menilai argumen ini dengan menyatakan bahwa Google Earth mudah
diakses juga saat mencari lokasi.
c) HARRAH’S
Harrah’s merupaka pendatang baru dalam perjudian yang dipandang
dapat menguasai oleh kasino-kasino terbaru baru dan lebih terkenal.Perjudian
merupakan hal yang kompetitif dan profitabel. Banyak orang ingin berjudi,
dan setiap kasino ingin membuat bisnis mereka menarik. Pada awal tahun
1990an, perjudian dikapal boat dan reservasi Native American merupakan hal
legal. Operator-operator besar pindah ke pasar baru tersebut. Antara 1990 dan
1997, Harrah’s melipat tigakan jumlah kasinonya. Saat pasar baru kian
kompetitif, pendapatan bisnis berkurang.. Masing-masing kasino Harrah’s
beroperasi dan memasarkan diri dengan tidak tergantung pada kasino Harrah’s
lainnya. Manager setiap properti merasa bahwa mereka memiliki pelanggan
tertentu, dan para pelanggan diperlakukan secara berbeda dengan properti
Harrah’s lainnya.
Layananan pelanggan tidak banyak berubah sejak tahun 1970-an. Para
manajer
kasino
telah
lama
mengenali
pentingnya membangun
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
hubungan dengan klien yang paling profitabel. Mereka memberikan
pelayanan bintang bagi para High-roller , dan hannya kadang – kadang saja
memberikan minuman gratis bagi mereka main judi lewat mesin. Akan tetapi,
menjelang akhir 1980-an, slot mesin secara mengejutkan menjadi sumber
pendapatan paling besar bagi kasino – kasino utama. Pada tahun 1997, para
eksekutif di Harrah’s menyadari bahwa menskemakan alat – alat untuk
menjaga 25 juta slot player loyal kepada Harrah’s merupakan kunci untuk
profitabilitas.
Harrah’s memanfaatkan TI juga memakai “experimentation” untuk
membentuk database dari lebih kurang 16 juta pelanggan yang pernah
melakukan perjudian di kasino-kasinonya. Harrah’s mendekati setiap
pelanggan baru sebagai rekan jangka panjang. Perusahaan menganilisis
gigabyte data pelanggan yang dikumpulkan oleh sistemplayer-tracking selama
lima tahun sebelumnya dengan menggunakan teknik-teknikdata mining. Para
eksekutif menemukan bahwa 30 persen pelanggan mereka, yang
menghabiskan antara $100 dan $500 perkunjungan, merupakan 80 persen dari
pendapatan perusahaan dan hampir 100 persen laba perusahaan. Gambler
tersebut adalah orang – orang setempat yang sering mengunjungi properti
Harrah’s di tingkat regional.
Harrah’s mengembangkan Total Rewards Program. Ia mendistribusikan
Harrah’s Total Reward Cards kepada pelanggannya, yang dapat mereka
manfaatkan untuk membayar slot, makanan, dan kamar yang dioperasikan
oleh merek Harrah’s, players, Rio dan Showboat. Perusahaan menggunakan
strip magnetik pada kartu untuk mendapatkan informasi judi di setiap
pelanggan, dan menawarkan kompensasi kompensasi (minuman gratis,
makan, kamar hotel, dsb) serta insentif lain berdasarkan jumlah uang yang
dimasukkan ke dalam mesin, bukan berdasarkan jumlah kemenangan. Kartu
tersebut melacak berapa lama pelanggan bermain, berapa banyak mereka
melakukan pukulan, permainan judi apa yang mereka sukai, dan apakah
mereka menang atau kalah. Hasil pelacakan menciptakan ”profil
profitabilitas” yang mengestimasi nilai pelanggan bagi perusahaan. Harrah’s
memberikan kriteria yang jelas bagi para pemain mengenai kompensasi ruang
dan upgrade gratis, dan membuat kompensasi tersebut dapat diakses dan
dilepaskan.
Harrah’s secara elektronik menghubungkan semua klub pemainnya
sehingga ketika gambler di satu lokasi pergi ke lokasi lain, mereka dapat
melepaskan poin Rewards mereka untuk mendapatkan makanan, kamar hotel
atau pertunjukan gratis. Harrah’s dapat secara aktif memasarkan kasino
“familly” kepada Total Rewards Customers. Penerbangan telah melakukan hal
tersebut selama bertahun – tahun. Sekarang Harrah’s dapat membangun
hubungan yang dekat dengan para pelanggannya yang paling profitabel dan
mengembangkan loyalitas merek.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Teknologi informasi membuat Harrah’s berkembang pesat dalam waktu
relatif singkat. Harrah’s mencoba menerapkan teknologi informasi pada lini
bisnisnya. Sistem Harrah’s bekerja sebagai berikut:
 Pembaca kartu magnetik: semua mesin judi membaca nomor ID pelanggan
dari setiap kartu dan memberikan salam personal dengan jumlah poin
Reward yang saat ini dimiliki pelanggan.
 Mesin judi elektronik: untuk komputerisasi dan jaringan. Setiap mesin
menangkap data transaksi dan memberikannya kepada server mainframe
Harrah’s.
 Sistem transaksi onsite: setiap properti Harrah’s menyimpan semua
kasino, hotel, dan data transaksi makan malam.
 Data warehouse nasional: menghubungkan sistem komputer milik kasino
dab data pelanggan ke satu server yang merekam sejarah pelanggan serta
poin reward mereka.
 Program software analisis prediktif: menghasilkan profil pelanggan yang
nyaris instan. Perusahaan dapat mendesain dan melacak inisiatif
pemasaran dan hasil – hasilnya.
 Website: membuat pelanggan tetap mendapatkan informasi, terkoneksi,
dan di-entertain.
d) CVS
CVS adalah perusahaan terbesar kedua dalam rantai apotek di Amerika
Serikat (setelah Walgreens), dengan lebih dari 7.000 toko di 41 negara dan
Puerto Rico. Sebagai divisi ritel farmasi CVS Caremark, CVS menjual obat
resep dan berbagai macam barang dagangan yang umum, termasuk obatobatan, produk kecantikan dan kosmetik, film dan jasa penyelesaian foto,
barang musiman, kartu ucapan dan kenyamanan makanan melalui Farmasi dan
toko ritel obat-obatan dan online melalui CVS.com. Ini juga menyediakan
layanan kesehatan melalui Minute Clinic Healthcare serta klinik Diabetes
Care Center. Sebagian besar berlokasi di dalam klinik CVS.
CVS mendapatkan benefit dari pendekatan “replication” melalui
fungsi TI untuk mengulangi inovasi pada satu apotik ke apotik lainnya yang
sangat berpengaruh positif kepada proses bisnisnya.Pada tahun 2002 CVS
mengalami penurunan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan lamanya
waktu tunggu dan pelayanan buruk pada loket pengambilan obat di apotek.
Pada saat itu ada 2 proses yang terjadi setelah pelanggan memasukkan resep:
pertama adalah pemrosesan resep/peracikan obat dan yang kedua pemeriksaan
status asuransi. Kedua proses ini berjalan simultan memakan waktu lebih
kurang 1 jam, dan terkadang banyak issue terjadi, misalnya: kesalahan pada
tanggal lahir pasien. Banyak issue yang tidak tuntas pada saat pengambilan
obat, dan hal ini membuat pelanggan tidak puas. Sehingga CVS memutuskan
untuk memindahkan pemeriksaan asuransi di awal dari pemrosesan resep,
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
sehingga pelanggan akan tetap ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Proses perubahan ini dimasukkan ke dalam sistem informasi yang mendukung
operasi di 4.000 apotek CVS di AS. Terjadi peningkatan di semua apotik dan
skor kepuasan pelanggan meningkat dari 86% menjadi 91%.Perusahaan juga
menerapkan sebuah bisnis untuk meningkatkan proses untuk pemesanan obat
resep di salah satu apotek, yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
secara signifikan. Manajer juga memutuskan bahwa proses bisnis dan
tertanam dalam sebuah informasi perusahaan sistem teknologi, dan kemudian
mereka direplikasi ke 4.000 apotek lain di 4.000 toko CVS dalam waktu satu
tahun.
2.
CVS menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan proses bisnisnya,
sehingga terjadi peningkatan kepuasan konsumen mereka. Apa profesi/bisnis
lainnya yang bisa mengambil keuntungan dari penerapan teknologi informasi
yang sama dan bagaimana caranya? Kembangkan dua kemungkinan
berbeda.
CVS menggunakan sebuah sistem informasi yang memungkinkan
customer untuk mengorder obat-obatan dimana pun dan kapan pun. Informasi ini
kemudian langsung dikerjakan oleh pihak perusahaan. CVS sebagai salah satu
perusahaan farmasi ternama di USA, mengaplikasikan CVS diseluruh store
mereka, dan ternyata meningkatkan kepuasan customer secara signifikan.
Ternyata teknologi yang digunakan CVS dalam perusahaannya dapat digunakan
pada jenis bisnis yang berbeda. Berikut diberikan dua contoh perusahaan yang
juga menerapkan teknologi tersebut:
1. State Street Boston Corporation (Financial Consultant)
State Street Boston Corporation (selanjutnya disebut State Street)
berkantor pusat di Boston, Massachusetts mencoba untuk menerapkan teknologi
yang sama seperti CVS. Perusahaan ini merupakan perusahaan jasa finansial
untuk investor-investor institusi hampir di seluruh dunia. Saat ini, State Street
mempunyai karyawan sebanyak 17.000 orang, yang tersebar pada 85 pasar-pasar
dan kantor-kantor cabang di 24 negara. Seperti sudah disinggung sebelumnya,
teknologi informasi merupakan "napas" bisnis State Street. Kesungguhan
manajemen dalam investasi teknologi informasi ini dapat dilihat pada hal-hal
berikut:
a) Alokasi biaya untuk teknologi informasi yang tinggi. Sebagai contoh,State
Street menyediakan 10% pendapatannya atau kurang lebih $120 juta untuk
teknologi informasi.
b) Semua sistem dibangun oleh pegawai State Street sendiri. Teknologi informasi
dipandang sebagai senjata untuk berkompetisi, karena itu pengembangannya
tidak diserahkan kepada pihak lain, melainkan dikerjakan sendiri.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
c) Posisi yang tinggi dari CIO (chief information officer), dimana kedudukannya
setingkat EVP (executive vice president). Semua pengembangan sistem
diawasi langsung oleh CIO.
d) Jumlah personel di Divisi Teknologi Informasi mencapai 900 orang hingga
tahun 1994. Besarnya personel ini bertujuan untuk menjaga kesinambungan
operasi dari teknologi informasi yang ada. Sebanyak 500 orang dari personelpersonel tersebut disebarkan ke unit-unit bisnis di seluruh State Street. Sisanya
difokuskan untuk pengembangan sistem baru, menangani arsitektur teknologi
informasi, dan mengatasi isu-isu baru.
Peran teknologi informasi pada perusahaan ini dapat dilihat pada dua sistem baru
yang dihasilkan:
a) Multi-Currency HORIZON (MCH). Penggunaan sistem ini memungkinkan
layanan akuntansi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis mata
uang, fleksibel untuk digunakan pada berbagai kondisi, dan dapat memberikan
hasil secara real-time.
b) Global HORIZON Interchange (GHI). Sistem ini diharapkan dapat
mendukung jutaan pelanggan. Melalui sistem ini, manajer-manajer investasi
dapat lebih memfokuskan waktunya untuk pengambilan keputusan, pelanggan
dapat mengakses informasi yang diinginkannya untuk kebutuhan analisis,
pelaporan kepada pelanggan dapat dilakukan dengan lebih efisien, dan
berbagai keuntungan lain.
Manfaat yang diperoleh State Street melalui pemanfaatan teknologi
informasi ini diantaranya adalah :
a) Beberapa pekerjaan digabungkan menjadi satu. Sebagai contoh, manajer
investasi tidak lagi kesulitan mencari informasi di berbagai lokasi. Dengan
menggunakan basis data terdistribusi, pencarian informasi dapat dilakukan
secara transparan dan dalam waktu singkat.
b) Langkah-langkah proses bisnis tetap natural, sementara beberapa pekerjaan
dapat dilakukan secara simultan. Sebagai contoh, proses bisnis layanan
akuntansitidak berubah, akan tetapi penghitungan pajak, pembuatan dokumen,
dan aktifitas-aktifitas lain dapat dilakukan sekaligus secara fleksibel.
c) Proses-proses dapat memiliki banyak versi. Sebagai contoh, layanan-layanan
yang diberikan State Street mencapai 60 variasi, sesuai kebutuhan pelanggan.
Untuk menangani aneka ragam variasi tersebut, teknologi informasi dari State
Street dibuat sefleksibel mungkin.
d) Pekerjaan dilakukan di tempat yang paling menguntungkan. Sebagai contoh,
penempatan data disesuaikan dengan kebutuhan, ada yang diletakkan di State
Street dan ada yang diletakkan di pelanggan. Hal ini untuk menunjang
kecepatan layanan yang diberikan.
e) Pengontrolan, pengecekan, dan berbagai aktifitas tidak bernilai diminimalkan.
Sebagai contoh, aktifitas pengecekan pelaporan kepada pelanggan
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
dihilangkan. Pengecekan cukup dilakukan oleh sistem, sehingga resiko
kesalahan minimal.
f) Rekonsiliasi diminimalkan dengan mengurangi jumlah kontak eksternal.
Sebagi contoh, pelanggan-pelanggan besar yang terhubung dengan jaringan
teknologi informasi State Street dapat langsung mengakses informasi yang
diinginkannya. Tidak diperlukan lagi adanya kontak eksternal untuk melayani
kebutuhan pelanggan.
2. PT. Kokoh Inti Aerabam (Distributor bahan bangunan)
Contoh kasus lain dari penerapan proses teknologi informasi lainya pada
PT Kokoh Inti Aerabam, perusahaan berambisi menjadi distributor bahan
bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama mengganti sistem TI inti
buatan sendiri dengan aplikasi dari vendor besar. Awalnya sistem yang dibangun
sendiri merupakan sistem yang sederhana dan hubungan antar cabangnya belum
tersambung secara online. Tetapi seiring dengan kebutuhan yang semakin besar,
maka mereka memutuskan untuk mencari suatu sistem yang bisa memenuhi
kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat dan akurat bagi
manajemen. Setelah melakukan benchmarking dengan perusahaan lain yang
sejenis, dan mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan Microsoft), akhirnya
diputuskan untuk menggunakan solusi dari Microsoft dengan sistemnya ERP.
Karena solusi dari Microsoft ini dinilai cukup sesuai dengan kebutuhan dan sistem
ini user-friendly.
Implementasi dari sistem ERP tersebut mempunyai sasaran yaitu
pengintegrasian antara sistem logistik dengan sistem manajemen penjualan,
pemasaran dan keuangan dan mengintegrasikan cabang-cabangnya. Dalam
pengimplementasiannya tidak ada masalah dari para karyawan karena sistemnya
yang sudah user-friendly, lagipula mereka juga telah mengantisipasi kemungkinan
yang dapat menghambat seperti melakukan pendekatan antara lain dengan
pemberian dukungan secara top-down ke semua jajaran operasional; mengadakan
prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi sebelum dilakukan pelatihan
untuk end-user; serta melakukan demo aplikasi ke seluruh user di cabang melalui
kepala cabang.
Secara keseluruhan, melalui implementasi sistem ERP ini diharapkan
tercipta suatu sistem kontrol yang baik dari pusat ke cabang. Karena segala
sesuatunya dapat dimonitor dari pusat secara online dan real time melalui layar
komputer. Melalui pola tersentralisasi ini, kantor pusat dapat memantau jenis
barang yang dijual, kondisi stok barang hingga pemberian kredit ke pelanggan,
serta pembuatan laporan keuangan menjadi lebih cepat. Dari sisi efisiensi, adanya
peningkatan seperti waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan keputusan menjadi
lebih cepat karena pelaporan dari cabang/gudang lebih cepat dan dapat dipantau
secara langsung dari layar komputer.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
3. Brynjolfsson menyebutkan ada 4 cara untuk memanfaatkan teknologi TI yang
dimiliki perusahaan. Apakah cara lain yang dapat perusahaan lakukan untuk
meningkatkan keuntungan strategis mereka dengan pemberdayaan teknologi
IT?
Sangat banyak cara penerapan TI dalam perusahaan. TI digunakan hampir
diseluruh lini perusahaan, sehingga hampir seluruh proses yang dilakukan
perusahaan dari hulu ke hilir dapat menerapkan IT. Brynjolfsson memperkenalkan
4 cara pendekatan implementasi TI ke dalam perusahaan, yaitu melalui:
a. Pengukuran (measurement)
Metode ini menyatakan bahwa perusahaan dapat mengukur aktivitas
pelanggannya menggunakan teknologi informasi, sehingga dengan mudah
perusahaan dapat menentukan strategi bisnis yang akan dipakai.
b. Eksperimen (experimentation)
Perusahaan terkadang membutuhkan percobaan langsung ke pelanggan terkait
dengan fitur-fitur produk atau jasa yang akan diuncurkan. Teknologi informasi
memberikan kemudahan untuk melakukan hal ini. Bisa dikatakan tahapan ini
merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran.
c. Berbagi (sharing)
Terkadang hanya inovasi-inovasi besar yang diumumkan di muka publik,
akibatnya inovasi sederhana tanpa sadar tertutup. Teknologi informasi
membuat masyarakat dapat melihat nilai-nilai inovasi mulai dari yang paling
sederhana sampai inovasi yang memiliki nilai komersil tinggi. Inovasi
sederhana belum tentu akan memberikan dampak sederhana juga untuk
kelangsungan perusahaan, terkadang inovasi kecil pada tata cara kerja akan
memberikan benefit tinggi.
d. Replikasi (replication)
Teknologi informasi akan tinggi nilai gunanya jika sesuai dengan alur sistem
perusahaan. Perusahaan yang mampu menerapkan teknologi informasi yang
sesuai, tentu saja dapat meningkatkan kinerja mereka. Tidak semua lini bisnis
perusahaan berbeda nyata, sehingga dimungkinkan terjadi sharing informasi
antar perusahaan. Dua perusahaan yang karakteristiknya mirip dapat saling
meniru teknologi informasi.
Metode-metode di atas memberikan pemahaman bahwa teknologi informasi dapat
digunakan melalui banyak cara, tidak hanya keempat cara tersebut, berikut
beberapa contoh lainnya:
1) Aliansi Strategis
Aliansi dua perusahaan atau lebih dalam menghasilkan suatu produk bukan
hanya bisa meringankan beban anggaran dan mempersingkat waktu, tetapi juga
mempercepat proses produksi. Praktek aliansi akan memberikan efek positif
pada produk yang dihasikan, produk tetap inovatif, dan diharapkan mampu
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
meraih perhatian khalayak. Aliansi membantu perusahaan untuk
mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumbersumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit dipelajari
sendiri. Berbagai bentuk aliansi seperti penggabungan (merger), peleburan
(consolidation), dan pengambilalihan (acquisition) menjadi pilihan strategis
untuk memperkuat kinerja perusahaan.
Ada beberapa alasan utama yang menjadi motivasi aliansi strategis. Alasan
- alasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan dalam pemasaran global. Contohnya ketika
perusahaan mobil Ford beraliansi dengan Mazda Motor Corp. untuk meraih
pangsa pasar Asia.
2. Nilai tambah atau perluasan pada lini produk perusahaan.
3. Perluasan distribusi dan menyediakan akses pada material.
4. Untuk mengatasi mahalnya biaya research and development, yang
merupakan beban bagi perusahaan untuk melakukan terobosan-terobosan
baru.
5. Mengembangkan dan meningkatkan operasi, fasilitas dan proses serta
menyediakan akses pada kapabilitas, pengetahuan baru, dan teknologi baru.
6. Menurunkan resiko dan mengatasi ancaman-ancaman dalam persaingan.
7. Untuk mempercepat inovasi dan pengenalan produk baru.
8. Untuk mengatasi integrasi beberapa teknologi.
9. Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
posisinya.
10.Untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan selera konsumen yang beragam
sehingga perusahaan akan semakin dekat dengan konsumennya.
2) Research and Development secara annual
Sistem perusahaan mungkin tidak akan berubah secara drastis dalam jangka
waktu panjang, namun dibutuhkan penyesuaian secara berkala untuk
menghadapi gejolak pasar dalam jangka pendek. Perusahaan wajib terus
mengembangkan teknologi informasi yang telah diterapkan untuk
mengimbangi perubahan ini.
3) Konsultasi Sistem Bisnis
Pada prinsipnya, konsultasi wajib dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan,
namun khusus untuk teknologi informasi, konsultasi dilakukan dengan
melibatkan banyak pihak. Sistem yang terintegrasi menuntut kerjasama seluruh
pelaku bisnis, dan harus diperkuat dengan peranan akademisi untuk
menentukan inovasi terkini terkait sistem tersebut.
4) Pengontrolan Sistem down and up
Sistem yang baik wajib mengolah data yang benar dengan proses yang benar
juga, sehingga didapatkan informasi yang sebenar-benarnya. Pengontrolan
sistem berfungsi untuk mencegah terjadinya pemasukan data yang salah.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Pengontrolan dilakukan pada seluruh proses, baik itu sebelum sistem
digunakan, atau setelah sistem dipakai.
III.2 Case 4: Chapter 2 – TI Leaders: Reinventing TI as a Strategic Business
Partner
1. Apa tantangan bisnis dan politik yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
transformasi TI dari aktivitas dukungan untuk peran mitra? Gunakan contohcontoh dari kasus ini untuk mengilustrasikan jawaban Anda.
Tantangan bisnis dan politik yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
transformasi teknologi informasi mengharuskan sebuah perusahaan menerapkan
teknologi dengan kreatif agar dapat memproduksi barang-barang dengan lebih
efisien dan dengan biaya lebih rendah, untuk menjual dan melayani dengan lebih
baik, sehingga akan mendapatkan margin profit tertinggi. Selain itu, Gardner Corp
berpendapat bahwa seorang direktur eksekutif akan membuat CIO mereka
bertanggung jawab untuk menggunakan informasi sebagai asset strategis
(menghasilkan pendapatan) atau seorang CEO akan membuat CIO bertanggung
jawab untuk inovasi model bisnis.Berikut adalah contoh-contoh yang terdapat
pada kasus ini:
a) John Hinkle dari Trans World Entertainment Corp
John Hinkle dari Trans World Entertainment Corp. melakukan
menghapuskan jabatan analis dan memindahkannya perannya ke dalam
Project Management Office (PMO), yang mengawasi semua teknologi dan
proyek bisnis, serta semua perubahan proses bisnis untuk kedelapan ratus
perusahaan toko musik. Manajer PMO telah mengembangkan keahlian dan
hubungan khusus dengan fungsi-fungsi khusus bisnis tempat dimana mereka
berada. Proyek baru dan bahkan perubahan sistem berjalan melalui PMO,
yang menggunakan proses manajemen proyek Six Sigma.
Hinkle mengawasi PMO dan dia adalah salah satu anggota dari dewan
eksekutif perusahaan dan memiliki pengaruh kuat dalam semua keputusan
bisnis. Hinkle terlibat dalam merchandising, perencanaan toko dan dalam
setiap pertemuan penting lainnya di perusahaan. Hinkle diharapkan sangat
mahir dalam hal-hal ini, dan juga diharapkan mampu menjawab lebih dari
pertanyaan-pertanyaan IT. Hinkle adalah bagian dari proses brainstorming
strategi.
Hinkle juga menerapkan stategi bahwa setiap staf TI menghabiskan
minimal tiga hari di lapangan setiap tahun untuk bekerja di toko, gudang, atau
departemen seperti keuangan atau gaji. Dengan cara seperti ini diharapkan
setiap orang memiliki pengalaman dalam proses bisnis, sehingga mereka
mengetahui
apa yang benar-benar dibutuhkan oleh bisnis dan juga
mengetahui bagaimana membantunya.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
b) Lemecha dari ChoicePoint
Pada ChoicePoint, Lemecha menciptakan dua macam posisi dalam
Teknologi informasi, yaitu satu untuk tenaga teknis, yang memegang jabatan
arsitek TI, dan satu lagi sebagai manajer, yang memegang jabatan business
information officer (BIO). BIO ditempatkan di setiap bisnis ChoicePoint dan
bertindak sebagai CIO lokal. Mereka terjun langsung dalam bisnis ini,
sehingga mereka mengerti masalah operasional, mereka tahu semua pegawai,
dan mereka menghabiskan 100 persen waktu mereka di unit bisnis, di mana
mereka secara langsung berperan dalam pengaturan TI bisnis tersebut.
Manfaat utama dari pengaturan ini adalah ketika dalam menyelesaikan suatu
masalah, orang yang berada dalam bidang TI akan melakukan proyek-proyek
tersebut dengan tepat dan pada akhirnya perusahaan akan memperoleh
pendapatan dan menghasilkan pelayanan pelanggan yang lebih baik.
Pertumbuhan pendapatan ChoicePoint yang konsisten, berkisar antara 5-15
persen per tahun selama beberapa tahun terakhir merupakan akibat dari
penerarapn strategi ini pada perusahaan tersebut
c) Passerini dari Procter dan Gamble (P&G)
Procter & Gamble (P&G) merupakan perusahaan TI yang penting dalam
tiga tahun terakhir telah memunculkan kembali TI sebagai rencana stategis
dalam perusahaannya. Pada tahun 2006, P&G membentuk ulang, berganti
nama, fokus kembali dan mulai memberikan pelatihan kembali kepada 2.500orang tim IT. Departemen TI berganti nama menjadi Information and
Decision Solution (IDS). Departemen IDS ini kemudian digabung ke dalam
P&G Global Business Services, yang juga merupakan pusat bagi
pengembangan sumber daya manusia, keuangan, perencanaan strategis, dan
fungsi relokasi. Staf IDS fokus secara khusus pada proyek-proyek berbasis TI
tingkat tinggi, sedangkan tugas-tugas TI rutin diserahkan kepada HewlettPackard Co. IDS dilibatkan dengan tiga tujuan bisnis yang sama dari setiap
unit bisnis P&G, yiatu untuk meningkatkan keuntungan, meningkatkan pangsa
pasar, dan meningkatkan volume penjualan. Selama 10 tahun, senilai 3 juta
dolar yang ditandatangani pada tahun 2003
2. Apa implikasi pergeseran dalam pandangan strategis TI untuk pekerja TI
tradisional dan untuk lembaga pendidikan yang melatih mereka? Bagaimana
hal ini mengubah penekanan pada pengetahuan dan keterampilan apa yang
harus dimiliki orang di masa depan?
Perusahaan yang telah memiliki teknologi informasi, belum tentu memiliki
sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Para pekerja TI
tradisional memang sangat menguasai bidang teknologi informasi, termasuk
bagaimana dataware, hardware, software, brainware, dan netware dipadukan
untuk mencapai tujuan perusahaan.Ternyata pada umumnya kemampuan ini tidak
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
cukup membuat perubahan pada perusahaan, karena tidak ada keselarasan antara
TI dan karakteristik perusahaan sesungguhnya. Sehingga harus ada kerjasama
yang baik antara pekerja TI dengan pelaku usaha yang mengetahui karakteristik
bisnis.
Implikasi saat ini dimana Para pekerja TI Tradisional harus menyediakan
solusi inovatif untuk tantangan bisnis dimana hal tersebut berarti menerapkan
teknologi dengan kreatif untuk memproduksi barang-barang lebih efisien dan
efisien dengan biaya riset dan pengembangan (R&D) lebih rendah, untuk menjual
dan melayani dengan lebih, dan untuk melakukannya pada margin profit tertinggi.
Ini juga berarti memanfaatkan TI untuk menciptakan produk baru dan jasa
dan bahkan seluruh model bisnis baru dimana strategi teknologi dan strategi bisnis
sekarang menjadi satu dan bukan lagi soal TI yang mengotomatisasi bisnis. Ini
soal inovasi bisnis, meningkatkan bisnis dan menciptakan kembali bisnis, mulai
dengan organisasi IT.
Para pengajar TI dan lembaga pelatihan harus segera memikirkan
bagaimana cara memulai suatu inovasi bisnis, meningkatkan bisnis dan
menciptakan kembali bisnis, hal ini juga berarti perubahan orientasi atau
penekanan pengajaran bidang TI bukan hanya tentang perubahan strategi TI
seperti infrastruktur, dukungan aplikasi, dan jasa desktop,dan perubahan teknis
semata (dataware, hardware, software, brainware, dan netware) melainkan
kepada variabel tambahan untuk mendukung strategi bisnis itu sendiri seperti
dimana posisi bisnis itu bergerak (ranking bisnis), bidang yang menjadi bisnis,
pasar yang dihadapi oleh perusahaan, karakteristik konsumen yang dihadapi bisnis
tersebut dan sekaligus perubahan mengenai kerangka kerja TI serta pandangan
pengajar TI dalam meramalkan arah bisnis dan prospek bisnis itu sendiri
kedepannya.
3. Seberapa jauh Anda setuju dengan ide bahwa teknologi dibutuhkan di hampir
semua aspek kegiatan perusahaan? Berikan contoh, selain yang termasuk
dalam kasus, dari pengenalan produk terbaru yang tidak mungkin terjadi
tanpa ketergantungan pada TI.
Di era globalisasi, TI sangat diperlukan dalam setiap bidang, salah satu
bagian terpenting yang memungkinkan kita untuk berbisnis dan berinovasi pada
produk, jasa, serta proses bisnisnya. Ada begitu banyak model yang dipergunakan
oleh perusahaan-perusahaan dalam mengelola fungsi IT-nya. 2 prinsip yang
diperlukan untuk mengelola TI Function, diantaranya:
a) Pengelolaan TI untuk membantu co-evolution antara bisnis dan TI Function.
Co-evolution berarti bahwa kemampuan TI Function dan bisnis berkembang
secara iteratif dan saling jalin-menjalin sesuai dengan jalannya waktu. Struktur
organisasi harus memfasilitasi jalannya kebijakan ini.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
b) Pengelolaan TI untuk memelihara jaringan hubungan/network relationship
untuk visioning, innovation, dan sourcing.
Semua peranan tersebut membutuhkan kolaborasi yang dilakukan oleh
manajemen eksekutif, manajemen bisnis, manajemen TI dan juga eksternal
vendor. Struktur organisasi harus memfasilitasinya juga. 3 macam jaringan
hubungan penting untuk mengatur aktivitas IT, diantaranya:
a) Visioning networks: jaringan hubungan yang terjadi antara senior management
dan TI executives. Tujuannya adalah membantu para eksekutif ini untuk
berkolaborasi dalam pembuatan dan pengartikulasian visi strategic perusahaan
mengenal nilai dan peranan IT.
b) Innovation networks: Jaringan hubungan yang terjadi antara bisnis dan TI
executives. Tujuannya adalah membantu para eksekutif ini untuk
berkolaborasi dalam menciptakan inovasi-inovasi baik pada produk, jasa,
proses bisnis, supply dan value chain perusahaan.
c) Sourcing networks : Jaringan hubungan yang terjadi antara TI executives dan
eksternal partner. Tujuannya adalah untuk membantu para eksekutif dan pihak
luar saling bekerjasama.
IT untuk secara eksplisit mengatur 8 buah proses pembuat nilai (eight value
creating processes), dan terdapat 3 proses dalam mengelola TI yaitu :
a) Proses yang berperan sebagai fondasi meliputi manajemen infrastruktur,
manajemen sumberdaya manusia, manajemen hubungan/relationship
management.
b) Proses utama meliputi value Innovation, Solutions Delivery, Services
Provisioning.
c) Proses ketiga yaitu perencanaan strategi dan manajemen keuangan.
Terdapat tiga macam model fungsi IT, diantaranya adalah :
a) The Partner Model
Dimana fungsi TI berperan aktif dan langsung dalam berkolaborasi dengan
bisnis guna menciptakan inovasi melalui TI dan merealisasikannya. Cocok
bagi perusahaan yang ingn mempromosikan inovasi bisnisnya melalui IT.
 Prinsip 1: Co-evolution dilakukan oleh CIO. Dengan meningkatkan
customer relationship dan meningkatkan citra merek.
 Prinsip 2: Partnership Networks yaitu focus pada innovation dan sourcing
networks.
 Prinsip 3: Value-creating process yaitu Account manager mencari tahu
apa yang menjadi kebutuhan costumer dan membuat produk atau servis
berdasarkan kebutuhan costumer itu sendiri.
b) The Platform Model
Model dimana fungsi TI memberikan aset, pelayanan, dan sumber daya
terhadap inovasi bisnis dalam perusahaan. Bisa dikatakan sebagai pencipta
inovasi. Mengutamakan dalam pengembangan platform dan kemampuan.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Cocok diaplikasikan pada perusahaanglobal yang banyak divisi dimana
masing-masing menjalankan beberapa bisnis yang berbeda.
 Prinsip 1: Co-Evolution dilakukan oleh account manager berkolaborasi
dengan eksekutif bisnis (CIO).
 Prinsip 2: Partnership network fokus terhadap innovation dan sourcing
networks.

Prinsip 3: Value-creating Process yaitu Account Manager mencari
tahu apa yang menjadi kebutuhan customer dan membuat produk atau
servis berdasarkan kebutuhan itu.
c) The Scalable Model
Model dimana fungsi TI menciptakan fleksibilitas yang maksimum dalam hal
sumberdaya manusia. Cocok digunakan pada perusahaan global yang bergerak
di bidang bisnis yang bergerak di bidang bisnis yang berbeda.
 Prinsip 1: Co-Evolution dilakukan oleh eksekutif senior TI untuk mencari
inovasi.
 Prinsip 2: Partnership network lebih fokus terhadap sourcing network
dengan meningkatkan relationship kepada vendor (partner eksternal).
 Prinsip 3: Value-Creating Process yaitu adakalanya bekerjasama dengan
partner eksternal.
Sejumlah teori mengatakan bahwa karakteristik industri dimana perusahaan
itu berada akan sangat mempengaruhi tipe peran teknologi informasi dalam
memberikan manfaatnya. Lihatlah beberapa contoh teori yang kerap dipergunakan
sebagai berikut:
a. Teori Tallon yang membagi peranan teknologi informasi berdasarkan aspek
Strategic Positioning dan Operational Effectiveness sehingga didapatkanlah
tipe-tipe peran yaitu: Dual Focus, Operations Focus, Market Focus, dan
Unfocused.
b. Teori Warren McFarlan yang mengklasifikasikan teknologi informasi
berdasarkan aspek Business Fuctionality Dependent Upon TI dan aspek TI
Development for Competitive Advantage sehingga terdapatlah empat tipe
peranan yaitu masing-masing: Stratetic, Turnaround, Factory, dan Support.
c. Teori Accounting Practices membagi hakekat teknologi informasi menjadi
empat jenis besar yaitu: Cost Center, Profit Center, Investment Center, dan
Service Center.
Bukti-bukti dan dukungan teori yang telah dijabarkan di atas telah
menjelaskan bahwa TI sangat berperan penting dalam bisnis dan manajemen pada
era globalisasi. Pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, fleksibel, dan efisien.
Manfaat yang dirasakan bersifat berwujud dan tidak berwujud.
Promosi dalam bisnis merupakan langkah yang paling penting. Tanpa
promosi, bisnis tidak akan berjalan dengan baik. Promosi adalah proses
komunikasi anatar penjual dan pembeli dengan tujuan akhir adalah penggunaan
produk secara kontinu. Penggunaan TI menjadikan proses promosi lebih
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
sederhana, informasi tentang perusahaan maupun produk dapat diakses dengan
mudah tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Hampir seluruh perusahaan memanfaatkan TI sebagai media promosi. Hal ini
juga yang tanpa sadar menjadi tolak ukur keberhasilan pemasaran perusahaan.
Perusahaan berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi informasi untuk
pemasaran demi mendapatkan citra yang baik di mata konsumen. Perusahaan
dengan teknologi informasi yang lemah, maka secara otomatis kalah dalam
persaingan.
Pada Hasnur Group Perusahaan yang sudah beridiri 44 tahun ini punya
banyak bidang usaha: mining & energy, logging & forestry, agro business,
equipment, logistic & transportation, port & infrastructure, dan media. Misinya
adalah menjadi perusahaan lokal yang tangguh dan punya reputasi baik secara
nasional maupun internasional.
Tentu ini tak mudah, khususnya di back end, mengingat cakupan bisnis
perusahaan ini sangat beragam. Untuk mempermudah operasional, Hasnur Group
pun memandang perlu menerapkan aplikasi SAP. Maka, melalui salah satu
mitranya PT Cubes Consulting, SAP ERP (enterprise resource planning) pun
dipilih untuk diterapkan di hampir semua bidang usaha Hasnur Group. Pada tahap
pertama, implementasi dilakukan pada 200 pengguna.
Modul yang diimplementasikan, antara lain Sales and Distribution,
Material Management, Production Planning, Quality Management, Financial,
Costing, dan Business Warehouse. Semua sistem tersebut terintegrasi ke dalam
satu kesatuan yang saling mendukung. Sistem ini merupakan sistem jangka
panjang yang harus dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan aturan
bisnis dari setiap perusahaan.
Pemasaran produk baru juga merupakan tahapan penting yang tak luput
dari campur tangan IT. Teknologi informasi mempercepat jalannya informasi
sampai ke konsumen. Produk yang dipasarkan dengan TI tentu saja lebih melekat
di benak konsumen dibanding produk yang masih menganut direct marketing dari
pintu ke pintu. Contoh sederhana adalah perbandingan produk yang dipasarkan
dengan iklan di televisi dan tidak. Potayo, sebuah produk bubur kentang instan
produksi PT. Balimuda Group mealukan pemasaran dengan cara:
1. Direct marketing ke semua retailer besar di Indonesia
2. Iklan melalui facebook dan media onine lainnya
3. Konsultasi kesehatan ke beberapa sekolah besar, dan lain lain
Gambar 2. Potayo Messed Potato
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Potayo tidak melakukan pemasaran melalui iklan televisi, diakibatkan oleh
beberapa pengalaman bagian marketing perusahaan yang ternyata memberikan
hasil kurang baik. Ternyata produk ini namanya tidak booming dimasyarakat,
padahal sudah masuk dan tersedia diseluruh outlet Giant dan Carefour di seluruh
Indonesia, bahkan produk ini sudah berjalan selama 6 tahun.
Hal sebaliknya dialami oleh White Koffie, sebuah terobosan baru dalam
dunia kopi. Kopi ini sudah mengalami fermentasi untuk menghilangkan asam
gastric yang menyebabkan nyeri lambung.Produk ini muncul Desember 2010,
jauh lebih muda dari Potayo, namun sudah dikenal masyarakat luas. Perbedaannya
sederhana, White Koffie dipasarkan dengan iklan di telivisi, yang tidak dilakukan
Potayo.
Gambar 3. Kopi Luwak White Koffie
Universal Audio (UAudio) dan Presonus Studio One adalah salah satu
contoh perusahaan yang memanfaatkan peran TI dalam memperomosikan produk
dan mengembangkan inovasi produk. Universal Audio adalah perusahaan yang
memproduksi hardware dan software Audio, registrasi yang dilakukan oleh
UAudio berguna untuk Authorization plugin software Uaudio untuk menghindari
terjadinya pembajakan karena setiap pembelian plugin akan terlebih dahulu
dicocokan antara kode unik yang terdapat pada CPU dengan kode registrasi
konsumen.
Database konsumen juga dimanfaatkan sebagai wadah komunikasi antar
konsumen, secara langsung konsumen yang telah meregistrasi produk Uaudio
akan terdaftar sebagai anggota forum yang dapat berinterkasi dengan konsumen
lain, dimulai dari pengalaman menggunakan produk Uaudio, tips dan trik seputar
audio, keluhan-keluhan yang mereka dapatkan selama menggunakan produk
Uaudio, hingga saran mereka dalam pengembangan produk Uaudio kedepannya.
Studio One adalah Software Digital Audio Workstation (DAW) yang
diproduksi oleh Presonus. Awalnya Presonus adalah produsen hardware audio dan
awal 2009 mereka mencoba untuk memproduksi software DAW yaitu Studio
One, dengan menggunakan peran TI yaitu dengan memanfaatkan database email
konsumen yang mereka dapatkan dari registrasi online produk hardware mereka,
prototype studio one diberikan secara gratis kepada beberapa konsumen dan
beberapa Sound Engineer dibeberapa negara, dengan harapan adanya umpan balik
berupa saran dan kritik setelah menggunakan protoype studio one. Dari hasil
umpan balik tersebut tidak mengherankan studio one hanya membutuhkan waktu
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
kurang dari 2 tahun untuk menjadi salah satu pemimpin pasar software DAW, hal
ini terlihat dari beberapa penghargaan yang mereka dapatkan sebagai DAW
terbaik pada tahun 2010 dan 2011.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
BAB IV. PEMBAHASAN
IV.1 Real World Activity Case 1 Chapter1 :
1. Contoh perusahaan global yang menggunakan satu atau lebih dalam 4 strategi
sebagaimana yang dijelaskan oleh Brynjolfsoon. Apa perbedaan yang
ditemukan dengan ulasan pada case. Jelaskan hasil yang ditemukan dan berita
terbaru dan inovasi teknologi yang digunakan.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat dewasa ini
memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI
dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah
teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis
dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat (Wilkinson dan
Cerullo,1997). Penerapan TI bagi perusahaan mempunyai peranan penting dan
dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh keunggulan bersaing. Saat
ini TI sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan terutama dalam
menjalankan segala aspek aktifitas organisasi.
Beberapa perusahaan besar dengan pertumbuhan bisnis yang eksponensial
umumnya menerapkan setidaknya satu dari empat pendekatan penting dalam
melaksanakan proses bisnisnya, yaitu : 1) Pengukuran; 2) Eksperimen; 3)
Berbagi; dan 4) Replikasi. Beberapa contoh perusahaan yang telah menerapkan
empat pendekatan penting diantaranya :
a) Facebook
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang
diluncurkan pada bulan Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh
Facebook, Inc.Pada Januari 2011, Facebook memiliki lebih dari 600 juta
pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna
lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika
mereka memperbarui profilnya. Strategi yang digunakan dalam facebook sesuai
dengan data yang ditemukan adalah:
1. Measurement (Pengukuran)
Measurement yang digunakan untuk mengelola data yang digunakan
oleh pengguna adalah dengan menggunakan layanan bantuan yang selalu
diletakkan diposisi kanan bawah atau kanan atas (layanan bantuan). Pada
layanan bantuan tersebut facebook memberikan opsi kepada pengguna
apakah pelayanan bantuan itu sangat membantu atau tidak. Dari layanan
bantuan tersebut facebook dapat mengukur dan mengembangkan fitur-fitur
yang akan digunakan oleh penggunaanan facebook di dalam mobile phone.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Gambar 4. Tampilan Pusat Bantuan Facebook
Pada pelayanan bantuan inilah, facebook dapat menyimpan data-data
pengguna yang memberikan keluhan serta saran-saran yang nantinya dapat
digunakan untuk merubah ataupun memperbaiki penggunaan facebook.
Gambar 5. Tampilan Laporan Masalah Iklan atau Halaman
2. Experimentation (Percobaan)
Perusahaan facebook sering bereksperimen dengan perubahan
pelayanan atau fitur yang akandigunakan oleh pelanggan. Facebook Notes
diperkenalkan pada 22 Agustus 2006, sebuah fitur blog yang mengizinkan
tag dan penanaman gambar. Pengguna dapat mengimpor blog
dari Xanga, LiveJournal, Blogger, dan layanan blog lain.Sepanjang minggu
7 April 2008, Facebook merilis aplikasi pesan instan berbasis
Comet bernama "Chat" ke sejumlah profil,yang mengizinkan pengguna
berkomunikasi dengan teman dan fungsinya sama seperti pengantar pesan
instan berbasis desktop. Facebook meluncurkan Gifts pada 8 Februari 2007
yang memungkinkan pengguna mengirimkan hadiah virtual kepada
temannya yang muncul di profil penerima.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Tanggal 14 Mei 2007, Facebook meluncurkan Marketplace, yang
memungkinkan pengguna mengirimkan iklan pendek gratis. Marketplace
telah
dibanding-bandingkan
dengan Craigslist oleh CNET,
yang
menunjukkan bahwa perbedaan utama antara keduanya adalah daftar yang
dikirimkan pengguna di Marketplace hanya bisa dilihat oleh pengguna yang
berada di jaringan yang sama seperti pengguna tersebut, sementara daftar
yang dikirimkan di Craigslist dapat dilihat oleh semua orang.
Tanggal 20 Juli 2008, Facebook meluncurkan "Facebook Beta", yaitu
desain ulang antarmuka penggunanya pada beberapa jaringan. nggal 13
Juni 2009, Facebook memperkenalkan fitur "Usernames", yaitu halamanhalaman dapat ditautkan menggunakan URL yang lebih simpel.Tanggal 15
November 2010, Facebook mengumumkan layanan "Facebook Messages"
baru. Eksperimen yang dilakukan oleh facebook sepenuhnya adalah
perubahan atau penambahan fitur pada layar facebook itu sendiri,
sedangkan pada amazon dan google eksperimen yang dilakukan hanyalah
perubahan layar setiap pengguna yang berbeda-beda setiap saatnya.
Perbedaan Facebook dengan amazon dan google adalah facebook
lebih memberikan pelayanan berupa penambahan fitur yang akan
digunakan pengguna misalnya penambahan fitur (seperti sharing dengan
teman-teman di facebook, visibilitas konten yang dibagikan dapat diatur
khusus untuk semua teman, teman didaftar tertentu, atau teman di grup
tertentu, dapat melihat semua update teman dari pembaharuan status
ataupun komentar teman di status teman yang lainnya, dan juga
penambahan lokasi). Sedangkan amazon dan google hanya merubah versi
tampilan halaman yang digunakan oleh pengguna antara pengguna yang
lain.
b) Microsoft Windows
Pada tahun 1983, Microsoft mengumumkan pengembangan sebuah antar
muka grafis untuk sistem operasi buatannya, MS-DOS yang telah dibuat untuk
sistem IBM PC dan kompatibelnya semenjak tahun 1981.
1. Measurement (Pengukuran)
Perusahaan mengukur berapa banyak jumlah pengguna yang
menggunakan produk mereka dari berapa jumlah perusahaan yang bergerak
dibidang computer atau perusahaan lain membeli produk mereka. Selain
itu, Microsoft menyediakan website yang dapat dibuka oleh pengguna.
Website yang digunakan oleh perusahaan digunakan untuk pengguna
menggunakan kritik dan saran yang nantinya akan berguna untuk
perusahaan kedepannya.
2. Experimentation (Percobaan)
Versi pertama Microsoft Windows, yang disebut dengan Windows
1.0, dirilis pada tanggal 20 November 1985. Windows versi 2 pun muncul
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
kemudian pada tanggal 9 Desember 1987, dan menjadi sedikit lebih
populer dibandingkan dengan pendahulunya. Sebagian besar popularitasnya
didapat karena kedekatannya dengan aplikasi grafis buatan
Microsoft, Microsoft Excel for Windows dan Microsoft Word for
Windows. Selanjutnya, dua versi yang baru dirilis, yakni Windows/286 2.1
dan Windows/386 2.1.
Seperti halnya versi Windows sebelumnya, Windows/286
menggunakan model memori modus real, tapi merupakan versi yang
pertama yang mendukung High Memory Area (HMA). Windows/386 2.1
bahkan memiliki kernel yang berjalan dalam modus terproteksi dengan
emulasi Expanded Memory Specification (EMS) standar Lotus Intel
Microsoft (LIM),
pendahulu
spesifikasi
Extended
Memory
Specification (XMS) yang kemudian pada akhirnya mengubah topologi
komputasi di dalam IBM PC.
Microsoft Windows akhirnya mencapai kesuksesan yang sangat
signifikan saat menginjak versi 3.0 yang dirilis pada tahun 1990. Selama
pertengahan hingga akhir 1980an, Microsoft dan IBM bekerja sama dalam
mengembangkan sebuah sistem operasi penerus DOS, yang disebut sebagai
IBM OS/2. Sebagai respons dari dirilisnya IBM OS/2versi 2.0 ke pasaran,
Microsoft mengembangkan Windows 3.1, yang menawarkan beberapa
peningkatan minor terhadap Windows 3.0 (seperti halnya kemampuan
untuk menampilkan font True Type Fonts, yang dikembangkan secara
bersama-sama dengan Apple), dan juga terdapat di dalamnya banyak sekali
perbaikan terhadap bug dan dukungan terhadap multimedia.
Kira-kira
pada
waktu
yang
sama,
Microsoft
merilis
Microsoft Windows for Workgroups, yang tersedia baik sebagai tambahan
untuk Windows 3.1 dan sebagai sebuah versi yang tercakup di dalamnya
lingkungan dasar Windows dan tambahan kemampuan jaringan di dalam
sebuah paket. Selama waktu itu, Microsoft terus melanjutkan
pengembangan sistem
operasi yang
barunya,
yang
disebut
dengan Windows NT. Setelah Windows 3.11, Microsoft mulai memulai
pengembangan sebuah versi Windows yang berorientasi kepada pengguna
yang diberi nama kode Chicago. Microsoft merilis Windows NT 4.0,
sebagai penerus Windows NT 3.x yang sukses mengancam
dominasi Novell Netware dan UNIX di pasar korporat. Tanggal 25
Juni 1998, Microsoft merilis sebuah sistem operasi Windows baru, yang
dikenal sebagai Windows 98. Microsoft merilis Windows 2000 pada 17
Februari 2000, sebuah versi yang sebelumnya dikenal dengan sebutan
Windows NT 5.0 atau "NT 5.0". Versi Windows 2000 ditujukan untuk
duapangsa pasar, yakni pangsa pasar workstation dan juga pangsa pasar
server.
Bulan September 2000, Microsoft
memperkenalkan Windows
Millennium Edition (dikenal juga dengan sebutan Windows Me atau
Windows
ME).
Versi
ini
memperbarui Windows
98 dengan
dukungan multimedia dan Internet yang lebih baik. Versi ini juga
memasukkan fitur "System Restore," yang mengizinkan para penggunanya
untuk mengembalikan keadaan sistem ke sebuah titik yang dikenal baikbaik saja, pada saat sistem operasi mengalami kegagalan. Pada tahun 2001,
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Microsoft memperkenalkan Windows XP (yang memiliki nama kode
"Whistler" selama pengembangan.
Akhirnya, setelah merilis beberapa versi Windows berbasis Windows
9x dan NT, Microsoft berhasil menyatukan kedua jajaran produk tersebut.
Windows XP menggunakan kernel Windows NT 5.1, sehingga menjadikan
kernel Windows NT yang terkenal dengan kestabilannya memasuki pasar
konsumen rumahan, untuk menggantikan produk Windows 9x yang
berbasis 16/32-bit yang sudah menua.
Pada bulan Juli 2006, Microsoft merilis sebuah versi Windows XP
Service Pack 2, yang ditujukan untuk pasar thin-client, yang disebut
sebagai Windows Fundamentals for Legacy PCs (WinFLP).Setelah meraih
kesukesan besar dengan Windows XP, Microsoft tidak lantas berhenti
begitu saja mengembangkan Windows. Versi terbaru dari Windows,
disebut dengan Windows Vista, dirilis pada tanggal 30 November 2006bagi
kalangan bisnis, sementara untuk kalangan pengguna rumahan dirilis pada
tanggal 30 Januari 2007.
Windows Home Server(sebelumnya memiliki nama kode Q singkatan
dari Quattro) merupakan sebuah produk server yang diturunkan
dari Windows Server 2003, yang didesain khusus untuk digunakan oleh
para konsumen dari pengguna rumahan.Windows Server 2008, adalah
sebuah versi baru Windows Server, yang dijadwalkan untuk dirilis pada
tanggal 27 Februari 2008. Pada saat pengembangannya, Windows Server
memiliki nama kode "Windows Server Codenamed Longhorn.
Rilis selanjutnya setelah Windows Vista adalah Windows 7, yang
sebelumnya dikenal dengan sebutan Blackcomb dan Vienna. Saat pertama
kali dirilis, Windows ini memiliki kernel NT versi 6.1 build 7600, yaitu
perbaikan dari Windows Vista dimana saat rilis pertama memiliki kernel
NT 6.0 build 6000. Windows 7 yang dirilis pada tanggal 22 Oktober 2009
ini memiliki keamanan dan fitur yang baru.
c) PT Fastfood Indonesia, Tbk
PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di
Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama
yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi
restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan
sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di
Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia
antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado.
1. Measurement (Pengukuran)
Pada tahun 2009, KFC memperkuat layanannya dengan menambah
fasilitasnya yaitu menggunakan system pesan antar (delivery order) di Jawa
dan Sumatera. System yang baru digunakan ini dibuat untuk memudahkan
para konsumen yang malas membeli secara langsung (karena alasan
mengantri) dapat memesan via telepon ataupun via website. Namun,
layanan pesan antar ini hanya dikhususkan untuk para konsumen yang
berada kurang dari 5 km. Layanan KFC itu baru mulai diujikan di kota-kota
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Pulau Jawa dan Sumatera pada tahun 2009 dengan sistem komunikasi home
delivery mencakup ke Bali, Sulawesi, dan Kalimantan. Tahun ini, KFC
telah memperluas sistemnya (delivery order) hingga ke bagian timur
Indonesia.
Sistem baru ini, menyediakan jaringan komunikasi antar kantor
regional besar KFC, menggunakan saluran Virtual Private Network (VPN)
MultiService, dan jaringan komunikasi antar toko-nya lewat VPN Ezy
HSDPA agar memudahkan KFc dalam mentransfer data pemesanan.
System ini yang membedakan antara KFC dengan perusahaan CVS. CVS
berbasis Sistem informasi enterprise sedangkan KFC menggunakan layanan
Enterprise Collaboration System (ECS). Sistem ini juga digunakan oleh
perusahaan fast food lainnya seperti Mc. Donald, Pizza Hut, dll.
2 Mengapa beberapa perusahaan dalam industri tertentu, seperti Google,
mengadopsi dan menggunakan teknologi yang inovatif sementara pesaingnya
dengan bisnis yang sama tidak melakukanya?
Penggunaan teknologi informasi pada sebuah perusahaan bukan lagi
sesuatu yang disarankan, namun diharuskan. Teknologi informasi sangat
bermanfaat untuk terus mempertahankan kelanjutan perjalanan bisnis. Perusahaan
baru menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis mereka,
sedangkan perusahaan mapan akan memanfaatkan teknologi informasi untuk
menjaga eksistensi mereka dan memberikan sentuhan diferensiasi pada seluruh
proses bisnis yang dijalankan. Diferensiasi dilakukan semata-mata untuk
memenangkan persaingan bisnis dengan perusahaan sejenis.
Perusahaan yang mampu menggunakan teknologi informasi sesuai dengan
sistem pengolahan data yang dibutuhkan, dapat dikatakan akan memenangkan
persaingan. Perusahaan wajib mengembangkan sistem informasi yang ada secara
berkala, karena dunia informasi teknologi akan terus berkembang dan dalam
waktu singkat mencapai tahapan baru. Proses pengembangan dan penelitian
teknologi informasi dilakukan oleh banyak pihak tanpa batas waktu dan area,
sehingga kompetisi bisnis tidak lagi dilihat dari output produk semata, namun
bagaimana sistem informasi digunakan dalam proses pengolahan input untuk
menghasilkan output tertentu.
Penggunaan teknologi informasi bagi perusahaan akan berperan untuk
mendapatkan informasi tentang perilaku konsumennya, mempermudah kegiatan
proses bisnis meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dan mengontrol
proses rantai pasok perusahaan dari hulu ke hilir. Fungsi dan peranan teknologi
informasi yang telah dijabarkan di atas dapat digunakan di seluruh jenis dan
karakteristik perusahaan, baik itu retail, perbankan, manufacturing, atau penyedia
jasa lainnya. Tidak perlu karakteristik atau tujuan bisnis tertentu untuk dapat
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
mengaplikasikan teknologi informasi, karena memang semua bidang bisnis
memerlukan teknologi informasi.
Perusahaan yang ingin menggunakan teknologi informasi memang tidak
memerlukan karakteristik khusus, namun wajib memiliki dan menyediakan
seluruh faktor yang diperlukan untuk jalannya sistem informasi, seperti:
1.
Data akurat dalam periode waktu tertentu sebagai input.
2.
Tata kelola data yang sesuai dengan karakteristik bisnis bersangkutan.
3.
Hardware untuk fasilitas perjalanan sistem.
4.
Netware untuk media lalu lintas data.
5.
Software sebagai penunjang pengolahan data.
6.
Sumber daya manusia, sebagai pengguna dan pengakases data.
7.
Manajemen sistem dan kontrol untuk memantau jalannya sistem.
8.
Peraturan resmi dari perusahaan yang mengharuskan penggunaan sistem
informasi sebagai upaya untuk membentuk budaya penggunaan teknologi
informasi.
Semua aspek di atas harus diimplemantasikan dengan baik dan diawasi
sepenuhnya sehingga kesalahan awam dalam penggunaan sistem (garbage in
garbage out) tidak terjadi.
Ada beberapa hambatan pada perusahaan untuk menggunakan teknologi informasi
dalam manajemen perusahaan, diantaranya adalah:
1. Investasi penggunaan teknologi informasi memerlukan dana yang cukup besar
dan efeknya baru akan terasa dalam jangka waktu yang cukup lama.
2. Kebiasaan lama pegawai yang masih senang menggunakan cara manual
dibanding automatis, mereka memandang teknologi baru lebih sulit dbanding
kebiasaan lama mereka.
3. Perusahaan takut teknologi informasi yang digunakan tidak sesuai dengan
sistem perusahaan mereka.
4. Ketidaktahuan perusahaan akan persaingan global membuat perusahaan
merasa teknologi informasi hanya membuang-buang investasi.
Sebaiknya perusahaan yang masih menganut paham penghambat di atas
kembali menyesuaikan diri dengan era perkembangan teknologi yang sudah
berlangsung dalam waktu cukup lama.
IV.2 Real World Activity Case 4 Chapter 2 :
1. Contoh Penerapan Implementasi TI di Perusahaan
Sebagian besar perusahaan besar di Indonesia telah meyakini bahwa
peranan system informasi dan teknologi (SI/TI) dapat menjadikan segala kegiatan
operasional dalam perusahaan menjadi lebih mudah dan cepat. Perkembangan
sistem dan teknologi informasi yang sangat cepat sekarang ini, dapat membuat
dunia bisnis dan tingkat persaingan akan semakin meningkat, sehingga
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
menjadikan sistem dan teknologi informasi (SI/TI) tersebut memegang peranan
penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan. Beberapa perusahaan di
Indonesia yang telah mentransformasi organisasi sistem informasi dan teknologi
(SI/TI) dan menerapkan kebijakan bahwa CIO (Chief Information Officer)
memegang peran penting di perusahaan tersebut diantaranya adalah :
a) Bank Mandiri
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 yang merupakan
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia dan merupakan gabungan dari empat bank pemerintah, yaitu : Bank
Bumi Daya, Bank Expor Impor Indonesia, Bank Dagang Negara dan Bank
Pembangunan Indonesia. Dalam struktur organisasinya, Bank Mandiri memiliki
Chief Information and Financial yang membawahi divisi Teknologi Informasi,
Strategy and Performance Management, Accounting, serta Economic and
Financial Research. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pengembangan
teknologi dan sistem informasi Bank Mandiri tidak lepas dari kebijakan strategi
bisnisnya.
Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero)
Investasi Bank Mandiri di bidang Teknologi Informasi merupakan yang
terbesar terbesar dibanding bank-bank lainnya. Mereka mengucurkan lebih dari
US$200 juta untuk merombak core banking system (eMAS Program)
dan membenahi sejumlah aplikasi layanan. Pada intinya, Bank Mandiri telah
mengarahkan investasi TI sebagai strategi penunjang untuk menjadi regional
champion bank.
Bank Mandiri juga mengembangkan Domestic and International Payment
System (DIPS). Sistem ini digunakan untuk mendukung proses transaksi domestik
dan pembayaran internasional Bank Mandiri dapat dikelola secara terpusat, baik
itu transaksi outgoing maupun incoming dengan menggunakan konsep Straight
Through Processing (STP) dan sameday service. Dengan begitu diharapkan
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
terjadi proses bisnis yang ringkas, seketika dan online serta sesuai dengan standar
pembayaran internasional. Tujuan dan target dari implementasi sistem ini adalah
untuk memberikan tingkat pelayanan yang sama untuk semua produk dari seluruh
channel guna memenuhi kepuasan nasabah.
Dengan konsep STP, maka semua transaksi, baik untuk wilayah domestik
maupun internasional, bisa diselesaikan cukup di front office saja. Dengan begitu,
tidak ada lagi pemrosesan di back office atau processing centre lainnya. Untuk
transaksi outgoing, ketika keputusan untuk transaksi diterima, maka seluruh
perintah pendebitan ataupun pengkreditan, termasuk transmisi data atau perintah
kepada bank di dalam dan luar negeri sudah dapat dilakukan secara otomatis,
begitu pula dengan sistem akunting dan sistem pelaporan lainnya sudah termasuk
dalam pemrosesan. Hal seperti itu pun terjadi pada transaksi incoming, ketika
menerima kiriman uang melalui aplikasi SWIFT ataupun Real Time Gross
Settlement (RTGS), secara otomatis sistem akan langsung mengkredit ke rekening
nasabah. Hal ini dapat mengurangi biaya penggunaan sember daya manusia,
dimana semua mekanisme dijalankan by system. Jadi, pada saat transaksi
dieksekusi di setiap terminal, pada saat itu pula seluruh transaksi diselesaikan oleh
sistem secara otomatis ke tempat tujuan.
Keberhasilan Bank Mandiri dalam menerapkan kebijakan teknologi dan
sistem informasi telah dibuktikan dengan diraihnya "MIS Asia Innovations Award
2004". Penghargaan ini membuktikan bahwa strategi penerapan teknologi dan
sistem informasi di Bank Mandiri telah selaras dengan strategi bisnisnya. Hal ini
dalam jangka panjang akan memberikan nilai tambah dan kinerja yang terukur
serta resiko yang terkelola.
Sejumlah benefit telah diperoleh Bank Mandiridari implementasi system
teknologi informasi tersebut. Bank Mandiri berhasil menekan cost of fund dengan
memperbaiki funding mix melalui penurunan jumlah dana simpanan berbiaya
tinggi (deposito berjangka) ke dana simpanan berbiaya rendah (tabungan dan
giro). Rasio dana simpanan berbiaya rendah saat ini mencapai 54,2% dari total
jumlah dana pihak ketiga. Selain itu, Bank Mandiri mampu mengurangi servicing
cost dengan membangkitkan minat bertransaksi nasabah melalui penggunaan
kanal berbiaya rendah seperti ATM, phone banking dan Internet banking.
Peningkatan jumlah transaksi di cabang dan electronic delivery channel juga terus
meningkat hingga mencapai 72% dari seluruh jumlah transaksi. Saat ini volume
transaksi yang dilaksanakan pada electronic channel mencapai dua kali lebih
banyak dari transaksi konvensional di cabang.
Bank Mandiri berhasil mengurangi komposisi pinjaman pada segmen
korporat ke segmen individual, komersial, serta usaha mikro dan kecil. Ini seiring
meningkatnya jumlah total pinjaman yang disalurkan, dengan LDR 57,6%.Hingga
Desember 2006, total transaksi keuangan yang diproses sistem mencapai 43 juta
transaksi, atau meningkat 34% dari 32 juta transaksi dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Sementara itu, per Agustus 2006, biaya setiap
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
transaksi remittance adalah Rp 1.741,21. Aspek lainnya, sistem ketersediaan
teknologi informasi Bank Mandiri mencapai rata-rata di atas 99%. Artinya,
nasabah dapat melakukan transaksi hampir setiap saat tanpa merasakan gangguan.
b) Blue Bird Indonesia
Blue Bird Group merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi
berkualitas di Indonesia khusunya di Jakarta, didirikan pada tahun 1972 berawal
hanya dengan 25 taksi dan hingga kini telah mencapai sekitar 17.000 armada.
Blue Bird melayani lebih dari tiga juta penumpang per bulan di seluruh negeri,
Blue Bird Group baris jasa meliputi berbagai spektrum, dari taksi khusus yang
ditargetkan pada pasar yang lebih tinggi (Silver Bird), mobil sewa (Golden Bird),
charter bus (Big Bird) dan kontainer truk (Iron Bird).
Gambar 7. Logo Taksi Blue Bird
Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam
mempertahankan standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan
selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mendapatkan reputasi sebagai mitra
transportasi yang paling dapat diandalkan. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird
Group saat ini tidak luput dari perbaikan sistem informasi manajemen Blue Bird
dengan memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan kualitas dan
pelayanannya terhadap pelanggan, hal ini menjadikan jasa taksi Blue Bird lebih
unggul dibandingkan jasa taksi lainnya.
Blue Bird telah memiliki susunan organisasi yang menyertakan CIO
sebagai salah satu pemegang kebijakan atrategis di perusahaan. Divisi Teknologi
Informasi berada langsung dibawah Vice President Business Development,
bersama dengan Divisi Corporate Image, Total Manajemen Quality, dan Public
Relation. Dalam hal ini Blue Bird telah sadar bahwa penggunaan sistem dan
teknologi informasi merupakan faktor penting dalam pengembangan bisnis
perusahaan.
Dibawah ini merupakan beberapa teknologi yang telah dimanfaatkan oleh
Blue Bird Group dalam meningkatkan kualitas dan pelayanannya terhadap
pelanggan:
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
1. Sistem Komunikasi Radio
Dalam hal teknologi, Blue Bird Group termasuk perusahaan yang
tanggapakan teknologi. Pada awal berdirinya Blue Bird yang pertama
mengimplementasikan sistem komunikasi radio disetiap taksinya.
2. Sistem Database Pelanggan
Selain itu Blue Bird juga memiliki sistem informasi manajemen yang baik
dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, ini dibuktikan dengan
sistem pemesanan taksi Blue Bird via telepon. Pada saat customer melakukan
pemesanan taksi untuk pertama kalinya, operator blue bird akan langsung
memasukkan data-data customer tersebut, mulai dari nama, nomor telepon, dan
alamat si customer.
Kemudian saat customer tersebut melakukan pemesanan untuk kedua
kalinya, operator Blue Bird akan langsung mengkonfirmasi bahwa customer
yang menelepon pada saat itu bernama A, Beralamat X, dan memiliki nomor
telepon Z, sehingga customer tersebut tidak perlu melakukan hal yang sama
dengan menyebutkan data diri pada setiap pemesanan taksi. Ini membuktikan
bahwa Blue Bird memiliki sistem penggunaan database yang baik, hal ini
membuat customer semakin memiliki penilaian yang baik terhadap kualitas
Blue Bird.
3. GPS
Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan kualitasnya, Blue Bird Group
telah memanfaatkan teknologi terbaru, yakni Global Positioning System atau
yang lebih dikenal dengan sebutan GPS, sudah sekitar empat tahun belakangan
ini Blue Bird menggunakan teknologi GPS (Global Positioning System). Selain
digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya, GPS ini juga digunakan
sebagai sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call Center.
Berbeda dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada
komunikasi suara yang sudah umum digunakan oleh operator-operator taksi,
teknologi GPS ini mempermudah operator dalam menentukan posisi customer
dan armada mana yang bisa menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa
dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean order.Keunggulan lainnya,
customer tidak perlu mendengarkan suara berisik dari radio komunikasi ketika
ada lelang order yang masuk. Sebelum penerapan GPS, response time Blue
Bird Group berkisar antara 20-30 menit. Kini, response time berkisar antara
10-15 menit.
Hal ini tentu akan meningkatkan produktivitas per unit taksi Blue Bird
Group yang kini berjumlah lebih dari 15.000 unit. Data lainnya, tujuh bulan
sejak penerapan GPS pada ratusan unit taksi Silver Bird di tahun 2001,
jumlah pesanan per hari meningkat dari 1.000 menjadi 2.000, atau naik 100%.
Melihat hasilnya yang positif, Blue Bird Group pun kemudian memasang
peralatan GPS yang senilai US$800 pada setiap unit taksinya. Harga
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
tersebut belum termasuk perangkat lunak, perangkat keras, dan peralatan
pemantau di kantor.
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, Blue Bird Group pun
melakukan pembenahan ke dalam dengan menerapkan sistem Enterprise
Resources Planning (ERP). Penerapan ini bertujuan meningkatkan efisiensi,
produktivitas, yang pada gilirannya berujung pada peningkatan profit.
Kedepan, Blue Bird Group berencana menerapkan sistem Customer
Relationship Management (CRM). Sebab, mereka telah memiliki data yang
cukup mengenai para pelanggan setianya.
4. SMS TAKSI;
Baru-baru ini, Blue Bird meluncurkan lagi salah satu layanan
pelanggannya. Blue Bird berusaha mengikuti teknologi yang sedang trend saat
ini. Layanan baru tersebut adalah SMS Taxi: Order Taksi via SMS. Dengan
layanan ini, pelanggan cukup mengirimkan SMS ke nomor 1234 untuk
melakukan order taksi.Pelayanan ini merupakan sebuah langkah strategis yang
diambil oleh Blue Bird untuk menjaring pelanggannya.
Untuk dapat melakukan order, customer terlebih dahulu harus
mendaftarkan nomor telepon selulernya melalui SMS atau website Blue Bird
Group. Selain itu alamat dimana taksi akan menjemput pelanggan juga harus
didaftarkan. Setelah itu baru pelanggan dapat memesan taksinya. Saat ini baru
pelanggan yang memiliki telepon selular dengan menggunakan operator
Indosat saja (seperti Matrix, IM3, dan Mentari) yang bisa memanfaatkan
pelayanan ini.
5. TAKSI VOUCHER;
Selain meluncurkan fasilitas yang memudahkan pelanggannya dalam
melakukan order melalui sms, Blue Bird juga memberikan fasilitas yang
memudahkan para pelanggannya dalam hal pembayaran. Kini para pelanggan
Blue Bird tidak lagi diharuskan membayar jasa taksi Blue Bird dengan uang
tunai, karena saat ini terdapat fasilitas taksi voucher yang dapat digunakan
untuk membayar jasa taksi Blue Bird sebagai pengganti uang tunai.
Untuk dapat menggunakan fasilitas ini, pelanggan terlebih dahulu harus
mengisi formulir taksi voucher melalui website Blue Bird Group. Dalam
formulir tersebut para pelanggan juga harus mendaftarkan kartu kredit apa yang
akan digunakan untuk pembayaran jasa taksi, karena dalam penggunaan
fasilitas taksi voucher ini pembayaran akan secara otomatis dipotong dari
rekening kartu kredit yang didaftarkan. Voucher yang diterima oleh Blue Bird
Group juga bertindak sebagai tanda terima dan akan dikembalikan kepada para
pelanggan pada setiap akhir bulan.
Keuntungan yang dapat dirasakan oleh pelanggan dalam menggunakan
taksi voucher ini adalah keefektifan dalam penggunaan uang tunai dan juga
untuk menghemat waktu yang berharga pada saat masuk dan keluar kendaraan.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
c) PT Cahaya Sakti Multi Intraco (Olympic)
PT Cahaya Sakti Multi Intraco merupakan produsen furnitur merek
Olympic yang selama 22 tahun terakhir ini menjadi pemain utama dalam bisnis
furnitur di Indonesia. Ambisinya untuk terus mempertahankan posisinya sebagai
penguasa pasar telah mendorong mereka bergerak lebih cepat dalam memperbaiki
pengelolaan sistem informasi yang selama ini simpang-siur di lingkungannya.
Gambar 8. Logo Olympic Furniture
Sejak 2001, perusahaan ini telah menerapkan sistem Enterprise Resources
Planning (ERP), yang tujuannya untuk mengelola seluruh sumber daya
perusahaan secara maksimal. Intinya adalah mengintegrasikan seluruh informasi
di dalam perusahaan, diantaranya termasuk informasi mengenai keuangan,
penjualan, distribusi, dan inventori. Implementasi TI yang menghabiskan 3% dari
total pendapatan perusahaan pada 2001 atau senilai Rp305 miliar ini berhasil go
live pada 2002.
Kini data penjualan dan stok barang bisa diperoleh lebih cepat,
penyusunan laporan keuangan pun kini menjadi semakin cepat dan terpercaya.
Jika dulu laporan keuangan baru bisa diperoleh sekitar tanggal 15 setiap
bulannya, kini pada tanggal 2 laporan itu sudah ada di meja direksi.
Komunikasi antarcabang yang kini berjumlah 50 itu pun menjadi makin
cepat. Maka tak heran jika biaya komunikasi bisa dipangkas hingga 50%-nya.
Hal yang paling menggembirakan tentu saja peluang untuk mengontrol stok
barang, dimana sejak diberlakukannya sistem teknologi informasi melalui
penerapan ERP, dapat memotong beban inventori hingga Rp.40 miliar per bulan.
Ini jelas hasil yang menggembirakan bagi manajemen Olympic, yang terus
berambisi untuk menjadi penguasa pasar.
d) LG Electronics, Inc
LG Electronics, Inc (LG) merupakan pemimpin global dan inovator dalam
teknologi elektronik konsumen, komunikasi mobile dan home appliances.LG
mempekerjakan lebih dari 84.000 orang yang bekerja di 112 operasi termasuk 81
anak perusahaan di seluruh dunia. Pada tahun 2008, penjualan secara global
mencapai $ 44.7 milyar, LG terdiri dari lima unit bisnis – Home Entertainment,
Mobile Communications, Home Appliance, penyejuk udara dan Business
Solutions. LG adalah salah satu terkemuka di dunia produsen panel datar TV,
produk audio dan video, mobile handset, AC dan mesin cuci.
LG Electronics didirikan pada tahun 1958 dan sejak itu memimpin jalan
ke era digital yang maju berkat keahlian teknologi manufaktur yang diperoleh
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
oleh banyak home appliances seperti radio dan TV. PT LG Electronics telah
meluncurkan banyak produk baru, diterapkan teknologi baru dalam bentuk
perangkat mobile dan TV digital di abad 21 dan terus memperkuat statusnya
sebagai perusahaan global.
Gambar 9. Logo LG Electronics
PT LG Electronics Indonesia memiliki suatu portal yang terdiri dari
sistem-sistem yang dapat diakses oleh semua pegawai PT LG Electronics
Indonesia yang berada di seluruh Indonesia. Portal tersebut dinamakan LG
Electronics Enterprise Portal atau dapat disingkat dengan LGEP. Seluruh pegawai
yang telah memiliki akses resmi dapat menggunakan portal ini untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan. Akses tersebut berupa e-mail yang didapatkan secara
resmi dari PT LG Electronics Indonesia. Sehingga dengan log in menggunakan email tersebut ke dalam portal ini seluruh pegawai akan mendapatkan atau
memberikan informasi terbaru mengenai data-data perusahaan. Namun, portal dan
e-mail ini hanya dapat diakses di lingkungan perusahaan saja.
Salah satu sistem yang digunakan oleh PT. LG Electronics Indonesia
adalah Global Digital Logistic System atau dapat disingkat dengan GDLS, yang
digunakan untuk mempermudah dalam mengendalikan inventori yang dimiliki
perusahaan. Global Digital Logistic System ini berfungsi untuk :
1. Mengetahui pengiriman barang dari pusat ke cabang perusahaan ataupun
sebaliknya, meliputi ekspedisi yang digunakan dalam pengiriman, barangbarang apa saja yang dikirim dan kapan waktu keberangkatan dan kedatangan
barang setelah sampai di tujuan.
2. Membuat jadwal-jadwal pengiriman barang dari pusat ke cabang perusahaan
ataupun sebaliknya, meliputi zona tujuan, rute perjalanan dan no truk yang
digunakan untuk melakukan pengiriman.
3. Mendapatkan informasi mengenai jumlah persediaan barang yang tersedia di
gudang perusahaan baik gudang pusat maupun cabang.
4. Mengetahui apakah adanya pengembalian barang yang telah dikirim
dikarenakan adanya barang yang tidak laku terjual ataupun barang yang telah
rusak/cacat.
5. Mengetahui berapa nilai barang yang telah dikirim atau diterima termasuk
biaya loading barang ke gudang dan biaya tambahan lainnya.
Sistem ini terdiri dari beberapa subsistem yang memiliki fungsi berbeda
berdasarkan tujuan penggunaan data, antara lain :
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012

Delivery : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk membuat jadwal
pengiriman barang, untuk mengkonfirmasi pengiriman barang, untuk
mengalokasikan truk yang digunakan untuk pengiriman barang, untuk
mengetahui status pengiriman barang dan untuk mengetahui apakah ada
pengiriman yang tertunda atau keterlambatan atas pengiriman barang;
 Cost : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk me-manage berbagai
faktor-faktor pengiriman (biaya-biaya lain, kondisi barang, wilayah tujuan,
tarif yang digunakan), untuk mengetahui apabila terjadi kesalahan selama
pengiriman, untuk me-manage pengiriman barang termasuk biaya-biaya
atas pengiriman tersebut;
 Stock : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui status
penerimaan barang, perhitungan fisik persediaan barang di gudang dan
status persediaan barang;
 Return : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengembalian barang yang tidak laku terjual dan rusak/cacat.
Dengan adanya system GDLS ini, seluruh pegawai PT. LG Electronics
Indonesia dapat mengetahui bagaimana kondisi inventori perusahaan yang berada
di gudang pusat maupun cabang. Begitu pula, apabila terjadi masalah atau
kesalahan yang berhubungan dengan inventori sehingga dapat segera diatasi
langsung oleh pegawai yang berwenang. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas biaya dan kinerja perusahaan.
e) PT HM Sampoerna
PT HM Sampoerna adalah salah satu dari perusahaan rokok terbesar di
Indonesia selain Gudang Garam dan Djarum. Dalam perkembangannya,
operasional harian menjadi sangat rumit. Salah satu departemen yang
mengalaminya adalah departemen logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan
data-data persediaan bahan baku, distribusi bahan baku, data produksi. Data-data
tersebut terkumpul pada akhir jam kerja, sehingga menyulitkan. Ini dilakukan
dengan manual, sehingga bisa dibayangkan sulitnya jika data-data tersebut terdiri
dari ribuan data dan memerlukan proses yang lama. Masalah tersebut mendorong
PT HM Sampoerna untuk membangun Teknologi Informasi, yang dimulai pada
tahun 1992.
Gambar 10. Logo PT HM Sampoerna
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
PT HM Sampoerna berharap sistem teknologi informasi ini dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan tak hanya dalam jangka pendek, namun
juga jangka panjang. PT HM Sampoerna memilih menggunakan ERP (Enterprise
Resource Planning) dari Oracle. Setelah menggunakan ERP, PT HM Sampoerna
mendapatkan beberapa manfaat baik dalam operasi harian maupun dalam
keputusan investasi. Efisiensi dapat tercapai ketika sistem ERP diterapkan.
Manfaat lainnya antara lain:
a) Cepat merespon perubahan resep rokok; dimana setelah ERP diterapkan,
seluruh informasi data dapat dengan cepat dikoordinasikan ke semua
departemen.
b) Ketika seorang staff memerlukan komputer baru dan manajer sedang tidak ada
di kantor dan harus menunggu untuk meminta persetujuan, ini merupakan
salah satu hal yang tidak efisien. Setelah TI diterapkan, staf itu dapat langsung
memberitahukan lewat jaringan sehingga manajer langsung dapat memberi
persetujuan.
2. Pertimbangkan teknologi virtual reality yang digunakan oleh
Procter&Gamble dan dijelaskan dalam kasus ini. Bagi menjadi kelompokkelompok kecil dan brainstorm aplikasi-aplikasi jenis teknologi tersebut untuk
perusahaan di industri selain dari yang dibahas dalam kasus.
Perusahaan-perusahaan di bidang consumer goods dituntut senantiasa
dekat dengan konsumen. Kedekatan itu sangat diperlukan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang perilaku konsumen dibanding pesaing,
sehingga perusahaan bisa melakukan inovasi produk dan solusi yang dengan cepat
dilansir ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Di sini, kecepatan
sangat penting dan membedakan antara pemimpin pasar dengan para pengekor.
Dari sisi distribusi, perusahaan consumer goods ditantang untuk mampu
berhubungan dengan retailer yang menjual produk di seluruh dunia dengan cara
yang lebih efektif dan efisien. Ini bukan pekerjaan mudah. Perusahaan harus
mampu memasok pada berbagai tingkatan, mulai dari kios di pinggir jalan sampai
hypermarket.
Biaya menjadi masalah yang krusial bagi hampir semua perusahaan
termasuk di bidang consumer goods. Perusahaan dituntut menerapkan manajemen
biaya tanpa mengenal kompromi untuk menghasilkan perbandingan antara nilai
dan harga yang lebih besar dari setiap produknya, sebab para konsumen tidak
akan mau membayar lebih mahal untuk sebuah inefisiensi. Di tengah banyaknya
merek yang tersedia di pasaran, nilai menjadi hal yang paling penting. Semua
masalah itu perlu menjadi fokus manajemen perusahaan consumer goods untuk
menyusun strategi bisnisnya.
Kepekaan menangkap perubahan sangat vital bagi perusahaan consumer
goods. Perubahan itu harus ditanggapi perusahaan dengan menerapkan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
berbasis web sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Penerapannya menyentuh
semua aspek bisnis, meliputi peningkatan pemahaman terhadap perilaku
konsumen, pengoptimalan supply chain, penghapusan biaya-biaya yang tidak
penting serta peningkatan efektifitas, dan produktifitas karyawan.
Strategi pertama yang bisa diterapkan adalah dengan membangun kembali
pemasarannya dengan memanfaatkan teknologi web agar bisa lebih menangkap
kehendak para konsumen. Dengan teknologi ini, riset mengenai perilaku
konsumen bisa dilakukan secara online. Riset ini juga memungkinkan perusahaan
lebih cepat mengeluarkan produk baru yang akan dibeli konsumen.
Untuk mengembangkan jaringan retailnya serta meningkatkan layanan
dengan biaya yang lebih murah, perusahaan perlu mempertimbangkan sistem
online dengan solusi web order management. Sistem ini memudahkan retailer
memesan dan mengelola order melalui web. Pelanggan, dalam hal ini retailer,
secara langsung berhubungan dengan perusahaan, kapan pun dan di mana pun.
Jaringan B2B ini memungkinkan para retailer mengakses program promosi
perusahaan, inventory, dan informasi penting lainnya.
Penerapan web order management mampu menutup seluruh wilayah
jangkauan tanpa harus menempatkan tenaga pemasaran untuk mengjangkau setiap
toko. Dari beberapa kasus, para retailer menyukai cara ini. Mereka merasa
mendapat layanan yang lebih baik. Melihat kecenderungannya, perusahaan yang
sudah menerapkan manajemen order berbasis web berani menargetkan
peningkatan transaksi melalui web dari 2-3 persen pada awal implemantasinya
menjadi mayoritas dalam keseluruhan transaksi untuk dua sampai tiga tahun
mendatang. Ini artinya produktivitas yang sangat besar bagi perusahaan dan
layanan yang lebih baik bagi pelanggan.
Supply chain dilakukan dengan pendekatan yang lebih bersifat consumer
centric. Pendekatan ini dilakukan untuk lebih memenuhi kebutuhan konsumen.
Sistem supply chain didasarkan pada data secara real time yang memungkinkan
perusahaan untuk melihat stok barang dan melakukan pengiriman yang tepat
waktu untuk menjamin ketersediaan barang.
Untuk internal, aplikasi berbasis web dimulai dengan mendorong evolusi
ke arah culture web. Caranya, meningkatkan pemakaian internet oleh seluruh
karyawan dan memberikan aplikasi self service kebutuhannya, termasuk
manajemen renumerasi. Untuk menekan biaya dan meningkatkan produktivitas,
implementasi konsep fast learning cycle, sebuah aplikasi knowledge management
yang mampu meyimpan informasi penting menjadi pilihan yang tepat.
Pengumpulan informasi terpusat di satu tempat memudahkan karyawan
mengakses di mana pun dan kapan pun membutuhkannya.
Procter & Gamble (P&G) merupakan salah satu perusahaan yang sudah
menerapkan aplikasi berbasis web. Perusahaan yang bermarkas di Cinciniati,
Ohio ini tampak tidak tanggung-tanggung dalam mengimplementasikan teknologi
informasi. Jajaran eksekutifnya memahami bahwa mereka tidak menerapkan
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
teknologi informasi bukan untuk teknologi itu sendiri atau sekedar mengikuti tren,
tapi untuk menjalankan bisnis dan mendapatkan hasilnya.
Hasil yang didapatkan P&G adalah biaya yang lebih rendah, pengambilan
keputusan yang lebih cepat, dan organisasi yang lebih efektif. Khusus untuk
aplikasi e-employee saja, P&G mampu menekan biaya sampai 20 persen dalam
dua tahun pertama dan untuk supply chain, P&G memangkas waktu untuk
inventory menjadi setengahnya.
Untuk implementasi semua pekerjaan ini, P&G mendapat dukungan penuh
dari Cisco Systems. Selain menyiapkan piranti keras jaringan yang kuat, melalui
Cisco Internet Business Solutions Group (IBSG), juga memberikan keahlian dan
pengalamannya yang sangat membantu P&G dalam mendefinisikan dan
menyusun strateginya. IBSG membantu memberikan wawasan bagaimana harus
melakukan implementasi TI dan menunjukkan praktek yang paling baik serta
memberi rangsangan pada P&G untuk memecahkan masalah dengan cara yang
baru.
Dampak paling besar dari implementasi TI oleh P&G, adalah peningkatan
pada layanan, biaya dan kecepatan. Mereka bisa memberikan layanan yang lebih
baik dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan para konsumen,
pelanggan dan karyawan, dan menyangkut kecepatan pengambilan keputusan.
Implementasi TI oleh P&G ini menjadi tambahan bukti bahwa teknologi
informasi menjadi komponen yang sangat penting dalam strategi bisnis.
Tidak hanya P&G yang menggunakan konsep virtual reality dalam sistem
bisnis mereka, rata-rata semua produsen kendaraan bermotor juga sudah
menerapkan siste virtual reality. Virtual reality merupakan teknologi canggih
yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan:
 Perancangan produk melalui virtual modeling
 Simulasi pengemasan produk
 Consumer product testing
 Menerapkan inovasi baru dalam proses manufacture secara virtual
Pengelolaan industri dengan teknologi ini dapat menigkatkan cycle time untuk
produk baru. Kemunculan produk-produk baru dapat dipercepat, produsen juga
yakin bahwa memang fitur-fitur produk baru mereka akan diminati oleh
konsumen.
Perusahaan assembling dan manufacturing telah menggunakan teknologi
ini dalam waktu lama. Mereka menggunakan virtual reality untuk mengecek
bagaimana kendaraan yang dihasilkan dapat berjalan dalam real condition. Tidak
hanya kendaraan bermotor, industri manufacture juga melakukan simulasi virtual
untuk melihat bagaimana proses produksi mereka berjalan. Perusahaan tidak perlu
lagi melakukan simulasi manual yang mengeluarkan biaya mahal. Akibatnya
biaya produksi juga dapat dikurangi, dan secara tidak langsung meningkatkan
benefit yang diterima.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
Gambar 11. Contoh Aplikasi virtual reality Pada Industri.
Shanghai Jiao Tong University di RRC menciptakan sebuah teknologi
yang mereka beri mana parallel virtual reality development platform (PVRDP).
Teknologi ini memungkinkan peneliti melakukan simulasi proses manufacture
dan mengubah part yang digunakan dalam simulasi hanya dengan menggerakkan
tangan mereka di depan layar 3D. Teknologi ini digunakan di seluruh industri
besar
di
RRC
(http://en.sjtu.edu.cn/research/centers-labs/advancedmanufacturing-environment-under-planning).
Gambar 12. Parallel virtual reality development platform
Toyota sebagai pemain besar di dunia otomotif, juga menerapkan virtual
reality dengan menggunakan virtual test drive. Pada sistem ini memungkinkan
pengguna untuk mengemudikan mobil yang ingin mereka beli dalam segala
medan perjalanan.
Gambar 13. Virtual Test Drive Toyota.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
BAB V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Era high competitive seperti saat ini membutuhkan keberadaan Teknologi
Informasi (TI). Keberadaan Teknologi Informasi memberikan peran dalam
peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Teknologi informasi membuat top management mampu mengambil keputusan
dengan cepat dan tepat karena data perusahaan dapat diakses setiap waktu.
3. Teknologi informasi dibutuhkan dalam seluruh proses bisnis tanpa kecuali,
sehingga sudah menjadi keharusan untuk mengimplementasikan teknologi
informasi di perusahaan.
4. Peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan dapat dilakukan dengan
pemberdayaan teknologi informasi dengan hasil yang signifikan.
V.2 Saran
1. Pihak menejemen perusahaan hendaknya selalu melakukan perubahanperubahan kecil dalam pelaksanaan sistem informasi teknologi seiring dengan
arah perkembangan perusahaan saat ini untuk membantu meraih keberhasilan
tujuan perusahaan;
2. Pihak perusahaan hendaknya memberikan pelatihan terkait dengan Teknologi
dan Sistem Informasi bagi Divisi Teknologi Informasi maupun Divisi lain
dalam perusahaan yang bertindak sebagai pengguna (brainware) agar Sistem
Informasi yang diterapkan oleh perusahaan dapat secara optimal membantu
perusahaan dalam melaksanakan efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan
tugas;
3. Perlu diterapkannya Standard Operational Procedure (SOP) dalam setiap
tahap pelaksanaan tugas pada masing-masing bagian agar sistem dapat berjalan
dengan baik;
4. Perlu perubahan terhadap budaya perusahaan yang terbentuk sebelum
diterapkannya Sistem Informasi melalui sosialisasi dan edukasi yang terus
dilakukan dan melalui penerapan kedisiplinan dalam penerapan konsistensi
terhadap Standard Operational Procedure yang telah ditetapkan.
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Penerapan IS Bank Mandiri. http://lestanto.blogspot.com/2008/09/
penerapan-is-bank-mandiri.html [25 Februari 2012]
Anonim.
2009.
Peranana
TI
Dalam
Organisasi
Perusahaan.
http://jane.blog.uns.ac.id/2009/11/17/peranan-it-dalam-organisasi-perusahaan/
[25 Februari 2012]
Earl, E. Peter.2002. Information, Opportunism and Economic Coordination.
Cheltenham
Gluck, F.W., S.P Kaufman, dan A.S. Walleck. 1999. ”The Four Phases of
Strategic Management”. Journal Business Strategy. No. 3 pp.417-456.
Hunton, James E., Stephanie M. Bryant, dan Nancy Bagranoff.2004. ”Core
Concepts of Information Technology Auditing”. John Wiley & Sons, Inc. New
Jersey.
O’Brien JA, 2007. Management Information Systems :Managing Information
Technology in the E-Business Enterprises. 10th Edition, Irwin Inc. Boston,
2007.
McLead, Jr Raymond dan George P. Schell.2004. Management Informastion
System, 9th edition. Prentice Hall, Inc.
Sprague, and Barbara C McNurlin. 1998. Information Systems Management in
Practice, Englewood cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc..
Ward, John. and Joe Peppard. 2002. Strategic Planning for Information System
nd
3 ed .England: John Wiley & Sons.
Wheelen, Thomas L. Dan J. Davis Hunger. 2004. ”Strategic Business and
Business Policy”. 9th edition. Pearson Education International.
Mengko, Richard, 2001. Memanfaatkan Teknologi Informasi: Pentingkah hal
ini bagi generasi mendatang ?. http://www.lppm.itb.ac.id/bp/august/2001/
suplement.htm [25 Februari 2012]
Download