Output file

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perusahaan yang menyediakan jasa transportasi, yakni Blue Bird Group
mengalami krisis komunikasi. Krisis komunikasi tersebut berupa penolakan saat
Blue Bird melakukan ekspansi atau perluasan daerah usaha ke Makassar. krisis
mulai timbul saat kabar mengenai kehadiran Blue Bird didengar oleh pemilik
usaha taksi lokal di Makassar. Taksi Blue Bird mendapat kecaman dari taksi
pengusaha taksi lokal yang melakukan demo besar-besaran yang menuntut
dibatalkannya izin taksi Blue Bird di Makassar. Mereka menganggap bahwa
kehadiran taksi Blue Bird dapat mengurangi penghasilan mereka atau bahkan
menggusur lahan pencarian mereka. Apetasi (Asosiasi Pengusaha Taksi) lokal
menuntut pemerintah untuk memperhatikan nasib pengusaha lokal, karena mereka
berfikir modal besar yang dikeluarkan Blue Bird akan mampu menandingi
keberadaan mereka. Dengan adanya penolakan dari pengusaha taksi local
akhirnya pemerintah kota Makassar mengkaji kembali izin operasi dari taksi Blue
Bird, ini membuat tersendatnya operasioanal taksi Blue Bird untuk beberapa
waktu. Bukan hanya didemo Kepala Cabang Blue Bird di Makassar juga
merasakan teror. Saat proses rekruitmen pengemudi Blue Bird diserang oleh
sekelompok orang yang memaksa proses tersebut dihentikan, beruntung
penyerangan tersebut tidak ada korban jiwa atau tindak kekerasan.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Blue Bird mengoperasikan 40 armada taksi untuk tahap awal dan
melakukan rekrutmen untuk pengemudi dan karyawan Blue Bird Cabang
Makassar, dana yang dikeluarkan pun tidak sedikit untuk merealisasikan izin
tersebut, mulai dari pembelian armada baru, pengiriman, pajak, tanah, bangunan,
pengiriman tim hingga rekrutmen pengemudi dan karyawan. Dengan ini
perusahaan Blue Birdmengharapkan operasional Blue Bird di Makassar berjalan
lancar.
Penolakan yang dialami Blue Bird bukan kali pertama, ada beberapa
daerah selain Makassar juga menunjukan respon yang negative saat Blue Bird
melakukan ekspansi. Penolakan yang dialami Blue Bird dirasakan dikota
Bandung, Bali, Batam dan Makassar. Bentuk penolakannya pun beragam ada
yang menolak menggunakan kekerasan ada juga yang menolak dengan melakukan
aksi demo menuntut pencabutan izin seperti yang dialami di Makassar. Penolakan
yang dialami Blue Bird di Makassar ini sangat lembut pasalnya pihak penolak
hanya melakukan demo didaerah Cabang Blue Bird Makassar.
Korban dari kekerasan biasanya adalah pengemudi taksi yang sedang
beroperasi. Daerah yang terakhir menolak dengan kekerasan adalah Batam.
Alasan penolakan yang terjadi ditiap daerah umumnya sama yakni takut merasa
tersaingi dan pasar mereka dikuasai Blue Bird. Pihak Blue Bird biasanya akan
melakukan negosiasi dengan taksi local mengenai daerah-daerah operasi, seperti
yang dilakukan di Bandung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Sama seperti perusahaan-perusahaan lainnya yang mengalami krisis, Blue
Bird Group pun berada diposisi krisis perusahaan, yang akhirnya menjadi krisis
Public Relations. Karena, permasalahan yang dialami diekspos oleh media local
hingga nasional, sehingga permasalahan ini menjadi perhatian bagi masyarakat
luas.
Sementara Public Relations Blue Bird Group menjalankan strateginya,
pihak Blue Bird menggunakan media dan csr (corporate social responsibility)
sebagai alat untuk menangani krisis. Kegiatan csr yang dilakukan disesuaikan
dengan season atau kondisi pada saat krisis itu terjadi, saat itu bertepatan dengan
bulan ramadhan. Maka, pihak Blue Bird memutuskan untuk melakukan kegiatan
yang berbau keagamaan, seperti membersihkan masjid yang dijadikan pusat
kegiatan keagamaan, memberikan sarana dan pra sarana penunjang kegiatan
keagamaan masjid tersebut. Kegiataan tersebut melibatkan Pihak dari Blue Bird
seperti staff, driver dan pihak eksternal yakni LSM dan media. Tujuan dari
pelakasanaan kegiatan yang merupakan strategi penyelesaian krisis ini adalah
untuk menunjukan bahwa kehadiran Blue Bird bukan membawa kerugian
melainkan membaawa manfaat dan kebaikan bagi Makassar. Blue Bird juga
melakukan pendekatan sosial psikologis dengan para competitor.
Tidak hanya menjalankan kegiatan csr Blue Bird juga menjalin
komunikasi dan membangun hubungan baik dengan para tokoh atau opinion
leader di Makassar. Hubungan ini dibangun karena Blue Bird percaya bahwa
opinion leader dapat membantu mengubah persepsi yang terbangun dipihak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
penolak. Opinion leader bukan hanya dapat mengubah tapi juga dapat menguatkan
nilai yang ingin ditanamkan bahwa Blue Bird datang bukan untuk merebut pasar
tapi untuk menunjang kepentingan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
angkutan umum.
Dalam upaya penyelesaian krisis komunikasi public relations Blue Bird
tidak hanya bekerja sendiri. Bagian operasional juga ikut terlibat dalam
penyelesaian krisis, bagian operasional melaporkan apa yang terjadi ke public
relations Blue Bird. Komunikasi dilakukan oleh public relations Blue Bird
kesemua bagian termasuk kepala cabang di Makassar. Mereka bekerja sesuai
dengan proporsinya, dan apa yang akan diputuskan harus dipikirkan bersama tidak
hanya oleh salah satu pihak.
Bahkan saat krisis komunikasi dirasa sudah tidak lagi bergejolak pihak
Blue Bird juga tidak harus memikirkan tempat peresmian dan siapa saja pejabat
yang akan diundang. Karena, itu semua dapat berpengaruh terhadap opini atau
pandangan masyarakat. Blue Bird memilih benteng Rotterdam untuk tempat
peresmian karena benteng Rotterdam merupakan salah satu situs yang ada di
Makassar. Alasan pemilihan benteng Rotterdam karena Blue Bird ingin
menunjukan bahwa kedatangannya di Makassar adalah untuk mendukung
mengembangkan pariwisata di Makassar.
Pentingnya strategi tim krisis Blue Bird dalam menghadapi krisis menjadi
latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian sehubungan dengan penolakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
taksi Blue Bird di Makassar. Peneliti ingin mengetahui strategi komunikasi apa
yang digunakan oleh public relations Blue Bird Grup untuk menyelesaikan krisis
yang dialami di Makassar. Peneliti memilih perusahaan Blue Bird sebagai objek
pada penelitian ini karena kasusnya selalu menjadi perhatian baik dari masyarakat
local ditempat terjadinya penolakan maupun nasional, selain itu Blue Bird
merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa transportasi yang berkapasitas
besar di Indonesia dan berhasil menjadi perusahaan yang go public. Penolakan
bukan merupakan hal baru yang dirasakan Blue Bird karna sebelumnya peristiwa
semacam ini pernah terjadi di Bandung (2006), Bali (2010), Batam (2012) dan
Makassar (2015).
Untuk perusahaan yang sudah go public sekelas Blue Bird pemilihan
strategi untuk menangani krisis sangatlah penting. Sebelum menentukan program
komunikasi apa yang ingin digunakan, strategi penanganan krisis yang pertama
yang harus dilakukan adalah dengan memahami benar krisis yang sedang terjadi
dan mengkoordinasikan informasi mana saja yang boleh dibagi dan mana yang
tidak. Membentuk tim krisis dan memusatkan semua informasi yang masuk dan
keluar hanya melalui tim Public Relations atau Tim Krisis. Menunjuk juru bicara
(spoke person), memberikan edukasi kepada seluruh karyawan tentang
kejadiannya, termasuk do dan don‟t bagi karyawan. Sebab, mereka adalah PR tak
resmi dari setiap perusahaan. Tim krisis harus menyiapkan berbagai statement
yang berbeda sesuai dengan jenis publiknya, namun dengan pesan yang sama.
Memantau berbagai media, baik lokal maupun nasional. Melakukan pembaharuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
kepada manajemen secara continue sesuai rapat evaluasi, sehingga semua tim
memiliki pemahaman yang sama.
Krisis sendiri dapat diartikan sebagai keadaan yang tidak stabil dimana
perubahan yang cukup signifikan mengancam, baik perubahan yang tidak
diharapkan ataupun perubahan yang diharapkan akan memberi hasil yang baik.
Penyebab krisis terjadi apabila ada benturan kepentingan antara organisasi dengan
stakeholders nya karena tidak ada kesamaan persepsi dalam suatu hal atau
terkurangi salah satu aspek yang diinginkan dari kedua belah pihak. Dalam kasus
ini benturan kepentingan yang terjadi adalah antara pihak organisasi yakni Blue
Bird dan Apetasi selaku pihak taksi lokal.
Blue Bird Group memiliki divisi Public Relations dibawah divisi
Corporate Image dan dibawahi Vice President Business Development. Divisi
Public Relations di Blue Bird berada pada middle dan mempunyai jalur langsung
dengan top manajemen. Tentunya hal ini merupakan salah satu bentuk kesadaran
dari perusahaan akan pentingnya Public Relations.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha menguraikan strategi komunikasi
yang digunakan public relations Blue Bird Group dalam menyelesaikan krisis
komunikasi di Makassar. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
pada Situasional Communication Crisis Theory (SCCT) yang dikemukakan oleh
Coombs. Karena Situasional Communication Crisis Theory (SCCT) merupakan
satu-satunya teori yang membagi respon pada tanggung jawab sebuah krisis. Teori
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
ini digunakan untuk mengkaji termasuk dalam klaster apa krisis yang dialami
Blue Bird dan melihat apakah strategi yang digunakan Blue Bird menangani krisis
sesuai dengan Situational Communication Crisis Theory (SCCT).
Pada intinya, teori ini mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat
pada bagaimana individu melihat reputasi suatu organisasi/perusahaan dalam
keadaan krisis dan tanggapan mereka terhadap organisasi atas krisis tersebut.
Situasional Communication Crisis Theory (SCCT) juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi atau mengukur sebarapa besar ancaman terhadap reputasi
organisasi, khususnya dimasa krisis. Teori ini juga dapat menunjukan pentingnya
mengatur strategi pesan agar dapat mempengaruhi frame media dan public
sehingga persepsi public terhadap perusahaan cenderung positif karena media
massa sebagai sumber informasi dapat dikontrol melalui pemberian informasi dari
perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti akan
membahas penelitian sebagai berikut:
“STRATEGI KOMUNIKASI BLUE BIRD DALAM MENYELESAIKAN
KRISIS “PENOLAKAN BLUE BIRD DI MAKASSAR APRIL 2015” DIKAJI
MELALUI PERSPEKTIF SITUATIONAL CRISIS COMMUNICATION
THEORY”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
1.2
FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian dalam penelitian ini dibatasi hanya pada permasalahan
mengenai Strategi Komunikasi Blue Bird Group dikaji dalam perspektif
Situasional Communication Crisis Theory (SCCT) pada kasus penolakan taksi
Blue Bird di Makassar periode April 2015- Juni 2015. Alasan peneliti memilih
teori ini sebagai acuan peneliti adalah karena Situasional Communication Crisis
Theory (SCCT) adalah satu-satuya teori yang membahas mengenai rekomendasi
respon dan strategy dibagi dalam beberapa tipe krisis. Kesimpulannya batasanbatasan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Bagaimana Strategi Komunikasi dalam menyelesaikan krisis penolakan
April
2015
di
Makassar
dikaji
melalui
perspektif
Situasional
Communication Crisis Theory ?
1.3
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah penelitiannya adalah:
1. Krisis Blue Bird bukan yang pertama kali terjadi sebelumnya sudah pernah
terjadi, namun krisis yang di Makassar berakhir lebih cepat dibanding
krisis yang terjadi sebelumnya.
2. Blue bird merupakan perusahaan taksi berskala nasional dan sudah go
public,
jika
pemelihan
strategi
komunikasi
mempengaruhi reputasi Blue Bird.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tidak
sesuai
akan
9
3. Strategi komunikasi yang dilakukan Blue Bird mampu meredam krisis dan
mampu mendatangkan dukungan dari masyarakat sekitar Makassar.
4. Dalam krisis yang dialami di Makassar komunikasi yang terjalin antara
Blue Bird pusat dengan pool Makassar berjalan sangat baik.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan dengan pernyataan penlitian yang
telah dipaparkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Strategi Komunikasi dalam menyelesaikan krisis
penolakan April 2015 di Makassar dikaji melalui perspektif Situasional
Communication Crisis Theory
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga manfaat,
manfaat teoritis, manfaat praktis, dan manfaat social dengan uraian sebagai
berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitiian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran
dalam pengembangan ilmu komunikasi khususnya Public Relations dengan kajian
manjemen krisis. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan bagi
peneliti selanjutnya, khususnya bagi penelitian yang memiliki kasus sejenis.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitiian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk Blue Bird Group, khususnya dalam meningkatkan manajemen krisis Public
Relations Blue Bird Group untuk melakukan ekspansi ke daerah-daerah di
Indonesia yang belum ada taksi Blue Bird.
1.4.3
Manfaat Sosial
Manfaat social yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah
memberikan kajian terhadap masyarakat daerah dalam menerima sesuatu yang
berasal dari luar daerah tersebut. Selain itu manfaat social yang diharapkan adalah
kehadiran Blue Bord Group dikota-kota lain dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat dan dijadikan kompetisi positif oleh pesaingnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download