- repository@UPI

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani atau
pendidikan tentang aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah satu
mata pelajaran yang dianggap memiliki kelebihan dalam mengembangkan tiga
aspek penting yang perlu dikembangkan oleh siswa dalam pendidikan yakni aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Seperti yang dijelaskan oleh
Abduljabar (2011:83) bahwa “dimensi hubungan tubuh dan pikiran menekankan
pada tiga domain pendidikan, yaitu: psikomotor, afektif, dan kognitif”. Sebagai
sarana pendidikan pembelajaran jasmani tidak hanya menekankan pada
penguasaan keterampilan motorik, namun ada tujuan-tujuan khusus dalam
pendidikan yang hendak dicapai oleh siswa yang sedang tumbuh dan berkembang.
“Tujuan-tujuan pendidikan tersebut adalah pengembangan seluruh potensi yang
dimiliki siswa baik yang melibatkan dimensi kognitif, afektif, psikomotor,
maupun sosial dalam pengertian yang lebih luas” (Juliantine, dkk. 2012:7). Oleh
karena pendidikan jasmani di sekolah memiliki kelebihan khusus daripada mata
pelajaran lain dan sudah seharusnya pendidikan jasmani dapat lebih diutamakana
dari mata pelajaran lainnya. Menurut Abduljabar (2011:138) “pendidikan jasmani
di sekolah diharapkan akan memunculkan budaya gerak di kalangan masyarakat,
dan budaya gerak ini akan berdampak pada perkembangan olahraga di tanah air”.
Namun pada kenyataannya pendidikan jasmani disekolah malah dianggap
sebelah mata oleh masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari hilangnya mata
pelajaran pendidikan jasmani di kelas 3 SMP atau 3 SMA karena dianggap akan
mengganggu siswa-siswa yang akan ujian nasional, selain itu banyak guru-guru
mata pelajaran jasmani yang tidak memiliki ilmu mengajar pendidikan jasmani
memperburuk citra atau nama baik pendidikan jasmani di kalangan masyarakat.
Karena hal tersebut kualitas pembelajaran pendidikan jasmani dianggap menurun
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
oleh masyarakat, walaupun tolak ukur atau alasan masyarakat yang berpendapat
tersebut bervariasi, bahkan tidak selalu jelas. Misalnya ada yang menghubungkan
hasil pembelajaran jasmani dengan bentuk-bentuk fisik siswa yang tidak
proporsional, keterampilan melakukan aktifitas jasmani, juga sifat sportifitas yang
dimiliki oleh masyarakat atau atlet-atlet di Indonesia, dan bahkan ada yang
menghubungkan dengan prestasi olahraga di Indonesia.
Oleh karena itu, penulis menganggap isu di atas merupakan hal yang
mendesak untuk dipecahkan dan sumbangan yang paling mungkin atau nyata
diberikan oleh guru ialah memperbaiki dan mengembangkan cara-cara
mengajarnya yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang
dikelolanya. Proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak terlepas dari beberapa
unsur seperti tujuan, metode, gaya mengajar, model pembelajaran.
Menurut Metzler (2000, dalam Juliantine, dkk. 2013:4) ‘Dalam sejarah
pembelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak istilah seperti strategi, metode,
pendekatan, juga model-model pembelajaran’, dengan menerapkan berbagai
model pembelajaran diharapkan akan menjadikan pembelajaran pendidikan
jasmani lebih efektif dan efisien. Walaupun sebenarnya dari berbagai jenis model
pembelajaran tidak ada satupun model pembelajaran yang dianggap paling baik
namun model pembelajaran akan dianggap baik jika model pembelajaran itu
cocok atau sesuai dengan materi dan kondisi yang sedang dilaksanakan
Dalam hal ini penulis tertarik membandingkan dua macam model
pembelajaran yang dapat dikatakan saling bertolak belakang yaitu model
pembelajaran langsung (direct instruction) dengan model pembelajaran inkuiri.
Pembelajaran direct instruction menurut Juliantine, dkk. (2013:41) didefinisikan
sebagai “model pembelajaran di mana guru menstransformasikan informasi atau
keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada
tujuan dan distrukturkan oleh guru”. Suatu model pembelajaran yang bersifat
teacher center, artinya dalam proses pembelajaran terjadi interaksi atau hubungan
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
antara guru dengan siswa secara langsung, guru memiliki peran yang sangat
dominan sehingga guru dituntut agar dapat menjadi seorang guru yang menarik
bagi siswa, guru dalam proses pembelajaran dengan model ini berperan sebagai
tutor yang langsung berhadapan dengan siswa secara nyata dalam mempraktekan
dan mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan secara langsung tanpa ada
unsur perantara. Model pembelajaran langsung memberikan informasi secara
langsung dari guru kepada murid dengan tahapan-tahapan untuk memaksimalkan
materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Model pembelajaran ini akan
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan tertentu selangkah demi
selangkah dengan pola yang bertahap dan terstruktur
Model pembelajaran inkuiri menurut Trianto (2007, dalam Juliantine, dkk.
2013:93) ‘adalah suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi’. Pembelajaran inkuiri merupakan suatu pembelajaran yang
menekankan siswa untuk memaksimalkan kemampuan anak untuk mencari dan
menyelidiki informasi sendiri dalam pembelajaran. Dengan kata lain bahwa pada
prinsipnya model inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa di samping juga pada guru atau bersifat student center. Model
pembelajaran ini
mendorong siswa untuk
terlibat
secara aktif
dalam
menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga siswa dapat menyimpulkan
masalah itu dengan sendiri. Karena model inkuiri ini mendorong siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran, maka siswa akan dituntut untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran inkuiri ini ada beberapa kelebihan yang akan
didapatkan oleh siswa di antaranya siswa dilibatkan secara maksimal dalam
proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa juga
kemampuan intelektualnya. Selain itu siswa akan lebih dapat mengembangkan
sikap percaya diri tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Menurut
Juliantine, dkk (2013:94) “Proses inkuiri dapat dimulai pertama-tama dengan
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
mencari informasi dan data dengan menggunakan human sense, seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan”.
Pada dasarnya kedua model memiliki tujuan yang sama yakni membantu
proses pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, namun jika kita simpulkan
kedua model ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda yakni model
pembelajaran langsung (direct instruction) berpusat pada guru, jadi guru
merupakan sumber satu-satunya dalam proses pembelajaran, sedangkan model
pembelajaran inkuiri berpusat pada siswa, jadi siswa aktif untuk mencari sendiri
makna dan substansi dari materi pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, penulis
tertarik membandingkan dua macam model pembelajaran tersebut untuk
mengetahui efektifitasnya pada pembelajaran sebuah kelas yang menggunakan
model pembelajaran direct instruction dan membandingkannya dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Pemrmainan bulutangkis merupakan salah satu materi yang di ajarkan di
tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.
Dalam pembelajaran bulutangkis terdapat beberapa teknik dasar yang perlu
dikuasai oleh siswa, salah satunya adalah gerakan lob bertahan. Lob bertahan
dalam permainan bulutangkis merupakan salah satu keterampilan dasar yang perlu
dikuasai oleh setiap pemain dalam permainan ini. Keterampialan dasar lob
bertahan dalam permainan bulutangkis termasuk kedalam teknik pukulan (strokes)
yaitu pukulan dari atas kepala (overhead strokes). Lob bertahan atau clear lob
merupakan keterampilan dasar dalam permainan bulutangkis yang dapat
menghasilkan bola atau shutlecock bergerak melambung ke daerah belakang dari
lawan, bola atau shutlecock yang dihasilkan akan sangat menyulitkan lawan dalam
mengembalikan atau melakukan serangan. Menurut Subarjah dan Hidayat,
(2007:67) keterampilan dasar lob bertahan adalah “jenis pukulan dalam permainan
bulutangkis yang dilakukan dari atas kepala yang hasil pukulannya melambung
tinggi dan diarahkan ke bagian belakang lapangan permainan”. Pukulan lob
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
bertahan atau clear lob merupakan salah satu gerakan yang cukup kompleks dalam
permainan bulutangkis karena membutuhkan gerakan koordinasi antara lengan,
badan, kaki, kekuatan, juga ketepatan saat memukul shuttlecock. Selain itu
keterampilan gerakan lob bertahan merupakan salah satu gerakan yang harus
dapat dikuasai oleh setiap pemain yang memainkananya karena seorang pemain
dapat dikatakan bisa bermain bulutangkis jika sudah menguasai keterampilan lob
bertahan ini, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Brown (Megantara,
2007:24) dalam skripsi Hambali (2012:27) sebagai berikut:
“Ability to use the overhead strokes on badminton determines, for the most
part, the success of the court . . . the overhead clear is to badminton what the
drive is to tennis. This stroke is the most often use technique in the singles
and is also a basic strokes in doubles.”
Artinya adalah kemampuan untuk melakukan pukulan overhead dalam
bulutangkis sangat menentukan terhadap sebagian besar keberhasilan pemain di
lapangan. Pukulan overhead clear sering dipergunakan sebagai teknik dalam
permainan singel atau tunggal dan sebagai pukulan dasar dalam permainan ganda.
Pukulan lob bertahan ini biasa dilakukan untuk mendapatkan kembali
keseimbangan pada posisi semula, dan juga dapat menyulitkan lawan untuk
melakukan pukulan menyerang.
Dari penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis tertarik mengungkap
kedua model pembelajaran tersebut yang selanjutnya akan dilihat bagaimana
pengaruhnya terhadap hasil belajar teknik lob bertahan dalam permainan
bulutangkis. Penulis tertarik untuk membandingkan pengaruh kedua model
pembelajaran ini karena dalam model pembelajaran langsung, guru memainkan
peran paling menonjol atau dominan dalam seluruh proses pembelajaran, dan
siswa harus mengikuti dan mentaati seluruh instruksi yang diberikan oleh guru.
Sedangkan dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri, guru
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
hanya sebagai mediator atau motivator dalam meningkatkan kemampuan siswa
untuk memecahkan masalah selama proses pembelajaran.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dari
latar
belakang
yang
telah
dipaparkan
sebelumnya,
penulis
mengidentifikasi beberapa masalah-masalah yang timbul, antara lain:
1.
Masih banyak guru pendidikan jasmani yang tidak memiliki latar belakang
sebagai tenaga pengajar di bidang pendidikan jasmani.
2.
Sarana prasarana untuk pelaksanaan pendidikan jasmani masih relatif terbatas
dan kurang menunjang proses pembelajaran.
3.
Model pembelajaran yang kurang tepat terhadap materi ajar menambah hasil
pembelajaran tidak maksimal.
Dalam penelitian ini akan diteliti tentang pengaruh penggunaan model
pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri dalam proses belajar
mengajar bulutangkis khususnya lob bertahan. Sejauh penulis ketahui, sampai saat
ini belum ditemukan bukti-bukti tentang pengaruh penggunaan kedua model
pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan
bulutangkis. Sesuai penjelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini terdapat dua variebel utama, yaitu variabel bebas (model
pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri), dan variabel terikat
(hasil belajar lob bertahan bulutangkis).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan permasalahan dan variabel
penelitiannya maka rumusan masalah penelitiannya adalah
1. Apakah model direct instruction memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar lob bertahan dalam permainan bulutangkis?
2. Apakah model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar lob bertahan dalam permainan bulutangkis?
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
3. Apakah model pembelajaran direct instruction memberikan pengaruh yang
lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri terhadap
hasil belajar lob bertahan dalam permainan bulutangkis?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang akan diungkapkan dan dirumuskan
oleh penulis maka tujuan penelitian ini adalah:
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan
model pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan dasar lob
bertahan dalam permainan bulutangkis. Tujuan umum tersebut di jabarkan ke
dalam tiga tujuan khusus sebagai berikut:
1.
Menguji pengaruh model pembelajaran direct instruction terhadap hasil
belajar keterampilaan dasar lob bertahan dalam permainan bulutangkis
2.
Menguji pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar
keterampilaan dasar lob bertahan dalam permainan bulutangkis
3.
Menguji pengaruh model pembelajaran direct instruction dengan model
pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan dalam permainan
bulutangkis
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam batang tubuh ilmu mengajar tentang teori pengajaran, terutama mengenai
model pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Selain itu manfaat untuk
guru atau pengajar pendidikan jasmani dan olahraga bermanfaat untuk
menyempurnakan pelaksanaan pengajaran, khususnya permainan bulutangkis,
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dianggap lebih efektif, dan
merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa
berkenaan dengan penguasaan keterampilan lob bertahan. Sementara manfaat
untuk siswa sendiri diharapkan berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
keterampilan bermain bulutangkis. Juga bermanfaat untuk masyarakat dan
pembina olahraga adalah dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi kepentingan
perkembangan dan kemajuan olahraga bulutangkis dan juga berguna dalam
kegiatan yang bertujuan untuk pemanduan bakat.
Abdul Azis, 2014
Perbandingan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis di SMP Muhammdiyah 4 Margahayu
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download