Bab II - Blog UB - Universitas Brawijaya

advertisement
TUGAS ANALISIS LINGKUNGAN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI
DANAU SENTANI
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji, MT.
Disusun Oleh:
Roisul Amin
(125100200111001)
Enik Sulistiana
(125100200111003)
Hasna Soraya
(125100201111039)
Tiara Wiranti
(125100201111029)
Yogan Surya Tirta
(125100201111018)
Sari Andhini
(125100207111009)
Hylda Ulhaq Pangestika (125100201111041)
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Daftar Isi
Halaman Depan............................................................................................................i
Daftar Is........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................................1
Maksud dan Tujuan...........................................................................................2
Rumusan Masalah.............................................................................................2
Bab II Pembahasan......................................................................................................3
Identifikasi Potensi dan Permasalahan Lindungan Danau Sentani...................3
Aspek Hidrologi.......................................................................................3
Aspek Penggunaan Lahan......................................................................4
Aspek Sosial Ekonomi............................................................................5
Aspek Kualitas Air...................................................................................6
Aspek Lingkungan..................................................................................6
Aspek Perikanan Danau.........................................................................8
Solusi Permasalahan Lindungan Danau Sentani..............................................8
Aspek Hidrologi.......................................................................................8
Aspek Penggunaan Lahan....................................................................10
Aspek Sosial Ekonomi..........................................................................11
Aspek Kualitas Air.................................................................................13
Aspek Lingkungan................................................................................14
Aspek Perikanan Danau.......................................................................17
Bab III Penutup...........................................................................................................18
Kesimpulan......................................................................................................18
Saran...............................................................................................................18
ii
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Siapa sangka Papua atau pulau yang terkenal dengan sebutan “Bumi
cenderawasih” ini hanya berisi bukit-bukit, hutan dan cuaca panas saja?. Pulau ini
juga mempunyai wisata bahari yang tidak kalah menarik dari wilayah-wilayah lain di
Indonesia. Salah satunya adalah Danau Sentani. Tidak kurang dari empat belas
kabupaten di Papua mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri bagi anda yang
berkunjung. Banyak pilihan yang bisa anda kunjungi, ada wisata bahari yang
mempersembahkan taman laut yang mempesona, wisata budaya, sejarah dan
terlebih wisata fauna dan flora yang mungkin tidak bisa anda temui ditempat lain
seperti burung cenderawasih.
Semua tempat wisata yang mengagumkan ini masih sangat alami. Dengan
peradaban masyarakat pedalaman yang masih primitive, menjadikan Papua sebagai
sebuah tempat wisata yang sangat menarik perhatian para wisatawan mancanegara
maupun wisatawan lokal. Kota Jaya Pura yang dulu dikenal dengan nama Hollandia
terdapat sebuah museum yang menyediakan berbagai informasi budaya di Papua
seperti ukiran dari berbagai kabupaten, alat perang, tenunan dan tarian adat, serta
berbagai ritus dan peninggalan purbakala.
Danau sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura, merupakan salah satu
danau yang terbesar, terluas dan terindah di Provinsi Papua. Luas Danau Sentani
saat ini mencapai 9.360 Ha. Dengan kapasitas tampungan diperkirakan mencapai
2.716 m3. Danau Sentani menerima air dari 14 sungai besar dan kecil yang berhulu
di Gunung Cycloops dan mengalirkan airnya ke lautan pasifik hanya melalui Sungai
Jaifuri. Luas DAS 517 Km2 dengan curah hujan rata-rata 1.691 mm/tahun, sehingga
ketersediaan air dalam pertahun mencapai 404 m 3/detik.
Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan manfaat, maka
pengelolaan danau harus dilaksanakan secara terencana dan penuh kehati-hatian
agar potensi danau dapat termanfaatkan secara optimal dan kegiatannya
diprioritaskan pada kawasan danau yang memiliki potensi pemanfaatan tinggi serta
kawasan yang telah mengalami degradasi, selain itu kegiatan pengelolaan danau
juga harus diprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat.
1
Dalam rangka pemeliharaan dan pemantauan kondisi ekosistem Danau
Sentani agar tidak mengalami degradasi kualitas lingkungan yang semakin buruk,
maka Balai Wilayah Sungai Papua melakukan Studi “Kajian Permasalahan
Lindungan dan Dampaknya Terhadap Potensi serta Kelangsungan Danau Sentani”.
Studi ini diharapkan mampu memberi gambaran bagi Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Papua mengenai kondisi
ekosistem dan lingkungan yang ada sekarang, serta memberikan masukan untuk
pengendalian lingkungan dan perencanaan pembangunan kawasan tersebut.
Maksud dan Tujuan
Studi ini memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan Kajian Permasalahan
Perlindungan dan Dampaknya Terhadap Potensi dan Kelangsungan Danau Sentani,
serta mengkaji pengelolaan sumberdaya alam dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan,
pelestarian
lingkungan
dengan
manfaat
yang
berkeadilan.
Mengintegrasi sumber kerusakan Danau Sentani berdasarkan prinsip ekologi.
Memecahkan permasalahan yang timbul pada Kawasan Danau Sentani. Selain itu
hal diharapkan dari studi ini adalah untuk melaksanakan pengolahan citra (image
processing), ground check, validasi delineasi luas dan titik kontrol horizontal dan
vertikal dalam rangka pemetaan kawasan, luas dan kedalaman Danau di Kabupaten
Jayapura.
Rumusan Masalah
1. Apa saja potensi dan masalah yang terdapat di dalam Danau Sentani?
2. Apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan lindungan
Danau Sentani?
2
Bab II
Pembahasan
1. Identifikasi Potensi dan Permasalahan Lindungan Danau Sentani
Danau Sentani memiliki banyak potensi, diantaranya untuk perikanan
dan
pariwisata, air minum, pertanian, dan sebagainya yang pemanfaatan dan
pengembangannya
belum
dikelola
secara
maksimal.
Pemanfaatan
daerah
tangkapan Danau Sentani oleh masyarakat, saat ini dilakukan secara liar. Dengan
pengolahan lahan yang berlebihan, akan memberikan dampak menurunnya fungsi
daerah tangkapan tersebut dan timbul permasalahan berupa bencana alam seperti
longsor dan sedimentasi yang tinggi pada danau. Hal ini bila tidak ecepatnya
ditanggulangi akan berdampak pada menurunnya fungsi danau sentani dikemudian
hari. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi potensi permasalahan lindungan.
A. Aspek Hidrologi
Analisis hidrologi merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk menghitung
potensi air yang ada pada daerah tertentu, untuk bisa dimanfaatkan, dikembangkan
serta mengendalikan potensi air untuk kepentingan masyarakat di sekitar daerah
tersebut. Karakteristik hidrologi suatu daerah ditentukan oleh keadaan geologi,
geografi, dan iklim yang mempunyai peranan penting dalam penentuan karakteristik
tersebut. Faktor iklim yang membentuk ciri-ciri hidrologi suatu daerah yaitu jumlah
dan distribusi presipitasi (hujan), pengaruh angin, temperatur dan kelembaban udara
terhadap evaporasi. Berdasarkan karakteristik hidrologi tersebut, dapat dikatakan
bahwa suatu analisis hidrologi sangat erat hubungannya dengan faktor alam.
Danau Sentani merupakan danau dengan pulau-pulau yang berbukit-bukit di
tengah-tengah danau. Danau ini memiliki ketinggian antara 70 – 90 m dari
permukaan laut dan terletak diantara pegunungan Cyclops yang merupakan cagar
alam Nasional. Sumber air danau Sentani berasal dari 14 sungai besar yang
bermuara pada Sungai Jaifuri Puay yang terletak di wilayah Kabupaten Jayapura.
Berdasarkan Peta Kemiringan Lahan daerah Danau Sentani dan sekitarnya
mempunyai kemiringan sedang, nilainya berkisar 17% sampai 52%. Hal ini
memungkinkan terjadinya sedimentasi akibat proses erosi di wilayah tersebut. Danau
Sentani mempunyai beberapa subdas, dimana ketika hujan subdas tersebut menjadi
debit inflow.
3
B. Aspek Penggunaan Lahan
Dengan analisa berdasarkan citra satelit pada tahun 2012 dapat diketahui
bahwa luas hutan di wilayah Danau Sentani semakin berkurang. Mengingat fungsi
hutan adalah sebagai daerah resapan air dan tempat bernaungnya keanekaragaman
hayati, hal ini sangat mengancam keseimbangan ekosistem. Penurunan kualitas
hutan juga dapat mengakibatkan debit limpasan semakin besar sehingga dapat
menyebabkan terjadinya banjir di daerah hilir. Untuk menjaga keseimbangan
ekosistem
maka perlu mengembangkan perbaikan sistem hidrologi.
Hal ini
dilakukan dengan mengurangi sedimentasi yang berasal dari hutan yang dibawa
oleh alur-alur sungai menuju ke pinggiran danau. Perbaikan sistem hidrologi juga
dilakukan dengan meningkatkan daya tampung resapan air di dalam pulau melalui
upaya reboisasi, terutama daerah berlerang terjal, topografi tinggi, dan lembahlembah sungai. Kawasan Cagar Alam di Kabupaten Jayapura saat ini telah juga
digunakan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal dan tempat beraktivitas hal ini
tentu saja memberi dampak negatif bagi keberadaan Cagar Alam tersebut sebagai
sumber air bersih bagi penduduk Kabupaten Jayapura dan juga Kotamadya
Jayapura.
Karena
dengan
berubahnya
fungsi
Cagar
Alam
tersebut
akan
mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas sumber air yang ada di
Kabupaten Jayapura. Dampak ikutan yang dirasakan dengan berubahnya fungsi
Cagar Alam tersebut adalah bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi akibat
perambahan Cagar Alam yang dilakukan oleh masyarakat.
Tabel 19. Perbandingan Penggunaan Lahan Danau Sentani Tahun 2007 dan Tahun
2012
Penggunaan
Lahan
Hutan
Bangunan
Semak Savana
Lahan Kosong
Rawa/ Genangan
Luas (Ha)
Thn. 2007
Thn. 2012
35587.070
32203.980
1755.480
1943.390
14469.280
17858.420
5187.470
5442.992
1224.592
775.110
Prosentase
9.507%
10.704%
23.423%
4.926%
36.705%
Keterangan
Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Sumber : Hasil Analisa Tim Studi
Berdasarkan analisa citra udara pada tahun 2007 dan 2012 diketahui bahwa
danau sentani mengalami penurunan luas. Pada tahun 2007 luas danau sentani
adalah sebesar 9306,412 Ha sedangkan pada tahun 2012 luas danau sentani
menjadi 9185,914 Ha. Penurunan luas adalah sebesar 120,498 Ha. Dalam jangka
waktu 5 tahun luas danau sentani mengalami penurunan yang cukup besar, jika
dihitung per tahunnya tingkat penyusutan danau sentani sebesar 24,099 Ha. Apabila
4
hal ini dibiarkan maka akan mengancam kelestarian danau sentani. Penurunan luas
danau sentani diakibatkan oleh menurunnya fungsi kawasan lindung di sekitar danau
sentani. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan secara komprehensif agar
kelestarian danau sentani dapat terjaga.
C. Aspek Sosial Ekonomi
Berdasarkan data yang tercatat pada tahun 2010, jumlah penduduk yang
bekerja di Kabupaten Jayapura pada Tahun 2010 adalah sebesar 47.907 jiwa,
dimana sebagian besar bekerja pada sektor lapangan usaha jasa yaitu sekitar
52,43% dari penduduk yang bekerja, kemudian bekerja pada sektor lapangan usaha
pertanian sebesar 42,61% dan pada sektor lapangan usaha industri sebesar 4,96%.
Dari gambaran mata pencaharian ini, sektor perekonomian utama di Kabupaten
Jayapura adalah sektor jasa serta sektor pertanian (pertanian, perkebunan,
kehutanan dan perikanan).
Dilihat dari perkembangannya dari tahun 2007-2010, jenis lapangan usaha
pada sektor pertanian dan sektor industri mengalami penurunan masing-masing
sebesar 4,91% dan 16,70% per tahun, sedangkan sektor jasa mengalami
peningkatan dengan rata-rata peningkatan masing-masing sebesar 25,21% per
tahun. Dari rata-rata pertumbuhan tersebut terlihat ada pergeseran mata
pencaharian penduduk dari sektor pertanian dan industri ke sektor jasa.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi
tulang punggung pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Jayapura dan wilayah
di kawasan Danau Sentani. Perkembangan di sektor pertanian didukung oleh potensi
ketersediaan lahan pertanian yang ada pada masing-masing distrik di kawasan
Danau Sentani. Sektor pertanian yang dikembangkan mencakaup pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Gambaran
potensi pertanian dan perkembangannya yang ada di wilayah Kabupaten Jayapura
dan wilayah distrik yang ada di kawasan Danau Sentani dijelaskan seperti pada
uraian berikut.

Tanaman Pangan
Pengembangan pertanian pada sektor pertanian tanaman pangan di kawasan
Danau Sentani dilakukan pada komoditas jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi
jalar. Pada tahun 2010 jumlah produksi pada tanaman jagung sebesar 53 ton,
yang memberikan kontribusi sebesar 15% terhadap produksi total di wilayah
Kabupaten Jayapura (352 ton). Komoditas jagung dibudidayakan pada masing5
masing wilayah distrik yang ada di kawasan Danau Sentani. Produksi komoditas
tanaman pangan untuk kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar masing-masing
sebesar 24 ton, 142 ton dan 131 ton. Produksi tanaman pangan untuk jagung,
kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar secara keseluruhan mengalami penurunan
dari tahun 2007-2010.

Hortikultura
Disamping tanaman pangan juga dikembangkan budidaya tanaman hortikultura
(sayuran dan buah-buahan) di wilayah distrik di kawasan Danau Sentani. Jenis
komoditas tanaman buah-buahan yang memiliki produksi terbesar selama tahun
2010 adalah tanaman pisang, yaitu 6.481 ton, dengan kontribusi 34,34% dari total
produksi pisang di Kabupaten Jayapura. Persebaran tanaman pisang hampir
merata pada tiap distrik di kawasan Danau Sentani. Disamping pisang, tanaman
yang memiliki kontribusi terbesar terhadap produksi di wilayah Kabupaten
Jayapura adalah jeruk besar (52,30%).
Perkembangan produksi mangga dan rambutan dari tahun 2007-2010 mengalami
peningkatan dengan rata-rata peningkatan masing-masing sebesar 294,33
ton/tahun dan 175,67 ton/tahun. Peningkatan produksi juga terjadi pada
komoditas jeruk besar, yaitu sebesar 477,67 ton/tahun. Tetapi komoditas duku
berdasarkan data 4 tahun relatif stabil.
D. Aspek Kualitas Air
Danau sentani dengan potensi sumber daya airnya merupakan aset bagi
masyarakat Provinsi Papua. Danau ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan masyarakat Sentani dan sekitarnya. Danau Sentani mempunyai
fungsi utama untuk mennyediakan kebutuhan air bagi masyarakat sebagai prasarana
transportasi, perikanan, pariwisata dan sebagainya. Sebagai penyulpai kebutuhan air
domestik dan industri, kualitas dan kuantitas air harus terpenuhi.
E. Aspek Lingkungan
Kawasan Danau Sentani memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah.
Ekosistem di kawasan Danau Sentani merupakan ekosistem alami yang berupa
hutan (hutan tropis basah dan hutan sagu), dan rawa-rawa. Dalam ekosistem ini
terdapat berbagai flora baik flora terestrial (flora darat) maupun flora akuatik
(tumbuhan air). Karakteristik flora di kawasan Danau Sentani dijelaskan seperti pada
uraian berikut

Flora Terstrial
6
Berbagai jenis flora darat dari berbagai tingkat terdapat di kawasan Danau
Sentani, baik yang dibudidayakan (tanaman pangan dan hortikultura) oleh
penduduk maupun yang tidak dibudidayakan (non budidaya). Salah satu
sektor perekonomian yang ada di kawasan Danau Sentani adalah sektor
pertanian pada sub sektor tanaman pangan dan hortikultura. Berbagai jenis
tumbuhan seperti Matoa, Merbau, Mersawa, Kenari, Nyatoh, Resak, Pulai,
Damar, Araucaria, Kapur, Batu, Mangga hutan, Celthis, dan Kayu Cina masih
dapat ditemukan di sekitar wilayah Danau Sentani. Kelompok Kayu Campuran
seperti Ketapang, Binuang, Bintangur, Terentang, Bipa, Kayu Bugis,
Cempaka, serta Pala hutan. Kelompok Kayu indah seperti Dahu, Linggua, dan
Kuku juga masih dapat ditemukan di kawasan Danau Sentani.

Flora Akuatik
Secara biologis, Danau Sentani sangat unik. Hal ini terlihat dari kelompok
biota yang ditemukan dan daerah-daerah penyebaran jenis biota. Danau
Sentani memiliki sekitar 6 tumbuhan air yang tersebar di danau, antara lain:
Eichornia crassipe, Ceratophylum demersum, Myriophyllum brasiliense,
Hydrilla verticillata, Potamogeton malainu, Vallisneria america. Tumbuhan air
Ceratophyllum demersum merupakan salah satu tumbuhan yang dapat
menghasilkan oksigen dengan memanfaatkan nutrisi yang berasal dari
lingkungannya sehingga dapat mensuplai oksigen terlarut dalam air.

Fauna Darat
Fauna darat baik hewan budidaya dan fauna liar yang berada di wilayah
sekitar Danau Sentani masih cukup beragam baik burung, mamalia, amphibi,
reptilia, maupun avertebrata. Sementara itu terdapat pula hewan-hewan
budidaya di sekitar wilayah Danau Sentani yang di pelihara oleh penduduk
tetapi masih dalam jumlah yang kecil. Usaha ternak yang diusahakan oleh
masyarakat di sekitar wilayah ini masih bersifat sebagai usaha sampingan,
karena sebagian besar mata pencaharian pokok masyarakat di sekitar wilayah
ini adalah petani dan nelayan.

Biota Perairan
Biota perairan di kawasan Danau Sentani dapat dibedakan menjadi plankton,
benthos dan ikan. Jenis ikan yang terdapat di Danau Sentani teridentifikasi
sekitar 20 spesies, dimana 10 diantaranya merupakan ikan produksi (lele,
mas, mujaer, nila, sepat siam, tambakan, gurame, nilem, tawes dan mata
merah). Jumlah populasi ikan di Danau Sentani nampaknya didominasi oleh
7
ikan asli seperti : humen, gabus, gete-gete dan hewu. Dari beberapa jenis ikan
yang sampai saat ini tetap hidup di Danau Sentani menunjukkan bahwa
kondisi perairan di danau ini masih cukup baik untuk kehidupan ikan.
F. Aspek Perikanan Danau
Potensi air Danau Sentani yang merupakan salah satu danau terbesar dan
terluas di Indonesia itu sangat cocok untuk pengembangan budidaya ikan air tawar
bagi peningkatan gizi keluarga dan salah satu sumber pendapatan daerah. Namun,
potensi itu sampai saat ini belum dikelola optimal oleh pemerintah dan masyarakat
sekitar secara efektif. Potensi debit air yang berskala besar itu danau Sentani dapat
dijadikan lahan budidaya berbagai jenis ikan air tawar, yang nantinya dapat
memenuhi permintaan pasar di Papua bahkan sampai keluar Papua. Jenis ikan air
tawar seperti Mujair, Mas, Lele, Nila, dan berbagai jenis ikan berprotein tinggi
lainnya.
Selain sebagai prasarana transportasi air, pendayagunaan Danau Sentani
pada saat ini masih terbatas pada kegiatan budidaya perikanan dan perikanan
tangkap, sementara kegiatan pengolahan hasil perikanan masih sedikit dilakukan,
karena hasil perikanan yang diperoleh rata-rata dikonsumsi sendiri dan dijual ke
pasar yang ada di sekitar masyarakat Danau Sentani
2. Solusi Permasalahan Lindungan Danau Sentani
Untuk menanggulangi pemasalahan lingkungan yang terjadi di Danau Sentasi
guna melindungi ekosistem disekitarnya, maka dapat diambil beberapa solusi yang
direkomendasi
untuk
mengatasi
permasalahan
lingkungan
Danau
Sentani.
Rekomendasi tersebut adalah :
A. Aspek Hidrologi

Membuat batas terluar danau untuk mempertahankan luasan yang ada
Solusi ini dapat digunakan sebagai acuan apabila terjadi penyusutan luas
danau. Sehingga dengan adanya perubahan batas danau dapat digunakan
sebagai indikator bahwa danau tersebut memerlukan perlindungan untuk
menjaga kelestariannya. Dengan adanya batas terluar danau yang sudah ada
sehingga kontrol untuk pelaksanaannya dapat dilakukan melalui kegitan
pemantauan badan danau. Yang meliputi :
a. Pemasangan patok-patok tetap pemantauan, yang menjadi acuan elevasi
dan koordinat..
8
b. Pengukuran situasi dan penampang danau. Hasil pengukuran kemudian
digambarkan dalam bentuk peta situasi dan penampang.
c. Dari hasil pemantauan ini dapat diketahui gejala perubahan badan danau
dengan cara analisis tumpuk peta. Hasil analisis yang didapat harus bisa
mengenali bagian-bagian danau mana yang mengalami:
 proses agradasi
 proses degradasi
 Luasnya semakin bertambah atau semakin berkurang

Melakukan tindakan fisik dengan membangun konstruksi bangunan sipil
konservasi
Tingkat erosi yang tinggi dapat meningkatkan laju sedimentasi dan
mengancam kelestarian Danau Sentani. Bangunan pengendali (Check dam)
sedimen berfungsi untuk mencegah masuknya sedimentasi ke Danau Sentani.
Check dam adalah bangunan yang ditujukan untuk pengendali sedimen
secara terbatas. Adapun fungsi check dam antara lain :
 Menampung
sebagian
angkutan
sedimen
dalam
suatu
kolam
penampung;
 Mengatur jumlah sedimen yang bergerak secara fluvial dalam
kepekaan yang tinggi, sehingga jumlah sedimen yang meluap ke hilir
tidak berlebihan.
 Membentuk suatu kemiringan dasar alur sungai baru pada alur sungai
hulu.

Pembuatan bangunan konservasi untuk rehabilitasi DAS kritis
Jenis-jenis bangunan sipil teknis yang sering digunakan dalam rangka
konservasi lahan diantaranya adalah:
 Terasering
 Pengendali Alur/Parit/Jurang (Gully plug)
 Embung
 Sumur Resapan
 Dam Penahan dan Dam Pengendali

Pembuatan
bangunan
pendayagunaan
dan
pemanfaatan air
dan
pengambilan air.
9
Ketersediaan air baku di sekitar Danau Sentani perlu untuk di penuhi karena
merupakan kebutuhan pokok masyarakat di sekitar Danau. Sesuai dengan
perhitungan berdasarkan analisa kebutuhan air baku, wilayah danau sentani
mempunyai air baku yang cukup oleh karena itu perlu pendistribusian air yang
baik agar dapat sampai kepada masyarakat di sekitar danau secara merata.

Penyusunan neraca SDA Spasial Danau Sentani
Sumberdaya alam merupakan salah satu modal yang perlu dikembangkan
dan dioptimalkan untuk menunjang pengembangan suatu wilayah. Namun,
pemanfaatan sumber daya alam tersebut harus memperhatikan konservasi
dan upaya untuk kelestarian fungsi ekosistemnya. Untuk mendukung
keberhasilan usaha tersebut, perlu diketahui lokasi keterdapatannya dengan
pasti potensi dan kondisi sumber daya yang ada di suatu wilayah, sehingga
dapat dibuat perencanaan yang tepat dalam pengembangan wilayah tersebut.

Penanganan Daerah Tangkapan air dengan menambah stasiun hidrologi
Daerah tangkapan air Danau Sentani sangat dipengaruhi oleh jumlah hujan
yang masuk pada Daerah Aliran Sungai Danau Sentani dan tampungan
danau Sentani atau storage, maka pada kondisi saat ini jumlah Stasiun
pengamatan hujan dan debit air atau AWLR dirasakan masih kurang. Hal ini
sangat mempengaruhi dalam perencanaan atau eksploitasi Danau Sentani
untuk mengarah pada aspek hidrologi Peralatan AWLR juga digunakan untuk
pengukuran terus-menerus muka air di danau. Kesalahan kecil dalam
pembacaan muka air dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang besar
dalam perhitungan mass balance danau. Oleh karena itu sedapat mungkin
diperlukan adanya pengukuran secara terus-menerus. Apabila pengukuran
secara tetap tersedia, kesalahan dapat diikuti dan kemungkinan diperbaiki,
sedangkan hal ini akan lebih sulit dilakukan apabila hanya ada pembacaan
papan ukur yang letaknya terpencar.
B. Aspek Penggunaan Lahan

Mengurangi interaksi intensif antara masyarakat dengan hutan serta
masyrakat dengan lahan di sekitar danau sentani
Hutan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Salah
satunya adalah dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Salah satu aspek
lingkungan hidup yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini adalah kelestarian
10
hutan. Agar dapat lestari dalam menjalankan fungsi hakikinya sebagai daerah
resapan air maka hutan harus dipelihara. Masyarakat yang tinggal di kawasan
hutan memiliki peran penting dalam rangka pelestarian hutan ini. Namun
demikian mereka juga bisa berperan dalam perusakan hutan. Sehingga perlu
adanya suatu peraturan yang dapat mengendalikan masyarakat dalam
memanfaatkan hasil hutan sehingga hutan bisa tetap termanfaatkan dengan
baik tanpa harus merusaknya.

Rehabilitasi Lahan Kritis
Rehabilitasi Lahan kritis penting dilakukan. Apalagi daerah tersebut termasuk
DAS karena terkait keberlangsungan ekosistem dan manusia. Rehabilitasi
hutan dan lahan dapat dilakukan mulai dari vegetasi sampai dengan
pembuatan
bangunan
konservasi
tanah.
Pembuatan
teras,
sistem
pembuangan air, dam, sumur resapan, biofori ataupun melalui vegetasi
merupakan upaya untuk konservasi dan rehabilitasi lahan kritis.

Pengendalian Kerusakan Hutan di Kawasan Cagar Alam Cycloops
Kegiatan pengelolaan Cagar Alam Cycloop tentu saja tidak berbeda jauh
dengan pengelolaan cagar alam secara umum di Indonesia namun
disesuaikan dengan kondisi setempat. Agar eksistensi cagar alam Cycloop
tetap terjamin maka diperlukan upaya pengelolaan yang tepat guna
meminimalisir kerusakan yang ada. Beberapa kebijakan pengelolaan yang
perlu dilakukan dalam rangka menekan tingkat kerusakan pada kawasan
Cagar Alam. Cycloop antara lain :
 Kampanye dan Sosialisasi
 Pemantapan Kawasan
 Penanaman Pohon Batas
 Pengamanan Cagar Alam Cycloop
C. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya

Pemetaan kondisi fisik dan sosial ekonomi masyarakat di sekitar Danau
Sentani
Kegiatan pemetaan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi penduduk di sekitar kawasan Danau Sentani dan bagaimana
komposisinya serta bagaimana pengembangannya di masa mendatang.
11
Kondisi sosial budaya yang perlu ditemukenali dan atau perlu diorientasi
adalah mencakup beberapa kondisi sebagai berikut :
 Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat secara dominan
 Kekuatan sosial yang mampu mendatangkan perubahan
 Pola informasi, komunikasi yang terjadi di tengah masyarakat
 Karakter dan karakteristik masyarakat
 Media dan sumber belajar yang digunakan dan diyakini masyarakat
sebagai sarana informasi dan pembelajaran
 Kekuatan sosial yang dominan di dalam kerangka perubahan social
 Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
masyarakat

Sosialisasi pemanfaatan danau dengan asas lestari dan berkesinambungan
yang terus menerus kepada masyarakat
Pengelolaan ekosistem danau harus ke arah pendekatan yang bersifat
kolaboratif dan partisipasif dari semua pemangku kepentingan dalam rangka
pengelolaan sumberdaya yang lestari dan berkelanjutan. Pengelolaan
sumberdaya berbasis masyarakat sebagai pengelolaan terpadu, desentralistik
dan partisipatif, dilakukan untuk menangani isu-isu yang mempengaruhi
lingkungan sumberdaya melalui partisipasi aktif dan nyata dari masyarakat.
Berbasis masyarakat berarti pengguna sumberdaya utama (masyarakat)
menjadi pengelola sumberdaya mereka, sehingga dapat memperkuat rasa
kepemilikan dan tanggung jawab terhadap sumberdaya mereka sendiri

Meningkatkan
sinergi
antara
pemerintah
dan
masyarakat
dalam
melaksanakan rencana program pengelolaan kawasan Danau Sentani
dengan
mengintensifkan
koordinasi
dan
komunikasi
serta
pengembangan program pemberdayaan masyarakat pesisir danau
sentani yang ramah lingkungan dan mengurangi potensi kerusakan
terhadap kawasan Danau Sentani.
Adanya
keterlibatan
masyarakat
pesisir
ini
akan
banyak
membantu
perekonomian masyarakat di pesisir Danau Sentani. Selain itu penyerapan
angkatan kerja di daerah pesisir juga akan lebih banyak. Sehingga
perekonomian masyarakat pesisir Danau Sentani akan meningkat. Selain
untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat pesisir Danau Sentani juga
memiliki peran yang sangat penting untuk mejaga kelestarian Danau Sentani.
12

Melibatkan negara/lembaga donor dalam mendukung penanganan dan
penyelamatan danau
Aspek pendanaan merupakan aspek yang sangant penting dalam penanganan
dan penyelamatan Danau Sentani. Tanpa adanya dukungan dana maka program
pengembangan dan kelestarian danau tidak akan dapat berjalan sesuai dengan
harapan. Sehingga diperlukan keterlibatan dari Negara / lembaga donor berupa
dukungan pendanaan.

Pembuatan peraturan dan penegakan hukum dalam pemeliharaan dan
pengelolaan Danau Sentani dengan memperhatikan kearifan dan budaya
masyarakat lokal dalam upaya perlindungan kawasan Danau Sentani.
Pengawasan dan pengendalian adalah usaha pemerintah dalam implementasi
peraturan pengelolaan danau sentani agar kelestariannya tetap terjaga.
Penegakan hukum berdasarkan UU, PP dan Perda harus menjadi landasan
utama jika terdapat kesalahan peraturan atau tidak berjalannya kebijakan
pengelolaan. Apabila masih diperlukan peraturan lain yang mendukung
perlindungan danau sentani maka perlu dibuat peraturan tambahan yang bisa
digunakan sebagai dasar hukum untuk upaya perlindungan danau sentani.
D. Aspek Kualitas Air

Perlunya pengaturan pemupukan yang ramah lingkungan bagi lahanlahan pertanian yang berada di kawasan sempadan danau.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pupuk dengan menerapkan
sistem pertanian organik. Isu pertanian organik akhir-akhir ini mulai
berkembang kembali setelah masyarakat menyadari pentingnya kesehatan
dan mutu bahan pangan yang dikonsumsi. Penggunaan pupuk organik dapat
menjadi alternatif untuk mengurangi berbagai dampak dari pupuk buatan.
Penggunaan berbagai pupuk organik di lahan pertanian terbukti telah dapat
meningkatkan produksi sehingga pada gilirannya akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani Salah satu jenis pupuk organik yang
baik digunakan yaitu pupuk kompos. Karena hadirnya pupuk organik sangat
diharapkan, berarti kehadiran kompos pun demikian.

Pembuatan Instalasi pengolah limbah
Pengendalian pencemaran air dimulai dari pola penggunaan lahan ramah
lingkungan antara lain dengan penggunaan deterjen rendah fosfat dan
13
pestisida yang mudah terurai. Teknologi pengendalian pencemaran air yang
dapat digunakan, antara lain sebagai berikut:
 Llimbah penduduk dengan instalasi pengolah limbah tinja dan instalasi
kompos pupuk atau biogas untuk bahan bakar.
 Limbah industri diolah dengan instalasi pengolahan air limbah.
 Tailing limbah pertambanganharus diendapkan, tidak boleh dibuang ke
danau karena menyebabkan pendangkalan dan pencemaran logam
berat.

Penambahan Senyawa Desinfektan (Kaporit) untuk air konsumsi
Cara Pengolahan Air permukaan prinsipnya terdiri dari tahapan sebagai
berikut: Penyaringan, Penggumpalan lumpur, netralisasi, pemisahan endapan
lumpur dan desinfeksi secara kimiawi dan mekanik. Bahan kimia penggumpal
lumpur: paket cairan PAC atau tawas. Bahan kimia penetral PH : paket bubuk
putih PAC atau kapur. Bahan kimia desinfektan : Kaporit atau Aquatabs.
Proses mekanik adalah pemindahan air baik secara grafitasi atau manual
pada susunan wadah/tandon/ember/drum untuk menunjang tahapan langkahlangkah pengolahan.

Pemetaan kualitas Air sebagai penarik keputusan pada daerah/ zona
penggunaan air Danau Sentani
Pemetaan kualitas air di Danau Sentani sangat diperlukan untuk mengetahui
wilayah danau sentani yang mengalami pecemaran air. Data sebaran kualitas
mutu air tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta yang dibuat dengan
aplikasi software Sistem informasi geografis. Sistem informasi yang dihasilkan
merupakan deskripsi data spatial sebaran kualitas mutu air yang digunakan
oleh masyarakat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
mengidentifikasi faktor-faktor resiko perilaku penyebab penurunan kualitas air
selanjutnya data tersebut dapat digunakan untuk menentukan langkahlangkah strategis dalam pengelolaan lingkungan di kawasan Danau Sentani.
E. Aspek Lingkungan

Pembentukan kawasan lestari
Pembentukan
kawasan
lestari
danau
adalah
serangkaian
proses
perencanaan/penyusunan desain kawasan lestari yang didasarkan atas fungsi
pokok dan peruntukannya yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan
14
lingkungan danau yang efisien dan lestari. Untuk mewujudkan pengelolaan
wilayah lingkungan danau yang lestari, maka seluruh kawasan lingkungan
danau menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan nasional, provinsi
dan Kabupaten/kota.

Melakukan penataan ruang yang sesuai dengan daya dukung lingkungan
danau dan daya tampung beban pencemaran air.
Penetapan tata ruang ekosistem danau secara terpadu meliputi ekosistem
perairan danau, ekosistem daerah sempadan danau, dan ekosistem daerah
tangkapan air (DTA) atau daerah aliran sungai (DAS). RTRW dan RDTR yang
mengatur penggunaan lahan wilayah kabupaten dan wilayah kecamatan perlu
sinkron dengan tata ruang ekosistem danau atau mengakomodasikan
kebijakan yang tertuang pada tata ruang ekosistem danau.

Pengaturan Danau Sentani Berbasis Sumber Daya Air
Dalam upaya pengelolaan danau/waduk yang lebih terpadu secara lintas
sektoral,
Pemerintah
Daerah
dapat
melimpahkan
kewenangan
pengelolaannya kepada BUMN/BUMD atau suatu badan otorita, sehingga
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasional dan pemeliharaan dapat
diselenggarakan oleh BUMN/BUMD tersebut. Selain itu, untuk mendukung
konsep pengelolaan yang universal dalam pengelolaan sumber daya air yaitu:
one river, one plan, one management (yang tentunya dapat diterapkan untuk
pengelolaan danau/waduk). Keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting,
tidak hanya dalam pemanfaatan danau/waduk tersebut, tapi juga dalam
proses pemeliharaan. Rasa memiliki yang besar terhadap danau/waduk
tersebut serta pemahaman yang mendalam tentang peran dan fungsi
danau/waduk bagi keseimbangan tata guna tanah, air dan sumber daya
lainnya akan mendorong masyarakat untuk turut serta lebih aktif dalam
pengelolaan dan pemeliharaan danau/waduk.

Penanganan Sempadan Danau Sentani
Daerah sempadan terbentuk sebagai akibat dari interaksi air, tanah dan
vegetasi di sepanjang tepi badan air yang menciptakan suatu daerah yang
berbeda dari lahan di atasnya yang berdekatan. Daerah yang unik ini
menyediakan tempat tinggal bagi beragam spesies. Keuntungan daerah
sempadan bagi danau meliputi:
15
 Menciptakan habitat yang berharga bagi ikan, amfibi dan kehidupan liar
lainnya;
 Menstabilkan tebing, yang melindunginya dari erosi dan menyediakan
pengendalian banjir dengan memperlambat kecepatan air;
 Menghisap unsur hara dan menyaring sedimen, yang meningkatkan
dan memeliharan kualitas air;
 Menyediakan sumber makanan berharga bagi ikan;
 Menyediakan keteduhan, yang menjaga air tetap dingin bagi ikan dan
mangsa ikan.
 Banjir tahunan pada daerah sempadan memungkinkan sisa-sisa
tumbuhan
yang
terakumulasi
di
tepi
danau
dimobilisasi
dan
didistribusikan dalam sistem akuatik, yang menyediakan sumber energi
yang pada akhirnya menyempurnakan rantai makanan.

Melakukan pengelolaan dan pemantauan limbah yang masuk ke
kawasan Danau Sentani, baik pengelolaan dan pemantauan di lokasi
sumber dampak maupun di lokasi terdampak, melalui pendekatan
teknologi, pendekatan sosial ekonomi budaya maupun pendekatan
institusional.
Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) adalah salah satu instrument pengelolaan lingkungan yang merupakan
salah satu persyaratan perijinan bagi pemrakarsa yang akan melaksanakan
suatu usaha/kegiatan di berbagai sektor. Landasan suprastruktur peraturan
perundang-undangan tersebut diperlukan bagi instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah untuk penyusunan program kerja; serta diperlukan bagi
masyarakat agar dapat memanfaatkan sumber daya air danau secara baik.

Pemanfaatan Danau untuk Pariwisata dengan konsep ekowisata
Danau Sentani mempunyai pemandangan alam yang indah sayangnya
potensi tersebut tidak bisa termanfaatkan dengan baik karena infrastruktur
yang kurang baik. Hubungan darat sangat minim sedangkan jarak antara satu
kota atau wilayah dengan wilayah lain sangat jauh. Kondisi seperti itu tidak
mampu mendorong perekonomian. Wilayah di sekitar Jayapura dan Sentani
memiliki sejumlah lokasi wisata yang menarik yang dapat dikunjungi
wisatawan dalam waktu satu hari dari Jayapura atau Sentani.
16
F. Aspek Perikanan Danau

Pengembangan perikanan tangkap di danau untuk mengatasi eutrofikasi,
antara lain ikan bandeng. Menguntungkan nelayan dan pembudidaya
ikan karena pertumbuhan ikan lebih cepat dari pada di tambak.
Di perairan yang sangat kaya akan nutrient , produksi plankton dapat menjadi
sangat berlebihan. Spesies plankton tertentu muncul secara berkala dalam
kuantitas yang sangat besar, yang sering dikenal sebagai “alga bloom’.
Beberapa alga tertentu dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak sedap di
perairan, dan beberapa alga dapat menimbulkan efek racun. Produksi alga
secara intensif akan mengakibatkan konsekuensi yang sama jika perairan
menerima material organik dari sumber – sumber pencemar, yaitu sejumlah
besar oksigen dalam air terkonsumsi ketika sejumlah besar plankton yang
mati berpindah ke dasar perairan dan terdegradasi. Budidaya ikan terutama
ikan bendeng dapat mencegah eutrofikasi.

Pengelolaan Perikanan Terpadu.
Perencanaan pengelolaan perairan danau secara terpadu merupakan salah
satu alternatif bentuk pengelolaan yang diharapkan dapat dikembangkan dan
diterapkan
perairan
di danau tersebut agar tercapai pemanfaatan sumberdaya
danau
secara
mempertimbangkan
optimum
peningkatan
dan
berkelanjutan
kesejahteraan
hidup
dengan
tetap
masyarakat
di
sekitarnya.

Pengembangan Pembesaran ikan dengan Karamba Jaring Apung.
Kepadatan atau kerapatan ikan yang dibudidayakan harus disesuaikan
dengan standar atau tingkatan budidaya. Peningkatan kepadatan akan
menyebabkan daya dukung kehidupan ikan per individu menurun. Kepadatan
yang terlalu tinggi (overstocking) akan meningkatkan kompetisi pakan, ikan
mudah stress dan akhirnya akan menurunkan kecepatan pertumbuhan.
Kepadatan ikan
yng
dibudidayakan
di karamba
jaring
apung (KJA)
sebanyak 3-5 kg/m2. Pembudidaya setempat menggunakan kepadatan 1 ton
benih (sekitar 20.000 ekor) untuk kolam seluas 100 m 2, atau sebesar 200
ekor/m2. Benih yang ditebar ukurannya 5-7 cm. Padat penebaran sebesar itu
dianggap sudah tinggi dan dapat dikategorikan dalam tipe usaha pembesaran
yang intensif.
17
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Danau sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura, merupakan salah satu
danau yang terbesar, terluas dan terindah di Provinsi Papua. Luas Danau Sentani
saat ini mencapai 9.360 Ha. Dengan kapasitas tampungan diperkirakan mencapai
2.716 m3. Danau Sentani menerima air dari 14 sungai besar dan kecil yang berhulu
di Gunung Cycloops dan mengalirkan airnya ke lautan pasifik hanya melalui Sungai
Jaifuri. Luas DAS 517 Km2 dengan curah hujan rata-rata 1.691 mm/tahun, sehingga
ketersediaan air dalam pertahun mencapai 404 m3/detik.
Danau Sentani memiliki banyak potensi, diantaranya untuk perikanan dan
pariwisata, air minum, pertanian, dan sebagainya. pemanfaatan dan pengembangan
potensi Danau Sentani belum dikelola secara maksimal. Dengan berjalannya waktu,
potensi ekosistem di Danau Sentani mulai tercemar. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan penanggulangan. Untuk menanggulangi pemasalahan lingkungan yang
terjadi di Danau Sentasi guna melindungi ekosistem disekitarnya, maka dapat
dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis berbasis Kebijakan, Rencana, dan
Program yang berkelanjutan.
Saran
Pemerintah diharapkan mendukung sepenuhnya program Kajian Lingkungan
Hidup Strategis guna menjaga dan menigkatkan potensi Danau Sentani, sehingga
kita dapat mengapresiasi dan merasakan manfaat dari berbagai potensi yang
diberikan Danau Sentani. Selain itu, masyarakat diharapkan ikut berpatisipasi, bahu
membahu, dan berkomitmen dalam melaksanakan Kebijakan, Rencana, dan
Program dari kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
18
Download