Pencemaran Air

advertisement
Pencemaran Air
• Pencemaran air terjadi bila beberapa
bahan atau kondisi (misalnya panas) yang
dapat menyebabkan penurunan kualitas
badan air sehingga tidak memenuhi baku
mutu atau tidak dapat digunakan untuk
keperluan tertentu (sesuai peruntukannya,
misalnya sebagai bahan baku air minum,
keperluan perikanan, industri, dan lain
lain.)
– Air dikatakan tercemar untuk keperluan
minum belum tentu tercemar untuk keperluan
industri
– Air tercemar untuk keperluan berenang belum
tentu tercemar untuk keperluan memancing
– Air tercemar untuk keperluan memancing
belum tentu tercemar untuk keperluan
transportasi atau pembangkit listrik.
•
> 63000 bahan kimia digunakan
secara komersial
• 1000 bahan kimia baru diproduksi
setiap tahun
• Analisis kualitas air sulit dan
mahal
Kisaran toleransi organisme terhadap faktor lingkungan
(suhu)
Kisaran toleransi
Optimum
Jumlah organisme yang survive
Stress
Stress
Lethal zone
Intensitas atau jumlah faktor lingkungan
Lethal zone
Menentukan Tingkat Bahaya Suatu Bahan
Pencemar
• Jumlah bahan pencemarn di udara, air atau media lainnya
dinyatakan dalam Konsentrasi (ppm = part per million, atau ppb
= part per billion)
Harmfull effect
Nonthreshold
pollutant
Threshold
pollutant
Threshold
level
Concentration
Bahan pencemar di perairan dapat
dikelompokkan ke dalam
• Limbah yang membutuhkan (mengkonsumsi) oksigen,
misalnya: limbah domestik, kotoran hewan, dan beberapa
limbah industri. Jika suatu ekosistem perairan kemasukan
limbah ini dalam jumlah yang berlebihan (overloaded), maka
mikroorganisme dekomposer dapat menghabiskan cadangan
oksigen dari perairan tersebut, sehingga dapat membunuh ikan
dan hewan akuatik.
• Agen penyebab penyakit: bakteri, parasit, dan virus.
• Bahan kimia anorganik dan mineral: asam, garam, dan logam
toksik.
• Bahan kimia organik sintetik: plastik, deterjen, limbah industri,
minyak, pembersih septic tank, dan pestisida.
• Hara tanaman: nitrat dan fosfat.
• Sedimen: tanah, liat dan bahan padat lainnya yang berasal dari
erosi di daratan.
• Bahan radioaktif.
• Panas: berasal dari air pendingin (cooling water) pembangkit
listrik dan industri.
• Limbah masuk ke dalam perairan dapat berasal
dari lokasi yang dapat diidentifikasi (point
source), maupun berasal dari sumber yang tidak
dapat atau sulit diidentifikasi (nonpoint source).
• Yang termasuk ke dalam point source adalah
yang berasal dari instalasi pengolah limbah
industri, sumur minyak lepas pantai, kecelakaan
kapal tanker, dan lain lain.
• Sedangkan yang berasal dari nonpoint source
adalah runoff sedimen, pupuk dan pestisida dari
lahan pertanian dan hutan, hujan asam yang
berasal dari industri, dan lain lain.
Tingkatan pengaruh pencemaran air
• Kelas 1: Gangguan estetika (bau, rasa,
pemandangan).
• Kelas 2: Gangguan atau kerusakan terhadap
harta benda.
• Kelas 3: Gangguan terhadap kehidupan hewan
dan tumbuhan.
• Kelas 4: Gangguan terhadap kesehatan
manusia.
• Kelas 5: Gangguan pada sistem reproduksi dan
genetik manusia.
• Kelas 6: Kerusakan ekosistem utama.
Kurva kelenturan oksigen di dalam sungai yang
memperole limbah organik butuh oksigen
Lapisan suhu di danau
Kurva distribusi suhu
Epilimnion (hangat)
Thermocline
Hypolimnion
(Dingin)
pencemaran di danau
•
Masalah utama pencemaran yang terjadi di danau adalah eutrofikasi.
Eutrofikasi ini dapat terjadi karena danau memperoleh masukan yang
sangat besar nitrat dan fosfat dari runoff lahan pertanian, erosi, limbah
industri dan domestik, serta dari daerah pertambangan.
•
Jika suatu danau kelebihan suplai nitrat dan fosfat, dapat
menyebabkan terjadinya bloom alga hijau dan alga hijau biru serta
tumbuhan air seperti enceng gondok. Ledakan populasi tumbuhan
dan fitoplankton ini menutup permukaan danau. Alga hijau biru dapat
menyebabkan bau air menjadi tidak sedap. Jika terjadi ledakan
dinoflagelata maka dapat menyebabkan red tide (pasang merah) yang
dapat membunuh ikan.
•
Ledakan populasi alga dan tumbuhan air ini menyumbang kadar
oksigen di lapisan epilimnion danau pada siang hari memalui proses
fotosintesis. Namun demikian jika alga dan tumbuhan air tersebut
mati, mereka akan tenggelam ke dasar danau, dan akan didekomposisi
oleh bakteri (aerobik). Proses dekomposisi bakteri ini akan
menurunkan kadar oksigen pada lapisan hypolimnion. Ikan yang
hidup di dasar danau dapat mati karena kekurangan oksigen. Jika
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri aerobik habis, maka
dekomposisi bahan organik akan dilakukan oleh bakteri anaerobik
yang dapat menghasilkan gas H2S yang sangat beracun bagi hewan
akuatik.
Pencemaran Panas
• Sumber pencemaran panas umumnya berasal dari
instalasi pembangkit listrik dan cooling water industri.
• Pengaruh pencemaran panas ini terjadi karena pada
umumnya limbah panas dibuang ke perairan pantai
(shoreline dari sungai danau) yang merupakan habitat
(nursery, feeding, dan spawning area) bagi berbagai
biota akuatik.
• Masalah pencemaran panas ini menjadi lebih fatal bila
terjadi di daerah tropis. Hal ini disebabkan toleransi
terhadap suhu kebanyakan organisme tropis sudah
mendekati batas maksimal toleransi suhu lingkungan.
Pencemaran Air Tanah
Sumber utama pencemaran air tanah
Jika terdapat bahan pencemar (polutan) yang
mencemari air tanah, maka air tanah tersebut tidak
mampu mendegradasi polutan tersebut karena
• air tanah mengalir sangat lambat (0,3 m/hari), sehingga
polutan tidak terencerkan dan terdispersikan secara
efektif;
• terdapat sangat sedikit populasi bakteri dekomposer,
dan
• suhu rendah di dalam air tanah memperlambat proses
dekomposisi limbah.
• Ini berarti akan dibutuhkan ratusan hingga ribuan tahun
untuk mendegradasi limbah yang masuk ke dalam air
tanah, bahkan terhadap limbah nondegradable (seperti
timbal, arsen) dapat tinggal di alam air tanah secara
permanen.
Pencemaran Laut
Zona neritik
Laut terbuka
0m
Zona eufotik, fotosintesis
Zona pasang
surut
200 m
Continental
shelft
Continental
slope
Zona bathyal, twilight
1500 m
Zona abyssal, gelap
10000 m
Perairan pantai, khususnya rawa, estuaria,
mangrove, dan terumbu karang merupakan
ekosistem yang sangat menderita oleh
serangan masuknya limbah manusia dari
daratan. Hal ini disebabkan oleh
• 40% penduduk dunia hidup atau tinggal di
wilayah pesisir (radius 100 km dari pantai),
• 90 % kota metropolitan di dunia yang
berpenduduk ≥ 10 juta jiwa terdapat di daerah
pantai,
• pertumbuhan populasi penduduk di daerah
pantai lebih besar daripada pertumbuhan
penduduk dunia secara global.
Download