Pendekatan manajerial tradisional terhadap Administrasi Publik

advertisement
PEMETAAN ILMU ADMINISTRASI TERKAIT DENGAN PUBLIK ADMINISTRASI,
TEORI ORGANISASI , PUBLIC POLICY DAN GOOD GOVERNANCE
ILMU ADMINISTRASI TERBAGI MENJADI 2 BAGIAN
1. ADMINISTRASI PUBLIK
2. ADMINISTRASI BISNIS
MELIHAT ADMINISTRASI PUBLIK ADALAH DARI ILMU POLITIK SEDANGKAN
MELIHAT ADMINISTRASI BISNIS DILIHAT DARI ILMU EKONOMI (scientific
manajemen dari TAILOR, berbicara tentang bagaimana organisasi mamange dirinya).
Kita dapat menemukan definisi yang luas dan bervariasi dari Administrasi Publik.
Berikut ini beberapa definisi dimaksud:
1. Administrasi Publik … merupakan suatu bagian aksi (action part) dari
pemerintah, dalam pengertian maksud dan tujuan pemerintah direalisasikan.
2. Administrasi Publik sebagai suatu bidang (ilmu) terutama berkaitan dengan
pemahaman/makna untuk mengimplemen-tasikan nilai-nilai politik.
3. … Administrasi Publik dapat diidentifikasi dengan baik melalui cabang
eksekutif pemerintah.
4. Proses Administrasi Publik terdiri dari tindakan-tindakan yang di dalamnya
mempengaruhi tujuan dan harapan/keinginan dari suatu pemerintahan.
5. Administrasi Publik:
a. merupakan suatu kelompok yang bekerja sama mengupa-yakan suatu
public setting;
b. mencakup semua dari 3 (tiga) cabang, yakni eksekutif, legislatif, dan
judikatif – dan ketersaling hubungan diantara ketiganya;
c. memiliki suatu peran penting dalam formulasi kebijakan publik, dan
selanjutnya merupakan bagian dari proses politik;
d. berbeda dalam cara-cara yang signifikan dari Administrasi Swasta/Bisnis
(Private);
e. Berkaitan erat dengan banyak kelompok-kelompok swasta dan individu.
Dalam Administrasi Publik, kita tidak dapat dengan rapi (neatly) mendefinisikan
substansi dan proses Administrasi Publik dan hal tersebut sangatlah sulit untuk mencari
1
alasan yang tepat untuk menyimpulkannya. Studi Administrasi Publik tumpang tindih
(overlaps) dengan sejumlah disiplin ilmu lainnya, termasuk Ilmu Politik, Sosiologi,
Ekonomi, Psikologi, dan Administrasi Bisnis.
Buku ini menyimpulkan bahwa Administrasi Publik mencakup aktivitas yang terkait
dengan politik dan pembuatan kebijakan, yang konsentrasi-nya cenderung ke cabang
eksekutif pemerintah, yang berbeda dengan Administrasi Bisnis, dan juga konsentrasi
pada implementasi hukum (kebijakan). Secara lebih spesifik, definisi Administrasi Publik
merupakan penggunaan manajerial, politik, dan teori-teori dan proses-proses hukum
untuk menjalankan mandat lembaga legislatif, eksekutif, dan judikatif untuk menepati
peraturan dan fungsi-fungsi pelayanan pemerintah. Hal-hal tersebutlah merupakan
beberapa point di sini yang perlu dielaborasi lebih lanjut.
B. Penekanan Publik dalam Administrasi Publik
Beberapa penekanan pada Administrasi Publik meliputi:
1. Konstitusi
(di Amerika Serikat, disebut dengan Hukum Administrasi, Administrative Law)
didefinisikan sebagai lingkungan Adminis-trasi Publik dan tempat-tempat yang
membatasinya. Konstitusi terkait dengan lembaga/badan hukum dan terkait
dengan lembaga legislatif, eksekutif, dan judikatif, yang mengendalikan
seluruh Administrasi Publik.
2. Kepentingan Publik (Public Interest)
Yang jelas membedakan perhatian dan aktivitas antara Administrasi Publik
dan Bisnis/Swasta adalah pada kepentingan publik (public interest), yang
menjadi kewajiban oleh Adminis-trator Publik untuk meresponnya.
3. Pasar
Hubungan
yang
erat
antara
Administrasi
Publik
dan
Bisnis
adalah
perhatiannya pada pasar. Peran penting pasar bagi Administrasi Publik adalah
untuk memproduksi dan mempertahankan barang-barang publik (public
goods) dan kuasi-barang-barang publik (quasi-public goods), seperti jalan raya
2
dan pendidikan yang lebih ditujukan untuk kepentingan/kebutuhan banyak
orang (masya-rakat).
4. Kedaulatan (Sovereignty)
Kedaulatan (sovereignty) merupakan konsep bahwa di suatu tempat dalam
suatu komunitas politik terdapat suatu dasar/funda-mental kekuasaan dan
otoritas politik tertinggi. (di Amerika) Kedaulatan ada pada rakyat (people)
melalui suatu pemerintahan yang representatif. Administrasi Publik dan
Pegawai Publik secara khusus dan konsekuen memperhatikan “kepercayaan
publik/public trust”. Administrator Publik terlibat dalam formulasi dan
implementasi kebijakan yang mengalokasikan sumberdaya, nilai-nilai, dan
status dalam suatu kebiasaan (fashion) yang mengikat/menyatukan seluruh
masyarakat.
C. Peraturan & Pelayanan
Administrator Publik menjalankan peraturan publik (regulation of the public). Jenis-jenis
pekerjaan yang memerlukan ijin dalam pelayanan publik dengan jaminan bahwa
misalnya dokter, pekerja salon, dan tukang pipa meskipun kompeten, namun mereka
juga diatur sesuai dengan jenis-jenis pekerjaan tersebut. Demikian halnya dengan ijin
mengemudi dan inspeksi keselamatan dalam penggunaan jalan raya juga diatur dalam
menggunakan jalan raya. Aturan-aturan lainnya juga diberlakukan bagi makanan dan
obat-obatan. Dalam penggunaan/penerapan peraturan dimaksud juga melibatkan
Komisi Pelayanan Publik. Pelajar Administrasi Publik harus secara terus-menerus
menyadari fakta bahwa menggunakan kekuasaan publik (public power) untuk
kepentingan kedaulatan masyarakat, pelayan publik / pegawai negeri (public servants)
sering menempatkan kendala-kendala pada perilaku individu atau perusahaan, yang
membawa pada proses legal dalam kaitannya dengan Administrasi Publik.
Tiga pendekatan dalam Administrasi public
1. Manajerial Approach
2. Political Approach
3. Legal Approach
3
Pendekatan Manajerial, Politik & Hukum (Legal)
1. Struktur Organisasi
Dalam upaya memaksimumkan pencapaian nilai, pendekatan manajerial
tradisional mengajukan struktur organisasi yang secara universal diidentifikasi
sebagai birokrasi (yang sering disinonimkan dengan inefisien). Birokrasi
menekankan pada kebutuhan untuk pembagian pekerjaan tenaga kerja yang
memungkinkan para pegawai untuk dispesialisasikan dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan. Spesialisasi membutuhkan koordinasi dan
birokrasi bergantung pada hierarki untuk tujuan tersebut. Hierarki menciptakan
suatu rantai kewenangan untuk mengelola (manage) dan mengkoordinasikan
pekerjaan yang dibagi menurut prinsip spesialisasi. Selanjutnya, hierarki
membutuhkan bahwa program dan fungsi dengan jelas ditugaskan pada unitunit organisasi spesifik. Di sisi lain, kewenangan yang tumpang tindih akan
menimbulkan konflik.
2. Pandangan Individual
Pendekatan
manajerial
tradisional
terhadap
Administrasi
Publik
mengedepankan suatu pandangan individu-individu. Pendekatan tradisional
jarang menganggap/mempertimbangkan anggota publik menjadi pelanggan.
Dalam perkembangan selanjutnya yang dipengaruhi oleh padangan Max
Webber (1864 – 1920) memunculkan Pergerakan Manajemen Saintifik (the
Scientific Management Movement). Para pekerja disesuaikan/diibaratkan
dengan mesin; dimana mesin tidak diatur untuk menyesuaikan dengan
seorang pekerja individual secara fisik, mental, sosial, dan tabiat emosional.
3. Pendekatan Kognitif (Cognitive Approach)
Pendekatan manajerial tradisional menekankan suatu metode saintifik dalam
pembangunan/pengembangan pengetahuan. Dalam prakteknya, pembahasan
Administrasi Publik sebagai suatu ilmu pengetahuan telah memajukan suatu
upaya pengembangan generalisasi tentang perilaku administrasi. Hal tersbeut
meliputi formulasi hipotesis yang dapat diuji secara empiris. Data dikumpulkan,
diagregasi, dan dianalisis secara statistik. Orientasi dasarnya adalah deduksi;
pengetahuan terdiri dari generalisasi yang secara statistik dapat diuji
4
kebenarannya yang dapat diaplikasikan, dengan sikap hati-hati, untuk kasuskasus spesifik.
4. Anggaran/Pembiayaan (Budgeting)
Komitmen pendekatan manajerial tradisional terhadap nilai-nilai efisiensi,
ekonomi, efektivitas, dan ilmu pengetahuan membawanya pada sistem
anggaran yang rasional yang lebih diinginkan. Sebagai sistem yang
menekankan pada kebutuhan untuk membangun pertimbangan efektivitas
biaya dalam formulasi anggaran. Secara ideal, pada pendekatan ini,
bagaimana mengalokasikan dana diantara sejumlah besar fungsi pemeirntah
dan pada tingkatan apa dapat ditentukan dengan proyeksi “bang for the buck
(membanting untuk melawan atau memberi semangat)” atau manfaat pada
biaya.
5. Pengambilan Keputusan
Pendekatan manajerial tradisional juga menyukai pengambilan keputusan
rasional. Secara esensial bahwa dalam pembuatan keputusan Administrasi
Publik harus mempertimbangkan semua alternatif yang masuk akal secara
komprehensif dan memilih satu yang paling efektif dari sisi biaya. Berdasarkan
pada keahlian atau kepakaran ilmu pengetahuan, termasuk para ahli ilmu
sosial, pendekatan ini tidak menyukai partisipasi publik yang luas.
NPM
1. Struktur Organisasi
Unit-unit adminstratif bertindak sebagai pusat-pusat pelayanan, bersifat flat
(sedikit hierarki), dan lebih otonom.
2. Pandangan Individual
Individu-individu dipandang sebagai pelanggan, yang terdiri dari pelanggan
internal dan pelanggan eksternal, dengan menguta-makan kepuasan pada
pelanggan.
3. Pendekatan Kognitif (Cognitive Approach)
5
NPM banyak dikendalikan oleh teori, namun juga dapat menjadi pragmatis
dalam menentukan apa yang dikerjakan dan yang tidak melalui berbagai
eksperimentasi yang dilakukan.
4. Pembiayaan/Anggaran (Budgeting)
Pembiayaan/Anggaran difokuskan untuk menghasilkan pela-yanan dan
penguatan peraturan (keluaran/outputs) serta hasil (outcomes) dibandingkan
dengan masukan (input) sebagaimana halnya dengan personil dan peralatan.
5. Pembuatan/Pengambilan Keputusan
Keputusan harus didasarkan pada tanggungjawab kepada pelanggan, tingkat
kinerja, dan efektivitas biaya. Secara umum, pembuatan/pengambilan
keputusan harus didesentralisasikan.
Pendekatan Politik
1. Struktur Organisasi
Administrasi Publik diorganisir dengan nilai-nilai politik, yakni representasi,
responsif, dan akuntabilitas yang cenderung menjadi ganjil/tidak tetap
dibandingkan dengan pendekatan manajerial bagi organisasi. Pendekatan
politik menekankan perluasan dan keuntungan pluralisme politik dengan
Administrasi Publik.
2. Pandangan Individual
Pendekatan politik terhadap Administrasi Publik cenderung mengagregasi
individu-individu ke dalam suatu kelompok masyarakat (sosial), ekonomi atau
politik yang luas.
3. Pendekatan Kognitif (Cognitive Approach)
Pendekatan politik memandang ilme pengetahuan sebagai suatu jalan yang
sesuai dalam membangun atau mengembangkan pengetahuan aktual.
4. Pembiayaan/Anggaran (Budgeting)
Perspektif politik Administrasi Publik memandang pembiayaan atau anggaran
sebagai politik dibandingkan bisnis dan dokumen-dokumen. Alokasi-alokasi
merupakan
statement
formal
dari
bagaimana
sistem
politik
mengatur/mempengaruhi nilai-nilai yang bersaing, tidak perlu bagaimana uang
6
akan digunakan secara paling efektif atau yang paling memberikan kepuasan
kepada pelanggan/konsumen.
5. Pembuatan/Pengambilan Keputusan
Pendekatan politik cenderung menyukai suatu model incremental dalam
pengambilan/pembuatan keputusan yang sering disebut dengan “muddling
through”, yang mengasumsikan bahwa pluralisme politik, keterbatasan
rasionalisasi, dan tekanan waktu dan sumberdaya pada para Administrator
Publik merupakan
kendala
yang
signifikan
dalam
pengambilan
atau
pembuatan keputusan.
Pendekatan Hukum (Legal)
1. Struktur Organisasi
Struktur yang lebih disenangi dari pendekatan hukum bagi Administrasi Publik
adalah prosedur lawan atau yang berlawanan (adversary procedure), yang
melibatkan hakim dan juri sebagai wasit. Percobaan hukum diibaratkan seperti
menjaga anak burung sampai bisa terbang (the full-fledged judicial trial)
merupakan model struktur yang paling jelas.
2. Pandangan Individual
Pendekatan hukum menekankan pada prosedur yang sesuai dengan proses,
hak-hak substantif (yang sesungguhnya), dan keadilan yang memperhatikan
individu sebagai seseorang yang unik dalam berbagai keadaan yang spesifik.
3. Pendekatan Kognitif (Cognitive Approach)
Pendekatan
hukum
menyukai
keputusan
hakim
sebagai
metode
pembangunan/pengembangan pengetahuan. Fakta dibangun melalui prosedur
lawan atau yang berlawanan dan aturan-aturan kesaksian/bukti yang
memeriksa dengan teliti informasi yang dapat dipertimbangkan
oleh
pembuat/pengambik keputusan.
4. Pembiayaan/Anggaran (Budgeting)
Pendekatan hukum dalam memandang pembiayaan/anggaran menekankan
integritas konstitusi dan kebutuhan untuk melindungi hak-hak walaupun hal
7
tersebut melatih mereka menjadi seorang minoritas yang tidak disukai
(unpopular minority).
5. Pembuatan/Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan hukum secara umum bersifat incremental. Fakta dari
setiap kasus yang baru dievaluasi dalam menerangi penerapan prinsip-prinsip
hukum yang diturunkan dari keputusan-keputusan sebelumnya.
Apa yang melatar Belakangi Lahirnya Konsep Good Governance
1.
2.
3.
4.
5.
Administrasi Publik
Birokrasi
NPM (Baca Buku Reiventing Government)
NPS (Baca Buku Reiventing Government)
Governance
Apa itu Kebijakan Publik baca buku William Dunn dan Thomas R Dye.
8
Download