19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hidrolisis

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hidrolisis Minyak Kemiri
Minyak kemiri dihidrolisis dengan KOH 12 % dan pelarut methanol
kemudian direfluks dengan pengadukan pada temperatur 60˚C selama 90 menit. Hasil
refluks diekstrak dengan n-heksan dengan penambahan aquades dalam corong pisah
setelah itu dikocok dan didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air
(lapisan bawah) dan lapisan organik (lapisan atas). Lapisan air keruh dan berbusa
yang mengindikasikan adanya asam lemak yang dihasilkan. Setelah didiamkan
terbentuk dua lapisan, lapisan air dipisahkan dari lapisan organik. Lapisan air
ditambah asam sulfat 1 M sampai pH 1 yang bertujuan untuk mengikat senyawasenyawa basa pada lapisan air sehingga dapat menghasilkan asam lemak bebas.
Selanjutnya larutan asam lemak bebas dipisahkan dari lapisan air dan ditambahkan
MgSO4 .anhidrat. Tujuan penambahan MgSO4 adalah untuk mengikat air yang masih
tersisa pada asam lemak bebas.
4.2 Isolasi Asam 9,12,-Oktadekadienoat dengan Metode Inklusi Urea
Asam lemak bebas hasil hidrolisis dicampurkan dengan urea dalam metanol
hangat. Selanjutnya dibekukan dalam freezer dengan perbandingan temperatur 0˚C
dan 2oC. Tujuan pembekuan pada temperatur rendah ini adalah agar asam non
linoleat terperangkap atau mengendap bersama urea, sedangkan asam linoleat tetap
berada dalam keadaan cair atau berbentuk minyak. Karena, asam linoleat tidak dapat
19
20
terikat langsung pada urea sebagaimana asam non linoleat, hal ini dapat juga
dipengaruhi oleh faktor suhu yang ada. Sehingga, asam linoleatakan tertinggal berada
diluar kristal urea yang sudah mengikat asam non linoleat.
Asam lemak yang mengendap bersama urea dan asam lemak yang tidak
mengendap dipisahkan dengan menggunakan corong Buchner. Filtrat yang diperoleh
dari proses penyaringan ini berwarna kuning yang diduga merupakan asam linoleat.
4.3 Karakterisasi Asam Lemak Hasil Inklusi
Chromatograph-Mass Spectroscopy (GC-SM)
4.3.1 Esterifikasi Asam Lemak
menggunakan
Gas
Asam lemak hasil inklusi urea merupakan asam lemak yang non volatil,
sehingga
tidak
dapat
dianalisis
menggunakan
Gas
Chromatograph-Mass
Spectroscopy (GC-SM). Oleh karena itu, asam lemak terlebih dahulu diubah menjadi
volatil melalui reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam
karboksilat dan alkohol membentuk ester. Asam lemak yang diperoleh dari hasil
inklusi merupakan asam lemak yang bersifat nonvolatile (tidak mudah menguap).
Sehingga, diperlukan proses esterifikasi dengan tujuan agar asam lemak yang
dihasilkan dari hasil inklusi dapat bersifat volatile (mudah menguap). Karena syarat
utama sampel yang digunakan dalam analisis suatu senyawa menggunakan Gas
Chromatograph-Mass Spectroscopy (GC-SM) harus bersifat volatile (mudah
menguap). Sehingga, asam lemak yang diperoleh dari proses atau hasil inklusi urea
dengan ditambahkan metanol (CH2OH) dan asam sulfat (H2SO4) sebagai katalis dan
membentuk senyawa metil ester. Proses esterifikasi dapat dilihat pada reaksi berikut:
21
O
O
HO-C-(CH2)7CH=CHCH2CH=CH(CH2)4CH3 + CH3OH
Asam linoleat
metanol
H3C-O-C-(CH2)7CH=CHCH2CH=CH(CH2)4CH3
metil linoleat
+ H2O
air
4.3.2 Hasil Karakterisasi menggunakan GC-SM pada Metil Linoleat Minyak
Kemiri
4.3.2.1 Minyak Kemiri Suhu 0oC
Hasil karakterisasi dengan menggunakan GC-SM pada metil ester dari asam
lemak minyak kemiri menghasilkan kromatogram dengan 11 puncak (peak) seperti
pada Gambar 4.1
Gambar 4.1: Kromatogram KG metil ester dari asam lemak minyak kemiri
Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa sampel yang dianalisis mengandung
11 puncak (peak), disajikan pada Tabel 2
Peak
1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu Retensi
9,105
12,328
13,997
19,910
20,072
20,416
21,740
21,959
% Area
1,05%
0,36%
1,24%
2,94%
0,21%
0,47%
87,00%
0,63%
Senyawa
Octanoid Acid Methyl Ester
2,4 dicadienal
Methyl Azelate Semialdehyde
Hexadecanoic acid
7,10-Hexadecadienoic acid
9,12-Octadecadienoic acid
9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)
Octadecanoic acid
22
9
10
11
23,185
23,615
23,811
0,42%
2,43%
3,24%
11-Dodecen-1-ol, 2,4,6-trimethyl
Oxiraneoctanoic acid
Methyl 9,10-Dihydroxyoctadecanoate
Berdasarkan tabel 2 terdapat 1 puncak dominan yaitu puncak ke-7 yang
muncul pada waktu retensi 21.740. Hasil analisis spektrometer massa terhadap
puncak ketujuh dapat dilihat pada Gambar 4.2
Massa/muatan (m/z)
Gambar 4.2: Spektrum massa metil linoleat minyak kemiri
Hasil analisis spektrometer massa terhadap puncak ke-7 pada gambar 4.2
menunjukkan adanya puncak pada massa/muatan (m/z) 27, 41, 55, 67, 81, 95, 109,
123, 136,150, 164, 263, dan 294 dengan base peak 67,05. Puncak tersebut memiliki
kemiripan dengan pola fragmentasi metil 9,12-oktadekadienoat pada pustaka
Wiley7.LIB dengan tingkat kemiripan 96 %.
23
4.1.2.2 Minyak Kemiri Suhu 2oC
Hasil karakterisasi dengan menggunakan GC-SM pada metil ester dari asam
lemak minyak kemiri menghasilkan kromatogram dengan 13 puncak (peak) seperti
pada Gambar 4.3
Gambar 4.3: Kromatogram GC metil ester dari asam lemak kemiri
Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa sampel yang dianalisis mengandung 13
puncak (peak), yang disajikan pada Tabel 3
Peak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Waktu Retensi
9,112
12,334
13,998
19,909
20,419
21,740
22,619
22,732
23,036
23,189
23,617
23,809
24,324
% Area
0,64%
0,19%
0,49%
1,19%
0,24%
91,18%
0,51%
0,33%
0,34%
0,42%
2,12%
2,16%
0,19%
Senyawa
Octanoic Acid Methyl Ester
2,4-Decadienal
Methyl Azelate Semialdehyde
Hexadecanoic acid
13,16-Octadecadiynoic acid
9,12-Octadecadienoic acid (Z,Z)
2-Furanpentanoic acid
2-Furanpentanoic acid
Cyclopropaneoctanoic acid
11-Dodecen-1-ol, 2,4,6-trimethyl
Oxiraneoctanoic acid,
Octadecanoic acid,
6,9,12,15-Docosatetraenoic acid,
24
Berdasarkan tabel diatas terdapat 1 puncak dominan yaitu puncak ke-6
muncul pada waktu retensi 21,740. Hasil analisis spektrometer massa terhadap
puncak keenam dapat dilihat pada Gambar 4.4
Massa/muatan (m/z)
Gambar 4.4: Spektrum massa metil linoleat minyak kemiri
Hasil analisis spektrometer massa terhadap puncak ke-6 pada gambar 4.4
menunjukkan adanya puncak pada massa/muatan (m/z) 27, 41, 55, 67, 81, 95, 109,
123, 136, 150, 164, 263, 294 dengan base peak 67,05. Puncak tersebut memiliki
kemiripan dengan pola fragmentasi metil 9,12-oktadekadienoat pada pustaka
Wiley7.LIB dengan tingkat kemiripan 96 %.
Berdasarkan hasil karakterisasi dengan teknik Gas Chromatograph-Mass
Spectroscopy (GC-MS) terhadap asam lemak hasil inklusi urea pada temperatur 0˚C
dan 2oC dengan rasio asam lemak : urea (1:1,5) diperoleh presentasi kelimpahan metil
9,12,-oktadekadienoat sebesar (87%) dan (91,18%). Hal yang sama juga telah
dilakukan oleh penelitian Alim (2013) pada biji kemiri dengan menggunakan metode
urea inclusion complex dengan perlakuan pendinginan sampel pada temperatur 0oC
dan variasi asam lemak urea 1:1,5 diperoleh asam linoleat sebesar 76,27%.
25
Sedangkan, pada penelitian Mayurid (2009) tentang isolasi asam linoleat dari biji
kemiri dengan menggunakan metode fraksinasi urea kompleksasi diperoleh asam
linoleat sebesar 48,5%.
Download