Output file

advertisement
PROSIDING
SEMNAS BIODIVERSITAS
Vol.4 No.3 Hal: 270-273
ISSN: 2337-506X
Mei 2015
STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN BUAH DAN BIJI
PADA LENGKENG DIAMOND RIVER (Dimocarpus
longan Lour.)
Yenni*, Buyung Al Fanshuri dan Emi Budiyati
Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika
Jl. Raya Tlekung No 1. Junrejo, Batu, Jawa Timur
*Email : [email protected]
Abstrak - Lengkeng Diamond River (Dimocarpus longan., Lour) merupakan jenis lengkeng dataran rendah yang memiliki sifat unggul,
antara lain pertumbuhannya cepat, mudah berbuah, produktivitas tinggi, dan dapat membentuk cabang yang rimbun sehingga dapat
dijadikan tanaman peneduh. Proses perkembangan buah dan biji pada lengkeng Diamond River terdiri atas sejumlah tahapan yang
penting mulai dari pembentukan daging buah, biji ataupun kulit buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan buah
dan biji pada lengkeng Diamond River. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro)
Batu Jawa Timur pada bulan Juli - Desember 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan
sampel buah dilakukan di Kebun Percobaan Banjarsari Probolinggo Jawa Timur setiap 10 hari sekali setelah anthesis dengan jumlah 20
buah lengkeng/pengamatan. Pengamatan perkembangan buah dan biji dilaksanakan di laboratorium terpadu Balitjestro. Hasil
penelitian menunjukkan pada pengamatan buah umur 40 Hari Setelah Anthesis (HSA) daging buah telah terbentuk dengan ketebalan
daging buah 0,25 mm dan berat daging buah 0,012 g. Buah masak terjadi pada umur 133 HSA dengan berat buah 11,576 g, diameter
buah 27,762 mm, tinggi buah 25,940 mm, tebal kulit 0,982 mm, berat biji 1,861 g, diameter biji 11,611 mm, berat daging buah 6,546 g
dan tebal daging buah 5,755 mm. Sedangkan perkembangan biji pada umur buah 10 HSA, biji berdiameter 1,488 mm dan beratnya
0,0095 g. Pada lengkeng Diamond River, tebal kulit buah mengalami penurunan pada umur buah 60 HSA.
Kata kunci : Biji, buah, lengkeng (Dimocarpus longan Lour.), morfologi, perkembangan ,
PENDAHULUAN
Lengkeng (Dimocarpus longan. Lour) merupakan
tanaman buah yang berasal dari daerah subtropik yaitu
China. Penyebarannya cukup luas meliputi Asia Timur, Asia
Tenggara, Australia, Amerika dan Eropa. Penamaan
tanaman ini biasanya sesuai dengan daerahnya. Orang
Malaysia dan Indonesia menyebutnya Lengkeng (Anonim,
2005). Di Indonesia, lengkeng telah lama dibudidayakan
secara turun temurun sejak akhir abad 18 di dataran tinggi
yang iklimnya mendekati subtropis, seperti lengkeng
Batu/Pringsurat (Temanggung), Tumpang (Malang),
Bandungan,
Ambarawa,
Salatiga
(Semarang),
Tawangmangu (Karanganyar), Mbatu (Batu).
Secara taksonomi, lengkeng termasuk dalam family
sapindaceae dan memiliki daging buah yang manis,
transparan, dan juicy. Buahnya mengandung kadar gula
yang tinggi, banyak vitamin dan mineral yang dapat
dikonsumsi dalam bentuk buah segar, didinginkan,
kalengan, dikeringkan atau diproses dalam bentuk jus,
wine, manisan, es cream dan yoghurt (Menzel and Waite,
2005).
Tanaman lengkeng mempunyai habitus pohon
dengan ketinggian mencapai 40 m (Sunanto, 1990). Daun
lengkeng mempunyai daun majemuk dengan 3-6 pasang
helai daun. Bunga berbentuk malai. Buah lengkeng
berbentuk bulat atau lonjong, kulit buah tipis, daging buah
tebal berwarna putih bening. Biji lengkeng bentuk bulat
berwarna hitam (Rukmana, 2003).
Saat ini telah terdapat varietas lengkeng introduksi,
salah satunya yaitu lengkeng Diamond River yang dapat
beradaptasi di dataran rendah tropis dengan ketinggian
tempat 50 – 600 meter di atas permukaan laut (dpl) dan
memiliki iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari
empat bulan. Tanaman lengkeng Diamond River memiliki
daya adaptasi yang cukup luas. Lengkeng ini dapat tumbuh
di dataran rendah dan dataran tinggi. Selain itu lengkeng
Diamond
River
memiliki
beberapa
keunggulan
diantaranya, berbunga tidak sesuai dengan musim dan
dapat berbunga pada umur 1-2 tahun.
Proses perkembangan buah dan biji pada lengkeng
Diamond River terdiri atas sejumlah tahapan yang penting
mulai dari pembentukan daging buah, biji ataupun kulit
buah. Informasi mengenai perkembangan buah dan biji
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemulia tanaman
sebagai dasar untuk penelitian dalam merakit varietas
baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan buah dan biji pada lengkeng Diamond
River.
Yenni dkk. - BOTANI| 271
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP)
Banjarsari Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro) Probolinggo, Jawa Timur yang berada pada
ketinggian tempat ± 5 m di atas permukaan laut
(pengambilan sampel buah) dan laboratorium terpadu
Balitjestro kota Batu Jawa Timur (pengamatan morfologi
perkembangan buah dan biji) pada bulan Juli-Desember
2012. Tanaman lengkeng yang digunakan pada penelitian
ini adalah lengkeng Diamond River berumur + 4 tahun.
Bahan dan alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah
buah dan biji lengkeng Diamond River, kertas label,
gunting pangkas, spidol permanen, cutter, silet, jangka
sorong digital, timbangan analitik dan mikroskop.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuntitatif dengan melakukan pengamatan terhadap
perkembangan buah dan biji yang dilakukan setiap 10 hari
sekali dari bunga mekar. Buah dan biji yang digunakan
sebanyak 20 buah/pengamatan yang diambil dari 8
tanaman sampel. Pengamatan dilakukan pada peubah
buah dan biji lengkeng yaitu warna buah, berat buah,
diameter buah, warna biji, berat biji, diameter biji, berat
daging buah, tebal daging buah, waktu terbentuknya
daging buah dan biji, dan waktu buah masak.
berat buah lengkeng hanya 1,0225 g. Selisih berat buah
dari umur buah 10 hingga 70 HSA hanya 0,98 g. Namun
pada fase berikutnya terjadi perkembangan yang cepat
hingga panen 11,58 g/buah. Selisih berat buah dari umur
buah 70 HSA hingga panen sebesar 10,55 g.
Proses terbentuknya buah sampai buah masak
membutuhkan waktu yang tidak sama antar varietas
lengkeng. Secara umum setelah terjadinya pembuahan,
terdapat dua tahap dalam proses perkembangan yaitu
tahap pertama adalah tahap pembentukan kulit buah,
cairan endosperm, kulit biji, embrio dan daging buah dan
tahap kedua adalah tahap perkembangan kulit buah, kulit
biji, embrio dan daging buah (Ke dkk., (1992); Zheng dkk.,
(1994); Chen dkk., (1995)). Pada lengkeng Diamond River,
fase perkembangan buah diawali sejak mulai gugurnya
mahkota bunga. Buah terus berkembang hinggga masak
panen. Tahapan perkembangan buah lengkeng Diamond
River umur 10-60 Hari Setelah Anthesis (HSA) disajikan
pada Gambar 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Buah
Buah merupakan salah satu bagian tanaman yang
merupakan perkembangan dari bakal buah. Di dalam buah
biasanya terdapat biji yang akan berguna untuk
perkembangbiakan tanaman selanjutnya. Berdasarkan
hasil pengamatan, perkembangan buah lengkeng Diamond
River mulai bunga mekar hingga panen memerlukan waktu
selama lebih kurang 133 hari. Perkembangan buah
lengkeng Diamond River disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan buah lengkeng Diamond River
(Dimocarpus longan Lour).
Berdasarkan Tabel 1. pengamatan pertumbuhan dan
perkembangan buah lengkeng Diamond River pada
penelitian ini dimulai pada umur 10 HSA. Pada tahap ini
morfologi buah lengkeng masih terdiri dari dua lobus
buah. Biasanya salah satu lobus akan terdegradasi dan
akhirnya akan mati. Hanya ada satu lobus buah yang akan
berkembang menjadi buah masak (Gambar 1).
Perkembangan berat buah hingga hingga buah berumur
70 hari pertama berjalan lambat. Pada umur buah 70 HSA
e
e
Gambar 1. Tahapan Perkembangan Buah Lengkeng Diamond
River
Keterangan :
(1) 10 HSA, (2) 20 HSA, (3) 30 HSA, (4) 40 HSA, (5) 50 HSA dan (6)
60 HSA
(a) kulit buah, (b) kulit biji, (c) cairan endosperm, (d) embrio dan
(e) daging buah.
Pada Gambar 1. Terlihat adanya perubahan
morfologi dalam dan luar buah mulai fruit set (10 HSA)
hingga buah berumur 60 HSA. Buah yang berumur 10-20
HSA masih terdapat bulu-bulu halus di permukaan kulit
buah, namun setelah 30-60 HSA kulit buah tidak berbulu
dengan tekstur kasar. Pada umur buah hingga 30 hari
belum terbentuk daging buah.
Pada pengamatan buah umur 40 HSA, daging buah
telah terbentuk. Daging buah berwarna hijau dan hanya
berkembang hanya sedikit di sekitar pangkal (bagian
bawah) buah. Pada umur 60 HSA terlihat daging buah
berkembang mengelilingi hingga setengah biji dan pada
272 | Pros Sem Nas Biodiv Hal. 270-273
umur 70 HSA, daging buah hampir menyelimuti seluruh
biji. Pada umur 60 dan 70 HSA warna buah masih terlihat
hijau. Perubahan warna pada daging buah mulai pada
umur 80 HSA. Diikuti juga pada pengamatan buah 90 HSA,
warna daging buah putih.
berdasarkan pengamatan buah umur 10 HSA,
perkembangan biji telah terjadi. Biji berasal dari ovulum
(bakal biji) yang berada di dalam ovarium (bakal buah).
Tahapan perkembangan biji ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Tahapan Perkembangan Biji Lengkeng Diamond River
Gambar 2. Tahapan Perkembangan Biji Lengkeng Diamond River
Ket : (1) Daging buah lengkeng 10 HSA, (2) 40 HSA, (3) 60 HSA, (4)
70 HSA, (5) 80 HSA, (6) 90 HSA
Ket : (1) Biji lengkeng 10 HSA, (2) 40 HSA, (3) 60 HSA, (4) 70 HSA,
(5) 80 HSA, (6) 90 HSA dan (7) 100 HSA
Dari hasil pengamatan terhadap tinggi dan diameter
buah lengkeng diketahui terjadi perubahan morfologi pada
bentuk buah lengkeng Diamond River. Bentuk buah
lengkeng pada umur buah 10 HSA memanjang ditunjukkan
dengan ukuran tinggi lebih besar dari diameter yaitu tinggi
buah 5,34 mm dan diameter buah 3,73 mm. Pada umur
buah 100 HSA, bentuk buah round (bulat) dengan tinggi
buah 21,34 mm dan diameter 21,26 mm dan saat panen
buah sedikit melebar ditunjukkan dengan rata-rata tingggi
lebih kecil dari diameter buah yaitu tinggi buah 25,94 mm
dan diameter buah 27,76 mm.
Pengamatan pada warna kulit buah pada awal
pembentukan berwarna hijau dan pada umur buah 50 HSA
muncul bintik-bintik coklat. Menurut Menzel and Waite
(2005), kulit buah lengkeng berwarna hijau dengan tekstur
kulit kasar, warna pada kulit buah diproduksi oleh
kombinasi antara klorofil, karotenoid, flavonoid dan
antosianin. Pengamatan terhadap tebal kulit buah terlihat
terjadi penurunan ketebalan. Ketebalan buah awal (10
HSA) sebesar 1,32 mm kemudian berkembang hingga
umur buah 50 HSA ketebalan kulit buah 1,81 mm. Namun
pada saat umur 60 HSA ketebalan kulit menurun menjadi
1,69 mm. Penurunan kulit buah ini terus terjadi sehingga
pada saat panen ketebalan kulit buah hanya 0,98 mm
(Tabel 1.)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui,
terjadi perubahan morfologi dan warna biji pada buah
lengkeng seiring dengan waktu perkembangan buah. Pada
umur buah 10 HSA, biji lengkeng awalnya berbentuk
lonjong dan berwarna hijau muda. Setelah 40-60 HSA biji
lengkeng berubah menjadi putih. Pada umur biji 70 HSA,
warna biji berubah terdapat bercak coklat di bagian bawah
biji. Warna coklat tersebut terus berkembang hingga ke
bagian tengah biji pada umur 80 HSA hingga umur 100
HSA, warna biji telah berubah menjadi coklat kehitaman.
Perkembangan Biji
Tahapan perkembangan buah muda menuju
kemasakan buah dan biji, diawali dengan pembesaran
bakal buah (ovarium), yang diikuti oleh perkembangan
cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya terjadi
perkembangan embryo. Menurut Ashari (2002),
endosperm sangat penting bagi proses pertumbuhan dan
perkembangan biji karena berfungsi sebagai cadangan
makanan bagi embrio, maka perkembangan endosperm
adalah yang pertama di dalam organ ovari sesudah terjadi
fertilisasi.
Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan
dan pembesaran sel. Sedangkan pada perkembangan biji,
KESIMPULAN
Perkembangan buah dan biji lengkeng Diamond River
terjadi selama +133 hari. Terdapat perubahan morfologi
maupun warna pada buah maupun biji lengkeng mulai dari
umur buah 10 HSA hingga panen. Pembentukan daging
buah terjadi pada umur buah 40 HSA dan pembentukan
biji telah terjadi pada umur buah 10 HSA.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan bapak Sukadi dan
Sukadar selaku teknisi (Balitjestro) dan semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penelitian atau penulisan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Budidaya Buah-Buahan (Lengkeng). Direktorat Tanaman
Buah dan Hortikultura, Departemen Pertanian.
Ashari, S. 2002. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Rineka Cipta.
Jakarta.
Chen, Q. X., Liao, J. S and Hu, Y. L. 1995. The Growth Curve of Longan
Fruit and The Correlative Analysis of its Tissues. Journal of Fujian
Academy of Agricultural Sciences. 24. 19-22.
Gardner P. F, Pearce R. B dan Mitchell R.L., 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Yenni dkk. - BOTANI| 273
Ke, G.W., Wang, C. C., and Huang, J. H. 1992. The Aril Initiation and
Ontogenesis of Longan Fruit. Journal of Fujian Academy of
Agricultural Sciences. 7. 22-26.
Menzel C., and Waite G. K. 2005. Litchi and Longan. CABI Publishing.
Australia.
Rukmana, R. 2003. Lengkeng, Prospek Agrobisnis dan Teknik Budidaya.
Yogyakarta : Kanisius.
Zheng, S. Q., Huang, J. S. and Xu, X. D. 1994. Studies of Fruit Development
of Aborted Seeded Longan : Correlative Analysis on Fruit Growing
Type and Its Characters. Journal of Fujian Academy of Agricultural
Sciences. 9. 22-25.
Download