pemanfaataan obat tradisional (herbal) sebagai - Biotrends

advertisement
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
PEMANFAATAAN OBAT TRADISIONAL (HERBAL) SEBAGAI OBAT
ALTERNATIF
BUSTANUSSALAM
Laboratorium Kimia Bahan Alam
Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Jl. Raya Bogor KM. 46. Cibinong
E-mail : [email protected]
O
bat herbal telah diterima
secara luas di hampir
seluruh negara di dunia.
Menurut WHO, negara-negara di
Afrika, Asia dan Amerika Latin
menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer.
Bahkan di Afrika, sebanyak 80%
dari populasi menggunakan obat
herbal untuk pengobatan primer
penyakit tertentu di antaranya
kanker serta semakin luas akses
informasi mengenai obat herbal di
seluruh dunia (Sukandar EY,
2006). WHO merekomendasi
penggunaan obat tradisional
dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat, pencegahan dan
pengobatan penyakit, terutama
untuk penyakit kronis, penyakit
Gambar 1. Minyak Kepala Murni
(WHO, 2016). Faktor pendorong
terjadinya peningkatan
penggunaan obat herbal di negara
maju adalah usia harapan hidup
yang lebih panjang pada saat
prevalensi penyakit kronik
meningkat, adanya kegagalan
penggunaan obat modern untuk
karena obat tradisional memiliki
efek samping yang relatif lebih
sedikit dari pada obat modern.
Bangsa Indonesia telah lama
mengenal dan menggunakan
tanaman berkhasiat obat sebagai
salah satu upaya dalam
menanggulangi masalah
kesehatan. Pengetahuan tentang
tanaman berkhasiat obat berdasar
pada pengalaman dan
ketrampilan yang secara turun
temurun telah diwariskan dari
satu generasi ke generasi
berikutnya. Penggunaan bahan
alam sebagai obat tradisional di
Indonesia telah dilakukan oleh
nenek moyang kita sejak berabadabad yang lalu yang dikenal
sebagai jamu (Sukandar E Y,2006).
Berikut ini beberapa obat
tradisonal yang pernah populer di
Indonesia :
Minyak Kelapa Murni
degeneratif dan kanker. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam
peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat tradisional
(WHO, 2016). Penggunaan obat
tradisional secara umum dinilai
lebih aman dari pada penggunaan
obat modern. Hal ini disebabkan
20
Minyak Kelapa Murni atau yang
lebih dikenal dengan VCO (virgin
coconut oil) diolah dari buah
kelapa segar tanpa proses
pemanasan dan
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
Tabel 1. Komposisi asam lemak esensial VCO
Komposisi
Persentase
Komposisi
Persentase
Asam Laurat
Asam Miristat
Asam Kaprat
Asam Palmitat
51,55 %
14,16 %
9,29 %
5,14 %
Asam
Kaprilat
Asam Stearat
Asam Oleat
Asam
Linoleat
13,14 %
1,38 %
3,40 %
0,65 %
campuran bahan kimia (Gambar
1). VCO banyak mengandung
Asam laurat, Asam kaprilat, Asam
kaprat, Asam miristat, Asam oleat
dan Asam palmitat yang sangat
bermanfaat untuk membantu
pencegahan terhadap infeksi
bakteri, virus dan jamur, serta
sebagai antioksidan dalam tubuh
sehingga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh. Kandungan
Asam Laurat yang dimiliki VCO
sangat tinggi sehingga mempunyai
efek antivirus, antibakteri dan
antiprotozoa yang kuat dan
ampuh. Tabel 1. Komposisi asam
lemak esensial VCO seperti
terlihat pada Tabel 1 dengan
adanya kandungan asam lemak
Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa L.)
esensial tersebut, VCO
mempunyai potensi mengatasi
infeksi HIV/AIDS, salah satunya
riset yang dilakukan di Rumah
Sakit San Lazaro, Filipina sekitar
tahun 2002-2003. Rumah sakit
untuk penyakit infeksi di bawah
naungan Departemen Kesehatan
Filipina itu melakukan riset
terhadap 15 pasien terinfeksi virus
maut yang terdiri dari 5 laki-laki
dan 10 perempuan berusia 22-38
tahun. Semua pasien hanya
mendapat perlakuan dengan
monolaurin 95% murni sebagai
monoterapi, monolaurin diekstrak
dari asam laurat VCO. Hasilnya
salah satu pasien dinyatakan
sembuh, hal ini berdasarkan hasil
Tabel 2. Pengujian VCO terhadap beberapa jenis penyakit
Penyakit
Empiris
Campak
Cytomegalovirus
Diabetes mellitus

Hepatitis A

Hepatitis C

Herpes HSV1
Hipertensi

HIV/AIDS

Jantung koroner

Maag

Obesitas

Pneumonia

Rubella
Stroke

Tuberkulosis

Virus influenza

Keterangan :  = yang dilakukan
Uji in vivo
Uji klinis



Tanaman Mahkota Dewa (Gambar
2) berasal dari daratan Papua,
dikenal dengan nama makuto
dewo, makuto rojo, makuto ratu
(Jawa Tengah); Raja obat
Gambar 2. Mahkota Dewa
(Banten); Pau=obat pusaka (etnik
cina). Mahkota dewa merupakan
tumbuhan perdu, hidup baik pada
ketinggian 10-1.000 dpl, ditanam
dari biji atau cangkok, tinggi
mencapai 3 meter. (Burkill, 1966).


Khasiat tanaman mahkota dewa
secara empiris dan testimoni
dapat menyembuhkan penyakit
gatal-gatal, pegal-pegal, flu, liver,
ginjal, asam urat, diabetes dan
kanker (Harmanto, 2003).



Berdasarkan hasil penelitian
Simanjuntak dkk (2006)
menunjukkan bahwa hasil
panapisan fitokimia tanaman
mahkota dewa mangandung
senyawa golongan alkaloid,
flavonoid, saponin dan polifenol


dari pemeriksaan laboratorium
menunjukkan nilai CD-4 yang naik
dari 141 menjadi 459. Tabel 2
dibawah ini menunjukkan
pengujian VCO terhadap
beberapa jenis penyakit


21
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
serta memiliki daya antioksidan
yang kuat dari ekstrak etanol dan
metanol buah tua mahkota dewa
dengan daya inhibisi masingmasing ekstrak adalah 83,08% dan
79,03%.
tinggi (2.000 m dpl). Namun
populasi terbanyak terdapat di
dataran dengan ketinggian 1.200
hingga 2.000 m dpl. Buah merah
biasa tumbuh bergerombol dalam
satu area, jarang tumbuh
menyendiri. Buah merah tumbuh
Hasil dari analisis RMI (Resonansi di daerah dengan suhu di bawah
Magnet Inti) terhadap beberapa
17 derajat Celcius dengan curah
ekstrak diperoleh kandungan
hujan rata-rata 186 mm per bulan
senyawa kimia dalam ekstrak ndan jumlah penyinaran matahari
heksan memberikan senyawa
57% dan tekanan udara rata-rata
asam lemak dari asam palmitat,
896 mb. Tanaman Buah Merah
asam oleat, asam linoleat dan
termasuk tanaman keluarga
asam linolenat; dari ekstrak
pandan-pandanan denga pohon
menyerupai pandan, namun tinggi
etilasetat adalah -sitosterol,
stigmasterol dan argentenol; dari tanaman dapat mencapai 16m
dengan tinggi batang bebas
ekstrak n-butanol adalah aglikon
benzofenon dan glikosidanya dan cabang sendiri setinggi 5 sampai 8
m yang diperkokoh akar-akar
dari ekstrak air memberikan
tunjang pada batang sebelah
senyawa benzofenon glikosida,
bawah. Kultivar buah berbentuk
glukosa dan sukrosa.
lonjong dgn kuncup tertutup daun
buah. Buah Merah sendiri panjang
Buah Merah (Pandanus
buahnya mencapai 55 cm,
conoideus)
diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3
Buah merah (Pandanus conoideus) kg. Warnanya saat matang
(Gambar 3) atau yang dikenal luas berwarna merah marun terang.
Walau sebenarnya ada jenis
di Wamena dengan nama tawi /
tanaman ini yg berbuah berwarna
sauk ekendi adalah tanaman asli
coklat dan coklat-kekuningan.
Papua yang tumbuh di dataran
rendah (40 m dpl) sampai dataran Budidaya tanaman dipelopori oleh
Gambar 3. Buah Merah
Gambar 3. Buah Merah
22
seorang warga lokal Nicolaas
Maniagasi sejak tahun 1983, dan
atas jerih payahnya tersebut
mendapatkan penghargaan
lingkungan hidup Kehati Award
2002. Buah merah sudah secara
turun-temurun dikonsumsi oleh
masyarakat Papua sebagai
penambah energi dan daya tahan
tubuh.
Penduduk asli membuang
empulur secara tradisional
menggunakan tulang paha
kasuari, bukan parang. Daging
buah inilah yang kemudian
dipotong potong, direbus dan
diolah menjadi minyak yang
sangat berkhasiat untuk
kesehatan manusia. Dari buah
merah sepanjang 1 meter dengan
berat 2-3 kg hanyalah dihasilkan
sekitar 75-300ml minyak.
Kehebatan buah merah mulai
terkuak setelah seorang peneliti
dari Universitas Cendrawasih, Drs.
I Made Budi MSi, pada akhir tahun
2004 lalu mengungkapkan secara
ilmiah tentang khasiat
pengobatan dan kandungan gizi
yang luar biasa yang dikandung
dalam buah ini. Sebagai ahli gizi
dan dosen Universitas
Cendrawasih beliau sempat
mengamati secara seksama
kebiasaan masyarakat tradisional
di Wamena, Timika dan desa-desa
kawasan pegunungan Jayawijaya
yang mengonsumsi buah merah
sebagai obat cacing, penyakit
kebutaan, dan penyakit kulit.
Menurutnya, buah ini
mengandung zat-zat alami yang
dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan proses
metabolisme. Diantaranya adalah
karotenoid, betakaroten, alfa
tokoferol, asam oleat, asam
linoleat, asam linolenat dan
dekanoat, omega 3 dan omega 9
yang berperan sebagai senyawa
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
anti radikal bebas pengendali
beragam penyakit seperti
kanker, hipertensi, paru - paru
dan infeksi. Selain itu, buah
merah mengandung banyak
kalori untuk menambah energi,
kalsium, serat, protein, vitamin
B1, vitamin C dan nialin.
Kandungan kalorinya tinggi,
mencapai 400 kilo kalori /100
gram daging buah. Tak heran
jika setelah meminumnya orang
akan merasa bugar dan nafsu
makan meningkat.
Kandungan gizi buah merah
antara lain memiliki antioksidan
tinggi (karoten, tokoferol),
asam lemak didominasi tidak
jenuh, mineral makro dan mikro
sangat tinggi khususnya kalsium
serta Fe. Hampir 85 persen
terdiri dari Omega 3, Omega 9
dan Omega 6. Ketiga Omega ini
sangat penting peranannya
dalam meningkatkan kekebalan
tubuh, kecerdasan, dan
perbaikan sel rusak.
Betakaroten berfungsi
memperlambat berlangsungnya
penumpukan flek pada arteri.
Jadi aliran darah ke jantung dan
otak berlangsung tanpa
sumbatan. Interaksinya dengan
protein meningkatkan produksi
antibodi. Ini meningkatkan
jumlah sel pembunuh alami dan
memperbanyak aktifitas sel T
Helpers dan limposit. Suatu
kutipan studi membuktikan
konsumsi betakaroten 30-60
mg/hari selama 2 bulan
membuat tubuh dapat
memperbanyak sel-sel alami
pembasmi penyakit.
Bertambahnya sel-sel alami itu
menekan kehadiran sel-sel
kanker karena ampuh
menetralisasikan radikal bebas
senyawa karsinogen penyebab
kanker.
WHO
merekomendasi
penggunaan obat
tradisional dalam
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat,
pencegahan dan
pengobatan
penyakit, terutama
untuk penyakit
kronis, penyakit
degeneratif dan
kanker. WHO juga
mendukung upayaupaya dalam
peningkatan
keamanan dan
khasiat dari obat
tradisional
Gambar 4. Sarang semut
23
Buah merah memang ampuh
membunuh sel kanker. Riset riset di laboratorium mendukung
bukti empiris tersebut. Semua itu
bukan isapan jempol belaka, tapi
datang dari balik dinding
laboratorium seperti yang sudah
dilakukan oleh Prof. Elin Yulinah
Sukandar dari Farmasi Institut
Teknologi Bandung, Drs. I Made
Budi MSi dari Universitas
Cendrawasih, Dr. Mappiratu dari
Universitas Tadulako Palu, Prof.
Dr. AR Sidik guru besar Jurusan
Farmasi Universitas Padjajaran,
Prof Dr. Lathifa Darusman MSi
dari Pusat Studi Biofarmaka
Institut Pertanian Bogor (IPB),
termasuk juga Puslitbang Farmasi
Universitas Airlangga dan
Universitas Katolik Widya
Mandala, serta diberbagai pusat
riset kesehatan di Moskwo Rusia,
Taiwan, China dan Amerika
Serikat.
Sarang Semut (Myrmecodia
pendans)
Sarang Semut (Gambar 4)
merupakan tanaman obat asal
Papua yang sangat berkhasiat
untuk menyembuhkan berbagai
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
macam penyakit secara alami dan
aman. Khasiat yang Telah Terbukti
Secara Empiris:
1. Berkhasiat untuk membantu
pengobatan berbagai jenis
kanker dan tumor baik jinak
maupun ganas, seperti kanker
otak, payudara, hidung, liver,
paru-paru, usus, rahim, kulit,
prostat, darah (leukimia).
2. Efektif dalam membantu
penyembuhan berbagai
macam penyakit, diantaranya
adalah gangguan jantung,
diabetes, ambien (wasir) baru
maupun lama, rematik, stroke
ringan mapun berat, maag,
gangguan fungsi ginjal, prostat,
dan pegal linu.
3. Melancarkan dan
meningkatkan jumlah air susu
ibu (ASI), melancarkan
peredaran darah, dan
memulihkan gairah seksual.
Dr. M. Ahkan Subroto, Ahli
Peneliti Utama LIPI
mengungkapkan bahwa
senyawa aktif yang terkandung
dalam Sarang Semut itu adalah
Flavonoid, Tanin, dan
Poliefenol yang berfungsi
sebagai antioksidan dalam
tubuh, selain itu ditemukan
kandungan bermanfaat
lainnya, seperti Tokoferol,
Magnesium, Kalsium, Besi,
Fosfor, Natrium, dan Seng.
Berikut adalah keterangan
singkat beberapa zat aktif
bermanfaat yang terkandung
dalam Sarang Semut:
 Flavonoid dalam tubuh
manusia berfungsi sebagai
antioksidan sehingga sangat
baik untuk pencegahan
kanker. Manfaat flavonoid
antara lain adalah untuk
melindungi struktur sel,
meningkatkan efektivitas
vitamin C, antinflamasi,
mencegah keropos tulang,
dan sebagai antibiotik.
Dalam banyak kasus,
flavonoid dapat berperan
secara langsung sebagai
antibiotik dengan
menghambat fungsi dari
mikroorganisme seperti
bakteri atau virus. Fungsi
flavonoid sebagai anti virus
telah banyak dipublikasikan,
termasuk untuk virus HIV
/AIDS dan virus herpes.
 Tanin merupakan astrigen
yang mengikat dan
mengendapkan protein
berlebih dalam tubuh.
Dalam bidang pengobatan
Tanin digunakan untuk
mengobati diare,
hemostatik (menghentikan
pendarahan), dan wasir.
Karena itu kemampuan
Sarang Semut secara
empiris untuk pengobatan,
misalnya untuk pengobatan
ambeien (wasir) dan
mimisan diduga kuat
berkaitan dengan
kandungan zat ini.
 Polifenol adalah asam
fenolik dan flavonoid.
Polifenol banyak ditemukan
dalam buah-buahan,
sayuran serta biji-bijian.
Rata-rata manusia bisa
mengonsumsi polifenol
dalam seharinya sampai 23
mg. Khasiat dari polifenol
adalah anti mikroba dan
menurunkan kadar gula
darah. Asam fenolik
merupakan kelas dari
antioksidan atau senyawa
yang menghilangkan radikal
bebas. Molekul yang tidak
stabil ini adalah produksi
24
dari metabolisme normal
yang menyumbat pembuluh
darah dan mengakibatkan
perubahan pada DNA yang
dapat menimbulkan kanker
dan penyakit lain.
 Tokoferol (vitamin E) sekitar
313 ppm. Analisis
antioksidan dari estrak
kasar tumbuhan Sarang
Semut menunjukkan bahwa
estrak tersebut memiliki
aktivitas antioksidan
sedang, yaitu diperoleh nilai
IC50 sebesar 48,6 ppm.
Sementara alfa-tokoferol
yang merupakan
antioksidan kuat dengan
nilai IC50 diperoleh angka
sebesar 5,1 ppm. IC50
merupakan konsentrasi dari
antioksidan yang dapat
meredam atau
menghambat 50% radikal
bebas. Semakin kecil nilai
IC50 dari suatu antioksidan
maka semakin kuat
antioksidan tersebut.
 Magnesium memiliki
peranan dalam fungsi
tulang, hati, otot, transfer
air intraseluler,
keseimbangan basa, dan
aktivitas neuromuseluler.
Fungsi-fungsi mineral
tersebut dapat menjelaskan
beberapa khasiat lain dari
Sarang Semut , misalnya,
khasiat dalam membantu
mengatasi berbagai macam
penyakit/gangguan jantung,
melancarkan peredaran
darah, mengobati migren,
gangguan fungsi ginjal dan
prostat, memulihkan
kesegaran dan stamina
tubuh, serta memulihkan
gairah seksual.
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
 Kalsium berfungsi dalam
kerja jantung, implus saraf,
dan pembekuan darah.
 Besi berfungsi dalam
pembentukan hemoglobin,
transporoksigen, aktivor
enzim.
 Fosfor berfungsi dalam
penyerapan kalsium dan
produksi energi.
 Natrium memilki peranan
dalam keseimbangan
elektrolit, volume cairan
tubuh, dan implus saraf,
dan kesimbangan asambasa.
 Seng memiliki fungsi dalam
sintesis protein fungsi
seksual, penyimpanan
insulin, metabolisme
karbohidrat, dan
penyembuhan luka.
Penutup
Efek samping obat tradisional
relatif kecil jika digunakan secara
tepat, yang meliputi kebenaran
bahan, ketepatan dosis, ketepatan
waktu penggunaan, ketepatan
cara penggunaan, ketepatan
telaah informasi, dan tanpa
penyalahgunaan obat tradisional
itu sendiri.
Daftar Pustaka
Simanjuntak, Partomuan.,
Bustanussalam, Yoice
Srikandace, Yatri Hapsari,
Arief Soeksmanto dan
Padmono Citroreksoko.
Analisis Antioksidan dan
Profil Senyawa Kimia dalam
Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa L.).
Laporan Teknik TA 2006.
Pusat Penelitian
Bioteknologi-LIPI. 2007
Burkill, I.H. 1966. A Dictionary of
Sarang Semut Papua Hancurkan
the Economic Products of the
Kanker, Tumor, Benjolan
Malay Penninsula Vol. II.
Abnormal dalam Waktu 3
Ministry of Agriculture and
Bulan atau Kurang,
Co-operatives, Kuala Lumpur,
https://www.deherba.com/s
1988. h.1732
arang-semut-terbuktitumpas-kanker-tumor-danFakta: Buah Merah asli Papua,
berbagai-penyakit-berat.html
http://www.buahmerahonlin
, diakses 29 April 2016
e.com/, diakses 29 April 2016
WHO, Traditional Medicine,
Harmanto, N. 2003. Mahkota
http://www.searo.who.int/e
Dewa Obat Pusaka Para
ntity/medicines/topics/traditi
Dewa. PT Agromedia Pustaka.
onal_medicine/en/, diakses
Jakarta
29 April 2016
Selain itu dalam penelitiannya
Dr. M. Ahkan Subroto melihat
adanya penghambatan aktivitas
enzim xanthine oxidase oleh
estrak Sarang Semut, hal ini
Lusia Oktora R K S, Pemanfaatan
menunjukkan bahwa estrak
Obat Tradisional Dengan
Sarang Semut setara dengan
Pertimbangan Manfaat Dan
aktivitas allopurinol, obat kimia
Keamananya. Majalah Ilmu
komersial yang digunakan untuk
Kefarmasian, Vol. III, No. 1,
pengobatan asam urat. Bila efek
2006.
dari allopurinol bisa meningkatkan
kadar kreatin hingga merusak
M. Ahkam Subroto dan Hendro
ginjal, maka Sarang Semut selain
Saputro. Gempur Penyakit
menurunkan asam urat juga
Dengan Sarang Semut. PT.
memperbaiki fungsi ginjal.
Penebar Swadaya, Jakarta,
2006.
25
Sukandar E Y, Tren dan Paradigma
Dunia Farmasi, IndustriKlinik-Teknologi Kesehatan,
disampaikan dalam orasi
ilmiah Dies Natalis ITB,
http://itb.ac.id/focus/focus_f
ile/orasi-ilmiah-dies-45.pdf,
diakses Januari 2016.
VCO: Fakta dari Laboratorium.
Majalah Trubus, No. 430 Edisi
September 2005
Download