Penjajahan bangsa eropa

advertisement
KOLONIALISME BANGSA EROPA
OLEH
ULYA FUHAIDAH
PERIODE KOLONIALISME
• VOC (1610-1799)
• Pemerintah Perancis Belanda (1800-1811)
• Pemerintahan Inggris (1811-1816)
• Pemerintahan Belanda II (1816-1949):
A. Peritode Tanam Paksa
B. Periode Economi Liberal
C. Periode Politik Etis
ZAMAN PELAYARAN LIAR (WILDEVAART)
•
Perusahaan ekspedisi Belanda saling berlomba dan bersaing memperoleh rempahrempah
•
Pada 1598 berlayar 22 kapal milk Perusahaan yang berbeda.14 di antaranya
akhirnya kembali
•
•
•
Jacob van Neck yang berhasil mencapai Maluku pada Maret 1599.
Pada 1599-1600 kapal mereka berhasil memperoleh keuntungan 400%
Maka pada 1601 diberangkatkan 14 ekspedisi yang barbeda ke Maluku dengan
target laba yang besar.
A. LAHIRNYA VOC
(VEREENIGDE OOST INDISCHE COMPAGNIES)
• Persaingan
Para pedagang rempah menyebabkan kenaikan harga dan
merosotnya keuntungan
• Pada
1598 parlemen Belanda (Staten General) mengajukan usulan supaya
perseroan yang bersaing itu membentuk sebuah wadah Perserikatan
Maskapai Hindia Timur
• Pada Maret 1602 perseroan itu kemudian membentuk VOC
KEPENGURUSAN VOC
• Kepentingan dalam VOC mewakili 6 wilayah di negeri Belanda
• Setiap wilayah mempunyai sejumlah director yang telah disetujui berjumlah
17 yang disebut Heeren XVII
• Amsterdam memiliki peran besar dengan memiliki wakil yakni 8 director.
• Markas besar VOC juga di Amsterdam
HAK ISTIMEWA VOC
• Hak monopoli
• Mendaftar personal atas sumpah setia
• Melakukan peperangan
• Membangun benteng
• Mengadakan perjanjian di seluruh Asia
• Mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri
GUBERNUR GENDERAL VOC
• Pada awalnya segala urusan VOC dipegang oleh Heeren XVII, namun jarak
yang jauh dg Amsterdam mempersulit komunikasi
• Sejak 1610 kegiatan
VOC di Asia ditentukan oleh Gubernur Jenderal yang
berkantor di nusantara
GOUVERNEURS-GENERAAL VOC
•
1610-1614
Pieter Both
•
1704-1709 Joan van Hoorn
•
1614-1615
Gerard Reynst
•
1709-1713
Abraham van Riebeeck
•
1616-1619
Laurens Reaal
•
1713-1718
Christoffel van Swoll
•
1619-1623
Jan Pieterszoon Coen
•
1718-1725
Hendrick Zwaardecroon
•
1623-1627
Pieter Carpentier
•
1725-1729
Mattheus de Haan
•
1627-1629
Jan Pieterszoon Coen
•
1729-1731
Diederik Durven
•
1629-1632
Jacques Specx
•
1732-1735
Dirk van Cloon
•
1632-1636
Hendrik Brouwer
•
1735-1737
Abraham Patras
•
1636-1645
Antonio van Diemen
•
1737-1741
Adriaan Valckenier
•
1645-1650
Cornelis van der Lijn
•
1741-1743
Johannes Thedens (waarnemend)
•
1650-1653
Carel Reyniersz
•
1743-1750
Gustaaf Willem Baron van Imhoff
•
1653-1678
Joan Maetsuycker
•
1750-1761
Jacob Mossel
•
1678-1681
Rijcklof van Goens
•
1761-1775
Petrus Albertus van der Parra
•
1681-1684
Cornelis Speelman
•
1775-1777
Jeremias van Riemsdijk
•
1684-1691
Johannes Camphuys
•
1777-1780
Reinier de Klerk
•
1691-1704
Willem van Outhoorn
•
1780-1796
Willem Arnold Alting
KEMUNDURAN VOC
• Persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris
• Perdagangan gelap yang merugikan perdagangan VOC
• Pegawai VOC banyak melakukan kecurangan dan korupsi
• Anggaran belanja yang sangat besar untuk membayar gaji tentara
• 1799 akhirnya VOC dibubarkan dengan saldo kerugian 134,7 juta gulden
B. MASA KEKUASAAN PERANCIS BELANDA
• 1796-1801
• 1801-1805
• 1805-1808
• 1808-1811
• 1811
Pieter Gerardus van Overstraten
Johannes Siberg (in 1801 waarnemend)
Albertus Henricus Wiese
Herman Willem Daendels
Jan Willem Janssens
SISTEM PEMERINTAHAN HERMAN WILLEMS
DAENDLES
• Membuat jalan raya Anyer-Panarukan (kerja paksa)
• Mendirikan benteng pertahanan
• Membangun angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon
• Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya
• Mengeluarkan mata uang kertas
• Menjual tanah-tanah kepada swasta
KEBIJAKAN DAENDLES DI BIDANG PEMERINTAHAN
•
•
Membentuk secretariat negara
Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai
pemerintahan dan digaji
• Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Welteredden
• Membagi Pulau Jawa menjadi 9 wilayah
• Membangun kantor-kantor pengadilan
• Membatasi kekuasaan raja -raja
C. MASA KEKUASAAN INGGRIS (1811-1816)
• 1811
• 1811-1816
• 1816
Lord Minto (gouverneur-generaal van Brits-Indië)
Thomas Stamford Raffles (luitenant-gouverneur)
John Fendall (luitenant-gouverneur)
SISTEM PEMERINTAHAN THOMAS STAMFORD
RAFLESS
• Rafles memperkenalkan system pajak tanah atau system sewa tanah dengan
prinsip berikut:
1.
2.
Segala bentuk penyerahan wajib dan tanam paksa dihapuskan
Peranan bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan dijadikan
sebagai bagian birokrasi Inggris
3. Para petani yang menggarap sawah dianggap sebagai penyewa yang
wajib membayar sewa tanah
BIDANG ILMU PENGETAHUAN
• Menulis buku History of Java
• Merintis Kebun Raya Bogor
D. PERIODE NEDERLANDSCH INDIE
BENOEMD DOOR DE NEDERLANDSE OVERHEID:
•
1816-1826
G.A.G.Ph. Baron van der Capellen
•
11881-1884
F. ‘s Jacob
•
1826-1830
L.P.J. Burggraaf du Bus de Gisignies (comm.-generaal)
•
1884-1888
O. van Rees
•
1830-1833
J. Graaf van den Bosch (comm.generaal 1833-1834)
•
1888-1893
C. Pijnacker Hordijk
•
1833-1836
J.C. Baud (aanvankelijk waarnemend)
•
1893-1899
C.H.A. van der Wijck
•
1836-1840
D.J. de Eerens
•
1899-1904
W. Rooseboom
•
1840-1841
C.S.W. Graaf van Hogendorp (waarnemend)
•
1904-1909 J.B. van Heutsz
•
1841-1844
P. Merkus (waarnemend tot 1843)
•
1909-1916
A.F.W. Idenburg
•
1844-1845 J.C. Reynst (waarnemend)
•
1916-1921
J.P. Graaf van Limburg Stirum
•
1845-1851
J.J. Rochussen
•
1921-1926
D. Fock
•
1851-1856
A.J. Duymaer van Twist
•
1926-1931
jhr. A.C.D. de Graeff
•
1856-1861
C.F. Pahud
•
1931-1936
jhr. B.C. de Jonge
•
1861
A. Prins (waarnemend)
•
1936-1945
jhr. A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
•
1861-1866
L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele
•
•
1866
A. Prins (waarnemend)
•
1942 en 1944-1948 H.J. van Mook (luitenant-gouverneur-generaal)
•
1866-1872
P.Mijer
•
1948-1949
L.J.M. Beel (Hoge Vertegenwoordiger van de Kroon)
•
1872-1875
J. Loudon
•
1949
A.H.J. Lovink (Hoge Vertegenwoordiger van de Kroon)
•
1875-1881
J.W. van Lansberge
•
*waarnemend = pengganti – sementara
(1942-1945 Japans gevangene – tawanan Jepang)
KEBIJAKAN TANAM PAKSA
(CULTURE STEELSEL)
• Latar Belakang Culture Steelsel
1. Perang masa Napoleon
2. Perang kemerdekaan Belgia
3. Perang Diponegoro
4. Kas Negara kosong sedangkan Hutang banyak
ATURAN TANAM PAKSA
Persetujuan agar penduduk menanami sebagian tanahnya untuk ditanami
tanaman ekspor ke Europa
Luas Tanah yang disediakan tidak lebih dari seperlima
Masa tanam tidak melebihi masa tanam padi
Tanah yg disediakan bebas dari pajak
Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Hindia.jika harganya melebihi
pajak akan dikembalikan kepada rakyat.
DAMPAK TANAM PAKSA
• Kemiskinan
• Pajak yang memberatkan rakyat
• Kegagalan panen padi
• Kelaparan dan kematian
SYSTEM ECONOMIC LIBERAL (1870-1900)
Latar Belakang :
• 1. Tanam paksa hanya menguntungkan pemerintah Belanda
• 2. Berkembangnya Paham liberalism
• 3. Kemenangan partai liberal dalam Parlemen Belanda
• 4. Adanya traktat Sumatra yang mengizinkan Perusahaan swasta berinvestasi
di indonesia
PELAKSANAAN ECONOMIC LIBERAL
• Indische comptabiliteit wet
• Sucker wet
• Agrarische wet
• Agrarian besluit
POLITIK ETIS
•
C.th. Van deventer menulis sebuah artikel “een eereschuld” di dalam majalah de
gips yang menganggap bahwa bangsa Belanda berutang atas pengerukan
kekayaan. Utang ini harus dibayar dengan
memberikan prioritas utama
kepentingan rakyat jajahan
•
Ratu Wilhelmina
masyarakat Jawa
•
Alexander WF Idenburg kemudian menjadi menteri urusan Negara jajahan sekaligus
gubernur jenderal
mengumumkan
suatu
penyelidikan
tentang
kesejahteraan
ISI POLITIC ETIS
• Pengairan
• Pendidikan
• Perpindahan penduduk
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
• Snouck Hurgronje dan JH Abendanon mendukung pendekatan yg bersifat
elitis yakni pendidikan bergaya Europa dg Bahasa Belanda sebagai bahasa
pengantar yang dapat mengambil alih banyan pekerjaan yang ditangani
para pegawai pemerintah kebangsaan Belanda.
• Idenberg dan gubernur general van Heutsz mendukung pendidikan mendasar
dan praktis dengan Bahasa Daerah sebagai Bahasa pengantar bagi
golongan bawah
JENJANG PENDIDIKAN
•
•
•
•
•
•
•
•
HIS
MULO (Meer uitgebreid lager oderwijs ) 1914
AMS (Algemeene midlebar Schoen) 1919
HBS (hoogere burgerschool)
OSVIA
STOVIA
Technische Hoogeschool (1920)
Sekolah Rakyat
DAMPAK POSITIF KOLONIALISME TERHADAP
BANGSA INDONESIA
• Pembangunan benteng dan pelabuhan
• Berdirinya pusat industry
• Dibangun sarana jalan raya
• Dibangun sekolah-sekolah
DAMPAK NEGATIF
• Mayoritas rakyat mengalami ketertindasan secara social, ekonomi, dan
politik.
Download