VOC - XI MIA 1

advertisement
Kelompok
4
Dimitri Swasthika
Puspita Dewi
Reka Indera Malis
Thariq Surya
Gumelar
Materi
V
Vereenigde
O Oostindische
C Compagnie
(Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC)
didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah
persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki
monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC
yang merupakan persekutuan dagang untuk
kawasan Hindia Barat.
Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia
Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk
perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi
dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman
(kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan
di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan
Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi
A
W
A
L
(pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal
kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis
de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak
pertama Indonesia dengan Belanda Pada 20 Maret 1602, para
pedagang
Belanda
mendirikan
Verenigde
Oost-Indische
Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di
masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara
Eropa. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal
di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus
mereka biayai sendiri.
T
E
N
G
A
H
Kebijakan VOC
1.
Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng
untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
2.
Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan
menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan
di Indonesia.
3.
Untuk
memperkuat
kedudukannya
dirasa
perlu
mengangkat seorang pegawai yang disebut Gubernur
Jendral.
4. Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan
pemerintah Belanda
5.
Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di
Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta (
Batavia).
6.
Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten ).
7.
Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan
tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
8.
Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan
Prianger Stelsel ( system Priangan )
Pengaruh
1. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi
secara keseluruhan oleh VOC.
2. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan
kerajaan dan penguasa baru dibawah kendali VOC.
3.
Hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat
Indonesia menjadi miskin, menderita,mengenal ekonomi uang,
mengenal sistem pertahanan
benteng, etika perjanjian dan
prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam ).
Pengaruh
4.
Pelayaran Hongi,
bagi penduduk Maluku
khususnya, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan,
perampokan,
pemerkosaan,
perbudakan
dan
pembunuhan.
5.
Hak Ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman
matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang
bisa berlebih.
TUJUAN VOC
• Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam
perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan
bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang
dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang
pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 bergabung menjadi
satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di
Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda
masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.
TOKOH VOC
• Pieter Both (lahir di Amersfoort, 1568 - meninggal di
Mauritius, 1615 pada umur 47 tahun) adalah wakil
VOC pertama di Hindia dan bisa pula dikatakan
Gubernur-Jenderal
pertama
memerintah
19-December-1610
dari
November-1614.
perjanjian
Dan
perdagangan
dia
Hindia
berhasil
dengan
Belanda.
Ia
hingga
6-
mengadakan
Pulau
Maluku,
menaklukan Pulau Timor dan mengusir Spanyol dari
Pulau Tidore. digantikan oleh Gubernur Jenderal
Gerard Reynst
Keterangan
Jan Pieterszoon
Jan Pieterszoon Coen (lahir di Hoorn, Belanda, 8
Januari 1587 – meninggal di Batavia, 21 September 1629
pada umur 42 tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia
Belanda yang keempat dan keenam. Pada masa jabatan
pertama ia memerintah pada tahun 1619 – 1623 dan
untuk masa jabatan yang kedua berlangsung pada tahun
1627 – 1629.
Peran
Pada tanggal 30 Mei 1619 dia menaklukkan Jayakarta dan
namanya diubah menjadi Batavia (Batavieren). Jan
Pieterzoon Coen memindahkan pusat VOC dari Ambon
ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di
tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke
Belanda.
Keterangan
Hak Hak VOC
Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
1. Monopoli perdagangan
2. Mencetak uang dan mengedarkan uang sendiri
3. Mengadakan perjanjian
4. Menaklukan negara lain dgn perang
5. Menjalankan kekuasaan kehakiman
6. Pemungutan pajak
7. Memiliki angkatan perang sendiri
8. Mengadakan pemerintah sendiri
Runtuhnya VOC
Kemunduran ini mengakibatkan dibubarkannya VOC. Di
antara beberapa penyebabnya adalah:
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi.
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh
perang melawan Hasanuddin dari Gowa.
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan
yang luas membutuhkan pegawai yang banyak.
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang
saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC
kekurangan.
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris
dan Perancis.
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya
Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal
menganjurkan perdagangan bebas.
7. Lemahnya pasukan militer atau perang VOC
8. Mulai tumbuhnya rasa Nasionalisme di daerah
Nusantara
Akhirnya VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799
dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang
ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta
daerah kekuasaan di Indonesia.
Sejak tahun 1780-an terjadi peningkatan biaya dan
menurunnya hasil penjualan, yang menyebabkan kerugian
perusahaan dagang tersebut. Hal ini disebabkan oleh korupsi,
kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh para pegawai VOC di
Asia Tenggara, dari pejabat rendah hingga pejabat tinggi,
termasuk para residen.
.
Setelah VOC dibubarkan, daerah-daerah yang telah menjadi
kekuasaan VOC, diambil alih –termasuk utang VOC sebesar 134
juta gulden- oleh Pemerintah Belanda, sehingga dengan demikian
politik kolonial resmi ditangani sendiri oleh Pemerintah Belanda.
Yang menjalankan politik imperialisme secara sistematis, dengan
tujuan menguasai seluruh wilayah, yang kemudian dijadikan
sebagai
daerah
otonomi
yang
dinamakan
India-Belanda
(Nederlands-Indië) di bawah pimpinan seorang Gubernur Jenderal.
Download