pertemuan pertama

advertisement
KONSEP EKONOMI DAN MASYARAKAT DALAM
PERSPEKTIF SOSIOLOGIS
(MAX WEBER )
a. Struktur Ekonomi dan Masyarakat
b. tindakan social
c. agama,hukum, birokrasi
Reference
 Weber, Max. 1968. Economy and Society: Part I and II,
trans. by Fishoff et al. Berkeley, CA: The University of
California Press.
Max Weber
 Max Weber, Lahir di Erfurt, Jerman: tgl. 21 April 1864.
Meninggal di Munich tahun 1920.
 Berasal dari keluarga kelas menengah.
 Karya-karya: Methodological Essays (1902); The
Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism (1902-4);
Economy and Society (1910-14); Sociology of Religion
(1916).
Max Weber…
 Max Weber (1864-1920): merupakan sosok paling
terkenal dan paling berpengaruh dalam teori
sosiologi.
 Karyanya memberi pengaruh pada fungsionalisme
struktural (Talcott Parsons), Tradisi konflik (R.
Collins), teori kritis (Jurgen Habermas).
 Juga berpengaruh bagi: para ahli interaksionisme
simbolik terutama gagasannya ttg Verstehen;
Alfred Schutz ttg makna dan motif;
perkembangan etnometodologi; dan kalangan
teoritisi pilihan rasional.
Max Weber:
METODOLOGI
Sejarah dan Sosiologi,
Verstehen (Pemahaman),
Kausalitas,
Tipe-Tipe Ideal,
Nilai.
Sejarah dan Sosiologi:
 Weber memfokuskan perhatiannya pada karya substantif;
“Hanya dgn mengungkapkan dan memecahkan masalah2
substantif-lah itu dpt dibangun dan metodenya dpt
berkembang”.
 Weber menjelaskan perbedaan antara sosiologi dgn sejarah:
“Sosiologi berusaha merumuskan konsep tipe dan
keseragaman umum proses2 empiris. Sementara sejarah yng
berorientasi pada analisis kausal dan penjelasan atas tindakan,
struktur, dan kepribadian individu yng memiliki signifikansi
kultural”.
 Sosiologi berorientasi pada pengembangan konsep yng jelas
shg ia dpt melakukan analisis kausal terhadap fenommena
sejarah.
 Weber dipandang sbg: Sosiolog Historis.
Sosiologi Substantif:
 Menurut Weber: Sosiologi adalah ilmu yang
memusatkan perhatiannya pada pemahaman
interpretatif atas tindakan sosial dan pada penjelasan
kausal atas poses dan konsekuensi tindakan tersebut.
 Ciri2 Definisi Sosiologi Weber: (1) sosiologi haruslah
berupa sebuah ilmu; (2) sosiologi harus memusatkan
perhatian pada kausalitas; dan (3) sosiologi harus
menggunakan pemahaman interpretatif (verstehen).
Tindakan Sosial:
 Keseluruhan sosiologi Weber, didasarkan pada
pemahamannya ttg.: Tindakan Sosial.
 Weber: memusatkan perhatiannya pada tindakan yang
jelas2 melibatkan campur tangan proses pemikiran (dan
tindakan bermakna yang ditimbulkan olehnya) antara
terjadinya stimulus dgn respons.
 Dlm teori tindakannya, tujun Weber tdk lain adalah
memfokuskan perhatian pada individu, pola dan
regularitas tindakan, dan bukan pada kolektivitas
 Tindakan dalam pengertian orientasi perilaku yng dapat
dipahami scr subjektif hanya hadir sbg perilaku seorang
atau beberapa orang manusia individual.
Empat Tipe Tindakan Rasional:
 Rasionalitas Sarana-Tujuan: atau tindakan yng
ditentukan oleh harapan terhadap perilaku objek dlm
lingkungan dan perilaku manusia lain; harapan2 ini
digunakan sbg syarat atau sarana utk mencapai
tujuan2 aktor lewat upaya dan perhitungan yang
rasional.
 Rasionalitas Nilai: atau tindakan yang ditentukan
oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai
perilaku22 etis, estetis, religius atau bentuk perilaku
lain, yang terlepas dari proyek keberhasilannya.
 Tindakan Afektual: ditentukan oleh kondisi emosi
aktor.
 Tindakan Tradisional: ditentukan oleh cara bertindak
aktor yang biasa dan telah lazim dilakukan.
Rasionalitas dlm Berbagai
Setting Sosial:
Rasionalitas Ekonomi,
Rasionalitas Agama,
Rasionaitas Hukum,
Rasionalitas Politik.
Agama dan Kelahiran Kapitalisme:
 Weber banyak melakukan studi ttg agama.
 Perhatian utamanya adalah hubungan antar
berbagai agama dunia dengan perkembangan
sistem ekonomi kapitalis yang hanya terjadi di
Barat.
 Weber tertarik pada sistem gagasan agama2 dunia,
semangat kapitalisme, dan rasionalisasi sebagai
nilai dan norma sistem modern.
 Weber melakukan penelitian ttg agama dan
kapitalisme dengan menggunakan pendekatan:
Sosiologi Historis-Komparatif.
Freund: Meringkas Kesaling-terkaitan dlm
penelitian Weber:
 Kekuatan ekonomi mempengaruhi agama Protestan.
 Kekuatan ekonomi mempengaruhi agama selain protestan




(misalnya: Hindu, Konfusianisme, dan Taoisme).
Gagasan2 agama mempengaruhi pikiran dan tindakan
individu, khususnya pikiran dan tindakan ekonomi.
Sistem gagasan agama meninggalkan pengaruh yang tidak
sedikit di seluruh dunia.
Sistem gagasan agama (khususnya agama Protestan)
melahirkan akibat yang unik di Barat dalam membantu
merasionalkan sektor ekonomi dan hampir setiap institusi
lain.
Sistem gagasan agama di dunia luar Barat menciptakan
kendala struktural yang begitu besar bagi rasionalisasi.
Jalan Keselamatan:
 Analisis ttg hubungan antara agama2 dunia dgn
ekonomi, Weber menemukan konsep “Jalan
Keselamatan”: Asketisisme dan Mistisisme.
 Asketisisme: adalah jenis religiositas pertama yang
cakupannya begitu luas, yang menggabungkan
orientasi pada tindakan dgn komitmen orang
beriman untuk meninggalkan kenikmatan dunia.
Asketisisme, berisi jenis2 tindakan dan penolakan
diri.
 Mistisisme: berisi komtemplasi, emosi, dan
pengucilan diri.
Jenis2 Askesitisme dan Mistisisme:
 Askesitisme Dunia Lain: yang meliputi serangkaian norma
dan nilai yang memerintahkan para pengikut agar tidak bekerja
di dunia sekuler dan melawan hawa nafsu.
 Askesitisme Duniawi: tidak menolak dunia, namun secara
aktif menyerukan anggotanya utk bekerja di dunia sehingga
dapat menemukan keselamatan, atau paling tidak tanda2nya.
Kontrol ketat dan metodis atas pola kehidupan, pikiran, dan
tindakan anggota2nya.
 Mistisisme yang menolak dunia: meliputi pelarian total
dari dunia.
 Mistisisme duniawi: mengarah pada upaya kontemplatif
utk memahami makna dunia, namun upaya2 ini berakhir dgn
kegagalan, karena dunia dilihat berada di luar pemahaman
individu.
The Protestan Ethic and
The Spirit of Capitalism:
 Weber melacak dampak Protestanisme, terutama
Calvinisme, terhadap kelahiran semangat
Kapitalisme.
 Calvinsme adalah aliran Protestanisme yang paling
menarik perhatian Weber.
 Salah satu ciri Calvinisme adalah gagasan bahwa
hanya sejumlah kecil orang terpilih yang
memperoleh keselamatan.
 Orang diserukan utk bekerja keras, karena jika
mereka jeli, mereka dapat menyingkap tanda2
keselamatan, yang dapat ditemukan dalam
kesuksesan ekonomi.
Agama dan Kapitalisme di Cina:
 Weber melakukan perbandingan perkembangan
Kapitalisme di Barat dgn di Cina.
 Di Cina terdapat prasyarat bagi perkembangan
kapitalisme (industri besar, gilda, penduduk
meningkat, dsb.), namun ada kendala2 sosial,
struktural, dan religius di Cina yang mencegah
berkembangnya kapitalisme.
Kendala Struktural, Konfusianisme, dan
Taoisme di Cina:
 Terdapat beberapa kendala struktural bagi
berkembangnya Kapitalisme di Cina:
 Pertama: terdapat struktur komunitas khas Cina,
yakni ikatan kekerabatan yng erat dlm bentuk
wangsa.
 Kedua: negara sangat patrimonial dan diatur oleh
tradisi, hak prerogatif, dan favoritisme.
 Ketiga: sifat bahasa Cina, dimana bhs Cina
berlawanan dgn rasionalitas karena mempersulit
pemikiran sistematis.
Konfusianisme dan taoisme:
 Ciri utama pemikiran Konfusianisme adalah penekanannya pada




pendidikan literer sbg prasyarat bagi diperolehnya jabatan dan
bagi status sosial.
Utk mendapatkan posisi pada strata penguasa, seseorang harus
menjadi anggota kaum cerdik pandai.
Keterlibatan aktif dalam usaha laba dipandang rendah secara
moral dan tdk pas bagi posisi seorang Konfusian.
Weber memahami Taoisme sbg agama Cina mistis yng di
dalamnya kebaikan tertinggi diyakini sbg kondisi psikis, pikiran,
dan bukan kondisi menggembirakan yang diperoleh dgn amal
perbuatan dan kerja di dunia luar.
Taoisme tidak bersifat tradisional, dan salah satu ciri dasarnya
adalah: ”jangan pernah lakukan inovasi”.
Agama dan kapitalisme di India:
 Weber mendiskusikan sistem Kasta.
 Sistem Kasta menjadi kendala yang begitu besar bagi
mobilitas sosial, dan bahkan cenderung mengatur
hal2 kecil aspek kehidupan.
 Contoh: Sistem Brahmana memiliki sejumlah
komponen. Brahmana diharapkan menghindari
pekerjaan kasar dan tetap bertingkah laku elegan dan
bertindak secara pantas sesuai posisi sosialnya.
Ketidak peduliannya trd urusan2 duniawai
merupakan gagasan utama religiusitas Brahmana.
 Konsep lainnya yang menjadi penghambat
berkembangnya Kapitalisme adalah: Konsep tentang
Reinkarnasi.
Kontribusi Max Weber yg lain
Tema mendasar yang
digagas Weber
 Cross-cultural studies of
types of legal systems
 Demonstration of the
relationship between law
and the economy
Tipe sistem Hukum
 Weber mendasarkan studinya di beberapa
masyarakat di Eropa.
 Weber mengidentifikasi ada 2 dimensi sistem
hukum :
 Rationality-Irrationality
 Refers to whether there are universal, calculable rules for
deciding cases
 Formal-Substantive
 Formal systems are those in which there is an autonomous
system for deciding cases
 Substantive systems utilize laymen for making such decisions
Types of Legal Systems
Typology of Legal Systems
Irrational
Substantive
Formal
(Substantive-Irrational)
Case by case decisionmaking on basis of wisdom
of charismatic judge
(Formal-Irrational)
Specialized legal procedures
used, but decisions are not
derived from predictable
rules
Rational
(Substantive-Rational)
Cases made by applying
predictable rules from an
extra-legal source
(Formal-Rational) Cases
decidedd by applying
predictable rules by a
specialized legal system
Relasi antara hukum dan ekonomi
 Konsep sentral Weber adalah menjelaskan
kebangkitan kapitalisme di Eropa
 Weber menjelaskan bahwa kebangkitan
kapitalisme dipengaruhi oleh politik, hukum dan
institusi agama.
 Weber berargumen bahwa kapitalisme
bergantung pada aturan hukum formal
 Jadi menurut Weber, relasi ekonomi membentuk
hukum
Ciri2 utama tipe ideal birokrasi:
 Terdiri dari rangkaian organisasi fungsi resmi (badan) yang terikat oleh






aturan.
Setiap badan memiliki ranah kompetisi spesifik. Badan tersebut membawa
serta serangkaian kewajiban utk melakukan berbagai fungsi, otoritas utk
menjalankan fungsi2 tersebut, dan cara2 pemaksaan yang diperlukan bagi
dilakukannya pekerjaan tersebut.
Badan2 tsb. terorganisasi ke dalam sistem hierarki.
Badan2 tsb. Mungkin membawa serta kualifikasi teknis yang
mengharuskan partisipasinya memperoleh pelatihan yang tepat.
Staf yang mengisi badan2 tersebut tdk memiliki sarana produksi yang
terkait dengannya, anggota staf dibekali dengan manfaat benda2 yang
mereka perlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Pegawai tidak diizinkan mengubah posisi; ia tetap menjadi bagian dari
organisasi.
Tindakan, keputusan, dan aturan administratif dirumuskan dan dicatat
secara tertulis.
Download