PKn BAB V – DEMOK 2013

advertisement
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Bab VI
PANCASILA DALAM DEMOKRASI INDONESIA DAN
MASYARAKAT MADANI
Kompetensi
Setelah proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisis demokrasi, pendidikan
demokrasi dan masyarakat madani
Indikator:
dapat mengerti, memahami tentang demokrasi dan pendidikan demokrasi serta dapat
mengembangkan sikap demokratis dalam kehidupannya sehari-hari,masyarakat madani
kelak setelah menamatkan pendidikannya dari perguruan tinggi umum dapat memiliki
keterampilan yang dilandasi oleh jiwa sportif dan demokratis
Kata Kunci:
Constitusional Government.Demokrasi konstitusional . Demokrasi Parlementer.
Demokrasi terpimpin .Demokrasi Pancasila .Direct democracy .Representative democracy
A.
Konsep dan Prinsip Demokrasi
1. Arti dan Makna Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos
berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.
Di dalam The Advancced Learner”s Dictionary of Current English (Hornby, dkk : 261)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah :
“(1) country with principles of government in which all adult citizens share through their
ellected representatatives; (2) country with government which encourages and allows rights of
citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule of law,
majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities. (3) society in which there is
treatment of each other by citizens as equals”.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan
negara atau masyarakat dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih; pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati
hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warganegaranya saling memberi peluang yang
sama.
Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di Yunani kuno, khususnya di kota Athena, untuk
menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku disana. Kota-kota di daerah Yunani pada waktu itu
kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam
89
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam rapat itu diambil keputusan bersama mengenai garis-garis
besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan segala permasalahan mengenai
kemasyarakatan.
Karena rakyat itu ikut serta secara langsung, pemerintah itu disebut pemerintahan demokrasi
langsung. Pemerintahan demokrasi langsung di Indonesia dapat kita lihat di dalam pemerintahan desa.
Kepala desa atau lurah dipilih langsung oleh rakyat desa itu sendiri. Pemilihan kepala desa itu
dilakukan secara sederhana sekali. Para calon menggunakan tanda gambar hasil pertanian, seperti padi
atau pisang. Rakyat memberikan suara kepada calon masing-masing, yang dipilih dengan
memasukkan lidi ke dalam tabung bambu milik calon yang dipilihnya. Calon yang memiliki lidi
terbanyaklah yang terpilih menjadi kepala desa. Di samping memilih kepala desa, pada hari-hari
tertentu warga desa dikumpulkan oleh kepala desa di balai desa untuk membicarakan masalah yang
menyangkut kepentingan bersama. Peristiwa semacam ini dikenal dengan nama musyawarah desa.
Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembang dan penduduknya pun terus
bertambah sehingga demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena :
a.
Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar tidak mungkin
disediakan.
b.
Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tidak mungkin dilaksanakan.
c.
Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena sulitnya memungut
suara dari semua peserta yang hadir.
Bagi negara-negara besar yang penduduknya berjuta-juta, yang tempat tinggalnya bertebaran
di beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi langsung juga mengalami kesukaran. untuk
memudahkan pelaksanaannya setiap penduduk dalam jumlah tertentu memilih wakilnya untuk duduk
dalam suatu badan perwakilan. Wakil-wakil rakyat yang duduk dalam badan perwakilan inilah yang
kemudian menjalankan demokrasi. Rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaan tertinggi.
Hal ini disebut demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.
Bagi negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan karena hal-hal berikut.
a.
Penduduk yang selalu bertambah sehingga suatu musyawarah pada suatu tempat tidak mungkin
dilakukan.
b.
Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin rumit dan tidak sederhana lagi seperti
yang dihadapi oleh pemerintah desa yang tradisional.
c.
Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri di dalam mendosens kehidupannya
sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan kepada orang yang berminat dan
mempunyai keahlian di bidang pemerintahan negara.
Istilah demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu, sesudah zaman Yunani Kuno, tidak disebut lagi.
Baru setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis, istilah demokrasi muncul kembali
sebagai lawan sistem pemerintahan yang absolut (monarki mutlak), yang menguasai pemerintahan di
dunia Barat sebelumnya.
90
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Di dalam kenyataannya, demokrasi dalam arti sistem pemerintahan yang baru ini mempunyai
arti yang luas sebagai berikut.
a.
Mula-mula demokrasi berarti politik yang mencakup pengertian tentang pengakuan hak-hak
asasi manusia, seperti hak kemerdekaan pers, hak berapat, serta hak memilih dan dipilih
untuk bedan-badan perwakilan.
b.
Kemudian, digunakan istilah demokrasi dalam arti luas, yang selain meliputi sistem politik,
juga mencakup sistem ekonomi dan sistem sosial.
Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian demokrasi
pemerintahan, juga meliputi demokrasi ekonomi dan sosial. Namun pengertian demokrasi yang paling
banyak dibahas dari dahulu sampai sekarang ialah demokrasi pemerintahan.
Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah demokrasi ialah pengakuan hakikat
manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungannya antara yang satu dan yang lain. Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat ditarik dua buah
asas pokok sebagai berikut.
a.
Pengakuan partisipasi di dalam pemerintahan. misalnya, pemilihan wakil-wakil rakyat untuk
lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia.
b.
Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya, tindakan Pemerintah untuk melindungi
hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, USIS (1995:6) mengintisarikan demokrasi sebagai sistem
yang memiliki 11 (sebelas) pilar atau soko guru, yakni “Kedaulatan Rakyat, Pemerintah berdasarkan
persetujuan dari yang diperintah, Kekuasaan mayoritas, Hak-hak minoritas, Jaminan Hak Asasi
Manusia, Pemilihan yang bebas dan jujur, Persamaan di depan hukum, Proses hukum yang wajar,
Pembatasan pemerintahan secara konstitusional , Pluralisme Sosial, Ekonomi dan politik, dan Nilainilai toleransi, Pragmatisme, Kerjasama dan mufakat.”
2. Jenis-jenis Demokrasi
Pada kegiatan belajar 2 Anda akan diperkenalkan lebih jauh tentang jenis-jenis demokrasi, sehingga
Anda akan lebih jelas dimana kedudukan demokrasi langsung/tidak langsung, demokrasi Pancasila,
dan seterusnya.
a.
Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat terbagi kedalam :
1) Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Dalam demokrasi ini dijalankan
oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat memilih
wakilnya untuk membuat keputusan politik Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakilwakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
91
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
3) Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat .
Demokrasi ini merupakan campuran anatara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk didalam lembaga perwakilan rakyat,
tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat. Demokrasi ini antara lain dijalankan di Swiss. Tahukah Anda apa yang
dimaksud dengan referendum? Yah, Referendum adalah pemungutan suara untuk
mengetahui kehendak rakyat secara langsung.
Referendum dibagi menjadi tiga macam :
(a) referendum wajib
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma penting
dan mendasar dalam UUD (Konstitusi) atau UU yang sangat politis. UUD atau UU
tersebut yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi
referendum ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang
dianggap sangan penting atau mendasar.
(b) referendum tidak wajib
Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan undangundang diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan referendum. Jika
dalam waktu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat, Rancangan Undang-undang
itu dapat menjadi undang-undang yang bersifat tetap.
(c)
Referendum konsultatif
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan saja, karena rakyat tidak
mengerti permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang
tertentu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
b.
Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya terdiri dari :
1)
Demokrasi formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi
kebebasan yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
2)
Demokrasi Material
Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang
sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
Demokrasi semacam ini dikembangkan di negara sosialis-komunis.
3)
Demokrasi Campuran
Demokrasi ini meruapakan campuran
dari kedua demokrasi tersebut di atas.
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
92
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
c.
Berdasarkan Prinsip Idiologi, demokrasi dibagi dalam :
1)
Demokrasi liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum
dasar)
2)
Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak
mengenal perebedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam
hukum, politik.
d.
Berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan negara
1)
Demokrasi sistem parlementer
Ciri-ciri pemerintahan parlementer, antara lain ;
(a)
DPR lebih kuat dari pemerintah.
(b)
Meneteri bertanggung jawab pada DPR
(c)
Program kebijaksanaan kabinet dosesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
(d)
Kedudukan kepala negara sebagai simbolm Tidak dapat diganggu gugat.
Dapatkah Anda mencari contoh negara mana yang menganuk demokrasi
parlementer ?
2)
Demokrasi sistem pemisahan / pembagian kekuasaan (presidensial)
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai berikut
:
(a)
Negara dikepalai presiden
(b)
Kekuasaan eksekutif presiden diajlankan berdasarkan kedaulatan yang
dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan.
(c)
Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
(d)
Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden.
(e)
Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga
negara, dan tidak dapat saling membubarkan.
B. Nilai-nilai Demokrasi
Sebenarnya, pengertian pokok demokrasi ialah adanya jaminan hak-hak asasi manusia dan
partisipasi rakyat. Akan tetapi, dalam pertumbuhannya, pengertian pokok itu telah mengalami banyak
93
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
perubahan, terutama karena faktor politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Suatu negara dapat
memberikan isi dan sifat kepada demokrasi yang berbeda dari isi dan sifat demokrasi di negara lain.
Dengan demikian, bentuk demokrasi negara yang satu akan berbeda dengan bentuk demokrasi negara
yang lain dan bentuk demokrasi itu pada suatu masa akan berbeda dari bentuk demokrasi pada satu
masa yang lain. Misalnya, bentuk demokrasi pada masa sekarang berbeda dari bentuk demokrasi
pada masa UUD RIS tahun 1949 dan masa UUD Sementara tahun 1950.
Yang paling utama dalam menentukan berlakunya sistem demokrasi di suatu negara ialah ada
atau tidaknya asas-asas demokrasi pada sistem itu, yaitu :
a.
Pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat manusia dengan
tidak melupakan kepentingan umum.
b.
Adanya partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah. Jika dukungan rakyat tidak ada,
sulitlah dikatakan bahwa pemerintah itu adalah suatu pemerintahan demokrasi.
Di dunia barat, demokrasi berkembang di dalam suatu sistem masyarakat yang liberal (bebas,
merdeka). Oleh karena itu, lahirlah suatu bentuk demokrasi yang dinamakan demokrasi liberal, yang
menjunjung hak-hak asasi manusia setinggi-tingginya, bahkan kadang-kadang di atas kepentingan
umum. Sebagai akibat demokrasi liberal ini, lahirlah sistem-sistem pemerintahan yang liberal. Di
dalam sistem pemerintahan ini, peranan dan campur tangan pemerintah tidak terlalu banyak di dalam
kehidupan masyarakat. karena sistem ini sesuai dengan aspirasi rakyat di dunia Barat, sistem
pemerintahan yang liberal ini mendapat dukungan penuh dari rakyat.
Atas dasar itu, berikut akan kita bahas bahwa demokrasi didasari oleh beberapa nilai (value).
Henry B. Mayo telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai ini, dengan catatan tentu saja tidak berarti
bahwa setiap masyarakat demokratis semua nilai-nilai ini, melainkan tergantung kepada
perkembangan sejarah, aspirasi dan budaya politik masing-masing. Berikut adalah nilai-nilai yang
diutarakan Henry B Mayo :
a.
Menyelesaikana perselisihan dengan damai dan secara melembaga
b.
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dan dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah.
c.
Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
d.
Membatasi pemakaian kekekarasan sampai minimum
e.
Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman
f.
Menjamin tegaknya keadilan
Dengan demikian, bahwa untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan
beberapa lembaga sebagai berikut :
a.
Pemerintahan yang bertanggung jawab
94
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
b.
Suatu dewan perwakilan rakyat yanag mewakili golongan-golongan dan kepentingankepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui pemilihan umum secara bebas dan rahasia.
Dewan ini harus mempunyai fungsi pengawasan terhadap pemerintah tentu saja pengawasan
yang konstruktif (kritik membangun) dan sesuai normatif (aturan yanag berlaku)
c.
Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik. Parpol ini
menjalin hubungan yang rutin dan berkesinambungan antara rakya t dengan pemerintah.
d.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyatak pendapat.
e.
Sistem Peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak azasi dan mempertahankan
keadilan.
Coba Anda jelaskan bagaimana pelaksanaan nilai-nilai demokrasi di Indonesia ? Coba
simak uraian berikut !
Keunggulan Demokrasi
Sebagaimana telah diuraikan ciri-ciri demokrasi antara lain :
a.
Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
b.
Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan bersama lebih penting
daripada kepentingan individu tau golongan.
c.
kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan pemerintah adalah
untuk kepentingan rakyat.
d.
Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai kedudukan penting
dalam sistem kekuasaan negara.
Setelah Anda menyimak ciri dari demokrasi dan nilai-nilai demokrasi sebagaimana telah
diuraikan, coba bandingkan dengan bentuk pemerintahan berikut:
Oligarki
adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang untuk
kepentingan orang banyak. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditiadakan
dengan dihapusnya lembaga perwakilan rakyat dan keputusannya tertinggi ada pada tangan segelintir
orang tersebut,
Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada peraturan yang benarbenar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan kehendaknya sendiri-sendiri tanpa aturan
yang jelas. Pemerintahan dengan model semacam ini umumnya menimbulkan kekacauan di mana
kepentingan rakyat tidak diperhatikan.
Mobokrasi adalah pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok orang untuk kepentingan
kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat. Biasanya mobokrasi dipimpin oleh
sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama.
Diktator ialah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa mutlak (otoriter).
Negara yang menganut model semacam ini umumnya pemerintahnya bertindak sewenang-wenang
95
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
dan tidak jarang menggunakan kekerasan atau represif terhadap rakyat. Beberapa Negara yang
mempunyai pengalaman pemerintahan diktator selain Indonesia pada masa rezim orde baru dipimpin
oleh Soeharto (1966-1998) adalah Perancis (Napoleon Bonaparte, 1804-1814), Jerman (Adolf Hitler,
1935-1945), Uni Sovyet (Josef Stalin, 1922-1953), Spanyol (Fransisco Franco, 1936-1975), Kamboja
(Pol Pot, 1976-1979), dan lain-lain.
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan
rakyat. Pada masa sekarang ini, hampir dapat dipastikan tidak ada satu pun Negara yang menerapkan
model pemerintahan monarki secara mutlak, melainkan mendasarkan kepada konstitusi di mana
kewenangan yang ada dibatasi dengan undang-undang. Dalam model monarki mutlak, penguasa tidak
memiliki batasan secara jelas kapan seorang penguasa harus berhenti. Dengan kata lain, sistem
monarki mutlak umumnya tidak mengatur secara rigid periode kepemimpinan seseorang yang
memegang jabatan tersebut.
Aristokrasi, adalah bentuk pemerintahan yang dikendalikan oleh sekelompok kaum terdidik
atau cendikiawan untuk menjalankan kepentingan rakyat. Menurut Plato, bentuk pemerintahan ini
berdasarkan kepada pemikiran tentang pentingnya menjunjung tinggi keadilan.
Demokrasi dan Sistem Politik
Bentuk pemerintahan, dewasa ini adalah Republik (Respublica) dan Monarki (Principati).
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan. Pemimpin negara umumnya
bergelar raja, ratu, kaisar, atau sultan. Sedangkan Republik adalah bentuk pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang presiden atau perdana menteri. Pembagian dua bentuk pemerintahan
tersebut didasarkan pada cara pengangkatan atau penunjukkan pemimpin negara. Apabila
penunjukkan pemimpin Negara berdasarkan keturunan atau pewarisan maka bentuk
pemerintahannya monarki. Sedangkan bila penunjukkan pemimpin negara berdasarkan
pemilihan maka bentuk pemerintahannya adalah republik. Jika bentuk pemerintahan adalah
republik atau monarki, maka demokrasi berkembang sebagai suatu sistem politik dalam
bernegara. Sarjana yang mendefinisikan demokrasi sebagai system adalah Henry B Mayo
yang menyatakan sistem politik demokrasi adalah sistem yang menunjukkan bahwa
kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Samuel
Huntington menyatakan bahwa sistem politik di dunia ini ada dua yakni sistem politik
demokrasi dan sistem politik non demokrasi. Menurutnya, suatu sistem politik disebut
demokrasi apabila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih
melalui pemilihan yang jujur dan adil. Di dalam sistem itu, para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan semua penduduk berhak memberikan suara. Sedangkan sistem politik
96
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
non demokrasi meliputi sistem totaliter, otoriter, absolut, rezim militer, sistem komunis, dan
system partai tunggal. Demokrasi sekarang ini merupakan lawan dari system politik otoriter,
absolut, dan totaliter.
Ramlan Surbakti membedakan sistem politik terdiri atas sistem politik otokrasi tradisional,
sistem politik totaliter dan sistem politik demokrasi. Selain tiga jenis tersebut dinyatakan
pula adanya sistem politik negara berkembang. Macam–macam sistem politik tersebut
dibedakan dengan lima kreteria yaitu kebaikan bersama, identitas bersama, hubungan
kekuasaan, legitimasi kewenangan dan hubungan ekonomi dan politik. Sistem politik
demokrasi, kesempatan politik yang sama bagi individu. Individu menggunakan kesempatan
politik tersebut dengan menggabungkan diri dalam organisasi-organisasi sukarela yang dapat
mempengaruhi keputusan pemerintah dan membuat kebijakan yang menguntungkan mereka.
Selain itu sistem ini menekankan pada persamaan kesempatan ekonomi daripada pemerataan
hasil dari pemerintah. Jadi individu bebas mencari dan mendayagunakan kekayaan sepanjang
dalam batas-batas yang disepakati bersama. Sistem politik demokrasi menekankan
pemenuhan kebutuhan materiil kepada massa dan dalam masyarakat, negara menerapkan
individualisme. Hal ini menimbulkan ketegangan antara tujuan-tujuan moril dan materiil,
namun demikian pemenuhan kebutuhan materiil yang tampaknya lebih menonjol.
Pada intinya adalah demokrasi telah dipahami sebagai sistem politik yang dilawankan
dengan sistem politik non demokrasi, sebagaimana pendapat Samuel Huntington di atas.
Adapun prinsip-prinsip dari sistem politik demokrasi adalah sebagai berikut:
a)
pembagian kekuasaan; kekuasaan eksekutif, legeslatif, yudikatif berada pada badan
yang berbeda
b)
pemerintahan konstitusional
c)
pemerintahan berdasarkan hokum
d)
pemerintahan mayoritas
e)
pemerintahan dengan diskusi
f)
pemilihan umum yang bebas
g)
partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
h)
management yang terbuka
i)
pers yang bebas
j)
pengakuan terhadap hak hak minoritas
k)
perlindungan terhadap hak asasi manusia
l)
peradilan yang bebas dan tidak memihak
m) pengawasan terhadap administrasi Negara
97
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
n)
mekanisme politik yang berubah antara kehidupan politik masyarakat dengan
kehidupan politik pemerintah
o)
kebijaksanaan pmerintah dibuat oleh badan perwakilan politik tanpa paksaan dari
lembaga manapun
p)
penempatan pejabat pemerintahan dengan merit sistem bukan poil system
q)
penyelesaian secara damai bukan dengan kompromi
r)
jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu.
s)
konstitusi/ UUD yang demokratis
t)
prinsip persetujuan
Kebalikan dari prinsip demokrasi adalah prinsip kediktatoran yang berlaku pada sistem
politik otoriter atau toteliter. Prinsip-prinsip ini bisa disebut sebagai prinsip non demokrasi,
yaitu sebagai berikut:
1)
Pemusatan kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan
yudikatif menjadi satu. Ketiga kekuasaan itu dipegang dan dijalankan oleh satu
lembaga saja.
2)
Pemerintahan tidak berdasar konstitusional yaitu pemerintahan
dijalankan
berdasarkan kekuasaan. Konstitusinya member kekuasaan yang besar pada negara
atau pemerintah.
3)
Rule of power atau prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi
kekuasaan dan ketidaksamaan di depan hukum
4)
Pembentukan pemerintahan tidak berdasar musyawarah tetapi melalui dekrit
5)
Pemilihan umum yang tidak demokratis. Pemilu dijalankan hanya untuk
memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah negara.
6)
Terdapat satu partai politik yaitu partai pemerintah atau ada beberapa partai tetapi
ada sebuah partai yang memonopoli kekuasaan.
7)
Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab
8)
Menekan dan tidak mengakui hak hak minoritas warga negara
9)
Tidak adanya kebebasan berpendapat, berbicara dan kebebasan pers. Kalaupun ada
pers maka pers tersebut sangat dibatasi.
10)
Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering terjadi
pelanggaran atas hak asasi manusia..
11)
Badan peradilan yang tidak bebas dan bisa diintervensi oleh penguasa.
98
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
12)
Tidak ada kontrol atau pengendalian terhadap administrasi dan birokrasi. Birokrasi
pemerintah
sangat
besar
dan
menjangkau
keseluruh
wilayah
kehidupan
bermasyarakat.
13)
Mekanisme dalam kehidupan politik dan sosial tidak dapat berubah dan bersifat
sama
14)
Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan penggunaan
paksaan
15)
Tidak ada jaminan terhadap hak-hak dan kebebasan individu dalam batas tertentu
misalnya: kebebasan berbicara, kebebasan beragama, bebas dari rasa takut.
16)
Prinsip dogmatisme dan banyak berlaku doktrin.
3. Demokrasi sebagai Sikap Hidup
Perkembangan berikutnya, demokrasi tidak hanya dimaknai sebagai bentuk pemerintahan
dan atau sistem politik, tetapi demokrasi dimaknai sebagai sikap hidup. Jika demokrasi
sebagai bentuk pemerintahan atau sistem politik maka hal itu lebih banyak berjalan pada
tingkat pemerintahan atau kenegaraan. Demokrasi tidak cukup berjalan di tingkat
kenegaraan, tetapi demokrasi juga memerlukan sikap hidup demokratis yang tumbuh dalam
diri penyelenggara negara maupun warga negara pada umumnya. Ide pokok demokrasi
adalah pandangan hidup yang dicerminkan dengan perlunya partisipasi dari setiap warga
yang sudah dewasa dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur kehidupan. Demokrasi
sebagai proses berisikan norma-norma yang menjadi pandangan hidup bersama. Demokrasi
adalah suatu pola kehidupan masyarakat yang sesuai dengan keinginan ataupun pandangan
hidup manusia yang berkelompok tersebut. Demokrasi Indonesia dalam arti pandangan
hidup adalah demokrasi sebagai falsafah hidup .
Rusli Karim menyebutkan perlunya kepribadian yang demokratis, yang meliputi 1) inisiatif,
2) disposisi resiprositas, 3) toleransi, 4) kecintaan terhadap keterbukaan, 5) komitmen, 6)
tanggung jawab, serta 7) kerja sama keterhubungan.
Prinsip-prisip Demokrasi dan Non-Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Jika kita mengungkap
kembali prinsip demokrasi sebagaimana dinyatakan di atas, menunjuk pada prinsip
demokrasi sebagai suatu sistem politik. Terdapat dua dimensi utama demokrasi, yakni: 1)
kompetisi yang bebas diantara para kandidat, dan 2) partisipasi bagi mereka yang telah
dewasa memiliki hak politik. Berkaitan dengan dua prinsip demokrasi tersebut, secara umum
99
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
dapat dikatakan bahwa demokrasi memiliki dua ciri utama yakni keadilan (equality) dan
kebebasan (freedom).
Franz Magnis Suseno , menyatakan bahwa dari berbagai ciri dan prinsip demokrasi yang
dikemukakan oleh para pakar, ada 5 (lima) ciri atau gugus hakiki negara demokrasi, yakni:
negara hukum, pemerintah berada dibawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum yang
bebas, prinsip mayoritas dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.
Maswadi Rauf menyatakan demokrasi itu memiliki dua prinsip utama demokrasi yakni
kebebasan/persamaan (freedom/equality) dan kedaulatan rakyat (people’s
sovereignty).
C. Demokrasi Berdasarkan Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dan pandangan hidupan yang harus direalisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Khususnya dalam kehidupan bernegara
segala bentuk penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai – nilai Pancasila sebagaimana
nilai-nilai yang telah dikembangkan dalam terdahulu. Dalam unsur-unsur demokrasi seperti,
proses bermasyarakat, proses berorganisasi baik organisasi sosial kemasyarakatan ataupun
organisasi politik dalam naungan infra-struktur politik, organisasi kelembagaan negara seperti
dalam jajaran eksekutif dan birokrasi, proses legislasi di dewan perwakilan rakyat serta proses
mencari keadilan lembaga kehakiman harus dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang
sudah disepakati bersama sebagai dasar negara.
Demokrasi dengan dasar Pancasila berati jiwa dan roh dari proses demokrasi itu selalu
tercermin nilai-nilai Pancasila. Perilaku politik warga negara yang telah mempunyai hak-hak
politik harus dapat mencerminkan Pancasila. Pancasila dalam dijadikan sebagai kontrol pada
saat kita berkomunikasi, bermusyawarah dan pengambilan dalam partai politik. Nilai Pacasila
sudah menjadi perilaku dalam tahap-tahap penyelenggaraan pemilihan umum, seperti dalam
kampenye pemilu, penghitungan suara serta menetapak anggota terpilih. Pancasila sudah
menjadi perilaku politik saat sidang-sidang dan proses pengambilan politik di legislatif. Proses
peradilan mulai dari penyelidikan di lembaga Kepolisian, penyidikan dilembaga Kejaksaan dan
penuntutan hukuman di lembaga Peradilan haruslah mencerminkan nilai -nilai Pancasila.
Pelayanan masyarakat oleh lembaga birokrasi baik pada tingkat pusat sampai ke daerah -daerah
tidak lepas dari kontrol nilai-nilai Pancasila.
Apabila segenab perilaku warga negara dan masyarakat telah mencerminkan nilai -nilai
Pancasila, demokrasi telah dilandasi oleh Pancasila. Pancasila diperlukan perngorbanan untuk
dalam terrealisasi dalam masyarakat, kita harus dapat melihat kondisi kebangsaan secara
menyeluruh dimana rakyat Indonesia masih banyak yang berada dibawah garis kemiskinan,
masih banyak pemuda-pemuda generasi penerus yang masih dalam pengangguran, kualitas
100
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
sumber daya manusia masih sangat rendah, ketimpangan secara ekonomi dan sosial yang cukup
jauh. Persoalan ini harus menjadi perhatian bagi pelaku-pelaku atau aktor-aktor demokrasi.
Alangkah tidak baiknya aktor demokrasi mementingkan diri-dirinya sendiri sementara
rakyatnya sendiri berada dengan penuh penderitaan. Demokrasi Pancasila dalam perilaku
politik harus menunjukkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai nilai kemaanusiaan (tenggang rasa, tepa selira dan cita kasih), mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa (mengutamakan kepentingan umum, rela berkorban dan cinta tanah air),
mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyarawah/mufakat (berbicara penuh hikmah
dan kebijaksanaan dan pertimbangan rasional) dan mewujudkan keadilan dalam kehidupan
(layanan harus adil / prima,
hukuman harus dijatuhkan dengan rasa keadilan, mengambil
sesuatu sesuai dengan haknya, sikap tidak merugikan orang lain, masyararakat dan negara).
Dalam konteks sistem demokrasi konstitusional menurut UUD 1945, nilai -nilai fundamental
yang secara ideal menjadi panutan demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1.
Kesadaran mengisi kemerdekaan melalui belajar keras menjadi manusia berkualitas,
siap bela negara dan rela berkorban.
2.
Kesadaran bahwa kemerdekaan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, melalui selalu
bersyukur kepada Allah.
3.
Kepekaan atas kewajiban pemerintah dengan sikap kritis, adaptif terhadap kebijakan
publik.
4.
Kemauan untuk selalu memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME.
5.
Kemauan untuk bersama-sama membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
6.
Kemauan untuk jiwa kemanusiaan dengan saling menghormati sesama.
7.
Kesadaran akan NKRI melalui perilaku tidak bersikap kesukuan, kedaerahan dan
fedarislit.
8.
Kesadaran
sistem
kepresidensial
dengan
menghormati
jabatan
dan
simbol
kepresidenan.
9.
Kesadaran dan kemampuan melaksanakan pemilu yang luber.
10. Kesadaran akan kesejajaran DPR dengan pemerintah dengan mewujudkan pemahaman
saling kontrol (check and balance).
11. Kesadaran untuk mendukung otonomi daerah dengan berpartisipasi secara maksimal
dalam pembangunan daerah.
12. Kesadaran akan akuntabilitas publik keuangan dengan mewujudkan sikap kritis, dan
adaptif.
13. Kesadaran dan kemauan menjaga wilayah negara (wawasan nusantara) dengan
memelihara lingkungan dan mengelola kekayaan alam sesuai perundang -undangan.
14. Kepekaan terhadap kedudukan kehakiman yang merdeka dengan sikap kritis dan
adaptif terhadap keputusan pengadilan.
101
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
15. Kepekaan terhadap hak uji material oleh MA dan MK dengan si kap kritis dan adaptif
terhadap kebijakan publik perundang-undangan.
16. Kesadaran akan sistem perekonomian berasas kekeluargaan dengan sikap kritis dan
adaptif terhadap kebijakan publik.
17. Kesadaran akan menghormati bendera negara, bahasa, garuda Pancasila dan lagu
Indonesia raya.
18. Dll.
D. Pendidikan Demokrasi
Di lihat dari segi cultural, system politik demokrasi ialah system politik yang memelihara
keseimbangan antara konflik dengan consensus, artinya demokrasi memungkinkan perbedaan
pendapat, persaingan dan pertentangan pendapat di antara individu sesama individu, individu dengan
kelompok, individu atau kelompok dengan pemerintah, bahkan di antara lembaga negara dengan
lembaga negara lainnya.
Sebaliknya demokrasi memberi tolerir konflik yang tidak menghancurkan system. Oleh
sebab itu system politik demokrasi menyediakan mekanisme dan prosedur yang mengatur dan
menyalurkan konflik sampai kepada perselisihan dalam bentuk kesepakatan. Prinsip inipulalah yang
mendasari pembentukan identitas bersama , hubungan kekuasaan, legitimasi kewenangan dan
hubungan politik dengan ekonomi.
Kebaikan Bersama
Persamaan kesempatan politik bagi setiap individu dijamin dengan hukum. Setiap individu
memiliki kebebasan untuk mengejar tujuan hidup dengan menggunakan kesempatan politik melalui
organisasi sukarela untuk bersama-sama mempengaruhi pemerintah dan membuat kebijakan yang
menguntungkan mereka. Dalam demokrasi diberi kesempatan bersaing secara wajar.
Identitas Bersama
Faktor yang mempersatukan masyarakat dalam system politik demokrasi ialah bersatu dalam
perbedaan. Seperti Bhinneka Tunggal Ika untuk Indonesia dan unity in diversity untuk Amerika
Serikat. Dalam demokrasi penduduk tetap mempertahankan keterikatannya dengan budaya, suku,
daerah, ras, agama dan adat istiadatnya, tetapi juga terikat kepada dasar dan tujuan bersama. Dasar
yang sama itu berupa keterikatan kepada lembaga demokrasi, saling percaya, dan kesediaan hidup
berdampingan secara damai dan rukun serta kesediaan berkompromi dan bekerja sama.
102
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Hubungan Kekuasaan
Dalam system demokrasi terdapat distribusi kekuasaan yang relatif merata di antara
kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga pemerintah. Terdapat situasi persaingan dan kontrol
antara kelompok yang satu dengan yang lain, antara lembaga yang satu dengan lembaga yang lain,
seperti lembaga legislative dan yudikatif
mengontrol eksekutif.. Dalam demokrasi kekuasaan
berfungsi sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Prinsip kewenangan dan legitimasi dalam system politik demokrasi bersifat prosedural (rule
of law) yang diatur dalam Konstitusi (UUD), artinya penguasa mendapat kewenangan berdasarkan
prosedur yang disusun dalam konstitusi atau peraturan perundang-undangan, sedangkan anggota
masyarakat menaati kewenangan penguasa karena telah dipilih atau diangkat sesuai dengan autaran
yang ditetapkan konstutusi.
Hubungan Politik dan Ekonomi
Unit-unit ekonomi dan kepemilikan barang dan jasa, pemerintah dan swasta ikut ambil
bagian secara aktif sesuai dengan setiap porsinya. Mekanisme pasar dibiarkan mengatur kegiatan
ekonomi, tetapi dalam hal menyangkut hidup orang banyak pemerintah ikut mengatur dan
mengarahkan kegiatan ekonomi, redistribusi dan pengadaan barang dan jasa. Dengan tampilnya
pemerintah sebagai pihak yang mewakili kepentingan umum kepincangan kegiatan ekonomi akan
dapat teratasi, sehingga praktek monopoli dan persaingan yang tak sehat dapat dicegah.
Pada hakekatnya system politik demokrasi dalam menentukan segala kehidupan bernegara
adanya prosedur dan mekanisme berdasarkan kedaulatan rakyat.
Sistem pengorganisasian negara dalam demokrasi dilakukan oleh rakyat atau atas
persetujuan rakyat, yang mengandung aspen-aspek sebagai berikut:
1) Formal, dalam demokrasi terkandung bagaimana cara partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Partisipasi rakyat dalam kehidupan bernegara dapat disalurkan melalui lembagalembaga perwakilan rakyat, seperti DPRD tingkat I dan II, DPR-RI, organisasi-organisasi sosial
dan partai-partai politik. Pelaksanaan hak politik warga negara, seperti hak memilih dan dipilih
adalah partisipasi yang sangat penting dari warga negara dalam kehidupan politik.
2) Material, dalam demokrasi pengakuan atas harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Kuasa mengehndaki pemerintah untuk membahagiakan warga negara. Demokrasi
tetap menjamin tegaknya hak-hak asasi manusia, terpeliharanya hak-hak warga negara dan
masyarakat.
3) Kaidah, demokrasi mengikat negara dan warga negara dalam bertindak dan menyelenggarakan
hak dan kewajiban serta wewenangnya. Kaitan negara dan rakyat dibatasi dengan aturan yang
terkandung dalam Undang Undang Dasar. Dengan demikian, pemerintah tidak akan berbuat
103
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
sewenang-wenang terhadap rakyatnya serta warga negara akan bertindak dalam kehidupan
bernegara sesuai dengan ideologi negara dan konstitusi negara.
4) Tujuan, demokrasi membawa rakyatnya kepada masyarakat sejahtera. Penetapan tujuan negara
sangat penting karena arah dan tujuan demokrasi adalah untuk mencapai tujuan negara, yaitu
masyarakat adil dan makmur.
5) Organisasi, demokrasi juga menetapkan struktur organisasi mulai dari pusat sampai ke daerahdaerah. Organisasi itu terlihat dalam struktur kekuasaan negara
yang terdapat di lembaga-
lembaga negara di tingkat pusat dan struktur pemerintahan daerah dan pemerintahan desa pada
tingkat bawah.
6) Semangat, dalam demokrasi terdapat semangat. Semangat itu adalah nilai-nilai yang terkandung
ideologi negara yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelaksananaa demokrasi di Indonesia bertujuan untuk kepenting an bangsa dan negara
Indonesia, yaitu mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan demokrasi juga diarahkan untuk
membangun civil society (masyarakat madani) dimana didalamnya peran serta masyrakat
dalam penyelenggaaaraan negara sangatlah besar, dalam masyarakat madani partisipasi dan
kemandirian masyarakat sangat diperlukan untuk mensukseskan tujuan pembangunan nasional,
khususnya dan umumnya tujuan negara.
Menurut pandangan Welzer (1999:1) masalah civil society yang Indonesia disebut
“masyarakat madani”, yang kini menjadi pusat perhatian dan perdebatan akademis di berbagai
belahan
bumi,
merupakan
pengulangan
kembali
perdebatan
“American
Liberalism/communitarianism” yang terpusat pada persoalan: the state atau negara di satu
pihak, dan civil society di lain pihak, yang sesungguhnya antara kedua persoalan tersebut satu
sama lain saling berkaitan. Menurut Welzer (1999) seorang civil republican Jacobin yang
memihak kepada pandangan pentingnya negara, berpendapat bahwa dalam kehidupan ini hanya
ada satu komunitas yang dianggap penting, yakni “the political community” atau masyarakat
politik yang anggotanya adalah warga negara yang kesemuanya dilihat sebagai … active
participant in democratic decision making atau partisipan yang aktif dalam pengambilan
keputusan yang demokratis.
Demokrasi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, namun belum tentu setiap
orang dan warga negara telah mahu menampilkan perilaku demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Penampilan budaya demokrasi diperlukan adanya kemauan untuk memahami nilai-nilai demokrasi
dan membiasakannya dalam praktek kehidupan.
a.
Pendidikan Demokrasi dibagi atas tiga bagian:
104
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
1) Pendidikan demokrasi secara formal yaitu pendidikan yang melewati tatap muka,
diskusi timbal balik, presentasi, studi kasus untuk me mberikan gambaran kepada siswa
agar supaya mempunyai kemampuan untuk cinta negara dan bangsa. Pendidikan forma
biasanya dilakukan di sekolah atau di perguruan tinggi.
2) Pendidikan demokrasi secara informal yaitu pendidikan yang melewati tahap
pergaulan di rumah maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi
sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya, langsung dapat dirasakan
hasilnya.
3) Pendidikan nonformal yaitu pendidikan melewati tahap di luar lingkungan masyarakat
lebih makro dalam berinteraksi sebab pendidikan di luar sekolah mempunyai variable
maupun parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.
b.
Visi Pendidikan Demokrasi
Sebagai wahana substantis, pedagogis dan soaial cultural untuk membangun cita -cita,
nilai, konsep, prinsip, sikap dan keterampilan demokrasi dalam diri warga negara melalui
pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi dalamberbagai konteks.
c.
Misi Pendidikan Demokrasi
Memfasilitasi warga negara untuk mendapatkan berbagai akses kepada dan
menggunakan secara cerdas berbagai sumber informasi tentang demokrasi dalam teori dan
praktek untuk berbagai konteks kehidupan.
Sehingga memiliki wawasan yang luas dan
memadai.
Memfasilitasi warga negara untuk dapat melakukan kajian konseptual dan operasi onal
secara cermat, dan bertanggung jawab terhadap berbagai cita -cita, instrumentasi praksis
demokrasi guna mendapatkan keyakinan dalam melakukan pengambilan keputusan indivudual
dan atau kelompok dalam kehidupannya sehari-hari serta berargumentasi atas keputusannya
itu.
Memfasilitasi warga negara untuk memperoleh dan memanfaatkan kesempatan
berpartisipasi serta cerdas dan bertanggung jawab dalam praksis kehidupan demokrasi di
lingkungannya, seperti mengeluarkan pendapat, berkumpul, berserikat, memilih, ser ta
memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.
Merujuk dari visi dan misi, strategi dasar pendidikan demokrasi yang dikembangkan
strategi pemanfaatan aneka media, sumber belajar berupa kajian interdisipliner, masalah sosial,
aksi sosial, dll.
Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk melaksanakan demokrasi yang
benar, sehingga sasaran yang akan dicapai adalah mengajak warga negara, terutama mahasiswa
pada umumnya untuk melaksanakan pendidikan ini secara baik dan benar.
105
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Proses semacam ini mempunyai implikasi yang sangat signifikan terhadap cara
berdemokrasi yang baik dan benar dengan memperhatikan kaidah-kaidah maupun asas dalam
berdemokrasi masyarakat. Pemilu sebagai salah satu wujud demokrasi.
C. Masyarakat Madani
Konsep civil society sejak abad ke 18 telah menjadi wacana di Eropa, berbagai istilah padanan,
seperti koinonia politike (Yunani), societas civilis (latin), societe civile (Perancis), burgerliche
Gesellchaft (Jerman). Semua istilah itu mensinonimkan pengertian civil society dengan negara yang
berarti masyarakat kota sekaligus masyarakat negara (citizen) setempat (Bachtiar Alam. 2006:194)
Apabila dilihat dari kehidupan politik, secara sederhana sistem politik madani adalah sistem
politik berperadaban (civilized) dalam pelaksanaannya adalah sistem politik demokratis berdasarkan
saling mengawasi dan mengimbangi kekuasaan (check and balance) antara negara (state) dan
masyarakat (society), berkeadilan dan bersandar pada kepetuhan dan tunduk kepada hukum (law and
order). Konsep masyarakat madani dapat dipahami sebagai masyarakat beradab dan berbudaya.
Pembentukan masyarakat madani dapat dilihat dengan
ciri-cirinya (indikasi), yaitu: kian
bertambahnya kelas menengah sosial ekonomi yang berpendidikan tinggi dan mempunyai kekuatan
ekonomi, dan semakin terbukanya akses kepada informasi .
Istilah masyarakat madani (civil society) pertama kali digunakan oleh filsuf Scotlandia, Adam
Ferguson, untuk menunjukkan masyarakat kota yang sudah tersentuh peradaban maju, yaitu suatu
masyarakat yang beradab yang membedakan dirinya dengan masyarakat pedalaman yang belum
tersentuh kemajuan. Dalam perkembangan lebih lanjut istilah civil society didefinisikan sebagai
sebuah masyarakat yang terdiri dari lembaga-lembaga otonom yang mempu mengimbangi kekuasaan
negara. Civil society diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi masyarakat sipil, tetapi sering
dikacaukan dengan pembedaan sipil dan militer. Untuk itu Nurcholis Madjid dan Arief Budiman
mencari padanan dengan menyebut sebagai masyarakat madani, suatu istilah yang pertama kali
digulirkan oleh Anwar Ibrahim (Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia) ketika mencanangkan
Islamisasi ilmu-ilmu sosial. Sementara pengamat sosial Daniel Dakhidae, menggunakan padanan
dengan masyarakat warga.
Masyarakat sipil (civil society) akan hidup dan berkembang dalam kondisi masyarakat ”demokrasi”,
Oleh sebab itu sebuah negara perlu menjalankan secara sungguh-sungguh proses demokratisasi. Perlu
dikembangkan
format politik yang lebih dmokratis, sehingga wujud demokrasi Pancasila yang
dinginkan menjadi kenyataan..
Dalam mencari format politik untuk menperjuangkan demokrasi tidak akan pernah berhenti karena
perwujudan Demokrasi Pancasila yang dicita-citakan jauh dari harapan, sementara pengertian
demokrasi selama ini disepakati mengandung dua dimensi (Andi Sopandi. 1998: 24), yaitu:
b) Dimensi hak-hak asasi rakyat,
c) Dimensi sistem pemerintah.
106
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Bagaimana kedaulatan itu dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh negara dan sistem pemerintahan yang
berlaku.
Gerakan-gerakan pro demokrasi merupakan salah satu prasyarat bagi pembentukan masyarakat
madani. Beberapa pandangan pakar tentang masyarakat madani, yaitu:
1) Menurut Guiseppe Di Palma kelompok atau gerakan prodemokrasi menyatakan bahwa
masyarakat madani (sipil) adalah musuh alamiah dari otokrasi, kediktatoran, dan bentuk-bentuk
lain dari kekuasaan yang sewenang-wenang. Dalam kontek ini demokrasi dianggap sebagai
pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, bukan hanya politik, tetapi sosial,
budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.
2) Menurut John Keane bahwa gerakan demokrasi bukanlah musuh berbuyutan ataupun teman
dekat kekuasaan negara. Demokrasi mengehendaki pemerintah untuk memerintah masyarakat
sipil secara tidak berlebihan ataupun terlalu sedikit. Sementara itu, tatanan yang lebih demokratis
tidak bisa dibangun melalui kekuasaan negara. Ia juga tidak bisa diciptakan tanpa kekuasaan
negara.
3) Menurut A.R. Norton menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat sipil harus berbentuk kerja
sama ketimbang konflik dan perebutan kekuasaan. Dengan demikian pemerintah merupakan
faktor penting bagi demokratisasi dan pembaruan (reformasi) politik yang merupakan agenda
bagi berbagai gerakan dan kelompok dalam masyarakat, seperti reformasi tetap menjamin
stabilitas yang dimanis.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa masyarakat madani menghubungan
perbedaan-perbedaan yaitu bahwa civil society mempunyai kemandirian terhadap negara, tetapi
diantara keduanya terdapat hubungan timbal balik dan civil society merupakan arena sosial yang
mengandung kepentingan-kepentingan berbeda, namun memungkinkan terjadinya negosiasi terusmenerus secara bebas.
Menyusuri Masyarakat Sipil
Masyarakat sipil adalah gagasan yang berfungsi ganda (Andi Sopandi: 1998:25-26) yaitu:
d)
Membantu kita memahami cara kerja masyarakat tertentu dan apa perbedaan dengan bentuk
organisasi sosial lainnya sebagai alternatif.
e)
Membantu kita menjelaskan norma-norma sosial kita dan menerangkan apa yang sebenarnya
kita dukung dan mengapa kita tertarik kepadanya.
Masyarakat madani juga mengacu kepada kehidupan masyarakat yang berkualitas dan berperadaban.
Masyarakat madani tercipta kondisi dimana kesediaan individu-individu untuk menerima berbagai
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Tidak ada satu pihak mana pun, termasuk
pemerintah dan gerakan-gerakan prodemokrasi yang berhak memaksakan aspirasi dan kemauannya
sendiri, apakah dengan bentuk kooptasi atau hura-hura yang pada gilirannya hanya menimbulkan
masyarakat tampa hukum. Oleh sebaba itu gerakan demokratisasi harus mengambil strategi yang lebih
107
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
halus, berbudaya, berperadaban, bukan dengan jalan konfrontasi yang tidak mustahil mengorbankan
masyarakat sendiri.
Titik temu antara pemberdayaan masyarakat madani (civil society) dan proses demokratisasi
terletak pada gagasan kewarganegaraan (citizenship), yaitu perjuangan untuk pemenuhan hak-hak
dasar, khususnya hak-hak sipil, hak politik, hak sosial ekonomi dan kultural. Status warga negara
adalah sama di muka hukum, namun harus diperjuangkan karena adanya kenyataan sosial berupa
kehidupan manusia yang berkelas-kelas, seperti kelas bawah (rakyat kecil), kelas menengah dan kelas
atas (golongan elite). Menurut John Rawls kewarganegaraan harus meliputi tiga unsur dalam
masyarakat madani, yaitu:
1)
Negara bersifat netral terhadap apa yang dimaksud dengan hidup yang baik oleh warga negara.
2)
Kehidupan warga negara dibimbing oleh suatu kepentingan keadilan tertinggi, dan
Warga negara memisahkan dengan tegas kepentingan umum (publik) dengan kepentingan pribadi
(privat).
Masyarakat madani di Indonesia sangat dipengaruhi oleh proses modrnisasi, semenjak tumbuhnya
kaum terpelajar dan golongan profesional maka dimungkinkan munculnya kesadaran politik untuk
melepaskan diri dari cengkeraman penjajahan dan membentuk sebuah masyarakat. Menurut Robert A.
Dahl ada delapan kondisi yang harus ada dalam proses demokratisasi sehingga terciptanya masyarakat
madani, yaitu:
a)
kebebasan untuk mendirikan dan ikut dalam organisasi (termasuk partai politik).
b) Kebebasan menyatakan pendapat,
c)
Hak untuk memilih,
d) Hak untuk dipilih dalam jabatan publik.
e)
Hak pemimpin politik untuk dapat bersaing mendapatkan dukungan dan suara rakyat.
f)
Hak untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber alternatif.
g) Pemilihan umum yang teratur, jujur dan adil.
h) Adanya lembaga-lembaga yang dapat membuat kebijakan pemerintah tergantung kepada suara
yang diperolehnya.
Kedelapan itu dapat diringkas menjadi tiga, yaitu kompetisi bersaing,
partisipasi politik dan
kebebasan sipil berpolitik. Disamping itu proses demokratisasi menuju masyarakat madani, tercipta
suatu kondisi masyarakat yang demokratis, yaitu:
1) identifikasi diri suatu gerakan sosial dengan menggunakan cara-cara demokrasi.
2) Konstitusi yang secara eksplisit
yang menggambarkan dan membatasi otoritas pemegang
kekuasaan.
3) Parati-partai politik saling berkompetisi untuk memperoleh suara.
4) Tanggung jawab seluruh pemegang kekuasaan pada para pemilihnya, artinya semua pemegang
kekuasaan dipilih oleh rakyat baik langsung ataupun tidak langsung.
108
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
5) Keterlibatan langsung atau tidak langsung warga negara di dalam proses pengemabilan keputusan
politik.
6) Hak memilih dan dipilih bagi kaum perempuan secara proforsional dan profesional.
7) Pemungutan suara dalam pemilihan umum dilakukan secara rahasia.
Demokrasi masyarakat sipil, menurut Bresser-Pereira (Muzakki, Akh. 2010:256) ditandai dengan
pengelolaan politik yang berdasar dan bermuara kepada masyarakat, tidak kepada kelompok elite,
merupakan sebuah proses sejarah di mana masyarakat sipil menjadi sumber dari kekuasaan politik
sesungguhnya.Maka perlu peningkatan kekuatan-kekuatan masyarakat sipil, ketika demokrasi telah
berjalan masyarakat sipil terus bergerak secara aktif dan bersifat menuntut. Sikap aktif dan kritis
masyarakat dalam realisasi kepentingan umum dan disertai dengan penegakan moralitas atas praktek
politik kekuasaan.
Demokrasi sipil terciptanya kondisi tata kelola pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan
publik, yaitu dalam bentuk penguatan kapasitas pilar-pilar demokrasi, apabila pilar demokrasi seperti
Yudikatif, legislatif, partai politik, media massa dan masyarakat sipil penguasa super kuat pun dapat
ditumbangkan, contoh kejatuhan Presiden Suharto 1998.
Kebijakan dan praktek yang berindikasi penyeimpangan jabatan dan kewenangan politik bisa
diminimalisir oleh besarnya kekuatan masyarakat sipil, apabila masyarakat sipil itu besinergi dengan
media massa sebagai control sosial. Oleh sebab itu masyarakat sipil perlu melakukan control yang
efektif dan kuat terhadap kekuasaan negara dan pemerintah. Masyarakat sipil memiliki kekuatan
melalui asosiasi-asosiasi dalam bentuk organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
organisasi-organisasi profesi dapat bergerak melakukan advokasi terhadap aspirasi dan kepentingan
publik.
Dalam mengontrol proses demokrasi kekuasan pemerintah baik dari pemerintahan pusat atau
pemerintahan daerah sehingga melahirkan demokrasi yang berkualitas akan ditentukan seberapa jauh
kekutan masyarakat sipil (civil sosiety) . Oleh sebab itu, ormas-ormas besar, seperti Muhammadiyah
dan Nahdatul Ulama akan lebih baik memerankan fungsinya sebagai kekuatan pengontrol kekuasaan
negara dari pada ikut-ikut terlibat dalam mendukung aktor atau kelompok yang menuju atau sedang
berkuasa.
Konsep Masyarakat Madani Menurut Islam
Model masyarakat madani merujuk pada model masyarakat Madinah yang diprakarsai oleh Nabi
Muhammad SAW, dimana sewaktu beliau hijrah ke Madinah dijumpai kaum Yahudi dan Musyrikin
yang menetap di kota itu dan segera membentuk suatu negara merdeka. Setiap penduduk mengadakan
dalam kontrak sosial, Nabi menjalin kerja sama terbentuknya tatanan kehidupan masyarakat yang
saling menghormati dan saing menghargai serta pengakuan kemerdekaan terhadap setiap pemeluk
agama. Kandungan Piagam Madinah terdiri dari : Mukaddimah, bab dan 47pasal. Menurut kalangan
109
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
ahli hukum sebagai konstitusi negara tertulis yang pertama serta menurut Prof. HAR Gibb sebagai
undang-undang negara. Piagam Madimah mempunyai berbagai aturan, seperti:
1) Pembentukan negara bangsa (nation state) yang bebas dari pengaruh dan kekuasaan mansuia
lain.
2) Hak asasi manusia, seperti tangung menanggung membayar dan menerima uang tembusan
darat (diyat) diantara mereka karena suatu pembunuhan.
3) Persatuan seagama, persatuan segenab warga negara, hak golongan minoritas, tugas warga
negara, perlindungan warga negara, pimpinan negara dan politik.
4) Dalam penutup, dinyatakan Tuhan (Allah) sebagai sumber kekuatan dan rujukan dan
Muhammad sebagai Nabi dan kepala negara (Zainuddin, T. 2002: 100-102)
Konstribusi nilai-nilai Islam dalam pemebentukan masyarakat madani dimulai dari pembentukan
negara sebagai basis organisasi politik. Negara kemudian menjadi sandaran kekuatan dan sentra dalam
memdistribusikan nilai-nilai keseluruh dimensi dan aspek kehidupan.
Karakteristik masyarakat madani sesuai dengan uraian di atas sebagai berikut:
a) Masyarakat madani masyarakat yang berperadaban maju.
b) Masyarakat madani adalah masyarakat bebas, demokratis dalam pluralistik dan
heterogen dalam masyarakat (pluralisme, toleransi dan demokratis).
c) Penguasan tidak mendominasi dan tidak menganggap bodoh serta membatasi ruang
gerak.
d) Masyarakat madani membutuhkan pemimpin yang dapat dipercaya, dapat diterima dan
dapat memimpin dengan penuh tanggung jawab.
e) Prinsip masyarakat madani adalah kesederajatan, keadilan dan keterbukaan.
f)
Masyarakat menghendaki keseimbangan dalam negara antara penguasa/pemerintah
dengan masyarakat/warga, keseimbangan kekuatan negara dengan institusi sosial,
keagamaan dan institusi paguyuban.
g)
Masyarakat madani terbentuk bila masyarakat realistis dalam menghad api konflik.
h) Masyarakat madani terdorong untuk membangun perbaikan ekonomi, intelektualitas,
budaya modern, independent, partisipasi aktif , bertakwa kepata Tuhan YME dll.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam praktiknya, negara harus mampu memfasilitasi suasana yang
mendukung terwujudnya masyarakat madani melalui agenda membangun nilai-nilai karakter sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam, di mana nilai-nilai yang ada pada akhirnya
mampu mendorong masyarakat untuk bisa hidup secara damai dan berdampingan dalam perbedaan
yang merupakan sunatullah, dan perbedaan tersebut tidak mungkin bisa dihindari.
Nilai-nilai islami yang harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
110
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
1) Tawassuth (moderat), yakni menjunjung tinggi sikap yang moderat (tidak ekstrem). Sikap ini
mendorong masyarakat sebagai warga bangsa untuk tidak mempunyai pemikiran atau
penilaian berlebihan terhadap problematika yang muncul dalam kehidupan. Artinya,
masyarakat harus diajarkan untuk berfikiran terbuka (open-minded), tidak fanatik terhadap
berbagai macam hal, sehingga pada gilirannya tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan
dalam lingkungan.
2) I’tidal, yaitu keharusan untuk berlaku adil dalam hidup bermasyarakat. Bersikap adil adalah
salah satu tauladan dari Rasulullah, sehingga mengamalkannya merupakan hal penting yang
tidak hanya bernuansa ibadah melainkan mampu menciptakan soliditas dalam kehidupan
masyarakat.
3) Tasamuh, yakni toleransi dalam menyikapi setiap perbedaan baik dalam masalah keagamaan,
kemasyarakatan dan kebudayaan. Memiliki sikap tasamuh bisa membawa kedamaian dalam
lingkungan masyarakat.
Tawazun, yaitu bersikap seimbang. Artinya manusia harus memiliki sikap tawazun agar
hidupnya bisa dijalani dengan mudah tanpa halangan apapun. Di sini manusia harus bisa menjaga
keselarasan dan keseimbangan relasi antara dia sebagai makhluk Tuhan yang notabene mempunyai
kewajiban untuk menyembah-Nya, dan dia sebagai makhluk sosial yang memiliki kewajiban untuk
menjaga hubungan baik dengan sesamanya. Di sisi lain yang tidak kalah penting adalah, manusia juga
harus menjaga keseimbangan dengan lingkungannya sehingga keberadaanya bisa membawa
maslahatbagi kehidupan.
111
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Ringkasan Pemahaman Materi
Bab: ........................ Topik: ...............................................
Nama : .........................................................
NIM
: ..........................................................
Program Studi : ........................................
Tulislah Pemahaman Anda tentang Materi Tersebut di atas!!
Paraf Dosen
Catatan:
Kumpulkan formulir ini kepada dosen sebelum perkuliahan
112
Bab VI Pancasila dalam Demokras Indonesia dan Masyarakat Madani
Latihan
Jerlaskanlah soal-soal berikut ini!.
1.
Jelaskan pengertian dan konsep demokrasi ?
2.
Jelaskanlah jenis-jenis dan keunggulan demokrasi sebagai system pemerintahan?
3.
Jelaskan prinsip-prinsip demokrasi menurut beberapa ahli?
4.
Bagaimana kedudukan demokrasi dalam system politik?
5.
Bagaimanakah perbuatan (sikap) yang mencerminkan pelaksanaan nilai -nilai demokrasi
dalam kehidupan kampus?
6.
Bedakanlah prinsip demokrasi dengan non-demokrasi?
7.
Jelaskan aspek-aspek apa saja yang terkandung dalam demokrasi Pancasila!
8.
Jelaskan hubungan antara demokrasi dengan civil society!
9.
Apakah hubungan demokrasi dengan masyarakat madani?
10.
Apakah yang mempengaruhi masyarakat madani di Indonesia?
113
Download