Tugas Filsafat Ilmu Dan Logika dwi julia

advertisement
Tugas Filsafat Ilmu Dan Logika
Nama
: DWI JULIA
Nim
: 2012-31-134
Jurusan
: kesehatan masyarakat
A. Matematika
Sebuah pasangan muda yang sedang berbulan madu, karena soal yang sepele,
bertengkar dan tidak mau berbicara satu dengan yang lain. Setiap kali ingin berdamai selalu
gagal karena kounikasi yang selalu salah,dan sedang emosi. Diam-diam kedua orang muda
itu datang kepada orang tua, satu-satunya tamu yang lain dihotel tempat mereka berbulan
madu dan mengadukan halnya. Orang tua itu yang kebetulan adalah dosen filsafat ilmu,
membua buku indeks diktat yang di karangnya dan berfatwa, “bicaralah dengan bahasa
matematika”.
Syahdan, ketika malam pun tibadan sang rembulan menampakan rona, suami muda
itu membuka ofensif bulan purnama. Dan menatap mata istrinya, mata itu mengatakan
segalanya, dia mengacungkan telunjuk yang membentuk angka satu. Sang istri diam sejenak,
terperangah terpana , perlahan-lahan menjawab dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari
tengahnya. Kini sang suami , melihat angka satunya dijawab dengan dua, terbungkam seribu
bahasa., keliahatan dia ragu-ragu. Namun perlahan-lahan diangkatnya dengan tangan
kanannya yang membentuk angka tiga dengan telunjuk,jari tengah,dan jari manisnya. Sang
istri berteriak dan lari memeluknya, kasih sayang tealah kembali.
Sore harinya sang suani datang, membusungkan dada dan berseri-seri, menjabat tanga
profesor itu dan berkata, “ matematika memang bahasa yang eksak , cermat dan terbebas dari
emosi, sejak hari ini saya akan sungguh-sungguh mempelajari filsafat matematika “.
Matematika sebagai bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan
yang ingin kita sampaikan, dan lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang
artinya setelah sebuh makna diberikan kepadanya . untuk mengatasi kekurangan yang
terdapat pada bahasa maka kita berpaling pada matematika, dan dapat dikatakan matematika
adalah bahasa yang beusaha untuk menghilangkan sifat kubur, majemuk dan emosional dari
bahasa verbal. Lambang-lambang dri matematika dibuat secara artifisal dan individual.
Contoh sebuah obyek, bila kita sedang mempelajari kecepatan jalan kaki anak maka obyek “
kecepatan jalan kaki seorang anak”. Obyek lain “ jarak yang di tempuh seorang anak”, yang
dilambangkan dengan y. Maka dapat melambangkan hubungan tersebut dengan Z= Y/X
dimana Z melambangkan “ waktu berjalan kaki seorang anak ”.
Matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa verbal,
matematika mengembangkan bahsa numerikyang memungkinkan kita untk melakukan
pengukuran secara kuantitatif, bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pertanyaan yang
bersifat kualitatif. Hal ini menyebabkan penjelasan dan ramalan yang di berikan oleh bahasa
vebal tidak bersifat eksak.
Untuk mengatasi masalah ini matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat
pengukuran, maka kita dapat mengetahui hal ini , dengan mengetahui hal ini maka
pertanyaan ilmiah yang berupa pertanyaan kualitatif seperti “ sebatang logam kalau
dipanaskan akan memanjang” dapat di ganti dengan pernyataan matematikk yang lebih
eksak, contohnya P1=P0(1+nt).
Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari
ilmu, yang memberikan jawaban lebih bersifat eksak, yang memungkinkan pemecahan
masalah secara lebih tepat dan cermat, dan mengalami perkembangan dari tahan kualitatif ke
kuantitatif. Pada dasarnya matematika di perlukan oleh semua keilmuan untuk meningkatkan
daya prediksi dan kontrol dari ilmu tersebut.
Seperti di ketahui berpikir deduktif adalah proses pengambilan kesimpulan yang berdasarkan
pada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan.
Dari segi perkembangannya ilmu dapat di bagi dalam tiga tahap yaitu tahap
sitematika, komperatif, dan kuantitatif. Tahap sistematika ilmu menggolong-golongksn obyek
empiris ke dalam kategori tertentu, tahap yang kedua mulai melakuka perbandingan antar
obyek yang satu dengan obyek yang lain, kategori satu dengan kategori yang lain, dan
seterusnya, tahap selanjutnya tahap kuantitatif mencari hubungan sebab akibat tidak
berdasarkan perbandingan,melainkan berdasarkan pengukurab yang eksak dari obyek yang
sedang diselidiki.
Disamping sebagai bahasa matematika juga berfungsi sebagai alat berpikir, dan ilmu
merupakan pengetahuan yang mendasarkan pada analisis dalam menari kesimpulan menurut
pola pikir tertentu.
Menurut wittgenstein metode berpikir logis berdasarkan perkembangannya maka
masalah yang dihadapi logika makin lama makin rumit dan membutuhkan struktur analisis
yang menjadi lebih sempurna.
Menurut akal sehat sehari-hari , kbenaran matematika tidak ditentukan oleh
pembuktian secara empiris, melainkan pada proses penalaran deduktif. Disamping sarana
berpikir deduktif yang merupakan aspek estetik, dan matematika juga merupakan kegunaan
praktis dalam kehidupan sehari-hari, aspek estetik juga di perkembangkan dimana
matematika merupakan kegiatan intelektual dalam kegiatan berpikir yang penuh kreatif.
Bagi dunia keilmuan mateatika
berperan sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan, terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat yang berdifat ekonomis
dengan kata-kata. Dan matematika itu sendiritidak mengandung kebenaran tentang sesuatu
yang bersifat faktual mengenai dunia empiris.
Matematika juga memiliki beberapa aliran dalam filsafat matematika, dimana
matematika adalah merupakan pengetahuan yang bersifat sintetik apriori dimana eksitensi
bergantung pada pancaindra dan pendapat dari aliran yang disebut logistik, matematika
merupakan murni cabang dari logika.
Dan dalam peradaban matematika hampir sama dengan peradaban manusia itu
sendiri, sekitar 3500 tahun S.M. bangsa mesir kuno telah mempunyai simbol yang
melambangkan angka. Matematika merupakan bahasa artifisial yang di kembangkan untuk
menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah, dan matematika tidak dapat di
lepaskan dari perkembangan peradaban manusia.
B. Statistika
Suatu hari seorang anak kecil disuruh ayahnya membeli sebungkus korek api dengan
pesan agar tidak terkecoh mendapatkan korek api yang jelek, tidak lama kemudian anak itu
kembli dengan wajah yang beseri-seri menyerahkan kotak korek api yang kosong , dan
berkata “ korek api ini benar-benar bagus pak, semua batangnya telah saya coba dan ternyata
menyala”.
Peluang yang merupakan dasar teori statistika , merupakan konsep baru yang tidak
dikenal dala pemikiran yunani kun, romawi dan eropa dalam abad pertengahan, dan konsep
statistika juga dikaitkan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu . pada
tahun 1757 Thomas Simpson menyimpilkan bahwa terdapat suatu distribusi yang berlanjut
dari suatu variabel dalam suatu frekuensi yang cukup banyak.
Pierre simon de Laplace ( 1749-1827 ), mngembangkan konsep Demoivre dan
simpson lebih lanjut dan menemukan distribusi normal , sebuah konsep yang mungkin paling
umum dan paling banyak dipergunakan dalam analisis statistika di samping teori peluang.
Kemudian Pearson melanjutkan konsep-konsep Galton dan mengembangkan konsep regresi,
korelasi, distribusi chi-kuadrat, dan analisis satistika untuk data kualitatif di samping menulis
buku The grammer of science sebuah karya klasik filsafat ilmu.
Statistika yang relatif sangat muda dibandingkan dengan
matematika, dan
berkembang sangat cepat terutama dalam dasawarsa 50 tahun belakangan ini. Di indonesia
sendiri kegiatan yang sangat meningkat dalam bidang penelitian, baik kegiatan akademik
maupun untuk pengambilan keputusan, memberikan momentum yang baik untuk pendidikan
statistika, memberi landasan yang lebih jelas tentang hakekat dan peranan statitiska.
Statistika juga memiliki cara berpikir induktif, yang secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya, dan semua pertanyaan
ilmiah bersifat faktual , dapat di uji dengan pancaindera maupun dengan alat-alat yang
membantu pancaindera tersebut. Secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam
metode ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan lainnya.
Statistika memberikan sebuah jalan keluar, statistika memberikam cara untuk dapat
menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan mengamati hanya sebagian dari populasi
yang bersangkutan. Statistika juga mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian
dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada pokoknya di dasarkan pda asas yang sangat
sederhana, yaitu makin besar contoh yang diambil, maka makin tinggi pula tingkat ketelitian
kesimpuln tersebut. Sebaliknya makin sedikit contoh yang diambil, maka semakin rendah
pula tingkat ketelitiannya.
Statistika juga memberikan kemampuan kepada untuk mengetahui apakah suatu
hubungan kausalita antar dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar
terkait dalam suatu hubunganyang bersifat empiris. Terlepas dari itu semua maka dalam
penarikan kesimpulan secara induktif kekeliruan memang tidak bisa dihindarkan, de,ikian
juga dengan alat-alat yang dipergunakan , semua tidak ada yang sempurna.
Statistika selain memiliki cara berpikir induktif juga memiliki karakteristik berpikir
induktif. Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik
kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang tersebut. Dasar dari teori statistika itu sendiri
adalah teori peluang. Teori peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika
sendiri merupakan disiplin tersendiri.
Statistika juga dapat di bedakan menjadi 2 sebagai statistika teoriti dan terapan,
teoritis merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar teori statistika dari contoh,
distribusi, penaksiran dan peluang, sedangkan terapan merupakan penggunaan statistika
teoritis yang disesuaikan dengan bidang tempat penerapannya.
Untuk mempercepat perkembangan kegiatan keilmuan di negara kita maka
penguasaan berpikir induktif dengan statistika sebagai alat berpikirnya harus mendapatkan
perhatian yang sungguh. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk
memproses pengetahuan secara ilmiah, dan sebagai perangkat dari metode ilmiah maka
statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu
kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
Download