Statistika (Filsafat Ilmu).doc - Rindra Soraya

advertisement
Filsafat Ilmu dan Logika
STATISTIKA
Nama
: Rindra Soraya
Nim
: 2013-91-003
Seksi
: 03
Dosen
: Bapak Mulyo Wiharto
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Esa Unggul
2013/2014
Statistika yang relatif muda disbanding matematika, berkemabang dengan sangat cepat
terutama dalam dasawarsa lima puluh tahun belakangan ini. Penelitian ilmiah, bik yang berupa
survai maupun eksperimen, dilakukan denag lebih cermat dan teliti mempergunakan teknikteknik statistika yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Di Indonesia, kegiatan yang
sangat meningkat dalam bidang penelitian, baik merupakan kegiatan akademik maupun untuk
pengambilan keputusan, memberi momentum yang baik untuk pendidikan statistika. Pengajaran
filsafat ilmu dibeberapa perguruan tinggi, terutama pada pendidikan pasca sarjana, memberi
landasan yang jelas tentang hakikat dan peranan statistika. Dengan masyarakat yang berpikir
ilmiah, mungkin tidak terlalu berlebihan apa yang dikatakan oleh H. G. Wells bahwa suatu hari
berpikir statistika akan merupakan keharusan bagi manusia seperti juga membaca dan menulis.
Statistika dan Cara Berpikir Induktif
Ilmu meruapakan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua
peenyataan ilmiah adalah bersifat factual, diaman konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan
mempergunakan alat alat yang mempabantu panca indra. Pengujian secara empiris merupakan
salah satu mata rantai dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuanpengetahuan lainnya. Pengujian merupakan suatu proses pengumpulan fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan. Pengujian mengharuskan kita menarik kesimpulan yang bersifat
umum dari kasus – kasus yang bersifat individual.
Dalam penalaran induktif meskipun premis-premis yang dipergunakan adalah benar dan
prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah maka kesimpulan itu belum tentu benar, yang
dikatakan adalah bahwa kesimpulan itu mempunyai peluang benar. Statistika merupakan
pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menghitung tingkat peluang ini dengan eksak.
Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahn mengenai
banyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang
ditarik tersebut, yang pada pokoknya didasarkan pada asa yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan tersebut.
Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan
kauslita antara dua factor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam
suatu hubungan yang bersift empiris.
Statistika berfungsi meningkatkan ketelitian pengamatan kita dalam menarik kesimpulan
dengan jalan menghindarkan hubungan semu yang bersifat kebetulan. Penarikan kesimpulan
secara statistika memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomi, di mana
tanpa statistika hal ini tak mungkin dapat dilakukan.
Karaktertistik yang dipunyai statistika ini sering kurang dikenali kurang dikenali dengan
baik yang menyebabkan orang sering melupakan pentingnya statistika dalam penelaahan
keilmuan. Logika lebih banyak dihubungkan dengan matematika dan jarang sekali dihubungkan
dengan statistika, padahal hanya logika deduktif yang berkaitan dengan matematika sedangkan
logika induktif justru berkaitan dengan statistia. Hal ini menimbulkan kesan seakan-akan fungsi
matematika lebih tinggi dibandingkan dengan statistika dalam penelaahan keilmuan.
Secara hakiki statistika mempunyai kedudukan yang sama dalam penarikan kesimpulan
induktif seperti matematika dalam penarikan kesimpulan secara deduktif. Dengan demikian
penarikan kesimpulan deduktif dan induktif keduanya mempunyai kedudukan yang sama
pentingnya dalam penelaahan keilmuan.
Statistika harus mendapatkan tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan
berpikir deduktif dan induktif yang merupakan cirri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan
baik. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara
ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika membatu kita untuk
melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik sutu kejadian secara lebih pasti dan
bukan terjadi secara kebetulan.
Sumber : Suriasumantri Jujun S, “Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer”, Jakarta: 2009
Download