Ringkasan Materi Filsafat

advertisement
RINGKASAN MATERI
NAMA : RANI ROSANA
NIM
: 2012 – 31 – 157
FILSAFAT ILMu
SEBUAH PENGANTAR POPULER
PENGARANG : JUJUN B. SURIASUMANTRI
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
Matematika
Matematika sebagai bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang
ingin kita sampaikan. Lambang – lambang matematika bersifat “artifisial” yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika
hanya merupakan kumpulan rumus – rumus yang mati.
Sikap kuantitatif dari Matematika
matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa verbal.matematika
mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran
secara kuantitatif. Sedangkan bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang
bersifat kualitatif.
Dengan mengetahui hal ini maka pernyataan ilmiah yang berupa pernyataan kualitatif seperti
“ sebtang logam kalau dipanaskan akan memanjang “ dapat diganti dengan pernyataan
matematika yang lebih eksak umpanya :
P₁= P◦(1 + ʼnt )
Dimana :
p₁ = panjang logam temperatur ₁
p◦= panjang logam pada temperatur ◦
ʼn = koefisien pemuai logam
Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu. Ilmu
memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah
secara lebih tepat dan cermat. Dan matematika merupakan ilmu yang dapat mengalami
perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif.
Matemtika: Sarana Berpikir Deduktif
Seperti diketahui berpikir deduktif adalah proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan
kepada premis – premis yang kebenarannya telah ditentukan. Pengetahuan ini bisa didapatkan
secara deduktif dengan mempergunakan matematika.
Contoh :
Untuk menghitung jumlah sudut dalam segitiga tersebut kita mendasarkan pada premis ,
pertama : bahwa kalu terdapat dua garis sejajar maka sudut – sudut yang dibentuk kedua garis
sejajar tersebut dengan garis ketiga adalah SAMA.
kedua : bahwa jumlah sudut yang dibentuk oleh sebuah garis lurus adalah 180 derajat.
kedua premis itu kemudian kita terapkan dalam berpikir deduktif untuk menghitung jumlah
sudut – sudut dalam sebuah segitiga.
Perkembangan Matematika
Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dapat dibagi dalam 3 tahap yakni tahap
sistematika , komparatif dan kuantitatif.
Pada tahap sistematika maka ilmu mualai menggolong – golongkan obyek empiris ke dalam
kategori – kategori tertentu. Untuk menemukan ciri – ciri yang besifat umum dari anggota –
anggota yang menjadi kelompok tertentu.
pada tahap komparatif kita mulai melakukan perbandingan antara obyek yang satu dengan
obyek yang lain
pada tahap kuantitatif adalah tahap dimana kita mencari hubungan sebab – akibat tidak lagi
berdasarkan pengukuran yang eksak dari obyek yang sedang selidiki.
Menurut Wittgenstein, Matematika tak lain adalah metode berpikir logis. Dalam perspektif
inilah maka logika berkembang menjadi Matematika, seperti disimpukan oleh Bertrand
Russell, “ matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecil
matematika”.
Betrand Russell dan whitehead dalam karyanya yang monumental yang berjudul Principia
Mathematika mencoba membuktikan bahwa dalil – dalil matematika pada dasarnya adalah
pernyataan logika.
Pierre de Fermat (1601-1665) mewariskan teorema yang terakhir yang merupakan teka – teki
(enigma) yang menantang pemikir – pemikir matematika paling ulung dan tak kunjung
terpecahkan. Dia menyatakan bahwa xⁿ + ⁿ = zⁿ dengan x, y, z dan n adalah bilangan bulat
positif yang tidak mempunyai jawaban bila n=2
Beberapa Aliran dalam Filsafat Matematika
 Dua pendapat tentang matematika yakni dari immanuel kant (1724 – 1804) yang
berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan yang bersifat sintetik apriori
dimana eksistensi matematika tergantung dari pancaindra serta pandapat dari aliran
yang disebut logistik.
 Matematika merupakan cara beroikir logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan
tanpa mempelajari dunia empiris.
 Filsafat Kant tentang matematika ini mendapat momentum baru dalam aliran yang
disebut intuisionis dengan eksponen utamanya adalah seorang ahli matematika
berkebangsaan Belanda bernama Jan Brouwer ( 1881 – 1966 ).
 Tesis utama kaum Logistik adalah bahwa matematika murni merupakan cabang dari
logika. Tesis ini mula – mula dikembangkan oleh Gottlob Frege (1848 – 1925 ).
Matematika dan Peradaban
 Matematika hampir sama tuanya dengan peradaban manusia itu sendiri. Sekitar 3500
tahun S.M. bangsa mesir kuno telah mempunyai simbol yang melambangkan angka –
angka.
 Matematika tidak dapat dilepaskan dari perkembangan peradaban manusia. Penduduk
kota yang pertama adalah “ makhluk yang berbicara”
StatiStika
 Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika
 Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang di telaah dalam
suatu populasi tertentu.
Statistika dan Cara Berpikir Induktif
 Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode ilmiah yang
membedakan ilmu dari pengetahuan - pengetahuan lainnya.
 Pengujian mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus – kasus yang bersifat individual.
 Penarikan kesimpulan induktif pada hakikatnya berbeda dengan penarikan
kesimpulan secra deduktif.
 Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah
permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harfus kita amati sampai kepada suatu
kesimpulan yang bersifat umum.
 Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan
yang ditarik, dan Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita mengetahui
apakah suatu hubungan kausalita antar dua faktor atau lebih besifat kebetulan atau
memang benar - benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris.
Karakteristik Berpikir Induktif
 Kesimpulan yang didapat dalam berpikir deduktif merupakan suatu hal yang pasti
,dimana jika kita mempercayai premis – premis yang dipakai sebagai landasan
penalarannya.
 Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik
kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang tersebut.
 Teori peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika sendiri
merupakan disiplin tersendiri.
 Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematikaagar keseimbangan
berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat
dilakukan dengan baik
 Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan
secara ilmiah.
Download