Fungsi dan Evaluasi Teori Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Teori
Ilmu Komunikasi
Teori & Landasan dalam Ilmu
Komunikasi
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Penyiaran
Modul
02
Kode MK
Disusun Oleh
Dr Rulli Nasrullah, M.Si
Abstract
Kompetensi
Komunikasi
ditempatkan
tidak
sekadar menjadi medium interaksi
yang
diperlukan
antarindividu
melainkan juga bisa dikaji dalam
sebuah kerangka teori
Mahasiswa
mengetahui
kerangka
teoritis tentang komunikasi sebagai
sebuah ilmu dan menelusuri akar
munculnya
teori-teori
komunikasi
komunikasi
Definisi Teori Komunikasi
Perkembangan kehidupan manusia yang semakin maju membawa implikasi yang
tidak sedikit dalam tatanan komunikasi manusia (human communication). Perubahan ini
dikarenakan adanya pergeseran-pergeseran paradigma lama , pergeseran unsur-unsur
komunikasi maupun aspek-aspeknya. Begitu juga halnya jika kita berbicara tentang teori
komunikasi.
Selama ini-bisa dikatakan- teori komunikasi hanya dihasilkan oleh mereka yang
memiliki disiplin ilmu ataupun pakar dibidang ilmu komunikasi saja. Namun seiring dengan
perkembangan, belakangan banyak bermunculan para pakar dari berbagai disiplin ilmu,
salah satunya dibidang science atau ilmu pasti, yang juga mencoba memaparkan tentang
teori komunikasi. Tentu dengan perspektif dan pola pemikiran sesuai dengan disiplin ilmu
yang mereka kuasai.
Sebut saja misalnya salah satu teori yang muncul dari pakar di bidang science
tersebut adalah The Mathematical Theory of Communication. Teori yang lebih dikenal
dengan model Shannon dan Weaver ini muncul dari sebuah gagasan Claude E Shannon di
tahun 1948 yang menerapkan teori matematika dalam komunikasi permesinan (engineering
communication). Setahun kemudian teori ini diadaptasi oleh Warren yang menerapkan teori
tersebut kepada proses komunikasi antarmanusia (human communication).
Ilustrasi di atas menggambarkan betapa komunikasi tidak hanya menjadi perhatian
utama ilmuwan sosial an sich, melainkan sudah menjadi lapangan ataupun subjek yang
diminati oleh berbagai pakar. Tentu dengan latar belakang pendidikan yang berbeda
menyebabkan perbedaan pula dalam memandang dan mendefinisikan komunikasi.
“Communication professors often ask their students to explain certain aspects of
communication, to state clearly what happening when people interact and why. Of
course, different people see different things, and various perspectives yield varying
explanations. That why there are so many theories of communication. ” (Stephen W.
Little John, 1995:2)
Setidaknya hingga saat ini ada 126 definisi tentang komunikasi yang telah
dipopulerkan oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Teori-teori tersebut pada dasarnya
mencoba untuk mendefinisikan komunikasi beserta berbagai persoalan yang ada di
dalamnya.
Definisi Teori Komunikasi
‘14
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebelum menjelaskan tentang apa itu teori komunikasi, kiranya perlu dijelaskan
terlebih dahulu pengertian teori. Baik dalam kajian pemikiran pakar ilmu sosial maupun
pakar disiplin ilmu komunikasi secara khusus.
Menurut S Djuarsa Sendjaya (2001:10) secara umum istilah teori dalam ilmu sosial
mengandung beberapa pengertian sebagaimana berikut ini;
-
Teori adalah abstraksi dari realitas.
-
Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual
mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
-
Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proporsi-proporsi, dan aksioma-aksioma dasar yang
saling berkaitan.
-
Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti
secara empiris.
Dari definisi tersebut setidaknya teori bisa disimpulkan sebagai sebuah pernyataan
tentang pengalaman yang dapat diuji secara ilmiah dan dapat dipahami oleh individu
lainnya. Dengan demikian teori komunikasi bisa didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat menyatakan/menggambarkan tentang segala macam pendekatan terhadap proses
komunikasi. Teori komunikasi
membantu kita untuk lebih kompeten dan adaptif, lebih
mampu dalam memahami segala proses komunikasi yang terkadang berada dalam keadaan
yang sangat kompleks/rumit.
Salah seorang pakar dalam ilmu komunikasi Wilbur Schramm
dalam bukunya
“Introduction to Mass Communication Research” (1972:10) memberikan pengertian teori
sebagai: “A set of related statements, at a high level of abstraction, from which propositions
can be generated that are testable by scientific measurements and on the basis of which
predictions can be made about behaviour.” Schramm mendefinisikan teori sebagai
seperangkat pernyataan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Pernyataan
tersebut dalam level tertentu dihasilkan dari sebuah proposisi yang tertentu dan dengannya
dapat dilakukan pengujian secara ilmiah. Juga, mampu memprediksikan tentang prilakuprilaku.
Sedangkan Little John (1995: 2-3) memandang teori sebagai segala hal yang
dilakukan (oleh manusia) untuk menjelaskan maupun pernyataan mengenai pengalaman.
Menghadirkan sebuah gagasan yang dapat dipahami oleh orang lain bagaimana suatu
peristiwa itu terjadi.
‘14
3
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterbatasan dan unsur-unsur sebuah Teori
Komunikasi
Ada dua ciri khas dalam melihat sebuah teori. Pertama, semua teori hanyalah
abstraksi tentang suatu hal. Berbagai macam teori komunikasi yang ada sampai saat ini
belum ada satupun yang membahas secara tuntas tentang komunikasi. Ia hanyalah
menjelaskan fenomena-fenomena atau gejala-gejala tertentu dan terkadang mengabaikan
fenomena atau gejala lainnya. Melihat satu variabel dengan mengabaikan variabel yang lain.
Di sinilah letak keterbatasan sebuah teori,
bahwa ada ‘sesuatu’ yang masih belum
terjangkau.
Kedua, teori dipandang sebagai sebuah konstruksi ciptaan manusia. Dengan
demikian teori bersifat relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si teori, sifat dan
aspek hal yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan
lingkungan sekitarnya. Little John mengutip pernyataan Abraham Kaplan (The Conduct of
Inquary, 1964 : 309) menyatakan bahwa:
“The formation of a theory is not just the discovery of a hidden facts; the theory is a
way of looking at the facts, of organizing and representing them…A theory must
somehow fit God’s world, but in an important sense in it creates a world of its own.”
Selain hal di atas, Little John menambahkan bahwa dalam setiap teori komunikasi
ada dua unsur (basic elements) di dalamnya, yaitu konsep dan penjelasan.
Berkaitan dengan pengertian konsep, Kerlinger (1986: 28) mengartikan konsep
sebagai abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Pada akhirnya
memang sebuah teori akan memunculkan suatu konsep yang bisa dipahami dari fenomenafenomena khusus yang terjadi di sekitar manusia.
Suatu konsep boleh saja berbeda baik itu dalam simbol maupun label, tetapi makna
yang terkandung di dalamnya haruslah memiliki pengertian yang sama.
Sebagai misal
ketika membicarakan (konsep) sepatu. Antara Indonesia dengan Malaysia bisa dikatakan
memiliki konsep yang sama tentang sepatu, yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alas kaki
yang bentuknya menutup kaki, akan tetapi pelabelan terhadap konsep itu dimasing-masing
tempat kadang berbeda. Sepatu dikenal di Indonesia sedangkan di Malaysia tidak, karena
yang mereka kenal adalah kasut.
Terkadang teori hanya sampai pada tataran konsep semata, tanpa menerangkan
maksud yang terkandung daru munculnya konsep-konsep tersebut maupun hubungan yang
‘14
4
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mungkin terjadi di antaranya. Inilah yang sering disebut dengan taxonomics (taksonomi).
Beberapa pakar ada pula yang menyatakan bahwa keberadaan taksonomi itu sendiri
tidaklah bisa disamakan dengan sebuah teori. Salah satu alasannya adalah sebuah teori
muncul untuk memberikan kejelasan tentang suatu konsep mauun definisi. Oleh karena itu
apabila muncul teori yang tidak bisa dipahami/dimengerti oleh khalayak umum, maka tidak
bisa dikatakan bahwa beberapa teori yang masuk ke dalam katagori taksonomi disebut
sebagai sebuah teori. Pengenalan terhadap suatu teks komunikasi terkadang merangkum
dasar-dasar taksonomi
yang memuat ‘bagian-bagian’ dari proses komunikasi, seperti
sumber, pesan, penerima, maupun timbal balik (feedback).
Namun, teori yang baik adalah yang tidak hanya menghasilak teori saja. Oleh karena
itu unsur selanjutnya yang diperlukan untuk melengkapi unsur konsep dari teori komunikasi
adalah penjelasan.
Penjelasan menjangkau lebih dari sekadar pemberian nama dan mendefinisikan
suatu variabel semata. Penjelasan mengindentifikasikan dan menerangkan tentang suatu
variabel dengan melihat apa yang terjadi di dalam variabel itu sendiri maupun kaitannya
dengan variabel yang lain. Secara ringkas Little John menyatakan bahwa “…explanation
answer the question, Why? Explanations relies primarily on the principle of necessity.”
Principle of necessity atau prinsip keperluan dalam sebuah teori diperlukan untuk
menerangkan
variabel-variabel
yang
besar
kemungkinannya
dibutuhkan
untuk
menghasilkan sesuatu. Prinsip ini terbagi atas tiga bagian yaitu causal necessity maupun
practical necessity. Dalam causal necessity prinsip keperluan didasarkan atas hubungan
sebab akibat. Sementara dalam practical necessity menunjuk pada hubungan “tindakankonsekuensi”.
Untuk menjelaskan lebih jauh tentang perbedaan antara dua keperluan ini Little John
membuat perumpaam tentang kegagalan dalam sebuah tes. Apabila mahasiswa X (sebut
saja demikian) menyatakan bahwa dirinya memang tidak mahir dalam studi ini karena
kurangnya penjelasan yang diberikan oleh tenaga pengajar, maka apa yang dilakukan
mahasiswa X adalah causal necessity. Sementara apabila ia menyatakan bahwa dirinya
harus belajar lebih giat lagi sehingga dalam tes berikutnya akan memperoleh nilai yang lebih
baik, inilah yang dimaksud dengan practical necessity.
‘14
5
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi dan Evaluasi Teori Komunikasi
Ada sembilan fungsi yang terdapat dalam teori komunikasi, yaitu mengorganisasikan
dan menyimpulkan, memfokuskan, menjelaskan, mengamati, membuat prediksi, heuristik,
komunikasi, kontrol/mengawasi, dan ‘generatif’.
Fungsi pertama, mengorganisasikan dan menyimpulkan, berarti bahwa dalam
mengamati realitas tidaklah bisa dilakukan bagian-perbagian saja atau sepotong demim
spotong. Perlu adanya mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam
kehidupan nyata. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan.
Pengetahuan tentang pola maupun hubungan tersebut kemudian diorganisasikan dan
disimpulkan. Hasilnya , dalam hal ini teori komunikasi, akan dapat dipakai sebagai rujukan
atau dasar agi upaya-upaya studi yang akan dilakukan selanjutnya.
Dalam fungsi menjelaskan, hal-hal atau aspek-aspek dari suatu objek yang diamati
harus jelas fokusnya. Teori pada dasarnya hanya menjelaskan sesuatu dan biasanya
bersifat khusus dan detail, bukan tentang hal umum/banyak hal.
Pengamatan menunjukkan tidak hanya menjelaskan apa yang sebaiknya diamati
tetapi juga memeberikan petunjuk bagaimana cara mengamati. Berkaitan dengan teori
komunikasi, maka sebuah teori yang baik adalah teori yang juga menjelaskan konsepkonsep operasional. Ini dikatakan penting karena bisa dijadikan sebagai acuan dalam
mengamati kerincian sesuatu yang berkaitan dengan elaborasi teori.
Fungsi selanjutnya dari teori adalah membuat prediksi. Fungsi ini memposisikan teori
sebagai landasan/perkiraan tentang apa yang akan terjadi. Meski sebuah peristiwa terjadi
pada kurun waktu tertentu di masa lampau, namun berdasarkan data-data dan hasil
pengamatan dapatlah dibuat simpulan atau perkiraan tentang adanya kemungkinan akan
sebuah pengulangan fenomena apabila hal yang digambarkan sebuah teori uga tercermin
dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi ini terlihat sekali dan penting sekali terutama di
bidang kajian komunikasi terapan,seperti media massa dan public relations.
Fungsi selanjutnya adalah heuristik. Aksioma umum menyatakan bahwa teori yang
baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian lanjutan. Ini dapat terjadi apabila
konsep-konsep dan penjelasan yang terkandung dalam sebuah teori cukup jelas dan
operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian selanjutnya.
‘14
6
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam fungsi komunikasi, teori bersifat terbuka. Ia tidak didominasi oleh seorang
yang menciptakan teori itu saja, melainkan teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan
terbuka terhadap perbaikan maupun kritkan. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya
yang dilakukan dalam menyempurnakan teori akan dapat dilakukan.
Kontrol sebagai fungsi selanjutnya menegaskan bahwa sebuah teori merupakan
asumsi-asumsi yang dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai yang
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan fungsi teori yang terakhir adalah ‘generatif’. Teori
dianggap-kebanyakan terlihat terutama di kalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan
interpretatif dan teori kritis- sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta sarana
untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
Selanjutnya proses pengembangan atau pembentukan teori pada umumnya
mengikuti model eksperimental yang biasanya dipergunakan dalam ilmu pengetahuan.
Menurut pendekatan ini, biasa disebut dengan metode hipotesis-deduktif, proses
pengembangan teori melibatkan empat tahap, yakni mengembangkan pertanyaan,
membentuk hipotesis, menguji hipotesis, memformulasikan hipotesis.
Sudah menjadi aksioma yang telah diketahui, baik oleh pakar teori komunikasi
maupun pakar teori di bidang-bidang lainnya, bahwa tidak ada teori yang sempurna. Karena
kedinamisan hidup manusia dan kebaharuan fenomena/gejala yang muncul dapat
mempengaruhi sebuah teori. Little John setidaknya memuat lima tolak ukur untuk menguji
sebuah teori komunikasi, yaitu:
1. Cakupan Teoritis (Theorithical Scope), tolak ukur ini menegaskan apakah sebuah teori
yang dibangun telah memiliki prinsip keberlakuan umum.
2. Kepantasan (Appropriateness), digunakan untuk mengetahui apakah isi teori sesuai
dengan pertanyaan/permasalahan teoritis yang diteliti.
3. Heuristic Value, suatu teori yang dibentuk apakah memungkinkan dan memiliki potensi
untu menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan.
4. Validitas, mengukur konsistensi internal dan eksternal
5. Kesederhanaan Logika (Parsimony), mengukur teori apakah teori tersebut dapat
dijelaskan dengan logika yang sederhana.
6. Keterbukaan (Openness) bahwa sebuah teori yang baik terbuka atas semua
kemungkinan.
‘14
7
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Blake, Reed H. dan Edwin O Haroldsen. (2005). Takonomi Konsep Komunikasi,
Surabaya : Papyrus
2. Cangara, Hafied. (1998). Lintasan Sejarah Ilmu Komunikasi. Jakarta: Usaha
Nasional
3. --------------------. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
4. Dahlan, Sumardi. (2004). Diktat Kuliah Sejarah dan Filsafat Komunikasi. Universitas
Prof. DR Moestopo (Beragama) Jakarta
5. Everette, Rogers. M. (1994). a History of Communication Study. New York : The
Press, Maxwell Macmillan Canada
6. Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT
Citra Aditya Bakti
7. Little John, Stephen W. (1996).
Theories of Human Communication. California:
Wadsworth Publishing Company
8. Rogers, Everett M. (1986). Communication Technology. New York: The Free Press
9. Sendjaya, S Djuarsa. (2001). Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
10. Wright, C.R. (1959). Mass Communication: A Sociological Perspective. New York:
Random House
‘14
8
Pengantar Ilmu Komunikasi
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download