Winter Abstract

advertisement
Gender Role and Gender Differences
Fangnania T Rumthe
69080081
Chapter Outline
1. Lima teori dasar
2. Definisi Sex dan Gender
3. Standart Peran Gender dan Stereotipe
4. Perbedaan Gender dalam perkembangan
5. Faktor Biologis dalam perbedaan Gender
6. Faktor Kognitif dalam Tipe Gender
7. Pengaruh Keluarga dalam Tipe Gender
8. Pengaruh Extrafamilial pada peran Gender
9. Orientasi Seksual dan Identitas
10. Androgyny
1. Lima teori dasar
1. Teori Psiokanalitik : Menurut Freud, melalui
proses identifikasi, anak memperoleh sikap dan
perilaku feminin dari ibunya atau maskulin dari
ayahnya. Anak mulai ingin tahu tentang diri
mereka sendiri pada usia 5 atau 6 th mereka
mulai mengetahui perbedaan anatomi seksual
antara wanita dan pria.
2. Teori Kognitif belajar sosial, mengatakan bahwa
anak memperoleh identifikasi gender melalui
tuntunan langsung dari ortu dan dorongan serta
meniru ortu dan orang lain.
1. Lima teori dasar
3. Teori Skema-Gender :pendekatan proses informasi
mengatakan bahwa anak pada usia 2,5 mulai
mengembangkan teori naif mereka tentang perbedaan
gender dan perilaku gender yang tepat.
4. Teori perkembangan Kognitif : Kohlberg menegaskan
bahwa anak mengkategorikan diri mereka sebagai
wanita atau pria berdasarkan tanda-tanda fisik dan
perilaku kemudian baru mereka berlaku sesuai
pemahaman mereka.
5. Teori Evolusi : menekankan prinsip pada seleksi alam dan
adaptasi
2. Definisi - Definisi
•
•
•
•
•
•
•
Berkumis, Berjenggot
Mengandung
Menghamili
Mencuci pakaian
Menyusui anak
Memberi anak minum susu
Pilot pesawat tempur
• Gender, Sex, Gender Typing, Gender-based beliefs, Gender Stereotype,
Gender role, Gender Identity, Gender preferences, Sexual Preferences
2. Definisi - Definisi
• Gender : Merujuk kepada perbedaan kognitif dan sosial antara wanita
dan pria
• Sex : Merujuk kepada perbedaan biologis dan fisiologis
• Gender Typing : proses di mana anak memperoleh nilai, motif dan
perilaku dipandang tepat bagi anak laki-laki atau anak perempuan
• Gender-based beliefs : ide dan harapan tentang perilaku yang tepat bagi
wanita dan pria
• Gender stereotype : keyakinan yang di pegang dalam budaya ttg
bagaimana perempuan dan laki-laki bersikap yaitu perilaku yang di
terima dan tepat
• Gender roles : perilaku yang muncul pada perempuan dan laki-laki
dalam budaya, refleksi dari Gender Stereotype
• Gender Identity : cara pandang seseorang sebagai maskulin atau feminin
• Gender-role preferences : keinginan untuk memiliki karakteristik tipe
gender tertentu
• Sexual preferences : Pilihan untuk partner seksual yang sama atau
berbeda
3. Standart Peran Gender dan Stereotipe
• Budaya cukup konsisten dengan standart perilaku peran
Gender misalnya :
– Laki-laki lebih kepada mengontrol dan memanipulasi sekitarnya.
Lebih independen, tegas, dominan dan bersaing
– Peran Perempuan lebih kepada pasif, penyayang, sensitif, dan
supportive
• Ada beberapa budaya yang berbeda-beda menerapkan
standart
• Stereotipe dalam dunia kerja : Mekanik dan Dokter  lakilaki, Pustakawan dan perawat  perempuan
• Anak pada usia 3 dan 6 th pd awalnya kaku dalam Gender
stereotype.
• Dalam Bidang pendidikan : ibu yang berpendidikan vs Ibu RT,
menganggap bahwa perempuan dapat saja berpendidikan
tinggi dan laki-laki dapat saja mengerjakan tugas-tugas
rumah.
4. Perbedaan Gender dalam perkembangan
Perempuan
Laki-laki
Perkembangan Fisik,
Motor dan Sensorik
Waktu Lahir fisik dan
neurologis lebih advance
Lebih cepat jalan, cepat
puber
Female not a weaker sex
Waktu lahir sedikit sensitif
pada rasa sakit
Perkembangan otot, paruparu dan jantung lebih besar
Rawan Malnutrisi
Perkembangan Kognitif
Kemampuan verbal,
membaca dan kreatifitas
verbal
Usia 10 th kemampuan
visual-spasial, mis : baca
peta. Usia 12 kemampuan
geometri
Perkembangan Sosial
Emosi
Bentuk tidak langsung dari
Agressor : tidak mengajak
anak yg tidak disukai.
Lebih penurut.
Agressor
(Biasanya dikatakan) Sulit
diatur
Perkembangan
Atypical
Kerusakan genetik, Ketidak
mampuan fisik, gangguan
mental, masalah emosi dan
sekolah
4. Perbedaan Gender dalam perkembangan
• Pola Perkembangan Gender Typing
– Anak mengembangkan pola perilaku tipe Gender pada
usia dini. Anak laki-laki dan perempuan berbeda dalam
pemilihan bermain dengan mobil dan boneka
– Preferens anak laki-laki pada mainan yang stereotipe
bertahan pada usia 5 -13 th sementara anak
perempuan semakin berkurang
– Ortu tidak akan menerima kalau anak laki-laki bersifat
cengeng sedangkan lebih menerima kalau anak
perempuan bersifat tomboy
– Akan tetapi jika hal ini berlanjut pada pendidikan anak
maka dapat berakibat fatal
4. Perbedaan Gender dalam perkembangan
• Stabilitas Gender Typing
– Stabilitas karakteristik Gender Typing berhubungan
dengan penerimaan Budaya
– Peran Gender mungkin berubah sebagai orang dewasa
ketika mendapat tuntutan pada situasi dan lingkungan
yang baru
– Expressive Characteristic, tipikal untuk perempuan :
mengasuh, perasaan, empati dan child oriented
– Instrumental Characteristic, tipikal untuk laki-laki :
berorientasi kepada tugas dan pekerjaan.
4. Perbedaan Gender dalam perkembangan
• Perbedaan Gender dalam Kemampuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki lebih terampil dalam
3 dimensi
Berhubung karena
kemampuan visual spasialnya
Anak Laki lebih unggul di
geometri
Peluang terkena Autisme 4 x
Kalau Aljabar sama dengan
anak laki-laki
Anak perempuan lebih
mampu berhitung
Berbicara dan menulis lebih
cepat
Faktor Biologis dalam perbedaan Gender
• Hormon dan Perilaku Sosial
Laki-laki
Perempuan
A 23rd pair with an X chromosome
and a Y chromosome produces a
male
A 23rd pair with two X-shaped
chromosomes produces a female
Androgens : mempengaruhi
perkembangan genital dan
secondary sex characteristics
Estrogens : mempengaruhi
perkembangan karakteristik fisik,
mengatur siklus haid
testosterone
progesterone
Sedikit Estrogens dan progesterone Sedikit testosterone
• Anak perempuan yang lahir dengan androgen
tinggi menunjukkan perilaku maskulin walaupun
di besarkan sebagai anak perempuan
Faktor Biologis dalam perbedaan Gender
• Hormon dan Ketrampilan Kognitif
• Pada periode kritis perkembangan Prenatal,
hormon seks menentukan pengaturan otak janin
kemudian membawa pada perbedaan gender lakilaki dan perempuan khususnya ketrampilan verbal
dan spasial (yg sudah di sebutkan di atas)
• Akan tetapi faktor lingkungan dapat saja
mengubah pola pengaruh biologis ini.
Faktor Biologis dalam perbedaan Gender
• Lateralisasi Otak dan Perbedaan Gender
• Kontribusi pada perbedaan kemampuan kognitif
adalah fungsi otak ketika mengorganisasi kedua
cerebral hemispheres
• Right hemisphere  memproses informasi spasial
• Left hemisphere  memproses informasi verbal
• Ada bukti yang menyatakan bahwa otak pria lebih
laterisasi di banding wanita, atau hemisphere mereka
lebih specialized.
• Percobaan dengan Rhymed word : Wanita  both
hemisphere aktif; pria  hanya left hemisphere yg
aktif
Faktor Kognitif dalam Gender Typing
• Cognitive Developmental Theory of Gender Typing
by Lawrence Kohlberg : Anak pada usia dini menggunakan
tanda-tanda fisik dan perilaku untuk membedakan peran gender dan
untuk mentipekan gender mereka.
• First : pada usia 2 – 3 th, mereka mendapat
identitas gender dasar, apakah mereka laki-laki atau
perempuan
• Second : pada usia 4 atau 5 th, mereka memperoleh
konsep Stabilitas gender yaitu perempuan tetap
menjadi perempuan dan laki-laki tetap menjadi lakilaki
• Third : pada usia 6 atau 7 th, adalah Gender
constancy kesadaran bahwa perubahan kecil dalam
penampilan atau aktifitas tidak mengubah gender
Faktor Kognitif dalam Gender Typing
• Gender-Schema Theory : Pendekatan proses
Informasi
•
Schema:
– Struktur kognitif, jaringan asosiasi yang membawa pada persepsi individu
• Dugaan bahwa anak-anak mengembangkan sebuah
skema atau teori naif yang membantu mereka
mengatur dan menyusun pengalaman sehubungan
dengan perbedaan gender dan peran gender.
• Skema terbentuk melalui persepsi mereka sendiri
berdasar pada informasi dari ortu, teman dan
stereotipe budaya
Pengaruh Keluarga pada Gender Typing
• Ortu memiliki pengaruh signifikan pada
perilaku peran gender anak dan Gender
Typing karena mereka bertindak sebagai
partner interaksi, instruktur langsung dan
penyedia kesempatan bagi anak untuk
belajar perilaku dan sikap sex-role.
• Contoh : Warna Biru untuk anak laki dan
Pink untuk anak perempuan
Pengaruh Keluarga pada Gender Typing
• Bahkan sejak masa bayi, ortu membedakan anak
laki-laki dan perempuan
• Bagi para ayah Bayi perempuan di anggap smaller,
cutter, softer di banding bayi laki-laki
• Intinya dengan anak laki para ayah sanggup
bermain kasar-kasaran di banding anak
perempuan
• Para ibu tidak membedakan pengasuhan pada
bayi laki-laki atau perempuan
• Selanjutnya ortu akan lebih melindungi anak
perempuan di banding anak laki-laki
Pengaruh Keluarga pada Gender Typing
• Ayah memainkan peranan penting dalam Gender
Typing dengan demikian anak yang tidak memiliki
figur ayah akan terganggu proses Gender typing
• Menurut teori belajar sosial, anak perempuan
belajar mengembangkan hubungan sosial hetero
seksual ketika mereka berhubungan dengan ayah
mereka
• Anak-anak mampu belajar tentang peran gender
sekalipun mereka di besarkan oleh ortu yang gay
atau lesbian
• Anak dengan saudara tua berlainan jenis kelamin
memiliki sedikit konsep peran gender stereotipe.
Pengaruh Extrafamilial pada Peran Gender
• Buku cerita anak dan acara televisi juga
berpengaruh dalam membentuk gender
stereotipe peran laki-laki dan perempuan
• Guru juga memperlakukan anak laki-laki dan
perempuan berbeda, lebih banyak mengkritik
anak laki-laki
• Kebanyakan anak remaja mengembangkan
orientasi heteroseksual dan hanya sedikit yang
menganggap diri mereka gay, lesbian atau bisex
• Pria Gay memiliki hubungan berjarak dengan
ayahnya dan wanita lesbian memiliki ikatan yang
buruk dengan ibunya
Androgyny
• Muncul dengan latar belakang bahwa ide maskulin dan
feminin secara sosial dan psikologis merusak
• Androgynous  memiliki karakteristik psikologis maskulin dan
feminin
• Dengan demikian anak juga dapat menjadi Androgynous
ketika tidak banyak memiliki permainan, atau kegiatan
yang sesuai stereotipe
• Dikatakan anak-anak tsb lebih kreatif dan memiliki selfesteem yang tinggi
• Anak-anak yang multischematic : memiliki banyak skema
budaya untuk merespon lingkungan dan kriteria yang di perlukan
ketika memutuskan menggunakan skema pada situasi tertentu
Download