hubungan perusahaan dengan stakeholder, lintas

advertisement
BENTUK STAKEHOLDER
Stakeholders dapat diartikan sebagai segenap pihak yang
terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang
diangkat. Misalnya bilamana isu periklanan, maka
stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait
dalam isu periklanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir,
pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan
,pengelah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak
swasta dibidang periklanan, dan sebagainya. Stakeholder
dalam hal ini juga dinamakan pemangkun kepentingan.
Lembaga-lembaga telah menggunakan istilah stakeholder
ini secara luas kedalam proses pengambilan dan
implementasi keputusan. Secara sederhana stakeholder
sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau
pihak-pihak yang terkait dengan suatu isi atau rencana.
Stakeholder menurut definisinya adalah
kelompok atau individu yang
dukunganya diperlukan demi
kesejahteraan dan kelangsungan hidup
organisasi. stakeholder dapat
diketegorikan kedalam beberapa
kelompok yaitu stakeholder primer,
sekunder dan stakeholder kunci.
Macam-Macam Stakeholder.
Stakeholder primer adalah ‘pihak dimana tanpa
partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak
dapat bertahan.’ Contohnya Pemilik modal atau
saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen,
penyalur dan pesaing atau rekanan. Menurut
Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat
didefinisikan sebagai suatu system stakeholder primer
yang merupakan rangkaian kompleks hubungan
antara kelompok-kelompok kepentingan yang
mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung
jawab yang berbeda. Perusahaan ini juga harus
menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan
kelompok ini.
Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan,
tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan
perusahaan dan tidak begitu penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya
Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok
sosial, media massa, kelompok pendukung,
masyarakat. Perusahaan tidak bergantung pada
kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi
mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan
dengan mengganggu kelancaran bisnis
perusahaan. Pemerintah setempat, pemerintah
asing, kelompok sosial, media massa, kelompok
pendukung, masyarakat.
Stakeholder Kunci merupakan stakeholder yang
memiliki kewenangan secara legal dalam hal
pengambilan keputusan. Stakeholder kunci
yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai
levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder
kunci untuk suatu keputusan untuk suatu
proyek level daerah kabupaten.
Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
Pemerintah Kabupaten
DPR Kabupaten
Dinas yang membawahi langsung proyek yang
bersangkutan.
Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang
hanya berdasarkan persepsi terhadap
kelompok di mana orang tersebut dapat
dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan
pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif
oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal
yang kompleks dan membantu dalam
pengambilan keputusan secara cepat.
Namun, stereotipe dapat berupa prasangka
positif dan juga negatif, dan kadang-kadang
dijadikan alasan untuk melakukan tindakan
diskriminatif. Sebagian orang menganggap
segala bentuk stereotipe negatif.
Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki
sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya
dikarang-karang. Berbagai disiplin ilmu memiliki pendapat
yang berbeda mengenai asal mula stereotipe: psikolog
menekankan pada pengalaman dengan suatu
kelompok, pola komunikasi tentang kelompok tersebut,
dan konflik antarkelompok. Sosiolog menekankan pada
hubungan di antara kelompok dan posisi kelompokkelompok dalam tatanan sosial. Para humanis berorientasi
psikoanalisis (mis. Sander Gilman) menekankan bahwa
stereotipe secara definisi tidak pernah akurat, namun
merupakan penonjolan ketakutan seseorang kepada
orang lainnya, tanpa mempedulikan kenyataan yang
sebenarnya. Walaupun jarang sekali stereotipe itu
sepenuhnya akurat, namun beberapa penelitian statistik
menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus stereotipe
sesuai dengan fakta terukur.
Prasangka (pejudice) berarti membuat keputusan
sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai
objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada
penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki
informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar
penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga
diterapkan pada bidang lain selain ras.
Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak
masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan
rasional.
Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada
suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang
tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial
sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun
kelompok.
DAMPAK TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila
dilaksanakan dengan benar, akan memberikan
dampak positif bagi perusahaan, lingkungan,
termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam
dan seluruh pemangku kepentingan dalam
masyarakat. Perusahaan yang mampu sebagai
penyerap tenaga kerja, mempunyai kemampuan
memberikan peningkatan daya beli masyarakat,
yang secara langsung atau tidak, dapat
mewujudkan pertumbuhan lingkungan dan
seterusnya. Mengingat kegiatan perusahaan itu
sifatnya simultan, maka keberadaan perusahaan
yang taat lingkungan akan lebih bermakna.
Pada dasarnya setiap kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan sumber daya alam, pasti
mengandung nilai positif, baik bagi internal
perusahaan maupun bagi eksternal perusahaan dan
pemangku kepentingan yang lain. Meskipun
demikian nilai positif tersebut dapat mendorong
terjadinya tindakan-tindakan dan perbuatanperbuatan yang akhirnya mempunyai nilai negatif,
karena merugikan lingkungan, masyarakat sekitar
atau masyarakat lain yang lebih luas. Nilai negatif
yang dimaksud adalah seberapa jauh kegiatan
perusahaan yang bersangkutan mempunyai potensi
merugikan lingkungan dan masyarakat. Atau
seberapa luas perusahaan lingkungan terjadi
sebagai akibat langsung dari kegiatan perusahaan.
MEKANISME PENGAWASAN TINGKAH LAKU
Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku Mekanisme dalam
pengawasan terhadap para karyawan sebagai anggota
komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan
kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga
budaya yang dijadikan pedoman korporasi yang bersangkutan.
Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit sosal sebagai
kesimpulan dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan
sebelumnya. Monitoring da evaluasi terhadap tingkah laku
anggota suatu perusahaan atau organisasi pada dasarnya
harus dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan secara
berkesinambugan. Monitoring yang dilakuka sifatnya berjangka
pendek sedangkan evaluasi terhadap tingkah laku anggota
perusahaan berkaitan dengan kebudayaan yang berlaku
dilakukan dalam jangka panjang.
Download