biota laut

advertisement
COLLECTING
BAHAN ALAM LAUT
(MARINE BIOTA)
Rachmaniar Rachmat
Pendahuluan
• Indonesia merupakan pusat
keanekaragaman hayati laut di dunia
(menempati urutan teratas) dan letaknya
di kawasan timur Indonesia yg dikenal
dengan coral triangle area
• Sumber daya laut terdiri dari sumber daya
hayati (tumbuhan dan hewan) dan sumber
daya nirhayati (mineral).
• Sumber daya hayati tdd: tumbuhan dan
hewan.
• Tumbuhan tdd: mikro dan maroalgae,
lamun (seagrass), lamun (mangrove)
• Hewan : vertebrata dan invertebrata
• Sumber daya nirhayati: mineral.
Tumbuhan laut
• Macroalgae (rumput laut) terdapat sekitar
600 spesies yg tersebar di hampir seluruh
perairan laut Indonesia dan terkonsentrasi
di kawasan timur Indonesia.
• Seagrass (lamun)sekitar 13 spesies.
• Mangrove (bakau) sekitar 38 spesies.
• Microalgae
Hewan laut
• Invertebrata: corals 910 spesies, sponges
850 spesies, molusca 2500 spesies,
crustacea 1502 spesies, echinodermata
745 spesies.
• Hewan bertulang belakang: ikan >2000
spesies; Reptiles: 9 spesies
• Mammals: 30 spesies
• Birds: 148 spesies.
Minerals
• Di kedalaman Laut kaya akan sumber
daya mineral yang , terdiri semua jenis
unsur.
• Air laut, juga terlarut didalamnya berbagai
unsur.
Bahan Laut untuk Obat
• Pemanfaatan bahan laut untuk obat
tertinggal sekitar 30 tahun dari bahan alam
dari darat.
• Meskipun bahan laut begitu beragam dan
bervariasi, namun yang dimanfaatkan
untuk obat masih relatif terbatas
dibandingkan dengan bahan alam dari
darat hal ini disebabkan oleh berbagai hal
antara lain:
• Tidak ada informasi tentang obat
tradisionil dari bahan laut sebagaimana
halnya jamu pada bahan darat.
• Pengambilan biota laut tidak semudah
bahan darat.
• Bagi sebagian orang lingkungan laut
kurang bersahabat.
• Penelitian dan pemanfaatan bahan laut
mulai berkembang ditahun1970an saat
ditemukan alat selam scuba diving; seiring
dengan disadarinya pentingnyasenyawa
baru mengingat sejumlah penyakit baru
muncul akibat resistensi dari obat-obat yg
sdh ada.
Bahan laut…..
• Sampai saat ini bahan laut yg mendapat
perhatian penelitian:
- kel.tumbuhan : algae makro dan mikro;
- kel.hewan vertebrata: ikan Hiu
- kel. hewan inverteb: sponges
Cara-cara
pengumpulan bahan laut
• Pengambilan ataupun pengumpulan
bahan laut menggunakan cara dan alat
tertentu tergantung jenis biota lokasi serta
kedalaman laut tempa hidupnya biota
tersebut.
• Kalau berada pada tempat yg dangkal
cukup memakai alat yg sederhana tetapi
kalau pada tempat yg lebih dalam
diperlukan alat yg lebih beragam pula.
collecting biota laut
Perlengkapan collecting biota laut
• Snorkeling
• Scuba diving dan perlengkapannya
• Camera bawah air
• Alat pencatat
• pH meter
• Salinometer etc.
• Pisau utk memotong sampel
• Kantong sampel.
collecting......
• Penggunaan snorkeling ataupun scuba
diving tergantung pada kedalaman tempat
biota yang akan dikoleksi.
• Umumnya biota yang berada pada
perairan dangkal diambil dengan
menggunakan snorkeling saja.
• Sedangkan yg berada pada kedalaman
lebih dari 2 meter diambil dengan
menggunakan scuba diving.
Tahapan kegiatan
• Pengamatan lapangan:
- lokasi,
- letak geografis
- pH
- salinitas
- suhu
- kedalaman
- kondisi lingkungan (biologi dan fisik).
• Pencatatan letak lokasi, kondisi lapangan
diperlukan sebagai informasi keberadaan
suatu spesies dan juga penting apabila
akan dilakukan recollecting.
• Kondisi lingkungan kimia, fisika, dan
biologi mempengaruhi kwantitas
senyawa yg dikandungnya dan seringkali
juga berbeda pada jenis senyawa kimia yg
dikandungnya.
• Setelah pengamatan lingkungan kimia,
fisik, dan biologi; dilakukan pengambilan
foto biota di bawah air dan sesaat setelah
berada di darat hal ini penting karena
warna biota pada saat masih dalam air
laut dan didarat seringkali berbeda;
informasi ini diperlukan terutama
recollecting agar dapat disesuaikan.
• Penyimpanan sementara biota,
ditempatkan dalam wadah yg diberi label
yg dilengkapi dengan identitas:
- lokasi,
- kondisi fisik, kimia,
- tgl pengambilan
- nama collector
Pengumpulan makroalga
• Pengamatan kondisi lingkungan (pH, salinitas,
kedalaman, letak geografis, keberadaan biota
lain dilingkungannya)
• Rumput laut yang berada di atas permukaan
laut dipanen biasa dan dipotong dgn pisau.
• Yang tumbuh di bawah permukaan laut harus
menggunakan snorkeling.
• Penyortiran.
Setelah rl dikumpulkan/dipanen segera
disortir untuk membersihkan dari pasir,
sampah, kotoran dan biota yg berasosiasi.
• Pengeringan.
Setelah bersih dari kotoran dan bendabenda asing yg tdk diinginkan,
• Pengeringan dilakukan dengan
menempatkannya di atas para-para dan
tidak boleh terkena air hujan karena akan
terjadi fermentasi. Biasanya pengeringan
dilakukan selama2-3 hari sampai kadar air
sekitar 30-35% yaitu kadar air yang aman
pada penyimpanan.
• Sortir II.
Setelah kering disortir lagi untuk
membuang garam yg mengkristal serta
memastikan bahwa biota tidak terkotori
oleh benda asing (pasir, sampah, jenis yg
berassosiasi).
• Evaluasi :
Setelah sortasi kering, dilakukan evaluasi
berupa identifikasi taksonomi, penentuan
kadar air; serta kadar kandungan senyawa
yg merupakan identitasnya.
• Packaging;
Rumput laut yg sdh kering disimpan dalam
karung goni dan pada etiket dicantumkan:
- nama spesies,
- kadar air,
- lokasi dan
- waktu pengambilan,
- nama collector.
• Penyimpanan
• Selanjutnya disimpan dalam gudang
penyimpanan dengan menempatkannya di
atas papan penyangga (tdk kontak
langsung dgn lantai) untuk mencegah dari
pengaruh kelembaban; kondisi ini
dipertahankan sampai tiba waktu
penggunaan lebih lanjut.
• Untuk mengurangi volume, rumput laut yg
sdh kering dipress dengan alat press lalu
dikemas.
• Seringkali simplisia rumput laut kering
disimpan dalam bentuk utuh (whole
drugs, uncut, and unground pieces)
• Dapat pula simplisia rumput laut dirajang
dengan ukuran trtentu sesuai keperluan
pada proses selanjutnya.
• Terkait dengan waktu pengambilan/usia
biota, ini hanya berlaku untuk yang
dibudidayakan.
• Pada jenis rumput laut Eucheuma cottonii
yang dibudidayakan, dipanen pada usia
45 hari karena pada usia tersebut
kandungan fikokoloid karagenan
(senyawa target) tertinggi.
Collecting hewan laut
• Koleksi biota yang hidup di kedalaman laut
6 m- 20 m lebih, seperti halnya sponges
mengambilnya dengan alat scuba diving.
• Pengamatan lokasi: letak geografis, pH,
salinitas, suhu, kedalaman, kondisi biologi,
kimia, dan fisika.Hal ini penting apabila
diperlukan recollecting atau sampling
ulang.
• Pada waktu pengambilan dilakukan
pemotretan di dalam air ; serta pencatatan
kondisi lingkungannya (kondisi kimia,
fisika, dan biologi). Kemudian sampel
dipotong dengan pisau lalu dimasukkan ke
dalam kantong sampel, lalu dibawa ke
darat; sesaat tiba di darat dilakukan lagi
pemotretan.
• Dilakukan taksonomi untuk identifikasi
spesies.
• segera setelah collecting, sampel
dimasukkan dalam metanol dan dibiarkan
terendam sampai tiba saatnya digunakan
atau diekstraksi.
• Pada botol dituliskan: nama spesies,
lokasi pengambilan, kedalaman, pH,
salinitas, tgl pengambilan, nama collector.
Penyimpanan
• Simplisia hewan laut disimpan dalam
larutan alkohol/metanol pada ruang berAC sampai tiba saatnya diekstraksi.
• Cara lain yaitu sampel hewan laut
dikeringkan pada matahari tidak langsung
lalu disimpan di tempat kering terlindung
dari cahaya matahari sampai tiba saatnya
diekstraksi.
• Pada wadah penyimpanan dicantumkan:
- nama spesies,
- waktu/tgl koleksi
- lokasi pengambilan,
- kedalaman, pH, salinitas, suhu
- nama collector.
• End…
• END- TBA K1
Download