PERANAN GURU PKn TERHADAP

advertisement
PERANAN GURU PKn TERHADAP PEMBENTUKAN
MORAL SISWA DI SMP NEGERI 10 PALU
Oleh:
AMIRUDDIN
A 321 07 045
“Program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan , Jurusan pendidikan ilmu pngetahuan sosial
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan , Universitas tadulako”
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Palu dengan fokus utama penelitian adalah bagaimana
peran guru PKn dalam pembentukan moral siswa dan apa faktor penghambatnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peranan guru PKn terhadap pembentukan moral siswa. Kegiatan penelitian
ini dilakukan dalam bentuk observasi, wawancara, penyebaran angket dan pengumpulan data dokumen
sekolah. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data diperoleh dari hasil
observasi aktifitas guru dan siswa wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilasanakan dengan
jumlah sampel 66 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa dalam pembelajaran
PKn guru selalu memberikan contoh moral yang baik kepada siswa untuk diteladani sebagai suatu moral
yang baik. Contoh dari moral yang ditunjukan oleh guru PKn dalam pembelajaran diantaranya adalah
guru selalu disiplin, selalu memberi nasehat kepada siswa, memperlihatkan cara berpakaian yang baik,
menekankan saling menghargai sesama siswa dan menghargai kepada guru dan lain sebagainya. Dengan
contoh moral seperti tersebut yang dipraktekan dan ditekankan guru PKn dalam pembelajaran, maka
siswa menjadi terbentuk moralnya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan guru PKn yang
menjelaskan bahwa siswa di SMP Negeri 10 Palu sudah memiliki moral yang baik walaupun belum
secara keseluruhan namun sudah sebagian besar. Dengan demikian hasil penelitian yang dilakukan
menunjukan bahwa guru PKn dalam pembelajaran di dalam kelas memiliki peranan dalam pembentukan
moral siswa di SMP Negeri 10 Palu.
Kata Kunci:
Peran Guru PKn, dan Pembentukan Moral.
A. Latar Belakang
Penetapan pendidik (dalam hal ini guru) sebagai tenaga profesional telah dirumuskan dalam undangundang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal 3, yaitu:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak yang muliah, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratif dan bertanggung jawab”.
Konteks inilah sehingga pelajaran Pendidikan Kewarganegaran (PKn) sesungguhnya tidak hanya
berorentasi pada pemberian pengetahuan semata melainkan berupaya pula memberikan penanaman
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
nilai-nilai moral. Hal ini sangat penting karena mata pelajaran PKn berisikan materi yang diharapkan
dapat menjadikan siswa lebih memiliki nilai dan moral yang tinggi. Oleh karena itu, suatu kegiatan
belajar mengajar sangat bergantung kepada kemampuan guru dalam menyampaikan dan
mengorganisasikan bahan pelajaran dan pengelolaan kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di
kelas pada dasarnya merupakan keberhasilan belajar siswa yang didukung oleh keberhasilan mengajar
guru.
Menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa merupakan tanggung jawab semua guru di sekolah,
hal ini perlu ditegaskan karena sering kali muncul anggapan yang paling berperan dan bertanggung
jawab dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa adalah guru Agama dan guru PKn. Memang
tidak dipungkiri bahwa mata pelajaran Agama dan PKn banyak mengandung materi nilai-nilai moral,
namun menyangkut penanaman nilai-nilai moral pada siswa tidak hanya dibebankan pada guru tertentu
saja melainkan harus dilaksanakan oleh semua guru, sebab tanggung jawab menanamkan nilai-nilai
moral merupakan tanggung jawab bersama, semua guru, keluarga, dan masyarakat dituntut menanamkan
nilai-nilai moral kepada siswa.
Selain guru, peran orang tua sangat penting dalam membentuk moral anaknya. Secara umum,
dikenal bahwa yang memiliki disiplin yang tinggi di sekolah berasal dari orang tua yang demokratis dan
otoriter, sedangkan siswa yang memiliki disiplin yang rendah dari orang tua yang permisif. Akan tetapi
hal tersebut tidak selamanya benar karena ada juga beberapa siswa memiliki moral yang tinggi di
sekolah, padahal ia berasal dari orang tua yang permisif serta ada pula beberapa siswa yang memiliki
moral yang rendah padahal ia berasal dari orang tua otoriter dan demokratis.
Peran guru dalam membentuk moral siswa SMP Negeri 10 Palu di harapkan mampu memahami
keadaan jiwa peserta didiknya dan dapat membantunya dalam mengatasi berbagai kesulitan yang
dialami sehingga kualitas belajar dan hasil belajarnya meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul peranan guru PKn terhadap
pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut, bagaimana peran guru PKn terhadap pembentukan
moral siswa di SMP Negeri 10 Palu? Dan apa yang menjadi faktor penghambat guru PKn terhadap
pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu?
B. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
1. Tugas Guru
Di dalam supervisi pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang harus diemban oleh
guru yaitu sebagai berikut:
a. Tugas professional, menjadikan guru memiliki peranan professional.
b. Tugas personal, yakni melihat dirinya sebagai pemberi contoh.
c. Tugas sosial yakni “seorang guru sebagai pencerah pada zaman.
Berdasarkan penjelasan tentang tugas guru yang telah dikemukakan berdasarkan supervisi
pendidikan di atas, maka dapat dipahami bahwa tugas pokok guru yang harus diperankannya antara
lain tugas professional, tugas personal dan tugas sosial. Ketiga tugas pokok tersebut harus dapat
dijalankan dengan tidak mementingkan salah satu diantaranya, karena tiga tugas pokok tersebut
menjadi satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan dalam kerangka ideal tugas guru.
2. Tanggung Jawab Guru
Tanggung jawan guru selalu berhubungan dengan tugasnya. Tugas guru adalah mengajar,
artinya guru bertanggung jawab lebih banyak pada aspek kognitif. Namun demikian, guru bukan
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
hanya tanggung jawab kedisiplinan kelas, di sini guru memainkan perannya di samping mengajar
juga menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memberi suport terhadap iklim belajar pada
keterampilan mengajar yang efektif.
Memahami tugas dan tanggung jawab guru seperti yang dijelaskan di atas, maka Oemar
Hamalik (2007:127-133) mengemukakan beberapa tanggung jawan guru yang harus dilakukan
sebagai berikut:
1) Guru menuntut murid-murid belajar, 2) Turut serta membina kurikulum sekolah;
3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa 4) Memberikan bimbingan kepada murid agar
mereka mampu mengenal dirinya sendiri, 5) Melakukan diaknosis atas kesulitan-lesulitan
belajar dan mengadakan penelitian kemajuan belajar siswa; 6) Menyelenggarakan penelitian; 7)
Mengenal masyarakat dan ikut seta aktif; 8) Menghayati, mengamalkan dan menanamkan nilai
pancasila; 9) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaina
dunia; 10) Turut mensukseskan pembangunan; 11) Tanggung jawab meningkatkan peranan
professional guru.
C. Kedudukan, Fungsi dan Peranan Guru
Kedudukan guru dalam suatu bangsa sangatlah penting apalagi bagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebih dari kelangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman
dengan teknologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung
memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat
mengadaptasikan diri (Moh. Uzer Usman, 2002:5).
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dan proses belajar mengajar yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh
karena itu, guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan aktif dalam
menempatkan peranannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar tetapi juga sebagai
pendidik dan juga sekaligus pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam
belajar. Berkaitan dengan hal itu, guru memiliki peran yang sangat unik dan kompleks di dalam
proses pembelajaran untuk mengantarkan peserta didik ke taraf yang dicita-citakan sesuai dengan
profesi dan tanggung jawabnya (Moh. User Usman, 2002:17).
Peran guru sebagai tugas pendidikan meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
mengurus dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembankan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan pada siswa.
Peran guru dalam menjalankan tugas di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang
tua ke dua dan mampu menarik simpati para siswa sehingga pelajaran apapun yang diberikan
hendaknya dapat menjadi motifasi bagi siswanya dalam mengajar. Bila seorang dalam
penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah Ia tidak dapat menenemkan
benih pengajaranya pada siswanya, para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
sehingga pelajaran tidak dapat diserap dengan baik dan setiap lapisan masyarakat dapat mengerti
bila menghadapi guru (Moh. Uzer Usman, 2002:6).
D. Peran dan Fungsi Guru PKn
Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki tugas dan peran yang lebih dari guru mata
pelajaran lain, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab untuk membentuk perilaku siswa dalam
kehidupan sehari-hari sebagai warga negara yang baik. Tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) bukan hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga mentransfer nilai-nilai yang
diharapkan dapat dipahami, disadari, dan diwujudkan dalam perilaku baik siswa. Oleh karena itu,
guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun
moral, sikap serta memberi dorongan keras yang lebih baik.
Ada beberapa peran dan tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) seperti yang
dikemukakan oleh Mcleod (1999:188) sebagai berikut:
1) Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain
2) Melatih keterampilan jasmani pada orang lain
3) Menenamkan nilai-nilai moral dan keyakinan kepada orang lain
4) Mampu dan dapat menguasai/mengembangkan materi-materi bahan ajaranya
5) Berkomunikasi dengan baik serta dapat bertanggung jawab
6) Dapat bekerja sama dengan lingkungan sekitarnya.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan (mengacu pada mata pelajaran PKn) guru
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus menjalankan tugas dan peranannya sebagai guru yang
baik, paling tidak seperti peran dan tanggung jawab yang telah dikemukakan di atas. Namun, dalam
menjalankan tugas dan peranannya tersebut guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak hanya
terbatas sebagai pelaksana proses pembelajaran saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab moral
dalam pengembangan sikap siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini seperti dijelaskan dalam Undangundang Sistim Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Bab II Pasal III bahwa guru memiliki peran
dan fungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa (Dharma
Kusuma dkk 2011:6) sebagai berikut:
Fungsi pertama, “Mengembangkan kemampuan” dapat dipahami bahwa pendidikan nasional
menganut aliran Konstruktivisme, yang mempercayai bahwa peserta didik adalah manusia
yang potensial dan dapat dikembangkan secara optimal melalui proses pendidikan. Artinya
setiap layanan pendidikan yang ada di Indonesia harus dipersepsi secara sama bahwa peserta
didik itu memiliki potensi yang luar biasa dan perlu difasilitasi melalui proses pendidikan
untuk mengembangkan potensinya. Fungsi kedua, “membentuk watak” mengandung makna
bahwa bahwa pendidikan nasional harus diarahkan pada pembentukan watak. Pendidikan
yang berorientasi pada watak peserta didikmerupakan suatu hal yang tepat, tetapi perlu
diperjelas mengenai istilah perlakuan terhadap “watak” apakah watak itu harus
“dikembangkan”, “dibentuk”, atau “difasilitasi”. Fungsi ketiga, “peradaban bangsa” dalam
spektrum pendidikan nasional dapat dipahami bahwa pendidikan itu selalu dikaitkan dengan
pembangunan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa.
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
E. Peran Pembentukan Moral
Sebelum memahami peran pembentukan moral terlebih dahulu kita mengerti arti dari moral
itu sendiri. Kata moral berasal dari bahasa Latin, yaitu; kata mores yang terdiri atas suku kata mos.
Kata mores mengandung pengertian tentang adat-istiadat, kelakuan, tabiat, watak, dan akhlak
(Hamid Darmadi, 2007:50). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah moral disamakan dengan
kata “akhlak, budi pekerti atau susila” (Anton Moelyono, 1989:592). Sedangkan pengertian moral
adalah kesusilaan yang terdiri atas kesopanan serta tata cara seseorang yang bertingkah laku secara
beradab (Daedji Darmodiharjo,1983:70) . Berdasarkan pendekatan etimologis di atas dapat
ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan moral tidak lain adalah hal-hal yang berkaitan dengan
budi pekerti, akhlak dan susila.
Dalam mendidik moral peserta didik, guru antara lain bertugas sebagaimana dikemukakan
oleh Roestiyah NK (1998:32-33) adalah sebagai berikut:
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan
pengalaman-pengalaman
2. Membentuk kperibadian anak yang harmonis sesuai dengan cita-cita dan dasar negara kita
pancasila
3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik
4. Sebagai perantara dalam belajar
5. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak ke arah kedewasaan
6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
7. Sebagai penegak disiplin
8. Guru sebagai administrator dan maneger
9. Pekerjaan guru sebagai profesi
10. Guru sebagai perencana kurikulum
11. Guru sebagai pekerja yang memimpin
12. Guru sebagai seponsor dalam kegiatan anak-anak
Berkaitan dengan tugas mendidik ini salah satu aspek yang perlu dilakukan adalah
membentuk moral siswa. Membentuk moral siswa merupakan komponen mendidik yang seharusnya
dilakukan setiap guru. Prinsip pendidikan kita bukan hanya bertujuan untuk menciptakan manusia
Indonesia yang cerdas, pintar secara intelektual dan terampil tapi juga harus dilengkapi dengan
kematangan pribadi, akhlak yang mulia. Sehubungan dengan itu, seorang pembentuk moral dalam
menjalankan peranannya perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam
pembentukan moral.
F. Kendala-kendala dalam Pembentukan Moral
Fungsi guru sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbingan”, maka diperlukan adanya
berbagai peran pada diri guru. Menurut Sardiman (2005:143) “tanpa peran yang dimiliki oleh guru
tidak akan menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi guru, baik
dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain”.
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
Namun demikian harus diakui bahwa kegiatan informal semacam ini belum banyak
dikembangkan. Di samping itu perlu juga diingat adanya hambatan-hambatan tertentu. Misalnya
masih adanya sikap otoriter dari guru. Sikap tertutup dari guru, siswa yang pasif, jumlah siswa yang
terlalu besar, sistem pendidikan, keaadan dan latar belakang guru sendiri maupun siswa (Sardiman,
2005:148). Untuk mengatasi itu semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para
guru. Oleh sebab itu, guru perlu ada keaktifan dan bersikap manusiawi, begitu pun dari pihak siswa
juga harus bersikap sopan, saling hormat menghormati, bila perlu saling mengetahui sikap dan latar
belakang baik guru muaupun siswa. Apabila hal tersebut dapat terpenuhi, maka akan terciptalah
suatu komunikasi yang selaras antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
G. Metode Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif. Adapun yang menjadi
objek atau sasaran lokasi penelitian adalah SMP Negeri 10 Palu yang terletak di jalan Cumi-cumi
No.40, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat Kota Palu.
Adapun subjek yang diteliti ialah guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMP Negeri 10
Palu berjumlah 3 orang dan siswa yang ada yaitu berjumlah 612 orang, serta informan yaitu kepala
sekolah SMP Negeri 10 Palu. Maka penentuan sampel peneliti mengambil 10% dari jumlah
populasi yang ada, sehingga jumlah sampel peneliti adalah sebanyak 66 orang. Guru PKn
jumlahnya 3 orang, guru BK 1 orang, dan kepala sekolah serta siswanya 61 orang.
Untuk memperoleh data penulis mempergunakan cara, yaitu penelitian lapangan (fied
research). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Observasi, Wawancara, Angket, Dokumentasi
Selanjutnya data yang diperoleh melalaui wawancara dianalisis dengan cara : reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi data Milles dan Huberman (1992: 16).
H. Hasil Penelitian
1. Peran Guru PKn Terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 Palu.
Penelitian ini merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan peran guru PKn terhadap pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu dengan melalui
wawancara terhadap guru PKn dan beberapa orang yang berkompeten dalam memberikan informasi
tentang data yang dimaksud. Selain itu, data juga diperoleh melalui penyebaran angket kepada
siswa. Sehingga secara singkat data hasil penelitian
ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
Peran guru PKn terhadap pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu berdasarkan hasil
wawancara bersama wakil kepala sekolah diungkapkan bahwa “peran guru PKn dalam
pembentukan moral siswa dalam pembelajaran di kelas tidak diragukan lagi kemampuannya untuk
melakukan hal tersebut” (wawancara, 9 Juni 2012). Selain itu, dikemukakan lebih lanjut oleh wakil
kepala sekolah bahwa “guru PKn menjadi teladan bagi siswa karena disiplin ilmunya adalah PKn
sehingga Ia benar-benar menguasai dan mengaplikasikan ilmu tersebut secara baik” (wawancara, 9
Juni 2012). Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Pkn dijelaskan bahwa “guru
dalam memberikan keteladanan kepada siswa setiap pembelajaran di kelas dengan cara berbicara
dengan santun dan menerapkan kedisiplinan dengan tata tertib yang ada di sekolah, sehingga siswa
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
dapat mencontoh” (wawancara, 10 Juni 2012). Namun memberikan keteladanan kepada siswa
bukan hanya menerapkan kedisplinan saja di sekolah, tetapi menurut Bapak Jaya Mandiri selaku
guru PKn di SMP Negeri 10 Palu bahwa “guru selalu memberikan keteladanan misalnya : disiplin,
berpakaian rapi, saling menghargai, dan memberi sikap adil terhadap siswa dalam setiap
melaksanakan pembelajaran” (wawancara, 11 Juni 2012). Hal ini didukung degan hasil angket yang
disebarkan kepada siswa.
Berdasarkan angket yang telah disebarkan ke siswa, maka hasil angket tersebut dapat disajikan
sebagai berikut:
Bahwa siswa yang menyatakan guru PKn memperlihatkan keteladanan moral dalam pembinaan
moral, siswa mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 21 orang siswa atau 34% menyatakan
sangat baik, 40 orang siswa atau 66% menyatakan baik dan tidak ada yang menyatakan kurang baik
atau tidak baik. Tanggapan Siswa Terhadap Cara Berpakaian Guru PKn, maka dapat diketahui
bahwa siswa yang menyatakan bahwa contoh yang ditunjukan oleh guru dalam hal berpakaian
dalam pembelajaran terdapat tanggapan yang berbeda dari siswa yaitu 24 orang siswa atau 39%
menyatakan sangat baik, 36 orang siswa atau 59% menyatakan baik dan 1 orang siswa atau 2%
menyatakan kurang baik dan tidak ada tanggapan yang menyatakan tidak baik. Hal ini menberikan
penekanan bahwa guru PKn selalu berpakain rapi dalam pembelajaran.
Tanggapan Siswa Terhadap Kerapian Rambut Guru PKn, maka dapat diketahui bahwa siswa
yang menyatakan bahwa guru PKn memberi contoh dalam hal kerapian rambut terdapat tanggapan
yang berbeda-beda yaitu 19 orang siswa atau 31% menyatakan sangat rapi dan 40 orang siswa atau
66% menyatakan rapi, 2 orang siswa atau 3% menyatakan kurang rapi dan tidak ada tanggapan
yang menyatakan tidak rapi. Hal ini dapat menjelaskan bahwa Guru PKn dalam pembelajaran di
kelas selalu memberikan contoh dalam hal kerapian rambut. Tanggapan Siswa Terhadap Ketepatan
Waktu Pemberian Tugas , maka dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan bahwa guru PKn
dalam memberikan tugas kepada siswa harus diselesaikan dengan tepat waktu mempunyai
tanggapan yang berbeda-beda yaitu 36 orang siswa atau 59% menyatakan sangat sering, 23 orang
siswa atau 38% menyatakan sering dan 2 orang siswa atau 3% menyatakan jarang serta tidak ada
tanggapan yang menyatakan tidak ada.
Tanggapan Siswa Terhadap Kedisiplinan Guru dalam Pembelajaran, maka dapat diketahui
bahwa siswa yang menyatakan bahwa guru PKn dalam setiap pembelajaran masuk dan keluar kelas
tepat waktu mempunyai tanggapan yang berbeda-beda yaitu 8 orang siswa atau 13% menyatakan
sangat disiplin, 48 orang siswa atau 79% menyatakan disiplin dan 5 orang siswa atau 8%
menyatakan kurang disiplin serta tidak ada tanggapan yang menyatakan tidak ada. Hal ini dapat
diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bahwa, guru PKn sudah masuk
dan keluar kelas sesuai dengan jadwal jam pelajaran yang telah dijadwalkan karena telah di atur
oleh kepala sekolah” (wawancara pada tanggal 9 Juni 2012). Tanggapan Siswa Terhadap Guru
Memberikan Tugas Kelompok, maka dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan bahwa guru
PKn dalam memberikan tugas harus dikerjakan secara berkelompok mempunyai tanggapan yang
berbeda-beda yaitu 19 orang siswa atau 31% menyatakan sangat sering, 39 orang siswa atau 64%
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
menyatakan sering dan 3 orang siswa atau 5% menyatakan jarang serta tidak ada tanggapan yang
menyatakan tidak ada.
Tanggapan Siswa Terhadap Guru dalam Pemberian Sanksi Kedisiplinan dalam Pembelajaran
PKn, maka dapat diketahui siswa yang menyatakan bahwa guru dalam memberikan nasehat dan
sanksi ketidak disiplinan dalam pembelajaran PKn, mempunyai tanggapan yang berbeda-beda yaitu
14 orang siswa atau 23% menyatakan sangat sering, 47 orang siswa atau 77% menyatakan sering
dan tidak ada tanggapan terhadap pilihan jarang dan tidak pernah. Hal ini menjelaskan bahwa Guru
PKn dalam pembelajaran di kelas terlihat memberikan nasehat dan memberikan sanksi terhadap
siswa yang melakukan pelanggaran. Hal ini pun dapat diperkuat dengan hasil wawancara bersama
guru BK SMP Negeri 10 Palu yang menyatakan bahwa “guru PKn di sekolah ini selalu menekankan
kepada para siswa untuk memiliki moral yang baik, dan hal ini terbukti dengan berkurangnya
jumlah yang harus ditangani oleh guru BK terhadap siswa yang melanggar kedisiplinan di sekolah,
peran guru PKn dalam mendidik moral siswa sangat besar di sekolah ini (wawancara, 11 Juni
2012).
Tanggapan Siswa Terhadap Guru untuk Menekankan Saling Menghargai Dalam Pembelajaran
PKn, maka dapat diketahui siswa yang menyatakan bahwa guru PKn dalam pembelajaran selalu
menekankan siswa untuk saling menghargai, terdapat tanggapan yang berbeda-beda yaitu 29 orang
siswa atau 47% menyatakan sangat sering, 31 orang siswa atau 51% menyatakan sering, 1 orang
siswa atau 2% menyatakan jarang dan tidak ada tanggapan yang menyatakan tidak ada. Keterkaitan
antara mata pelajaran PKn dengan moral siswa berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn
dinyatakan: “dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) moral siswa dapat membentuk moral
siswa karena materi Pendidikan Kewarganegaraan banyak menyangkut tentang kehidupan seharihari yang sangat erat kaitannya dengan moral siswa (wawancara, 11 Juni 2012).
Tanggapan Siswa Terhadap Pemberian Nasehat oleh Guru PKn, maka dapat diketahui siswa
yang menyatakan bahwa guru PKn selalu memberi nasehat dalam pembelajaran di kelas,
mempunyai tanggapan yang berbeda-beda yaitu 22 orang siswa atau 36% menyatakan sangat
sering, 34 orang siswa atau 56% menyatakan sering, 5 orang siswa atau 8 % menyatakan jarang dan
tidak ada tanggapan terhadap pilihan tidak ada. Hal ini dapat diperkuat dengan hasil wawancara
dengan guru PKn “bahwa tugas dan tanggung jawab guru terhadap pembinaan moral siswa olehya
guru harus selalu memberi contoh keteladanan, selalu memberikan bimbingan dan nasehat kepada
para siswa baik di dalam maupun di luar kelas. (wawancara, 11 Juni 2012). Hal ini juga dapat
didukung dengan hasil pengamatan langsung peneliti di dalam kelas bahwa dalam pembinaan moral
siswa dalam pembelajaran di kelas guru selalu memberi nasehat kepada siswa misalnya tentang
kedisiplinan, pentingnya pendidikan, sikap dan tingkah laku yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila
dan agama, (Pengamatan, 10 Juni 2012).
Tanggapan Siswa Terhadap Guru untuk Menekankan Menghargai Guru, maka dapat diketahui
siswa yang menyatakan bahwa guru PKn dalam pembelajaran selalu menekankan siswa untuk
menghargai guru, terdapat tanggapan yang berbeda-beda yaitu 36 orang siswa atau 59% menyatakan
sangat sering, 25 orang siswa atau 41% menyatakan sering, dan tidak ada tanggapan yang
menyatakan jarang dan tidak ada. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung di
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
sekolah bahwa peran guru PKn dalam pembinaan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu selama ini
sudah memiliki peran yang cukup baik. Siswa sudah memiliki sikap saling menghargai dan
menghormati guru, sudah mematuhi tata tertib sekolah, walaupun tetap masih saja ada para siswa
yang melanggar (wawancara, 10 Juni 2012).
2. Faktor Penghambat Guru PKn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 Palu
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan Peneliti bersama guru-guru
PKn di SMP Negeri 10 Palu ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat guru dalam
pembentukan moral siswa. beberapa faktor penghambat tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Hambatan pembentukan moral siswa yang dirasakan oleh guru PKn dalam pembelajaran adalah
kurangnya kedisplinan para siswa pada saat pembelajara dilaksanakan. Hambatan kedisiplinan yang
ada pada proses pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu pada prinsipnya tidak secara
keseluruhan dilakukan semua siswa, ketidak disiplinan yang sering terjadi hanya dilakukan oleh
beberapa orang siswa yang pada dasarnya siswa tersebut memang belum memahami dengan baik
arti pentingnya sikap-sikap moral seperti kedisiplinan tersebut.
Harus diakui bahwa keberhasilan suatu proses pembentukan moral siswa bergantung juga pada
kehadiran dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Karena dengan kedisiplinan
tersebut, para siswa bisa memperhatikan dan menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru
khususnya guru PKn secara baik dan sempurna. Dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan
disiplin tersebut, para siswa dapat melihat, mendengarkan, memahami dengan baik apa yang
diperlihatkan dan disampaikan oleh guru yang di dalamnya terdapat nasehat dan contoh yang baik.
Tanpa kedisiplinan dari siswa, maka keberhasilan pembentukan moral akan susah diwujudkan
dengan maksimal.
Hambatan yang cukup mendasar lainya dalam pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu
adalah kurangnya kerja sama yang produktif antara guru PKn dengan orang tua siswa. Kerja sama
yang produktif di sini maksudnya adalah adanya peran aktif secara bersama-sama dalam hal
membentuk moral baik siswa, guru melaksanakannya di sekolah dan orang tua siswa melaksanakan
pembimbingan dan kontrol saat siswa berada di rumah. Apabila proses pembentukan moral hanya
dilakukan oleh guru PKn di lingkungan sekolah saja, akibatnya keberhasilan pendidikan dan
pembimbingan khusus pada moral siswa tidak dapat berjalan dengan prisnsip berkesinambungan
antara lingkungan sekolah dan lingkungan kelurga. Dengan kondisi demikian banyak ditemukan
kenakalan remaja yang terjadi di luar sekolah salah satunya disebabkan oleh kurangnya kerja sama
tersebut.
Komunikasi dan kerja sama yang baik antara guru dengan orang tua siswa merupakan hal yang
perlu dilakukan, karena tanggung jawab pembentukan moral bukanlah satu-satunya tanggung jawab
dan kewenangan guru PKn di sekolah, namun peran aktif orang tua di lingkungan keluarga sangat
diharapkan agar proses pembentukan moral tidak saja berlangsung secara terbatas di sekolah tetapi
berlanjut dan terkontrol dalam lingkungan keluarga masing-masing oleh orang tua siswa.
Selain hambatan di atas, hambatan yang lain yang harus mendapatkan perhatian secara bersamasama antara guru, orang tua siswa dan lingkungan masyarakat adalah adanya Warung Internet
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
(WARNET). Pada dasarnya dengan tersedianya WARNET yang ada di seputar lingkungan SMP
Negeri 10 Palu merupakan media yang sangat mendukung untuk proses pemantapan pendidikan
yang dapat dilakukan secara otodidak oleh para siswa karena dengan pasilitas layanan internet
tersebut banyak informasi edukasi yang bisa disaksikan dan dipelajari guna kebutuhan informasi
dan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi peningkatan prestasi pendidikan para siswa.
Namun hal ini belum mampu dipahami dengan baik oleh para siswa. Sehingga kondisi tersebut
dirasakan oleh guru PKn sebagai suatu hambatan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari
semua pihak.
Idealnya sebuah proses pendidikan adalah adanya kerja sama yang baik pada tiga tempat yang
dapat berlangsungnya pendidikan baik formal, informal maupun non formal. Kerja sama tersebut
harus bisa terjalin antara lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Tanpa jalinan kerja sama yang baik ditiga lingkungan tersebut proses pendidikan akan mengalami
berbagai kendala serius, secara khusus pada pembentukan moral siswa seperti yang dilakukan oleh
para guru PKn di SMP Negeri 10 Palu. Keberhasilan pembentukan moral siswa sangat bergantung
pada adanya pembimbingan dan pengarahan yang intens baik saat berada di lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
I. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan utuk mengetahui peran guru PKn terhadap pembentukan moral
siswa di SMP Negeri 10 Palu. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru PKn memiliki peran
terhadap pembentukan moral siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya peran yang dilakukan oleh
guru PKn dalam pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa seperti proses
pembelajaran di kelas guru memantau proses belajar siswa dengan memberi bimbingan kepada
siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, dan menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar. Pemantauan yang
dilakukan oleh guru PKn pada saat pembelajaran berlangsung yang disertai dengan proses
pembimbingan terhadap kegiatan belajar siswa merupakan aktivitas yang sangat berarti bagi
pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran
dalam pembentukan moral siswa. Bentuk moral yang ditekankan memalui proses tersebut adalah
mengenai kerjasa antara sesama teman dalam menyelesaikan tugas kelompok, proses pembiasaan
diri siswa untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa lisan atau tulis yang baik dan benar.
Indikator lainya yang menunjukan bahwa guru PKn memiliki peranan dalam pembentukan
moral siswa yaitu bahwa guru PKn setiap pembelajaran di kelas sudah menerapkan kedisiplinan
yaitu masuk dan keluar kelas selalu sesuai dengan jam pelajaran yang telah dijadwalkan. Mengenai
kedisiplinan guru PKn sebagai wujud peranannya dalam memberikan contoh tentang kedisiplinan
yang baik bagi siswa, dijelaskan oleh wakil kepala sekolah SMP Negeri 10 Palu bahwa guru PKn
sudah memberikan contoh moral yang baik dengan masuk dan keluar kelas sesuai dengan jadwal
jam pelajaran yang telah dijadwalkan (wawancara, pada tanggal 9 Juni 2012). Sikap kedisiplinan
dari guru PKn tersebut mencerminkan seorang pendidik yang selalu memberikan contoh moral yang
baik yang pantas diteladani oleh para siswa.
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
Berkaitan dengan peran guru PKn dalam pembentukan moral siswa, bahwa pimpinan (kepala
sekolah) selalu memberikan arahan kepada setiap guru menyangkut tugas seorang guru selain
mengajar juga adalah sebagai pendidik, pembina dan pembimbing siswa sehingga dapat menjadi
contoh teladan yang baik apakah itu dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wrightman dalam Uzer Usman (1994:1) sebagai
berikut: “peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam
situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan, perubahan tingkah laku, perkembangan siswa
yang menjadi tujuan”. Pembimbingan dan pembinaan moral siswa yang dilakukan oleh guru PKn di
SMP Negeri 10 Palu merupakan proses sadar dan terencana yang selalu disesuikan dengan
perkembangan siswa, sehingga siswa dengan moral baik yang telah dibentuk tersebut memiliki daya
penyesuaian dengan perkembangan zaman dan pola kehidupan mereka. Karena harus disadari
bahwa banyak siswa yang kadang kesusahan menyesuaikan pola sikap dan tingkah laku dengan
perkembangan yang ada, akibatnya banyak siswa yang rusak moralnya pada saat berada dalam
kondisi zaman yang maju. Di SMP Negeri 10 Palu dengan pola pembentukan moral siswa yang
dilakukan dengan pembinaan, pembimbingan salah satunya diorientasikan kepada adanya daya
tahan moral siswa ketika menghadapi perkembangan zaman.
Hal yang penting diperhatikan oleh guru menyangkut pembentukan moral siswa yaitu guru harus
memahami dan menempatkan siswa sesuai dengan perkembangan kedewasaaanya dan sebagai
pendidik harus mampu menempatkan diri sebagai teladan bagi siswanya. Teladan dalam hal
kedisiplinan, bersikap adil, berpakain rapi dan selalu memberi nasehat kepada siswa untuk saling
menghargai. Guru harus bisa berlaku terbuka dan dapat menghidarkan diri dari perbuatan tercelah
serta menjauhkan diri dari tingkah laku yang akan menjatuhkan martabat seorang guru dan seorang
pendidik. Hal demikian telah diperankan oleh guru-guru PKn di SMP Negeri 10 Palu bahwa setiap
pembelajaran selalu memberikan contoh teladan kepada siswa misalnya berpakain rapi, bersikap
adil, dan selalu memberikan nasehat kepada siswa tentang kedisiplinan, pentingnya pendidikan dan
saling menghargai sesama. Hal ini juga diperkuat dengan hasil angket yaitu tanggapan siswa
terhadap guru memperlihatkan keteladanan atau contoh yang baik dalam membentuk moral.
Bukti berikutnya yang bisa dikemukakan untuk menunjukan bahwa guru PKn telah menjalankan
peranannya dalam pembentukan moral siswa dengan memberi apresiasi/penghargaan terhadap hasil
kerja siswa, melatih siswa untuk selalu bekerja sama, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran, dan menunjukan sikap adil kepada siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung
dengan melihat keaktifan siswa dalam kelas.
Penghargaan terhadap hasil kerja para siswa yang dilakukan oleh guru PKn merupakan bentuk
moral yang memiliki efek positif terhadap perkembangan kognisi dan afeksi siswa. Kerjasama dan
partisipasi aktif dalam pembelajaran merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi perkembangan
kedewasaan siswa yang nantinya berguna dalam kehidupan mereka, karena dengan kerjasama dan
sikap aktif akan dapat menghasilkan berbagai karya dan prestasi yang baik. Sikap adil yang
perankan oleh guru PKn sejak awal, khusus dalam pembelajaran PKn akan memberi bekas dalam
diri para siswa tentang pentingnya bersikap adil kepada siapa saja. Sehingga hal-hal tersebut
menjadi bekal yang baik yaitu bekal moral yang sangat tinggi nilainya bagi mereka, kehidupan, dan
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
lingkungan mereka kelak. Proses-proses yang demikian tersebut menunjukan bahwa guru PKn telah
memiliki peran dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang guru khususnya
dalam pembentukan moral siswa.
Berdasarkan hasil ini bahwa peran guru PKn dalam pembentukan moral siswa di SMP Negeri
10 Palu selama ini sudah memiliki peran yang cukup baik. Siswa sudah memiliki sikap saling
menghargai dan menghormati guru, sudah mematuhi tata tertib sekolah, walaupun tetap masih saja
ada para siswa yang melanggar (wawancara, 10 Juni 2012). Walaupun dalam pembentukan moral
siswa dapat dikatakan cukup baik tetapi guru PKn tetap saja mendapatkan hambatan-hambatan.
Hambatan yang ditemukan oleh guru dalam pembentukan moral siswa melalui kegiatan pembelajan
Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah kurangnya kesadaran beberapa siswa terhadap
pentingnya sikap disiplin, kurangnya komunikasi dan kerjasama antara guru dan oran tua di rumah,
serta belum ada kerja sama sekolah dengan lingkungan masyarakat khsusnya para pemilik Warung
Internet (WARNET).
J. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peran guru PKn dalam pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu secara umum adalah
sudah sangat berperan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai perhatian, dan keseriusan yang diperankan
dalam pembelajaran di kelas. Keseluruhan hal yang dilakukan oleh guru PKn dalam kelas
menunjukan adanya perannya dalam pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu.Faktor
penghambat dihadapi oleh guru PKn dalam pembentukan moral siswa di SMP Negeri 10 Palu
antara lain adalah kurangnya kesadaran beberapa orang siswa untuk disiplin dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), kurangnya kerjasama antara orang tua dan guru PKn dan
kurangnya kerjasama antara pihak sekolah dan lingkungan (pengelolah warnet).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim ,Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung: Fokus
Media.
Darmadi, Hamid. 2007. Dasar-dasar Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta.
Darmodihardjo, Daedji. 1983. Sekitar Pendidikan Moral Pancasila. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Askara.
Kusuma, Darma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mcleod. 1999. Guru dan Administrasi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka Indonesia.
Milles dan Huberman. 1992. Anlisis Data Kualitatif . Jakarta: UI Press.
Moelyono, Anton. 1989. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Roestiya NK. 1998. Didaktik Metodik. Jakarta : Bumi Askara.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013
Download