Isolasi dan Karakterisasi Ekspresi Gen untuk Protein

advertisement
118
Isolasi dan Karakterisasi…………….(Harianti Novita dkk)
Isolasi dan Karakterisasi Ekspresi Gen untuk Protein Sucrose Transporter
pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum)
(Isolation and Characterization of the Expression of Gene for Sucrose
Transporter Proteins in Sugarcane Plant (Saccharum officinarum))
Harianti Novita, Sumadi, Didik Pudji Restanto, Tri Agus Siswoyo 1,2) dan Bambang Sugiharto 1,3)
1)
Pusat Penelitian Biologi Molekul Universitas Jember
2)
Staf Pengajar Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember
3)
Staf Pengajar Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Jember.
ABSTRACT
Sucrose as the major transported form of fixed carbon must be translocated from source tissue to the sites of
consumption and storage or sink tissues. The translocation of sucrose is facilitated by some distinct sucrose
transporters proteins (SUT). To study sucrose transporters in sugarcane, we had conducted isolation and
characterization of gene encoding sucrose transporter protein. The isolation was performed with RT-PCR
method using total RNA isolated from sugarcane leaf and primer designed from conservative region of SUTcDNAs of SoSUT2A (accession number AY65599), OsSUT-1 (accession number AAP54842, OsSUT-1 mRNA
(accession number XM 46477). Based on the conservative amino acids sequences of QILQQFA and
MGKTEPV, the corresponding sequences of the primers for RT-PCR were: P1, (forward) 5’CAGATCCTTCAACAGTTCGC-3’ and P2 (reverse) 5’-TGCCCTTTGTCTCCGGAACC-3’, respectively.
Agarose gel electrophoresis shown a clear single 0.5 kb cDNA band of the PCR product. Thus, the DNA was
cloned into pGEMT vector (Promega) for further analysis. Sequence determination of the PCR product
revealed a nucleotides sequence of 543 bp in length and has a high homology around 89%, 87.3 % and 84.8 %
with maize ZmSUT-1, sugarcane SoSUT 2A and rice OsSUT-1 mRNA, respectively. We designated the cDNA
as SoSUT2 and the nucleotide sequence have been submitted to GenBank data base under accession number
bankit 734628. By using PSORT analysis the fragment of cDNA-SoSUT2 encoded protein may be located in the
endoplasmic reticulum. To have a better understanding, the expression of SoSUT2 gene in sugarcane was
determinate by RT-PCR method using total RNA isolated from leaf, petioles, stem and root and visualized the
PCR product in agarose gel electrophoresis. Based on the cDNA bands intensity, it can be illustrated that the
expression of SoSUT2 gene were found highest in sugarcane leafs then petioles and stem, but the expression was
not found in root. Although the SoSUT2-cDNA has not been isolated in full size, the results suggest the presence
of gene family of SUT in sugarcane.
Keywords : Sugarcane (Saccharum officinarum), sucrose transporters protein (SUT), RT-PCR,
DNA sequence, gene expression.
PENDAHULUAN
Tebu adalah tanaman C4 dan mempunyai
peranan penting dalam industri gula (sukrosa).
Batang tebu yang masak dapat mengakumulasi
12 sampai 16% berat basah dengan 50% berat
keringnya adalah sukrosa (Bieleski, 2000).
Peningkatan konsentrasi sukrosa di batang
merupakan kunci program pengembangan tebu,
tetapi pengetahuan tentang proses fisiologis
dan genetik yang menentukan akumulasi
sukrosa pada batang tebu masih sedikit
diketahui.
Sukrosa merupakan hasil akhir proses
fotosintesis yang ditranslokasi dari daun
(source) ke organ yang membutuhkan (sink)
seperti batang, buah, akar, bunga dan jaringan
meristem (Ward, 2000). Pengangkutan sukrosa
dalam tanaman dilakukan melalui jaringan
vaskuler floem yang mempunyai beberapa tipe
sel berbeda yaitu Sieve Elements (SE) dan
Companios Cells (CC). Pengangkutan sukrosa
melalui SE diperankan oleh suatu protein yang
dinamakan sucrose transport protein atau
sucrose transporter (SUT). Protein SUT ini
bertanggung jawab terhadap transportasi
sukrosa melewati floem dari organ source ke
sink (Lemoine, 2000).
Akumulasi
sukrosa
pada
tanaman
dipengaruhi oleh tingkat asimilasi karbon,
sintesis dan degradasinya, serta distribusi
sukrosa. Tingkat sintesis dan degradasi sukrosa
melibatkan satu atau lebih aktivitas enzim.
Biosintesis sukrosa ditentukan oleh aktivitas
Sucrose Phosphate Synthase (SPS) (Huber dan
Huber, 1996), dan degradasi sukrosa ditentukan
oleh invertase dan Sucrose Synthase (SuSy)
(Koch, 2004). Sedangkan distribusi sukrosa
Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 118-127
dalam tanaman diperankan oleh protein
transporter sukrosa (SUT) (Rae et al., 2005).
Protein transporter sukrosa telah banyak
dipelajari pada beberapa spesies tanaman dan
berperanan dalam sistem transport sukrosa.
Pada tanaman Angiospermae dinyatakan
terdapat dua sistem transport sukrosa dengan
sifat kinetik berbeda yaitu high affinity-low
capacity carrier dan low affinity-high capacity
transporter. Namun pada analisis phylogenetic
dinyatakan bahwa semua transporter sukrosa
(sucrose transporter dan sucrose transporter
like protein) dikatagorikan dalam tiga subgrup
yaitu SUT1, SUT2 dan SUT4 (Kuhn, 2003).
Masing-masing SUT terletak pada plasma
membran dari sieve element. SUT2 berperan
sebagai sensor putative sukrosa, SUT1 telah
dihipotesiskan sebagai high affinity transporter
dan SUT4 sebagai low affinity transporter.
Gen penyandi SUT memiliki famili gen
yang mempunyai peranan penting dalam
translokasi sukrosa dari sumber (source) ke
bagian yang memerlukan (sink). Beberapa gen
sucrose transporter telah diisolasi dari tanaman
spinach (Reismeier et al., 1992), tomat (Barker
et al., 2000), kentang (Kuhn et al., 2003),
wheat (Aoki et al., 2002) dan tebu (Rae et al.,
2005). Beberapa penelitian melaporkan bahwa
transformasi gen SUT dari tanaman spinach
dapat meningkatkan translokasi sukrosa pada
yeast (Reismeier et al., 1992) dan
penghambatan melalui tehnik antisense SUT
dapat menurunkan akumulasi karbohidrat hasil
tanaman transgenik kentang (Reismeier et al.,
1994).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
cDNA SUT dan karakterisasi ekspresinya pada
tanaman tebu. Hasil penelitian menunjukan
bahwa fragment cDNA SUT dapat diisolasi
dari daun menggunakan metode RT-PCR
dengan primer yang didesign dari daerah
konservatif cDNA SUT, dan dengan metode
yang sama telah dianalisis ekspresi gen SUT
pada tanaman tebu.
METODE
Bahan
Tanaman tebu (Saccharum offficinarum)
varietas BL ditumbuhkan di pot-pot dan
digunakan sebagai bahan tanam untuk isolasi
RNA. Sesudah tanaman berumur sekitar 5
bulan diambil daun, pelepah, dan batang untuk
isolasi RNA.
119
lsolasi RNA
Total RNA diisolasi dari daun, pelepah atau
batang tebu menggunakan metode ekstraksi
phenol seperti yang disebutkan oleh Sambrook
et al., (1989). Sekitar 5 g sampel jaringan tebu
digerus dan dihaluskan menggunakan mortal
dan stumpler dalam N2 cair dan ditambahkan
15 ml buffer ekstraksi (100 mM Tris-HCl pH
9.0; 20 mM NaCl; 5 mM DTT; 1% Sarcosyl,
20 mM EDTA), 7 ml phenol dan 7 ml
chloroform : isoamyl-alcohol (24:1). Campuran
larutan divortex hingga homogen dan
disentrifugasi dengan kecepatan 12000 rpm
selama 10 menit. Larutan bagian atas (upper
layer) dipindahkan ke tabung baru dan
ditambahkan 15 ml chloroform : isoamylalkohol, kemudian disentrifugasi selama 10
menit. Larutan bagian atas diambil lagi dan
nukleotida diendapan dengan penambahan 1/3
volume 10 M LiCl2 dan inkubasi selama 1 jam
pada suhu -20oC. Sesudah sentrifugasi 12000
rpm selama 10 min pelet nukleotida
disuspensikan dalam 5 ml 2 M LiCl2. Total
RNA kemudian diendapkan kembali dengan
sentrifugasi dan dilarutkan dalam 0,5 ml buffer
TE (10 mM Tris-HCl pH 7,5, 1 mM EDTA).
Total RNA yang didapat dimurnikan lagi
dengan ekstraksi dengan PCI (phenol :
chloroform : isoamil-alkohol), chloroform dan
total RNA diendapkan dengan penambahan
0,1 volume 3 M sodium asetat (pH 5,2) dan 2,5
volume absolut etanol. Terakhir pelet total
RNA dilarutkan dalam 50 µl TE dan disimpan
pada -80oC. Kandungan RNA ditentukan
menggunakan spektrofotometer dan kualitas
RNA diamati dengan elektroforesis gen
agarose.
RT-PCR
RT PCR dilakukan dengan prosedur seperti
yang disebutkan dalam Titan Kit (Roche).
Pasangan primer yang digunakan untuk isolasi
cDNA SUT didesign berdasarkan daerah
konservatif
yang
diperoleh
dengan
membandingkan (aligment) beberapa urutan
asam amino protein SUT dari Saccharum
officinarum (nomor aksesi AY165599) dan
Oryza sativa (nomor aksesi XM464773 dan
AAP54842) seperti terlihat pada Gambar 1.
Daerah konservatif urutan asam amino yang
digunakan untuk design primer adalah
QILQQFA dan MGKTEPV sehingga dari
kedua urutan asam amino tersebut didapat
design
primer
P1
(forward)
5’CAGATCCTTCAACAGTTCGC-3’ dan P2
120
Isolasi dan Karakterisasi…………….(Harianti Novita dkk)
(reverse) 5’-TGCCCTTTGTCTCCGGAACC3’. Sebagai cetakan (template) untuk sintesis
cDNA digunakan total RNA yang diisolasi dari
daun tebu. Program reaksi RT-PCR meliputi
reaksi reverse transcriptase suhu 42oC selama
60 menit dan reaksi PCR yaitu denaturasi
(94oC selama 30 detik), annealing (55oC
selama 30 detik), elongation (68oC selama 2
menit) sebanyak 30 siklus. Visulisasi DNA
hasil RT-PCR dilakukan dengan elektroforesis
gel agarose.
Elektroforesis gel agarose
Gel agarose (1%) dibuat dengan mecairkan
agarose 0,25 gr dalam 25 mL buffer TBE
(45mM Tris-Borate, 1 mM EDTA pH 8)
dengan pemanasan, kemudian ditambahkan
ethidium bromide 0,5 µg/mL dan dicetak
dalam plastik tray. Sesudah membeku matrik
gel digunakan untuk elektroforesis dengan
meletakannya pada tangki elektroforesis yang
berisi buffer TBE. Sampel DNA dicampur
dengan bufer loading yang mengandung 0,25%
bromophenolblue dan 40% sukrosa dan
dimasukan dalam sumuran (well) dalam matrik
gel. Elektroforesis DNA dilakukan dengan
menghubungkan arus listrik positif dan negatif
sebesar 100 volt. Sesudah elektroforesis,
visualisasi pita DNA dilakukan dengan
penyinaran gel menggunakan UV iluminator
dan pita DNA yang tampak diabadikan dengan
kamera polaroid.
Kloning hasil PCR pada vektor pGEMT
Kloning DNA dilakukan dengan meligasi DNA
hasil RT-PCR pada vektor pGEMT (Promega)
sesuai dengan prosedur yang tercantum pada
Ligation Kit. Ligasi dilakukan pada suhu 16oC
selama 12-16 jam dan DNA hasil ligasi
ditransformasikan pada sel kompeten E. coli
DH5α (Sambrook et al., 1989). Seleksi positif
transforman E. coli dilakukan dengan blue
white selection dengan pengecatan X-gal.
Untuk menyakinkan keberhasilan ligasi dan
transformasi dilakukan isolasi plasmid dari
bakteri positif transforman (koloni putih)
dengan metoda miniprep (Sambrook et al.,
1989). Plasmid yang terisolasi dilarutkan dalam
25 µL bufer TE dan digunakan untuk analisis
enzim restriksi. Analisis enzim restriksi
dilakukan dengan memotong plasmid hasil
isolasi dengan enzim EcoRI dan memisahkan
DNA hasil pemotongan dengan elektroforesis
gel agarose.
Sequencing
Sequencing (penentuan urutan nukleotida)
DNA hasil RT-PCR dilakukan dengan DNA
sequencer ABI PRISM Mode 310 version 3.0
(PE Applied Biosystems, Foster City, CA, USA)
yang ada di Lembaga Biologi Molekul Eijkman
Jakarta.
Karakterisasi ekspresi gen SUT
Deteksi ekspresi gen SUT dilakukan dengan
quantifikasi kandungan mRNA menggunakan
metoda RT-PCR seperti yang disebutkan oleh
Chelly and Kahn (1994). Sebanyak 1 µg total
RNA yang diisolasi dari jaringan daun,
pelepah, batang, dan akar tanaman tebu
digunakan sebagai cetakan dan pasangan
primer yang digunakan adalah P1-P2. Program
reaksi PCR yang digunakan sama dengan untuk
isolasi cDNA SUT tetapi dengan jumlah siklus
reaksi hanya 15 kali. Sesudah selesai reaksi
PCR, DNA yang teramplifikasi divisualisasi
dengan elektroforesis agarose (1%) dan
diabadikan dengan kamera polaroid.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk isolasi cDNA SUT dengan RT-PCR
dilakukan isolasi RNA dari daun tebu. Hasil
isolasi RNA dengah metode phenol
menunjukan bahwa RNA yang didapat
mempunyai kualitas baik. Deteksi kandungan
RNA pada panjang gelombang 260 nm
didapatkan konsetrasi RNA cukup tinggi (8,1
µg/µL) dan tidak atau sedikit terkontaminasi
dengan protein karena ratio A260/280 mempunyai
nilai 1,8. Demikian juga elektroforesis gel
agarose menunjukan pemisahan secara jelas
ribosom RNA 28S dan 18S (Gambar 2A) yang
menggambarkan tidak adanya degradasi RNA.
Hasil serupa juga dilaporkan menggunakan
metode Trizol pada chondrosarcoma yang
mempunyai tingkat kemurnian dan kualitas
RNA tinggi (Baelde et al., 2001).
Isolasi cDNA SUT dilakukan menggunakan
metoda RT-PCR dengan pasangan primer P1 P2 dan cetakan total RNA yang diisolasi daun
tebu. Hasil elektroforesis gel agarose terhadap
DNA yang teramplifikasi sesudah RT-PCR
menunjukan adanya pita tunggal DNA dengan
ukuran sekitar 0.5 kb (Gambar 2B). Ukuran
DNA yang teramplifikasi sesuai dengan
prediksi ukuran fragment untuk cDNA SUT.
Hasil ini menyatakan bahwa design primer
yang digunakan sangat spesifik dan hanya
cocok untuk gen SUT.
121
Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 118-127
SoSUT 2A batang (AY165599) 481:VSQSALYPRDITEQRMAGPATMHPSEAAAKVPSWRDLFEPGVRRALLVGIGIQILQQFAG 540
OsSUT putative (XM 464773) 481:VSQPALYSKDIIEQRMSGPAMIHPSEAAAKGSSWKDLFEPGVRRALLVGVGIQILQQFAG 540
OsSUT mRNA (AAP54842)
477:VSQPALYSKELMEQRLAGPAMVHPSQAVAKGPKWADLFEPGVKHALFVGIGIQILQQFAG 536
*** ***
*** *** *** * **
* ******* ** ** **********
Forward primer
SoSUT 2A batang (AY165599) 541:INGVLYYTPQIMEQAGVAVLISNLGLSSASASILISSVTALLMLPSIGLAMRLMDVSGRR 600
OsSUT putative (XM 464773) 541:INGVLYYTPQILEQAGVAVLLSNLGLSSASASILISSLTTLLMLPSIGLAMRLMDISGRR 600
OsSUT mRNA (AAP54842)
537:INGVLYYTPQILEQAGVGVLLANIGLSSSSASILISGLTTLLMLPSIGIAMRLMDMSGRR 596
*********** ***** ** * **** ******* * ******** ****** ****
SoSUT 2A batang (AY165599) 601:FLLLSTIPVLIASLIVLVVSNVIELGTVVHAVLSTISVITYLCCFKMGFGPIPNILCAEF 660
OsSUT putative (XM 464773) 601:FLLLGTIPVLIASLVVLVVSNVIDLGTVAHAALSTISVIIYFCCFVMGFGPIPNILCAEI 660
OsSUT mRNA (AAP54842)
597:FLLLATIPILIVALAILILVNILDVGTMVHASLSTVSVILYFCFFVMGFGPIPNILCAEI 656
**** *** ** * *
*
** ** *** *** * * * *************
SoSUT 2A batang (AY165599) 661:FPTRVRGICIAICALIFWVGDIIVTYSLPVMLNAIGLEGVFGIYAVACAIAFVFVYLKVP 720
OsSUT putative (XM 464773) 661:FPTRVRGICIAICALTFWIGDIIVTYSLPVMLNAIGLAGVFGIYAVVCSIAFVFVFLKVP 720
OsSUT mRNA (AAP54842)
657:FPTTVRGICIAICALTFWIGDIIVTYTLPVMLNAIGLAGVFGIYAVVCILAFLFVFMKVP 716
*** *********** ** ******* ********** ******** * ** ** ***
SoSUT 2A batang (AY165599) 721:ETKGMPLEVITEFFAVGAKQ-AVAKA
OsSUT putative (XM 464773) 721:ETKGMPLEVITEFFAVGAKQMQATKA
OsSUT mRNA (AAP54842)
717:ETKGMPLEVITEFFSVGAKQAKED-************** *****
745
746
740
Reverse primer
Gambar 1. Penjajaran (aligment) urutan asam amino dari SoSUT 2A (AY165599), OsSUT
(AAP54842), dan OsSUT (XM_464773) untuk menentukan letak primer. Tanda
anterik bintang menandai kesamaan asam amino dan tanda panah forward dan
reverse merupakan daerah konservatif yang digunakan untuk design primer P1
dan P2.
5 ul
M
A
RT-PCR
B
28S
18S
1 Kb
0.65 Kb
0.5 Kb
0.54 Kb
Gambar 2. Elektroforesisi gel agarose (1%) total RNA daun tebu (A) dan DNA hasil RT-PCR (B).
Untuk elektroforesis RNA, gel agarose dan bufer TBE disterilkan dengan autoclave
dan sebanyak 5 µg total RNA dipisahkan untuk elektroforesis. M adalah marka DNA
1 Kb Ladder dan RT-PCR adalah DNA hasil amplifikasi RT-PCR. Tanda panah
menunjukan posisi masing-masing RNA atau DNA dalam elektroforesis.
122
Isolasi dan Karakterisasi…………….(Harianti Novita dkk)
Untuk keperluan analisis selanjutnya dilakukan
pemurnian DNA hasil RT-PCR menggunakan
pemisahan
elektroforesis
agarose
dan
pengeluaran
DNA
dari
gel
agarose
(electroelution). DNA yang didapat kemudian
diligasikan pada T-vector pGEMT-easy
(Promega) dan ditransformasikan ke sel E. coli
DH5α. Skrining positif transforman E. coli
dilakukan dengan blue white selection
menggunakan X-Gal dan untuk konfirmasi
keberhasilan ligasi dilakukan isolasi plasmid
dan pemotongan plasmid dengan enzim EcoRI.
Elektroforesis gel agarose menunjukan adanya
fragment insersi DNA sebesar 0.5 kb (Gambar
3) dari pemotongan plasmid dengan enzim
EcoRI. Ukuran fragmen DNA tersebut sesuai
dengan ukuran DNA hasil RT-PCR yang
diligasikan pada vektor pGEMT. Hal ini
menunjukan bahwa hasil RT-PCR yang sudah
dikloningkan dalam vektor plasmid tersebut
adalah fragment cDNA SUT. Untuk
menyakinkan kebenaran fragmen DNA
tersebut dilakukan penentuan urutan nukleotida
(sequencing) menggunakan DNA sequencer
yang terdapat di Lembaga Biologi Molekul
Eijkman Jakarta.
Analisis hasil sequencing menggunakan
software Genetyx menunjukan bahwa fragmen
DNA yang terinsersi pada plasmid pada
plasmid pGEMT berukuran sebesar 543 bp
sesuai dengan ukuran prediksinya. Urutan
nukleotida (sequence) selengkapnya disajikan
pada Gambar 4 dan sudah didaftarkan pada
GenBank Data Bases (NCBI) dengan nomor
aksesi bankit734628. Penjajaran (alignment)
urutan nukleotida tersebut dengan DNA-SUT
lain yang sudah dilaporkan menunjukan tingkat
kesamaan yang tinggi, dengan cDNA SUT
jagung ZmSUT-1 sebesar 89% (Gardiner et. al.,
2004), batang tebu SoSUT 2A 87,3 % (Casu et
al., 2003), dan padi OsSUT-1 84,8 % (Kikuchi
et al., 2003). Hasil ini membuktikan bahwa
DNA yang diisolasi dengan RT-PCR adalah
fragmen DNA SUT dan selanjutnya fragmen
DNA tersebut dinamakan sebagai fragmen
cDNA SoSUT2.
Untuk mengetahui ekspresi gen SUT pada
tanaman tebu dilakukan analisis RT-PCR
menggunakan pasangan primer P1-P2 dan
cetakan RNA yang diisolasi dari daun, pelepah,
dan batang tebu. Dengan analisis RT-PCR ini
dapat dideteksi ekspresi gen SUT dengan
membandingkan intensitas pita DNA yang
terdapat pada elektroforesis gel agarose.
Gambar 5 menunjukan hasil elektroferesis gel
agarose dari DNA hasil RT-PCR. Nampak
bahwa ekspresi gen SUT diketemukan baik
pada jaringan daun, pelepah, dan batang tebu
tetapi tidak diketemukan pada akar tanaman
tebu. Hal yang menarik bahwa apabila
intensitas
pita
DNA
hasil
RT-PCR
dikuantifikasikan secara sederhana, maka
tampak kuantifikasi intensitas yang tidak sama
(Tabel 1). Intensitas paling tinggi diketemukan
pada daun dan menurun pada pelepah dan akar
tanaman. Hasil ini menunjukan bahwa
walaupun ekspresi gen SUT diketemukan
terdapat pada daun, pelepah dan batang, tetapi
intensitas ekspresinya paling tinggi terdapat
pada daun tanaman tebu.
Protein transporter sukrosa merupakan
protein pembawa (carrier protein) yang
berfungsi sebagai translokator sukrosa. Pada
penelitian ini telah berhasil diisolasi fragmen
cDNA SUT dari tanaman tebu dengan ukuran
543 bp dan dinamakan cDNA SoSUT2
(Gambar
4).
Perbandingan
urutan
nukleotidanya dengan DNA-SUT yang
diisolasi dari tanaman suku graminae
menunjukan tingkat kesamaan tinggi 85 - 89%.
Menggunakan
analisis
PSORT
dapat
diperkirakan signal protein dan lokasi dari
protein SoSUT2 tersebut (Nakai, 1988).
Prediksi urutan asam amino protein SoSUT2
digunakan untuk memperkirakan lokasi dari
protein
tersebut
dengan
menggunakan
hubungan algorithme urutan signal yang ada
dalam asam amino.
Ada beberapa
kemungkinan lokasi secara subseluler dalam
sel tanaman seperti sitoplasma, mitokondria,
peroxisome, reticulum endoplasma, aparat
golgi, vakuola, membran plasma dan kloroplas.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa protein
yang disandi oleh fragmen SoSUT2 daun
tanaman tebu terletak pada reticulum
endoplasma, sedangkan protein SUT yang
disandi oleh SoSUT 2A (Casu et al., 2003),
ZmSUT-1 (Gardiner et al., 2004) dan OsSUT-1
(Kikuchi et al., 2003) semuanya terdapat pada
membran
plasma.
Walaupun
terdapat
perbedaan lokasinya dengan protein SUT
lainnya, kemungkinan hal ini disebabkan
belum lengkapnya (full size) ukuran DNA
SoSUT2 yang didapat.
Deteksi ekspresi gen dapat dilakukan
dengan analisis kandungan mRNA dengan
metoda Northern Blot. Akan tetapi saat ini
modifikasi RT-PCR juga dapat digunakan
untuk
quantifikasi
kandungan
mRNA
(Taniguchi et al, 2004). Hasil analisis RT-PCR
123
Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 118-127
menggunakan pasangan primer P1-P2 dan
cetakan mRNA yang diisolasi dari beberapa
jaringan tanaman tebu menunjukan bahwa
ekspresi gen SoSUT2 terdeteksi pada organ
daun, pelepah dan batang tebu tetapi tidak
diketemukan pada akar tebu (Tabel 1). Hal ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa SoSUT2A merupakan gen
spesifik untuk protein sucrose transporter
batang tebu (Casu et al, 2003). Ada beberapa
kemungkinan munculnya perbedaan tersebut
salah satunya adalah urutan nukleotida
pasangan primer P1-P2 merupakan bagian
nukleotida konservatif sehingga mampu
mendeteksi gen SUT lain yang terdapat pada
organ berbeda. Selain itu, ada kemungkinan
bahwa SoSUT2 yang diketemukan pada daun
tebu ini merupakan tipe gen SUT lainnya yang
belum pernah dilaporkan sebelumnya. Hasil ini
memperkuat dugaan adanya famili gen SUT
pada tanaman tebu.
Tabel 1. Tingkat ekspresi gen SoSUT pada jaringan tanaman tebu. Ekspresi gen dideteksi dengan
metoda RT-PCR dan DNA hasil PCR dielektroforsis agarose (1%). Pita (band) DNA
yang nampak divisualisi dengan UV illuminator (Gambar 6) dan intensitas pita yang
tampak diberi nilai (skoring)
No
Sampel
1
Akar
2
Pelepah
3
Daun
4
Batang
∗ND =Not Detectable
Tingkat Ekspresi (Skor)
ND*
++
+++
+
A
M
Keterangan
Tidak ada
Sedang
Kuat
Lemah
B
Vektor
pGEMT
3 Kb
cDNA hasil RTPCR
Insert
cDNA
daun
tebu
Gambar 3. Elektroforesis agarose (1%) plasmid pGEMT yang terinsersi oleh DNA hasil RT-PCR.
Plasmid dipotong dengan enzim EcoRI dan DNA hasil pemotongan kemudian
dipisahkan dengan elektroforsis (lin B). Lin A adalah cDNA hasil RT-PCR sebagai
kontrol dan M, DNA makker 1 kb Ladder.
124
Isolasi dan Karakterisasi…………….(Harianti Novita dkk)
10
20
30
40
50
60
CAGATCCTTCAACAGTTCTTTGGTAATAAATGGTGTTCTGTACTATACCCCACAAATTCT
Q I L Q Q F F G N K W C S V L Y P T N S
70
80
90
100
110
120
CGAGCAAGCTGGCGTGGCAGTTCTTCTTTTCAATCTTGGTCTCAGCTCGGCATCAGCATC
R A S W R G S S S F Q S W S Q L G I S I
130
140
150
160
170
180
CATCTTGATCAGTTCTCTCACTACCTTATCAATGCTTCCCAGCATTGGCTTAGCCATGAG
H L D Q F S H Y L I N A S Q H W L S H E
190
200
210
220
230
240
ACTTATGGATCTTTCTGGAAGAAGGTTTTTGCTGCTAGGCACAATTCCAATCTTGATAGC
T Y G S F W K K V F A A R H N S N L D S
250
260
270
280
290
300
ATCTTTAGTTATCCTGGTCGTGTTCAATGTTATTGACTTGGGTACAGTGGCCCATGCTGT
I F S Y P G R V Q C Y G L G Y S G P C C
310
320
330
340
350
360
GCTCTCCACAGTCAGTGTCATCACTTACCTCTGCTGCTTTGTCATGGGATTTGGTCCCAT
A L H S Q C H H L P L L L C H G I W S H
370
380
390
400
410
420
CCCCAACATTCTATGTGCAGAGATCTTTCCAACTAGGGTTCGCGGTCTCTGCATTGCCCA
P Q H S M C R D L S N R G S R S L H C P
430
440
450
460
470
480
TCTGTGCCTTGACATTTTTGGGAAGGGAGAACATCATTGTCACCTACAGCCTTTTTGGTG
S V P G H F W E G R T S L S P T A F L V
490
500
510
520
530
540
AGGCTGAAAGCTATGGGACTAAGCGGGTGTTTTGGCCATATAGGCAACCCATAGGCTGAA
R L K A M G L S G C F G H I G N P Y A E
550
TGG
W
Gambar 4. Urutan (sequence) nukleotida dan prediski urutan asam amino fragmen cDNA SoSUT2
yang diisolasi dari daun tebu. Ukuran fragmen cDNA sebesar 543 bp dan menyandi untuk
181 asam amino. Urutan nukleotida cDNA SoSUT2 telah didaftarkan ke GenBank
dengan nomor aksesi bankit734628.
1
2
M
3
4
cDNA
SUT
Gambar 5. Elektroforesis gel agarose (1 %) DNA hasil RT-PCR. Analisis ini ditujukan untuk
analisis ekspresi gen SUT pada tanaman tebu. RT-PCR dilakukan dengan cetakan
total RNA (1 µg) yang diisolasi dari (1) Akar, (2) Pelepah, (3) Daun, (4) Batang. M,
marker DNA 1 kb Ladder. Intensitas pita DNA hasil RT-PCR menunjukan tingkat
ekspresi gen SUT.
Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 118-127
Keberhasilan isolasi dan deteksi gen
SoSUT2 pada tanaman tebu membuka
kesempatan baru untuk melakukan isolasi dan
analisis famili gen SUT pada tanaman tebu.
Seperti dilporkan pada beberapa spesies
tanaman bahwa terdapat beberapa famili gen
SUT yang mempunyai fungsi dan karakter
fisiologis berbeda. Oleh karena itu, isolasi dan
karaterisasi full size famili gen SUT merupakan
langkah selanjutnya yang akan dilakukan pada
penelitian ini. Menggunakan metoda RACE
(rapid amplification cDNA end) diharapkan
dapat diisolsi full size gen SoSUT2, seperti
dilaporkan sebelumnya (Sugiharto et al., 2002)
Akumulasi sukrosa secara fisiologi pada
tanaman tebu tidak hanya penting untuk
mempelajari pembagian dan penyediaan
karbohidrat tetapi secara agronomi juga penting
pada proses produksi sukrosa. Untuk itu
strategi untuk memanipulasi akumulasi sukrosa
perlu diketahui (Grof and Campbell, 2001).
Tersedianya cDNA SUT dimungkinkan untuk
dapat mempelajari maupun melakukan
manipulasi akumulasi sukrosa pada tanaman.
Dalam hubungannya dengan manipulasi
peningkatan akumulasi karbohidrat dilaporkan
bahwa overekspresi gen SUT dapat
meningkatan kandungan pati pada tanaman
umbi-umbian (Reismeiler et al., 1994). Sejalan
dengan penelitian tersebut, diharapkan
overekspresi gen SUT pada tanaman tebu dapat
meningkatkan translokasi dam akumulasi
sukrosa pada batang tanaman tebu.
Strategi lain untuk meningkatkan akumulasi
sukrosa dapat dilakukan dengan overekspresi
gen SPS yang menyandi untuk sucrosephosphate synthase, enzim kunci sintesis
sukrosa pada tanaman. Over ekspresi gen SPS
dapat meningkatkan sintesis dan akumulasi
sukrosa pada tanaman tomat (Worrell et al.,
1991), tembakau (Miswar et al., 2005) dan tebu
(Miswar et al., 2006 in preparation). Oleh
karena itu, secara keseluruhan diharapkan
double overekspresi gen SPS dan SUT akan
meningkatkan sintesis dan translokasi sukrosa
pada batang tanaman tebu, yang pada
gilirannya akan didapat varietas tebu baru
rendemen atau produktivitas gula tinggi.
Kesimpulan
Isolasi cDNA sucrose transporter proteins dari
daun tebu menggunakan metoda RT-PCR telah
berhasil dilakukan dan disebut sebagai cDNA
SoSUT2. Walaupun masih berukuran 543 bp
dan belum full size, urutan nukleotida cDNA
125
SoSUT2 telah didaftarkan ke GenBank dengan
nomor aksesi bankit 734628. Ekspresi gen
SoSUT2 banyak diketemukan di jaringan daun
sedikit di tangkai daun dan batang, tetapi tidak
diketemukan di akar tebu. Hasil ini
menunjukan bahwa gen SoSUT2 kemungkinan
berperanan penting pada transport sukrosa
dalam jaringan tersebut, kecuali di akar.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini dibiayai oleh Hibah Penelitian
Tim Pascasarjana Dirjen Dikti Departemen
Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 20052007, dengan Ketua Peneliti Bambang
Sugiharto
DAFTAR PUSTAKA
Aoki N., P. Whitfeld., F. Hoeren., G.
Scofield., K. Newell., J. Patrick., C.
Offler., B, Clarke., S. Rahman and
RT. Furbank. 2002. Three sucrose
transporter genes are expressed in the
developing grain of hexaploid wheat.
Plant mol Biol 50 : 453-62.
Barker L., C. Kuhn., A. Weise., A. Schulz., C.
Gebhardt., B. Hirner., H. Hellmann.,
JM. Ward and WB. Frommer, 2000.
SUT2, a Putative sucrose sensor in
sieve elements, The Plant Cell 12 :
1153-1164
Baelde HJ., AMC. Jansen, H. van Beerendonk,
M. Namba, JVMG. Bovee, PCW
Hogendoom (2001) High quality RNA
isolation from tumours with low
cellularity and high extracellular
matrix
component
for
cDNA
microarrays;
application
to
Chondrosarcoma. J. Clin Pathol. 54 :
778-782.
Bieleski RL. 2000. The Bigger Picture Phloem
Seen Through Horticultural Eyes.
Aust J. Plant Physiol 27 : 615-624.
Casu RE., C. Grof., AL. Rae., CL. McIntyre.,
CM. Dimmock and JM. Manners,
2003. Identification of a novel sugar
transporter
homologue
strongly
expressed in maturing stem vascular
tissues of sugarcane by expressed
sequencetag and microarray analysis,
Plant Mol Biol 0 : 1-16.
Chelly and Kahn (1994) RT-PCR and mRNA
Quantitation. In Mullis et al., (Eds)
The Polymerase Chain Reaction.
Birkhauser Boston, USA, p 97-109.
126
Isolasi dan Karakterisasi…………….(Harianti Novita dkk)
Lingle S. E, 2002. Cloning and expression of a
sucrose transporter gene in Yeast,
Plant Animal and Microbe Genomes
X Conference Town and Country
Convention Center. San Diego, CA
Gardiner J., Schroeder,S., Polacco,M.L.,
Sanchez-Villeda,H.,
Fang,Z.,
Morgante,M., Landewe,T., Fengler,K.,
Useche,F.,Hanafey,M.,
Tingey,S.,
Chou,H., Wing,R., Soderlund,C. and
Coe,E.H. Jr., 2004. Anchoring 9,371
maize expressed sequencetagged
unigenes to the bacterial artificial
chromosome contig map by twodimensional overgo hybridization.
Plant Physiol 134 : 1317-1326
Grof CPL and Campbell JA., 2001. Sugarcane
metabolism: scope for molecular
manipulation. Aus. J Plant Physiology
28 : 1-12.
Huber S.C and J.L. Huber, 1996. Role and
regulation
of
sucrose-phosphate
synthase in higher plant. Annu. Rev.
Plant Physiol. Plant Mol. Biol. 47 :
431-444
Kikuchi S., Satoh,K., Nagata,T., Kawagashira,
N., 2003. Collection, mapping, and
annotation of over 28,000 cDNA
clones from japonica rice. Science
301 : 376-379.
Kuhn C., MR. Hajirezaie., AR. Fernie., UR.
Tanuli., T. Czechowski., B. Hirner
and WB. Frommer, 2003. The sucrose
transporter StSUT1 localize to seive
elements in potato tuber phloem and
influences tuber physiology and
development. Plant Physiol 131 : 102113.
Kuhn C., 2003. A comparison of the sucrose
transporter systems of different plant
species. Plant Biol 5 : 215-232.
Koch K. 2004.
Sucrose metabolism :
Regulatory mechanism and pivotal
role in sugar sensing and plant
development. Plant Biology 7 : 235246.
Lemoine R., 2000. Sucrose Transporter in
Plant : Update on Function and
Structure. Biochimeca et Biophysica
Acta 1465 : 246-262.
Li CH, JX Shi, D. Weiss and EE. Goldschmidt,
2003.
Sugar regulate sucrose
transporter gene expression in citrus.
Biochemical
and
Biophysical
Research Communications 306 : 402407.
Nakai K, 1998. Prediction of Protein Sorting
Signal and Localization Sites in Amino
Acid Sequences. PSORT WWW
Server
Miswar, B. Sugiharto, J. Soedarsono, dan S.
Moeljoprawiro, 2005. Transformasi
gen sucrose-phosphate synthase tebu
(SoSPS1) untuk meningkatkan sintesis
sukrosa
pada
daun
tembakau
(Nicotiana tabacum L.). Biologi 4 :
337-348
Rae AL., JM perroux, CPL. Grof, 2005.
Sucrose partitioning between vascular
bundles and storage parenchyma in the
sugarcane stem. A potensial role for
the ShSUT1 Sucrose Transporter.
Planta 220 : 817-825.
Riesmeier JW., L. Willmitzer and WB.
Frommer, 1992. Isolation and
characterization of a sucrose carrier
cDNA from spinach by functional
expression in yeast. The EMBO
Journal 11 : 4705-4713
Riesmeier JW., L. Willmitzer and WB.
Frommer, 1994. Evidence for an
essential role of the sucrose
transporter in phloem loading and
assimilate portioning. The EMBO
Journal 13 : 1-7
Sambrook J., EF. Fritsch and T. Maniatis,
1989.
Molecular Cloning. A
laboratory Manual (Second edition)
Cold Spring Harbor Laboratory Press.
Sugiharto B., N. Ermawati, H. Mori, K. Aoki,
K. Yonekura-Sakakibara, T. Yamaya,
T. Sugiyama, and H. Sakakibara,
2002.
Identification
and
characterization of a gene encoding
drought-inducible protein localizing in
the bundle sheath cell of sugarcane.
Plant Cell Physiology 43 : 350-354
Taniguchi Y., J. Nagasaki, M. Kawasaki, H.
Miyake, T. Sugiyama and M.
Taniguchi, 2004. Differentiation of
decarboxylase
transporters
in
mesophyll
and
bundle
sheath
chloroplast of maize. Plant Cell
Physiol 45 : 187-200
Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 118-127
Ward J. M. 2000. The Role of Sucrose
Transporter in Assimilate partitioning
and
Phloem
Function.
Plant
Physiology,
Center
for
Plant
Molecular Biology, University of
Tuebingen, Auf der Morgentelle 1,
72076 Tuebingen, Germany
127
Worrell- A.C., J.M. Bruneau, K. Summerfelt,
M. Boersig, and T. Voelker, 1991.
Expression
of
maize
sucrose
phosphate synthase in tomato alter leaf
carbohydrate partitioning. Plant Cell 3
: 1121-1130
Download