Title Goes Here - Binus Repository

advertisement
Matakuliah : CB142
Tahun
: 2008
Pertemuan 2
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Learning outcome
Mahasiswa mempu membedakan beberapa teori etika
lingkungan dan konsekwensinya terhadap lingkungan
hidup
Bina Nusantara
•
•
•
•
Bina Nusantara
Teori Etika Lingkungan Hidup
Bumi Sebagai Kesatuan Ekosistem
Kesatuan Manusia dengan Lingkungan Hidupnya
Mengembangkan Paham yang Tepat tentang Lingkungan
1. Teori Etika Lingkungan Hidup
1.1. Antroposentrisme
Antroposenstrisme (antropos=manusia) adalah suatu pandangan
yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta.
Dalam konteks lingkungan hidup, tesis dasar dari antropsenterisme
adalah pemanfaatan terhadap lingkungan hidup harus tunduk pada
kepentingan manusia. Lingkungan dalam konteks ini hanya
memiliki nilai instrumental, sebagai obyek eksploitasi, eksperimen
untuk kepentingan manusia. Manusia dalam konteks ini merupakan
satu-satunya subyek moral
Beberapa Tinjauan Kritis terhadap:
– Didasarkan pada pandangan filsafat yang mengatakan bahwa
hal yang bernuansa moral hanya berlaku bagi manusia
– Sangat bersifat instrumentalistis: pola hubungan manusia dan
alam hanya terbatas pada relasi instrumental semata.
Bina Nusantara
– Sangat bersifat teleologis, karena pertimbangan yang diambil
untuk peduli terhadap alam didasarkan pada akibat dari tindakan
itu bagi kepentingan manusia
– Teori ini telah dituduh sebagai salah satu penyebab bagi
terjadinya krisis lingkungan hidup
– Walau banyak kritik dilontarkan kepada teori antroposentrisme,
namun sebenarnya argumen di dalamnya cukup sebagai
landasan yang kuat bagi pengembangan sikap kepedulian
terhadap alam
Bina Nusantara
1.2. Biosentrisme
Biosentrisme merupakan kebalikan dari antroposentrisme.
Biosentrisme merupakan suatu pandangan yang menempatkan
alam sebagai yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, bukan
tergantung pada manusia. Oleh karena itu, bukan hanya manusia
yang memiliki hak untuk berada, tetapi juga alam. Manusia dalam
konteks biosentrisme hanya merupakan salah satu bagian dari
alam. Seperti manusia memiliki nilai pada dirinya sendiri,
demikianpun bagian-bagian itu memiliki nilai di dalam dirinya
sendiri. Dalam konteks ini, biosentrisme merupakan sebuah
komunitas moral, dimana semua bagian dari komunitas itu memiliki
nilai moral.
Bina Nusantara
• Catatan Kritis terhadap Biosentrisme
– Menekankan kewajiban terhadap alam bersumber dari
pertimbangan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai,
baik kehidupan manusia maupun spesis lain di bumi ini
– Melihat alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan nilai
dalam dirinya sendiri
– Memandang manusia sebagai makhluk biologis yang sama
dengan makhluk biologis lainnya
– Pada intinya teori biosentrisme berpusat pada komunitas biotis
dan seluruh kehidupan yang ada di dalamnya.
– Teori ini memberi bobot dan pertimbangan moral yang sama
kepada semua makhluk hidup
Bina Nusantara
1.3. Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan perluasan dari bisentrisme. Biosentrisme
menekankan komunitas bilogis yang hidup, sedangkan
ekosentrisme memberikan perhatian pada komunitas biologis yang
hidup dan mati. Ekosentrisme dalam konteks ini merupakan suatu
paham yang mengajarkan bahwa baik komunitas biologis yang
hidup maupun yang mati saling berkaitan satu sama lain. Air, udara,
cahaya, tanah dan lain sebagainya sangat menentukan kualitas
komunitas biologis.
Beberapa Tinjauan Kritis:
– Versi lain dari ekosentrisme adalah Deep Ecology yang
diperkenalkan oleh Arne Naes (filsuf norwegia).
– Deep Ecology disebut sebagai ecosophy, yang berarti kerifan
mengatur hidup selaras dengan alam sebagai sebuah rumah
tangga dalam arti luas.
Bina Nusantara
– Deep Ecology menganut prinsip biospheric egalitarianism, yaitu
pengakuan bahwa semua organisma dan makhluk hidup adalah
anggota yang sama statusnya dari suatu keseluruhan yang
terkait sehingga mempunyai martabat yang sama
– Dia tidak hanya memusastkan perhatian pada dampak
pencemaran bagi kesehatan mausia, tetapi juga pada kehidupan
secara keseluruhan
– Deep ecology mengatasi sebab utama yang paling dalam dari
pencemaran, dan bukan sekedar dampak superfisial dan jangka
pendek
Bina Nusantara
2. Bumi Sebagai Kesatuan Ekosistem
2.1. Ekosistem Bumi
Bumi terdiri dari berbagai lapisan atau bagian yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Terganggunya salah satu bagian dari ekosistem
akan
menyebabkan terganggungua kesatuan yang lainnya. Keseluruhan lapisan itu
disebut biosfer. Biosfer berasal dari dua kata Yunani yakni bios yang berarti
hidup dan sphere yang berari bola. Sedangkan ekosistem berasal dari kata
Yunani oikos=rumah dan systema=keseluruhan. Biosfer terdiri dari ekosistem
yang tidak terhitung jumlahnya.
2.2. Manusia hanya sebagai salah satu lapisan
manusia dalam kesatuan ekosistem ini tidak memiliki independensi mutlak.
Kualitas hidupnya tergantung pada kualitas ekosistem yang lainnya.
2.3. Peran Manusia yang semakin besar
Tidak bisa disangkal bahwa walaupun manusia hanya merupakan salah satu
bagian dari keseluruhan ekosistem, manusia merupakan satu-satunya mahluk
yang paling dinamis. Manusia memiliki otak yang lebih besar, kehendak bebas,
dan memiliki perasaan. Kualitas-kualitas itu membuat manusia lebih adaptable
dibandingkan dengan mahluk yang lainnya, terutama dengan mahluk primata
non manusia. Manusia dengan demikian tidak hanya dideterminir oleh
lingkungannya, tetapi juga dapat merekayasa lingkungannya sesuai dengan
kehendaknya. Sehingga manusia memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap
ekosistem baik secara positif maupun negatif.
Bina Nusantara
3. Kesatuan Manusia dengan Lingkungan Hidupnya
3.1. Pengaruh seleksi alam
Manusia, seperti adanya, yaitu fenotipenya, terbentuk oleh interaksi
antara genotipe dan lingkungan hidupnya.
3.2. Gambaran Kedudukan Manusia dalam alam lingkungannya
3.2.1. Dari struktur prilaku manusia.
Dari segi struktur perilaku manusia yang paling dinamis dan
adaptabel dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan manusia
memiliki kualitas akal budi dan memiliki kehendak yang bebas
3.2.2. Dari segi kedudukan dalam keseluruhan ekosistem
dalam keseluruhan ekosistem, manusia hanya merupakan salah
satu bagian dari bagian yang lainnya. Bagian-bagian ini saling
menentukan. Alam dapat menentukan kualitas hidup manusia dan
manusia dapat menentukan alam.
Bina Nusantara
4. Mengembangkan Paham yang Tepat tentang Lingkungan
Bina Nusantara
Baik antroposentrisme, biosentrisme maupun ekosentrisme samasama memiliki perhatian yang sama tentang kehidupan.
Antroposentrisme
menekankan
kehidupan
manusia
dan
mengabaikannya, biosentrisme menekankan hidupan mahluk biotik
dan ekosentrisme menekankan saling ketergantungan antara
berbagai elemen dari ekosistem baik manusia, lingkungan biotik
maupun abiotik. Ketiga-tiganya baik manusia, lingkungan biotik
maupun abiotik saling menentukan. Manusia tidak akan dapat
berkembang sebagai manusia tanpa didukung oleh lingkungan baik
lingkungan biotik maupun abiotik yang baik. Inilah prinsip dasari dari
apa yang disebut dengan deep ecology. Deep ecology bukan hanya
sekedar paham filosofis mengenai relasi yang seharusnya antara
berbagai elemen dalam ekosistem, melainkan merupakan suatu
gerakan baru, kesadaran baru, paradigma baru yang harus menjadi
kultur kita dalam setiap prilaku dan pengambilan kebijakan baik
kebijakan politis, ekonomis maupun akademik.
Download