peraturan daerah propinsi daerah tingkat i

advertisement
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN
NOMOR: 2 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM
LABUANG BAJI UJUNG PANDANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN
Menimbang :
a.
b.
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
bahwa dalam rangka menjamin keberhasilan peningkatan
mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit Umum Labuang
Baji Ujung Pandang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat maka organisasi dan tatakerja Rumah Sakit
Umum Labuang Baji Ujung Pandang perlu disempurnakan;
bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a di atas, dan
dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi
dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah, maka perlu
ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan tentang Organisasi dan Tatakerja Rumah
Sakit Labuang Baji Ujung Pandang.
Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara
dan Daerah Tingkat I Suiawesi Utara Tengah (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2102) Juncto Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964, tentapg
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan
Daerah Tingkat 1 Sulawesi Selatan Tenggara menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3495).
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 Tentang
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang
Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3373);
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1985 tentang Jenjang
Pangkat dan Tunjangan Jabatan Struktural;
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
983/Menkes/SK/XI/1992 Tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992
tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993
tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah
Perubahan;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994
tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit
Umum Daerah;
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
:
490/Menkes/SK/V/1994 tentang Peningkatan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Milik Pemerintah Daerah
Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan.
Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI UJUNG PANDANG
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
a.
Daerah adalah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;
b.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
c.
Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
d.
Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit Umum Labuang Baji Kelas B Non
Pendidikan Ujung Pandang;
Direktur adalah Direktur pacta Rumah Sakit Umum Labuang Baji Kelas B Non
Pendidikan Ujung Pandang;
Wakil Direktur adalah Wakil Direktur pada Rumah Sakit Umum Labuang Baji
Kelas B Non Pendidikan Ujung Pandang;
Bagian, Seksi dan lnstalasi adalah Bagian, Seksi dan lnstalasi pacta Rumah Sakit
Umum Labuang Baji Kelas B Non Pendidikan Ujung Pandang;
Instalasi adalah fasilitas penyelenggaraan pelayanan medik pelayanan penunjang
medik, kegiatan penelitian pengembangan, pendidikan, pelatihan dan
pemeliharaan rumah sakit.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK
DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 2
(1)
(2)
Rumah Sakit Umum adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas
Kesehatan.
Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan Direktur yang
secara teknis bertanggungjawab kepada kepala Dinas dan taktis operasional
kepada Gubernur Kepala Daerah.
Bagian Kedua
Tugas Pokok
Pasal 3
Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serra pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.
Bagian Ketiga
Fungsi
Pasal 4
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini, Rumah
Sakit Umum mempunyai fungsi :
a.
menyelenggarakan pelayanan medik;
b.
c.
d.
e.
f.
g.
menyelenggarakan pelayanan penunjang medik & non medik;
menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
menyelenggarakan pelayanan rujukan;
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum terdiri atas:
a.
Direktur;
b.
Wakil Direktur Pelayanan;
c.
Wakil Direktur Umumdan Keuangan;
d.
Komite Medikdan Stat Medik Fungsional;
e.
Dewan Penyantun;
f.
Satuan Pengawasan Intern.
Pasal 6
Wakil Direktur Pelayanan membawahi 2 (dua) bidang yang meliputi bidang pelayanan
dan bidang keperawatan serta sejumlah Instalasi.
Pasal 7
Bidang Pelayanan membawahi 3 seksi yaitu :
a.
Seksi Pelayanan I;
b.
Seksi Pelayanan II;
c.
Seksi Pelayanan III.
Pasal 8
Bidang keperawatan membawahi 3 seksi yaitu :
a.
Seksi keperawatan I;
b.
Seksi keperawatan II;
c.
Seksi keperawatan III.
Pasal 9
Instalasi yang dimaksud dalam pasal 8 yaitu :
a.
Instalasi Rawat Jalan;
b.
Instalasi Rawat Inap;
c.
Instalasi Rawat Darurat;
d.
Instalasi Bedah Sentral;
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Instalasi Perawatan lntensif (CU);
Instalasi Radiologi;
Instalasi Farmasi;
Instalasi Rehabilitasi Medik;
Instalasi Patologi Klinis;
Instalasi Patologi Anatomi;
Instalasi Perawatan Intensif ICCU:
Pasal 10
Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi 3 bagian, dan 3 Instalasi meliputi :
a.
Bagian Umum;
b.
Bagian Perencanaan dan Rekam Medik;
d.
Bagian Keuangan;
d.
Instalasi Gizi;
e.
Instalasi Pemulasaraan Jehazah;
f.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
Pasal 11
Bagian Umum membawahi 3 Sub Bagian yaitu:
a.
Sub Bagian Ketatausahaan;
b.
Sub Bagian Kepegawaian;
c.
Sub Bagian Rumah Tangga, Perlengkapan.
Pasal 12
Bagian Perencanaan dan Rekam Medik membawahi 3 Sub bagian yaitu :
a.
Sub bagian penyusunan program laporan dan rekam medik;
b.
Sub bagian hukum perpustakaan dan publikasi;
c.
Sub bagian pemasaran sosial dan informasi rumah sakit.
Pasal 13
Bagian keuangan membawahi 3 sub bagian yaitu :
a.
Sub Bagian Penyusunan Anggaran & Perbendaharaan;
b.
Sub Bagian Verifikasi & Akuntansi;
c.
Sub Bagian Mobilisasi Dana.
Pasal 14
Bagian Organisasi Rumah Sakit Umum sebagaimana tercantum dalam lampiran
Peraturan Daerah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
BAB IV
URAIAN TUGAS
Pasal 15
Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan, membina
pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 16
Tugas Wakil Direktur Pelayanan membantu Direktur di bidang pelayanan, meliputi :
Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat, Bedah Sentral, Perawatan Intensif,
Radiologi, Farmasi, Rehabilitasi Medik,
Patologi Klinis, Patologi Anatomi, kegiatan bidang Pelayanan & Keperawatan.
Pasal 17
Tugas Bidang Pelayanan yaitu mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medik
dan penunjang medik, melaksanakan pemantauan
dan pengawasan penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan medik dan penunjang
medik, pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien.
Pasal 18
(1)
(2)
(3)
Tugas Seksi Pelayanan 1 mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medik
dan penunjang medik serta, penelitian dan pengembangan Rumah Sakit.
Tugas Seksi Pelayanan II melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan
fasilitas serta kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik.
Tugas Seksi Pelayanan III melakukan pengawasan dan pengendalian penerimaan
dan pemulangan pasien.
Pasal 19
Tugas Bidang Keperawatan melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan
keperawatan, etika dan mutu keperawatan.
Pasal 20
(1)
(2)
(3)
Tugas Seksi Keperawatan I meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan asuhan dan
pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan.
Tugas Seksi Keperawatan II melakukan pemantauan dan pengawasan
pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan.
Tugas Seksi Keperawatan III melaksanakan kegiatan penelitian & pengembangan
keperawatan, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan.
Pasal 21
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnose pengobatan,
perawatan, pencegahan dan peningkatan serta penelitian untuk penderita Rawat
Jalan.
Instalasi Rawat inap mempunyai tugas melaksanakan diagnose pengobatan,
perawatan, pencegahan dan peningkatan serta penelitian untuk penderita Rawat
Inap.
Instalasi Rawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Darurat
Medik, termasuk diagnose, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit
dan peningkatan pemeliharaan kesehatan dan rehabilitasi.
Instalasi Beda,h Sentral mempunyai tugas melaksanakan dIagnose, pengobatan,
perawatan, rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang bedah.
Instalasi Perawatan Intensif mempunyai tugas melaksanakan diagnose,
pengobatan, perawatan, peningkatan pemulihan kesehatan penderita Rawat
Intensif.
Instalasi Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Radiologi
termasuk diagnose, pengobatan, perawatan, pendidikan, pencegahan akibat
penyakit dan peningkatan kesehatan.
Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan:
a.
Peracikan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan, gas medlk dan
bahan kimia;
b.
Penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan dan alat-alat
kesehatan;
c.
Penyucihamaan alat kedokteran dan alat kesehatan dalam jabatan
fungsional.
Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
kegiatan Rehabilitasi Medik yang meliputi pelayanan Fisiotherapi, alat pembantu
buatan dan latihan kerja, perawatan, pengobatan, pendidikan, pencegahan, dan
peningkatan rehabilitasi serta penelitian.
Instalasi Patologi Klinis mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dibidang
pemeriksaan Patologi Klinis untuk keperluan diagnose dan kegiatan transfusi
darah yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
Instalasi Patologi Anatomi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dibidang
Patologi Anatomi untuk keperluan diagnose, penelitian, pendidikan, bidang
Patologi Anatomi.
Instalasi Intensif Care Coronary Unit (ICCU) mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pemeriksaan dan perawatan kasus-kasus gawat darurat jantung
(Coroner).
Instalasi gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan, penyaluran
makanan dan penyuluhan gizi yang dilakukan oleh tenaga pegawai dalam jabatan
fungsional.
Instalasi Pemulasaraan Jenazah mempunyai tugas melaksanakan pemulasaraan
jenazah sesuai ketentuan yang berlaku.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan:
a.
Pemeliharaan bangunan, instalasi air minum, air panas, listrik, gas teknis
serta pengelolaan limbah padat dan limbah cair;
b.
Pemeliharaan peralatan listrik, elektro medik;
c.
Penyediaan air minum, air panas, gas tehnis dan listrik yang dilakukan oleh
pegawai dalam jabatan fungsional
Pasal 22
Tugas Wakil Direktur Umum dan Keuangan membantu Direktur dibidang Umum dan
Keuangan meliputi kegiatan Kesekretariatan Perencanaan dan Rekam Medik,
Penyusunan anggaran dan perbendaharaan, Verifikasi, Akuntansi dan Mobilisasi Dana
serta ketatausahaan dan kerumahtanggaan, pelayanan gizi, pemulasaraan jenazah dan
pemeliharaan sarana Rumah Sakit.
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
(4)
Tugas Bagian Umum meliputi ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan
dan perlengkapan.
Tugas Sub Bagian Ketatausahaan meliputi kegiatan ketatausahaan dan urusan
umum.
Tugas Sub Bagian Kepegawaian melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian
dalam lingkungan Rumah Sakit Umum.
Tugas Sub Bagian Rumah Tangga/Perlengkapan melaksanakan urusan rumah
tangga dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan Rumah Sakit Umum.
Pasal 24
(1)
(2)
(3)
(4)
Tugas Bagian Perencanaan dan Rekam Medik meliputi penyusunan program dan
laporan, rekam medik, hukum, perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan
informasi rumah sakit.
Tugas Sub Bagian Penyusunan Program, Laporan dan Rekam Medik meliputi
kegiatan penyusunan program Rumah Sakit Umum, laporan Rumah Sakit Umum
dan Rekam Medik Rumah Sakit Umum.
Tugas Sub Bagian Hukum, Perpustakaan & Publikasi meliputi pelaksanaan
bimbingan hukum, kegiatan mengatur/mengelolah perpustakaan serta
melaksanakan kegiatan publikasi.
Tugas Sub Bagian Pemasaran Sosial & Informasi Rumah Sakit meliputi
pelaksanaan pemasaran sosial & informasi Rumah Sakit Umum.
Pasal 25
(1)
(2)
Tugas Bagian Keuangan meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan,
verifikasi, akuntansi & mobilisasi dana.
Tugas Sub Bagian Penyusunan Anggaran & Perbendaharaan meliputi
pelaksanaan Penyusunan Anggaran Rumah Sakit Umum & Kegiatan
(3)
(4)
Perbendaharaan.
Tugas Sub Bagian Verifikasi & Akuntansi meliputi: pemantauan, pengawasan
pelaksanaan anggaran belanja dan pendapatan Rumah Sakit & pelaksanaan
kegiatan akuntansi.
Tugas Sub Bagian Mobilisasi Dana meliputi: kegiatan mobilisasi dana intern
rumah sakit umum.
BAB V
INSTALASI
Pasal 26
(1)
(2)
(3)
Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non struktural.
Jenis Instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan Rumah Sakit serta
kebutuhan masyarakat, berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri.
Perubahan jumlah jenis Instalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
KOMITE MEDIK
Pasal 27
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Komite Medik adalah kelompok tenaga medik yang keanggotaannya dipilih dari
anggota Star Medik Fungsional.
Komite Medik berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
Komite Medik mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar pelayanan
dan memantau pelaksanaannya, serta melaksanakan pembinaan etika profesi,
mengatur kewenangan profesi anggota star medik fungsional serta
mengembangkan program pelayahan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugas Komite Medik dapat dibantu oleh panitia-panitia yang
anggotanya terdiri daTi star Medik Fungsional dan tenaga profesi lainnya secara
ex officio.
Panitia apalah kelompok kerja khusus Komite Medik yang dibentuk untuk
mengatasi masalah khusus.
Pembentukan Panitia ditetapkan oleh Direktur.
BAB VII
STAF MEDIK FUNGSIONAL
Pasal 28
(1)
Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di lnstalasi dalam
jabatan Fungsional.
(2)
(3)
(4)
(5)
Stat Medik Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Medik Fungsional dikelompokkan sesuai
dengan keahliannya.
Kelompok dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggota kelompoknya
untuk masa bakti tertentu.
Ketua kelompok diangkat oleh Direktur.
BAB VIII
PARAMEDIK FUNGSIONAL DAN
TENAGA NON MEDIK
Pasal 29
(1)
(2)
(3)
(4)
Paramedik fungsional adalah paramedik perawatan dan non perawatan yang
bertugas pada Instalasi dalam jabatan fungsional;
Dalam melaksanakan tugasnya Paramedik Fungsional berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Instalasi;
Penempatan Paramedik Perawatan dilaksanakan oleh Kepala Bidang atau Seksi
Perawatan atas usul Kepala Bidang atau Seksi terkait.
Penempatan Paramedik Non Perawatan dilaksanakan oleh wakil Direktur Umum
dan Keuangan atau Direktur atas usulan Kepala Bidang atau Seksi terkait.
Pasal 30
(1)
(2)
(3)
Tenaga Non Medik adalah tenaga yang bertugas dibidang pelayanan khusus dan
tidak berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien.
Dalam melaksanakan tugasnya Tenaga Non Medik yang bekerja di Instalasi
bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi dan secara fungsional
bertanggungjawab kepada Kepala Bagian atau Sub Bagian terkait.
Penempatan tenaga Non Medik dilaksanakan oleh wakil Direktur Umum dan
Keuangan atau Direktur atas usulan Kepala Bidang atau Seksi terkait.
BAB IX
DEWAN PENYANTUN
Pasal 31
(1)
(2)
(3)
Dewan penyantun adalah kelompok pengarah/penasehat yang keanggotaannya
terdiri dari unsur pemilik Rumah Sakit U mum Pemerintah dan Tokoh Masyarakat.
Dewan Penyantun mengarahkan Direktur dalam melaksanakan Misi Rumah Sakit
Umum dengan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dewan Penyantun ditetapkan oleh Pemilik Rumah Sakit Umum untuk masa kerja
3 (tiga) tahun.
BAB X
SATUAN PENGAWASAN
INTERN
Pasal 32
(1)
(2)
Satuan Pengawasan Intern adalah kelompok fungsional yang bertugas
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumberdaya Rumah Sakit
Umum.
Satuan Pengawasan Intern ditetapkan oleh Direktur.
BAB XI
TATA KERJA
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah
Sakit Umum wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisitsi, baik dalam
lingkungan masing-masing maupun dengan instansi lain diluar rumah sakit umum sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
Pasal 34
Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Rumah Sakit Umum wajib
mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi
penyimpangan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 35
Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Rumah Sakit Umum bertanggungjawab
memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 36
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala
tepat pada waktunya.
Pasal 37
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah
dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.
Pasal 38
Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala
satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka
pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib
mengadakan rapat berkala.
Pasal 40
Rumah Sakit Umum mempunyai hubungan dengan Kantor Wilayah Departemen
Kesehatan
Propinsi/Dinas
Kesehatan/Kantor
Departemen
Kesehatan
Kabupaten/Kotamadya/Dinas Kesehatan Tingkat diwilayahnya sesuai dengan tugas dan
fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN
Pasal 41
(1)
(2)
(3)
(4)
Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas setelah mendapat pertimbangan
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi.
Kepala Bidang dan Kepala Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur
Kepala Daerah kasus Direktur setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Dinas.
Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur
Kepala Daerah atas usul Direktur setelah mendapat pertimbangan dari Kepala
Dinas.
Pejabat-Pejabat lainnya, yang bersifat non struktural dilingkungan Rumah Sakit
Umum diangkat dan diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 1265/XI/1985 tanggal 18 Nopember 1985 dan
ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 43
Hal-hal yang belum diatur dan Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 44
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH PROPINSI DAERAH
TINGKAT I SULAWESI SELATAN
Ketua,
Cap/ttd
H. ALIM BACHRI
Ditetapkan di Ujung Pandang
Pada tanggal 12 Januari 1996
---------------------------GUBERNUR KEPALA DAERAH
TINGKAT I SULAWESI SELATAN,
Cap/ttd
H. Z. B. PALAGUNA
DISAHKAN OLEH:
Menteri Dalam Negeri dengan Surat
Keputusan Nomor 131 Tahun 1996
Tanggal 7 Agustus 1996
DIUNDANGKAN :
Dalam Lembaran Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
Nomor: 9 Tahun 1996 Tanggal 13
September 1996 Seri D Nomor 9
(Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 129)
SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH,
ttd
Drs. H. HAKAMUDDIN DJAMAL
Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP
: 010 056 311
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN
NOMOR: 2 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM
LABUANG BAJI UJUNG PANDANG
I.
PENJELASAN UMUM
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang paripurna telah memacu
pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Labuang Baji untuk lebih ditingkatkan
agar keberadaan Rumah Sakit Umum Labuang Baji dapat dirasakan sebagai
suatu wadah yang benar-benar menunjang masyarakat dari salah satu segi
pelayanan yang diberikan pemerintah yaitu pelayanan bidang kesehatan.
Keberadaan Rumah Sakit Umum Labuang Baji oleh Pemerintah Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan telah dibenahi secara bertahap agar pelayanan kesehatannya
mampu menampung kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini telah didukung oleh
Menteri
Kesehatan
dengan
menerbitkan
Surat
Keputusan
Nomor
490/Menkes/SK/V/1994, tentang Peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji milik Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
Sehubungan dengan hal tersebut di alas maka Struktur Organisasi dan Tatakerja
Rumah Sakit Umum Labuang Baji perlu disesuaikan dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 yang selanjutnya diatur dalam Peraturan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
II.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
:
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
:
Ayat (2)
:
Sebagai unit Pelaksana Teknis Dinas, Rumah Sakit
Umum Labuang Baji melaksanakan sebagian tugas
Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan meliputi tugas Rumah Sakit Umum yaitu,
upaya
kesehatan
secara
berdayaguna
dan
berhasilguna dengan mengutamakan penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.
Dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan, Rumah Sakit Umum Labuang Baji secara
teknik medik bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan
sedangkan
taktik
operasional
bertanggungjawab kepada Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan.
Pasal 3
:
Cukup jelas
Pasal 4 huruf a, b, c,
dan d
:
Cukup jelas
Huruf e
:
Meskipun Rumah Sakit Umum Labuang Baji bukan
Rumah Sakit Umum Pendidikan tetapi pendidikan dan
pelatihan tetap dilakukan untuk kepentingan Internal
atau berdasarkan kerjasama Rumah Sakit Umum
dengan pihak luar.
Huruf f
dan g
:
Cukup jelas
Pasal 5
:
Cukup jelas
Pasal 6
:
Pada saat Peraturan Daerah ini diberlakukan terdiri
atas 14 instalasi, namun dalam mengantisipasi
pertentangan akan datang maka dimungkinkan untuk
menambah Instalasi.
Pasal 7
:
Cukup jelas
Pasal 8
:
Cukup jelas
Pasal 9
:
Cukup jelas
Pasal 10
:
Cukup jelas
Pasal 11
:
Cukup jelas
Pasal 12
:
Cukup jelas
Pasal 13
:
Cukup jelas
Pasal 14
:
Cukup jelas
Pasal 15
:
Cukup jelas
Pasal 16
:
Tugas wakil Direktur Pelayanan meliputi: Bidang
Pelayanan yaitu pengangkut semua kebutuhan
sarana/prasarana yang digunakan untuk pelayanan
kesehatan.
Bidang Keperawatan yaitu menyangkut semua
pelayanan yang diberikan kepada penderita baik rawat
jalan maupun rawat inap, rawat intensif dan rawat
gawat darurat
Pasal 17
:
yang dimaksud dengan penunjang medik, yaitu
instalasi yang berfungsi membantu menegakkan
diagnosa penyakit dan terapi.
Pasal 18
Ayat (1)
:
Kebutuhan pelayanan medik dan penunjang medik
yaitu semua yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pelayanan medik, maupun penunjang medik misalnya:
peralatan kesehatan, peralatan dan bahan untuk
menegakkan diagnosa pengembangan Rumah Sakit
yaitu penelitian menyangkut hal-hal medik yang dapat
digunakan untuk pengembangan Rumah Sakit Umum
Labuang Baji dimasa yang akan datang.
Ayat (2)
:
Cukup jelas
Ayat (3)
:
Cukup jelas
Pasal 19
:
Tugas Bidang Keperawatan meliputi pelayanan
keperawatan kepada penderita : Rawat jalan, rawat
inap, rawat intensif dan rawat gawat darurat.
Pasal 20
:
Cukup jelas
Pasal 21
:
Cukup jelas
Pasal 22
:
Cukup jelas
Pasal 23
:
Cukup jelas
Pasal 24 Ayat (1)
:
Penyusunan program yaitu Program Rumah Sakit
yang berkaitan dengan Sistim Kesehatan Nasional.
Hukum yaitu hukum yang menyangkut bidang medik.
Ayat (2), (3) dan ayat (4): Cukup jelas
Pasal 25
:
Cukup jelas
Pasal 26 Ayat (1):Dalam perkembangan pelayanan medik masa mendatang,
memungkinkan bertambahnya jenis instalasi pacta
Rumah Sakit Umum Labuang Baji.
Ayat (2)
:
Cukup jelas
Ayat (3)
:
Cukup jelas
Pasal 27
:
Cukup jelas
Pasal 28
:
Cukup jelas
Pasal 29
:
Cukup jelas
Pasal 30
:
Cukup jelas
Pasal 31
:
Cukup jelas
Pasal 32
:
Cukup jelas
Pasal 33
:
Cukup jelas
Pasal 34
:
Cukup jelas
Pasal 35
:
Cukup jelas
Pasal 36
:
Cukup jelas
Pasal 37
:
Cukup jelas
Pasal 38
:
Cukup jelas
Pasal 39
:
Cukup jelas
Pasal 40
:
Yang dimaksud hubungan dengan kantor tainnya
adalah hubungan koordinatif dalam pembangunan di
bidang kesehatan.
Pasal 41
:
Cukup jelas
Pasal 42
:
Cukup jelas
Pasal 43
Pasal 44
:
:
Cukup jelas
Cukup jelas
Download