Pengaruh Motivasi Dan Disiplin - Dinas Pendidikan Kabupaten

advertisement
Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Terhadap Prestasi
Belajarsiswa DI KECAMATAN KRAKSAAN
KABUPATEN PROBOLINGGO
Oleh : Sumadji
ABSTAKSI
Disiplin merupakan peraturan atau undang-undang yang bertujuan untuk
membentuk para pelajar selaras kehendakdengan agama ,norma-norma masyarakat
dan undang-undang sesebuah negara. Namun, begitu sesuatu yang mulia tidak mudah
diterima oleh golongan pelajar, apa lagi banyak unsur lain yang mempengaruhi
perkembangan mental mereka. Gejala seperti acapkali sering muncul, contoh kegiatan
yang melawan guru, bersikap antisosial(peraturan), bergaduh,corat-coret tembok,
merokok dan sebagainya adalah masalah yang sering kita temui.
Guru merupakan profesi yang mengalami pasang surut dalam percaturan dunia
keprofesian. Kalaulah dulu guru dianggap profesi sakral, membanggakan yang terlihat
ketika dengan bangganya seorang yang berprofesi seorang guru, tapi saat ini disinyalir
menjadi profesi kurang diminati. Ini terlihat dari banyaknya generasi penerus yang
sedikit bercita-citakan seorang guru. Mereka cenderung menjadikan dokter, insinyur,
pilot sebagai pilihan profesi di masa depan. Ada berbagai macam alasan yang
dikemukakan akibat ketidakmauan mereka, namun yang jelas kesejahteraanlah yang
menempati urutan pertama bagi seseorang untuk tidak memilih guru sebagai
profesinya.Akan tetapi dengan adanya tunjangan guru, ekomoni guru semakin
meningkat dan sedikit mengangkat derajat profesi guru.
Pada bagian rumusan masalah dapat diurakan seperti ini:Bagaimana peran guru
disekolah untuk menigkatkan prestasi belajar siswa ?,Bagaimana peran guru
mendisiplinkan siswa?
Sedangkan tujauan:1.Untuk memenuhi tugas Sosiologi Antropologi
Pendidikan.2.Memahami pribadi guru terhadap kedisiplinan siswa.3. Memiliki konsep
kepribadian untuk prestasi siswa.
Metode Penulisan adalah: Penulis melakukan penerapan teori dalam
memeperoleh data-data yang dibutuhkan sehingga Penulis makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun Teknik yang digunakan dalam pencarian data adalah
:1.Pengalaman pribadi Penulis 2.Browsing Internet, yaitu mencari data teori yang ada
hubungannya dengan pembahasan masalah melalui situs-situs di Internet.
PENDAHULUAN
Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda – beda, oleh karena itu disiplin
mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang disiplin telah banyak di
definisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Ahli yang satu mempunyai batasan lain
apabila dibandingkan dengan ahli lainnya. Definisi pertama yang berhubungan dengan
disiplin diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Andi Rasdiyanah (1995 : 28) yaitu
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan
orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan
kata lain, disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Pada dunia pendidikan disiplin mempunyai arti yang penting, karena kata
disiplin digunakan acuan untuk melakukan kegiatan dalam melaksanakan
pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar mengajar. Dalam hal ini
kepatuhan dalam melakukan kegiatan nantinya akan membuahkan hasil yang
menggembirakan. Hasil yang menggembirakan itu kata lain dari prestasi belajar.
PEMBAHASAN
A.
Motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar.
Secara umum menunjukkan bahwa motivasi belajar dan disiplin belajar
merupakan faktor yang penting agar diperoleh prestasi belajar yang optimal. Dengan
adanya motivasi belajar dan diikuti disiplin belajar yang tinggi maka akan diperoleh
prestasi belajar yang tinggi pula, begitu juga dengan sebaliknya. Motivasi akan
membentuk kesadaran dan disiplin belajar akan berpengaruh terhadap cara dan sikap
belajar yang akhirnya akan diperoleh prestasi belajar. Sedangkan disiplin belajar
merupakan suatu bentuk kesadaran tindakan untuk belajar seperti disiplin mengikuti
pelajaran, ketepatan dalam menyelesaikan tugas, kedisiplinan dalam mengikuti ujian,
kedisiplinan dalam menepati jadual belajar, kedisiplinan dalam mentaati tata tertib yang
berpengaruh langsung terhadap cara dan teknik siswa dalam belajar yang hasilnya
dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai.
B.
Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar.
Dengan adanya motivasi, maka siswa akan terdorong untuk belajar mencapai
sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan
manfaatnya. Bagi siswa, motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan
perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan,
kesulitan serta menanggung resiko dalam studinya. Menurut M. Dalyono (1997: 235)
motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.
Motivasi sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
mengarahkan perbuatan belajar. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha,
tampak gigih, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan prestasi
serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya
rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi
menggerakkan individu mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa
paling berguna bagi kehidupan individu. Dengan mempelajari motivasi maka akan
ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu. Motivasi individu tidak dapat diamati
secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu
dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan mendekati
kebenaran apa yang menjadi motivasi individu yang bersangkutan.
C.
Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar.
Selain motivasi belajar, prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh disiplin
belajar. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin belajar
seorang siswa, akan semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh, sebaliknya semakin
rendah disiplin belajar akan semakin rendah pretasi belajar yang dicapai. Berdasarkan
hasil penelitian, terlihat bahwa rata-rata tingkat disiplin siswa tergolong tinggi, hanya
ada sebagian kecil saja yang menunjukkan adanya kedisiplinan kurang.
D.
Pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar.
Secara umum menunjukkan bahwa motivasi belajar dan disiplin belajar merupakan
faktor yang penting agar diperoleh prestasi belajar yang optimal. Dengan adanya
motivasi belajar dan diikuti disiplin belajar yang tinggi maka akan diperoleh prestasi
belajar yang tinggi pula, begitu juga dengan sebaliknya. berarti ada pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa.Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi yang sifatnya hierarkis, yang
terdiri dari:
1. Kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan yang paling mendasar seperti makan, minum, rumah dan pakaian, yang
penting untuk bertahan hidup.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan untuk dilindungi secara fisik dan psikologis.
3. Kebutuhan akan rasa cinta
Terkait dengan kebutuhan ini adalah persahabatan, rasa sayang dan menyayangi, yang
berhubungan dengan afeksi dan pertalian dengan orang lain.
4. Kebutuhan untuk dihargai.
Kebutuhan untuk menguasai keterampilan tertentu secara memadai, prestise dan
perasaan untuk diakui oleh lingkungan sekitarnya.
5. Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi
yang dimilikinya.
6. Kebutuhan mengetahui dan mengerti.
Kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan
pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan keterangan dan untuk mengetahui
sesuatu.
7. Kebutuhan estetika.
Kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan
(Slameto,2003:171)
Dengan ketujuh motivasi tersebut, seseorang akan terdorong untuk belajar jika
dirinya berada didalam lingkungan yang nyaman, bebas dari ancaman, memperoleh
penghargaan diri dari orang sekitarnya dan memiliki kebebasan untuk berkembang.
Motivasi pada setiap tingkat yang diatas hanya dapat dibangkitkan apabila telah
dipenuhi tingkat motivasi yang dibawahnya.
Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang
yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.Sebutan
orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat
waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan
sejenisnya.Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada
orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik
yang bersumber dari masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang
ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu (organisasional-formal).
Disiplin adalah suatu tata tertib yang memberikan tatanan kehidupan pribadi dan
kelompok.Disiplin timbul dari dalam jiwa, karena adanya dorongan untuk menaati tata
tertib tersebut.Dalam belajar disiplin sangat diperlukan karena disiplin melahirkan
semangat menghargai waktu, bukan menyianyiakan waktu berlalu dalam kehampaan
(Djamarah, 2002:67). Disiplin belajar adalah sikap yang terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai individu ketaatan dan ketentuan
berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
mencakup perubahan berpikir, sikap, dan tindakan yang sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan seseorang dalam belajar secara konsisten dan
konsekuen dalam usaha untuk mendapatkan kepandaian ilmu.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku
di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib
yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.Sedangkan peraturan,
tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa
disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara
perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku
sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Pada saat kita datang ke suatu sekolah melihat para siswa berpakaian seragam
dengan rapih, ruangan kelas dan halaman sekolah yang bersih, suasana pembelajaran
hening yang terdengar hanya suara guru yang menjelaskan karena semua siswa
nampak menyimak.Sesekali ada siswa yang mengacungkan tangan mengajukan
pertanyaan dengan santun. Pada saat bel berbunyi tanda berganti pelajaran semua
siswa tetap di dalam kelas, siswa mengobrol dengan teman satu bangku dan atau
teman pada bangku lain dengan suara pelan sehingga tidak mengganggu yang lain,
ada siswa yang menghapus papan tulis, beberapa siswa nampak mendiskusikan tugas
sekolah, dan pada saat guru masuk semua langsung kembali ke bangku masingmasing, serentak memberi salam dan menyimak paparan guru. Bel berikutnya berbunyi
tanda jam istirahat, siswa secara tertib keluar dari kelas, beberapa siswa duduk di
bangku taman, beberapa yang lain mengeluarkan bekal dari rumah dan menikmati
bekal bersama-sama sambil berbagi atau bertukar makanan, beberapa lainnya lagi
membeli makanan dikantin, dan ada pula beberapa siswa yang mengambil bola basket
yang disediakan dalam keranjang di ujung lapangan basket dan mulai bermain basket
dengan gembira. Apa yang ada pada benak kita jika melihat pemandangan seperti itu di
sekolah ?,
ya, sekolah tersebut tertib atau anak-anak di sekolah tersebut disiplin. Bagaimana kita
dapat mendorong siswa untuk dapat berperilaku disiplin sehingga suasana sekolah
tertib, aman dan nyaman untuk proses pembelajaran, dan pada ahirnya memfasilitasi
siswa mencapai hasil belajar yang optimal ?. Apakah hanya siswa yang perlu di dorong
untuk disiplin ?, bagaimana mengembangkan budaya disiplin sebagai budaya sekolah
?. Mari kita mulai pembahasan dengan apa sebenarnya disiplin.
E. Pengertian Disiplin
Disiplin pada dasarnya kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh
dirisendiri maupun diluar diri baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat,bernegara
maupun beragama. Disiplin juga merujuk pada kebebasan individu untuk tidak
bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, tujuan, melakukan
perubahan perilaku, pikiran maupun emosi sesuai dengan prinsip yang diyakini dari
aturan moral yang anut. Dalam perpektif umum disiplin adalah perilaku sosial yang
bertanggungjawab dan fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu relasi sosial yang
berkembang atas dasar kemampuan mengelola/ mengendalikan, memotivasi dan
idenpendensi diri.
Pengertian disiplin terkait dengan dua karakteristik. Pertama cara berpikir
tentang disiplin dan kedua disiplin terkait dengan multi dimensi yang berhubungan
dengan pikiran, tindakan dan emosi. Implikasinya sering terjadi pembahasan yang
tumpang tindih atara disipilin dengan fungsi kematangan individu yang lain seperti
komptensi, kemandirian, dan pengendalian diri. Kata kunci berbicara disiplin adalah
aktifm merujuk pada fungsi independensi dalam pengembangan diri, mengelolaan diri
dan perilaku serta tindakan atas dasar keputusan sendiri. Seseorang dengan
karakteristik disiplin yang sehat adalah orang yang mampu melakukan fungsi
psikososial dalam berbagai seting termasuk : (1) kompetensi dalam bidang akademik,
pekerjaan dan relasi sosial; (2) pengelolaan emosi dan mengontrol perilaku-perilaku
yang impulsif; (3) kepemimpinan; (4) harga diri yang yang positif danidentitas diri.
F. Perkembangan Disiplin
Perilaku disiplin berkembang pada individu, implikasinya dapat dilakukan
intervensi sehingga terfasilitasi proses perkembangan disiplin dan dapat dicapai
kematangan. Perkembangan disiplin dipengaruhi oleh :
1. Pola asuh dan kontrol yang dilakukan oleh orang tua (orang dewasa) terhadap
perilaku. Pola asuh orang tua mempengaruhi bagaimana anak berpikr, berperasaan
dan bertindak. Orang tua yang dari awal mengajarkan dan mendidik anak untuk
memahami dan mematuhi aturan akan mendorong anak untuk mematuhi aturan.
Pada sisi lain anak yang tidak pernah dikenalkan pada aturan akan berperilaku tidak
beraturan.
2. Pemahaman tentang diri dan motivasi Pemahaman terhadap siapa diri, apa yang
diinginkan diri dan apa yang dapat dilakukan oleh diri sendiri agar hidup menjadi
lebih nyaman, menyenangkan, sehat dan sukses membuat individu memebuat
perencanaan hidup dan emmatuhi perencanaan yang dibuat.
3. Hubungan sosial dan pengaruhnya terhadap individu Relasi sosial dengan individu
maupun lembaga sosial memaksa individu memahami aturan sosial dan melakukan
penyesuaian diri agar dapat diterima secara sosial. Jika dalam suatu masyarakat
berkembang budaya bersih tentu akan sangat tidak nyaman manakala kita membuat
sampah sembarang dan semua orang melihat kita menyatakan keheranan dan
menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan adalah salah.
G. Upaya Membantu Siswa Mengembangkan Disiplin
Sekolah adalah institus yang memiliki kewenangan untuk membuat peserta didik
belajar mengembangkan perilaku yang sehat, salah satunya adalah disiplin. Proses
pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan disekolah untuk mengembangkan
disiplin peserta didik sebagai berikut.
1. Mengembangkan pikiran dan pemahaman serta perasaan positif siswa tentang
tentang manfaat disiplin bagi perkembangan diri Mengembangkan keterampilan diri (life
skill) siswa agar memiliki disiplin
2. Mengembangkan pemahaman dan perasaan positif siswa tentang aturan dan
manfaat mematuhi aturan dalam kehidupan
3. Mengembangkan kemampuan siswa menyesuaikan diri secara sehat
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan kontrol internal
terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin
5. Menjadi modeling dan mengembangkan keteladanan
6. Mengembangkan sistem dan mekanisme pengukuhan positif maupun negatif untuk
penegakan disiplin di sekolah.
STUDI KASUS
Sasaran studi kasus ini adalah pengalaman pribadi penulis yang bermotivasi
kepada guru sejak duduk di bangku sekolah saat mengikuti Organisasi dimana
orgnanisasi tersebut melatih kedisiplinan. pemahaman terhadap suatu kasus perlu
dilakukan secara menyeluruh, mendalam, dan objektif.
Guru tersebut adalah pembina dari Organisasi yang melatih kedisiplinan, saat itu
guru tersebut sempat menampar semua anggota dari organisasi tersebut, dan memang
kasus itu ada alasan yang kuat sehingga guru tersebut bisa melakukan itu. Awalnya
memang anggota dari Organisasi tersebut salah.Dan sampai akhir nya Pembina dari
Organisasi tersebut melakukan hal yang memang bukan sewajar nya.
Namun tak disangka apa yang beliau lakukan itu menimbulkan siswa untuk
berpikir, akhir nya setelah kejadian itu berlalu banyak prestasi-prestasi yang diraih oleh
siswa siswi tersebut. Disekolah maupun di luar sekolah, hingga siswa tersebut
membawa organisasi nya ke jenjang nasional. Guru itu tidak percaya bahawa apa yang
dia lakukan itu memang bisa membuat siswa nya berprestasi. Organisasi tersebut
mengajar kan bagaimana disiplin waktu dan lainy. Kasus itu memang membekas pada
semua siswa, bahkan sulit untuk dilupakan, namun siswa terseebut berpikir positif.
Analisis
Setelah membaca contoh kasus tersebut, saya bangga terhadap guru pembina
Organisasi tersebut, tidak disangka apa yang diperbuat nya menimbulkan hal yang
mengistimewakan dirinya. Kasus itu memang tidak bisa dihilangkan begitu saja bahkan
kejadian itu menimbulkan rasa yang membekas dalam siswa.
Namun hal yang terjadi pada kasus tersebut membuat siswa dan Organisasi
menjadi benyak prestasi didalam sekolah maupun diluar sekolah.Upaya guru tersebut
melakukan hal yang tidak sewajar nya merupakan hal yang wajar menurut beliau,
karena pada dasar nya Organisasi tersebut memang melatarbelakangi dalam
kedisiplinan.
Dengan kasus tersebut siswa yang memang berpikir positif langsung
merenungkan kesalahan nya. Cara berpikir siswa tersebut merupakan hal yang langka
pada siswa pada tingkan sekolah menangah, Perkembangan disiplin mereka sungguh
cepat dalam dirinya, dari mulai pakaian hingga kepribadianya memotovasi dalam siswa
lainya.
Kesimpulan
Ada pengaruh motivasi dan disiplin secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi dan disiplin belajar, akan
diikuti pula tingginya prestasi belajar siswa, sebaliknya apabila terjadi penurunan
motivasi dan disiplin belajar, akan diikuti pula rendahnya prestasi belajar yang dicapai.
Ada pengaruh positif disiplin terhadap prestasi belajar, Hal tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi disiplin belajar dari siswa, akan diikuti pula dengan kenaikan
prestasi belajar, sebaliknya apabila terjadi penurunan disiplin belajar, akan diikuti pula
dengan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Poerwadarminto, W J S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta

Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tu`u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Kartadinata, Sunaryo, et al. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung:
Departemen Pendidikan Nasional.

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Yusuf, Syamsu, dan Nurihsan, Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan
Konseling.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Download