UMB Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI perilaku

advertisement
perilaku potensial yang dia mampu melalukannya, tergantung pada variabel-variabel
motifasional dan insentif. Perilaku yang dipilih tergantung pada hasil (outcomes)
yang diharapkannya dan perilaku yang berbeda yang harus dilakukannya.
Seseorang mungkin tidak melakukan perilaku tertentu karena ia tidak pernah
mempelajari sebelumnya. Pada pihak lain, pola respons mungkin tersedia baginya,
tapi tidak dikarenakan oleh kondisi-kondisi stimulus dan tekanan tertentu.
3) Efek mengamati hasil perilaku orang lain.
Ekspektasi (harapan) seseorang menyangkut konsekuensi/akibat yang
mungkin timbul dari perilaku tertentu tergantung bukan hanya pada hasil yang
diperoleh untuk apa yang diperbuat pada situasi yang sama sebelumnya, melainkan
juga pada konsekuensi yang diperoleh orang lain yang kita amati.
Dengan
menyaksikan hasil apa yang diperoleh orang lain, akan memberikan informasi
berharga tentang konsekuensi apa yang bakal anda peroleh bila berbuat perilaku
yang sama.
Ketika seseorang mengamati bahwa orang lain (model) mendapatkan
konsekuensi yang positif untuk suatu pola respons, ia cenderung untuk berbuat lebih
siap dengan cara-cara yang sama. Misalnya bila seorang anak melihat anak lain
menerima dorongan dan pujian untuk suatu keagresifan dalam suatu permainan,
maka kecenderungannya sendiri untuk bertindak agrsif pada situasi yang sama akan
meningkat. Sebaliknya ketika model sosial dihukum untuk perilaku mereka, yang
melihatnya cenderung akan menjadi lebih malu untuk mempertunjukkan perilaku
yang sama (Bandura, Ross & Ross, 1963a).
d. Teori Reinforment Imitasi
Miller dan Dollard (1941) merinci kerangka teori tentang instrumen conditioning
dan mengemukakan ada tiga kelas utama perilaku yang seringkali diberi label
’imitasi’, yaitu:
1. same behavior yakni, dua individu memberi respons masing-masing secara
independen, tapi dalam cara yang sama, terhadap stimuli lingkungan yang
sama. Sebagai hasilnya sekalipun tindakan mereka itu sepenuhnya terpisah
satu sama lain tapi bisa tampak seakan-akan yang satu meniru yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
lainnya. Contoh: orang yang sama-sama naik bus, duduk di tempat yang
sama, membayar ongkos yang sama, dan mungkin juga turun di tempat
yang sama.
2. copying, yakni seorang individu berusaha mencocokan perilakunya sedekat
mungkin dengan perilaku orang lain.
Jadi ia haruslah mampu untuk
memberi respons terhadap syarat atau tanda-tanda kesamaan atau
perbedaan antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang yang
dijadikannya model. Contoh: seorang musisi yang berusaha menyamakan
diri dengan pengajarnya.
3. matched-dependent behavior. Seorang individu (pengamat atau pengikut)
belajar untuk menyamai tindakan orang lain (model atau si pemimpin)
karena, amat sederhana, ia memperoleh imbalan dari perilaku tiruan
(imitatifnya) itu.
Jadi dalam matched-dependent behavior, si pengikut
mempunyai kecenderungan kuat untuk meniru tindakan si model melalui
proses instrumental conditioning.
Bandura (1969) mengidentifikasi efek-efek yang ditimbulkan oleh exposure
terhadap perilaku dan hasil perbuatan (outcomes) orang lain adalah:
1. inhibitory & disinhibitory effects (efek malu dan tidak memalukan)
Efek inhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang lain yang
menyaksikan perilaku tertentu menjadi malu atau menahan diri untuk
melakukan atau mengulangi perbuatan yang sama.
Sedangkan efek
‘disinhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang tidak malu atau
untuk melakukan atau mengulangi perbuatan yang dilihatnya.
2. Response facilitating effects. Bahwa kesempatan untuk melihat (eksposure)
kepada tindakan orang lain dapat berfungsi memudahkan (facilitates)
penampilan bermacam perilaku yang menurut biasanya tidak dilarang
(which are not ordinarily prohibited or forbidden).
3. observational learning.
Bila seseorang yang melihat (observer) dikenai
(exposured) perilaku dari suatu model social, maka dapat terjadi efek
observational learning. Dalam arti yang lebih specific observer tadi dapat
memperoleh bentuk perilaku baru semata-mata dengan melihat atau
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
mengamati tindakan model tanpa secara terbuka menunjukkan respons di
hadapan model yang ditirunya.
Observational
learning
ditentukan
oleh
empat
proses
pengamatan
(observasional) yang distink (khas) tapi saling berkaitan, yaitu:
1. attention
2. retention
3. motoric reproduction
4. factor insentif atau motivational
Tingkat perhatian seorang observer dipengaruhi oleh factor-faktor:
a) Karakteristik model yang bersangkutan, seperti: daya tarik (attractiveness),
kompetensi (competence), status, dan kekuasaan sosial (social power).
b) Karakteristik
si
observer
sendiri,
seperti
self
esteem
dan
status
sosioekonomi.
e. Teori Model Sosial (Social Modelling)
Dalam banyak situasi, perilaku kita dipengaruhi secara kuat hanya karena
suatu kesempatan mengamati tindakan ataupun hasil perbuatan (result) orang lain.
Exposure
(kegiatan
menyamar)
kepada
tindakan
orang
lain
dapat
menyebabkan seseorang meniru apa yang dilihatnya itu, atau justru mengambil
tindakan yang berbeda sama sekali dari apa yang dilihatnya itu.
Selain itu, exposure kepada orang lain juga mempengaruhi keadaan
emosional (emotional state) seseorang.
modelling.
Itulah yang dimaksud dengan proses
Hingga abad 20, perhatian psikologi terhadap masalah pengaruh
exposure kepada perilaku, emosi, dan hasil perbuatan orang lain masih sedikit.
Menurut beberapa pengamat terlihat bahwa laporan berita TV mempengaruhi
konsep masyarakat mengenai reality atau kenyataan hidup dan lalu perilaku mereka
dilengkapi (supplemented) dengan perasaan bahwa pertunjukan dramatik juga dapat
mempunyai efek yang sama. Agaknya kenyataan bahwa berita dan hiburan muncul
dari medium yang sama telah membantu mengenakan distinksi fakta dan fantasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Harus diperhitungkan kemungkinan bahwa keotentikan (autentisitas) yang
melekat (inhelen) yang mencirikan TV meminjamkan kredibilitasnya bagi sajian
fiksional. Wiley menduga hal itu karena ia meragukan perbedaan antara realitas
dengan apa yang dibuat oleh produser yang kemudian dipercaya orang.
”Kekhawatiran yang timbul adalah, apa yang mereka buat, lalu dipercaya orang
banyak”. Ia berargumen, bahwa yang menjadi masalah dengan kekerasan dalam
media massa bukan karena hal itu menjengkelkan secara emosional atau tidak
menyenangkan secara etis, melainkan bahwa hal-hal itu diterima sebagai suatu
representasi dan begitulah keadaan yang sebenarnya (the way things really are).
f. Peniruan dan Perilaku Agresif
Apakah perilaku social dipengaruhi oleh media? Adakah kanak-kanak yang
tumbuh dalam suatu situasi mengkonsumsi TV secara rutin akan berperilaku yang
berbeda andaikan tanpa konsumsi TV.
Pertanyaan semacam ini sejak dulu hingga kini senantiasa muncul sebagai
pertanda kekhawatiran orang terhadap media dan efek kekerasan.
Sebenarnya perilaku seseorang diarahkan oleh keyakinannya.
Orang
berbuat sesuatu dalam konteks keyakinannya tentang arti dan tindakannya,
perbuatan apa yang tepat untuk latar tertentu, dan respons apa yang dapat
diharapkan dari orang lain. Suatu tindakan muncul mengenai dunia dan bagaimana
seseorang seharusnya memberi respons terhadap hal itu.
Perilaku sosial manusia merupakan sesuatu yang dipelajari (learnd) Banyak
sekali dari proses ini yang berlangsung melalui proses coba dan kalau salah, coba
lagi (trial and error), khususnya pada masa-masa awal dari kehidupan seseorang.
Anda ingat waktu pertama kali belajar naik sepeda. Beberap kali jatuh, tapi terus
bangun lagi, dan coba lagi sehingga sekarang balapan juga sanggup bukan?
Begitulah prosesnya, dan sejumlah besar perilaku sosial manusia juga dipelajari
melalui pengamatan (observasi) dan meniru (imitasi).
Seperti yang terjadi pada
seorang dalam melalui tahun-tahun usianya, ia juga memperoleh kemampuan untuk
memodeli perilakunya menurut orang lain yang tampak baginya, dan kemampuan ini
nampaknya lepas dari soal imbalan dan hukuman.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Serangkaian studi yang dilakukan Bandura (1959) dari rekan-rekannya di
Stanford University telah menunjukkan bahwa anak-anak belajar perilaku agresif dari
TV dan mereka melakukan ini dalam permainan mereka pada lingkungan yang
sesuai untuk itu.
Bloomer dan Hauser (1933), menganalisis efek film pada delikuensi
(kenakalan) dengan menginterview atau mengadakan wawancara secara mendital
dan menganalisis sejumlah buku harian gadis-gadis remaja untuk melihat apakah
jenis dan frekuensi kejahatan dipengaruhi karena menonton film. Kesimpulannya
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bahwa
sejumlah
pengaruh
tidak
langsung
yang
penting
kelihatan
mengantarai atau mengarahkan seseorang kepada delinkuensi atau
kejahatan, dalam pengalaman para narapidana pria.
2. Melalui
penyuguhan
tenik-tehnik
kejahatan
dan
pola-pola
perilaku
kemewahan secara mudah, dan dengan mengemukakan cara-cara untuk
mencapainya yang dapat dipersoalkan (questionable), dengan menanamkan
semangat kejagoan (bravado), kekerasan (toughness), dan petualangan,
dengan membangkitkan keinginan seksual yang intens, dan dengan
memintakan pertolongan lamunan para kriminal.
3. Film dapat menciptakan sikap mental dan membuat tehnik-tehnik tersebut
menjadi kondisi mendukung tanpa disadari sama sekali bagi perilaku
delinkuen dan kriminal.
Dapat pula dideteksi dalam kasus wanita delinkuen, pengaruh yang mirip dengan
yang terjadi pada kaum pria. Film dapat memainkan peran utama atau kecil, dalam
delinkuensi dan kejahatan wanita, dengan membangkitkan nafsu seksual, dengan
menanamkan hasrat untuk hidup secara megah meriah, liar, kehidupan yang cepat
(fast life), dengan mengemukakan cara-cara yang mudah untuk mencapainya,
dengan:
a) Menyuguhkan model-model memperindah diri dan tehnik-tehnik seksual
b) Dengan menggambarkan berbagai bentuk kejahatan yang telah ditiru
c) Dengan memeprsiapkannya dengan rumah dan sekolah sebagai suatu
tempat penting bagi gadis-gadis.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Download