DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang 1.2 rumusan

advertisement
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
1.1 latar belakang ...........................................................................................
1.2 rumusan masalah......................................................................................
1.3 tujuan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................
2.1 pengertian arsitektur.................................................................................
2.1.1 pengertian arsitektur tradisyonal ......................................................
2.1.2 pengertian arsitektur modern ...........................................................
2.2 pengertian lingkungan .........................................................................
2.2.1 lingkungan buatan ............................................................................
2.2.2 lingkungan alam ...............................................................................
2.2.3 lingkungan binaan ............................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................
3.1 kesimpulan ...............................................................................................
3.2 saran.........................................................................................................
Daftar gambar................................................................................................
*Gambar rumah tradisyonal..........................................................................
Gambar 1 : rumah minang..............................................................................
Gambar 2 :rumah adat minang......................................................................
Gambar 3: rumah joglo................................................................................
*Gambar rumah modern...............................................................................
Gambar 1 : rumah minimalis..........................................................................
Gambar 2 : rumah mewah.............................................................................
*Gambar lingkungan...................................................................................
A.Lingkungan buatan..................................................................................
B.Lingkungan alam....................................................................................
C.Lingkungan binaan................................................................................
BAB I
PENDALUAN
Arsitektur merupakan salah satu seni produk kebudayaan, yang selalu
berkembang setiap saatsesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial.
Perubahan-perubahan tersebut kerap membawa pengaruh positif maupun negatif,
sehingga perlu adanya penyaringan sebelum desain ditetapkan. Permasalahannya
adalah peranan arsitek yang menerapkan desain yang kurang tepatpada
rancangannya. Pengaruhnya sangat berdamapak pada kelangsungan hidup
makhluk di bumi. Makin banyak permasalahan-permasalahan tibul akibat
berkembangnya
pembangunan
yang
tidak
sesuai
denganlingkungan
sekitar.Dampak ini bisa dirasakan oleh pengguna bangunan itu sendiri,
lingkungan sekitarnya, dan yang paling berbahaya adalah merusak kelestarian di
bumi. Arsitek Indonesia harus berani menjadi agen pembangunan dalam
terciptanya desain arsitektur yang ramah lingkungan atau green design, ungkap
desainer interior Siti Adiningsih Adiwoso. Perlu kita sadari bahwa keadaan bumi
kita saat ini sudah tidak seoptimal masa lampai. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
internal dari bumi ini sendiri, yaitu manusia sebagai penghuni bumi yang terus
mengelola sumber daya alam yang tersedia tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkandari ulah mereka. Seharusnya kita saling memahi, antara keadaan
alam dan kebutuhan manusia yang tidak boleh saling merugikan
1.1 Lartar Belakang
Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya, bagaimanapun juga akan tercemar, dengan masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam
lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Sebuah data yang menarik muncul dari paper yang disampaikan oleh
Rosemary A. Colliver, bahwa dunia konstruksi pada negara maju seperti Amerika
serikat menghasilkan limbah konstruksi sebesar 31.5 juta ton setiap tahunnya,
sedangkan operasional bangunan menyerap 40-45% tenaga listrik dunia, sungguh
persentase yang cukup besar bukan? Selain itu fakta yang lain menunjukkan
konstruksi menggunakan dalam jumlah besar kayu, asphalt, beton, baja, kaca,
berbagai jenis metal dan banyak material lain yang diambil dari alam yang
limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global dan
perubahan iklim dunia dalam bentuk emisi gas kaca. Operasional produk
konstruksi
ternyata
juga
memberikan
pengaruh
besar
pada
perubahan
keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area
hijau, hilangnya daerah rambah satwa liar dan tergerusnya populasi berbagai jenis
tanaman. Perubahan-perubahan merugikan tersebut masih ditambah dengan
berubahnya siklus udara dan hidrologi yang dipengaruhi oleh hilangnya area
resapan air, dan area hijau. Mengingat bahwa pembangunan merupakan aktifitas
utama dari setiap Negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warganya,
dapat dikatakan bahwa kerusakan lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak
dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunan.
Salah satunya dapat ditinjau dari penggunaan material bahan bangunan
yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah
lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas
yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan
anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum
konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.
Pada salah satu pemerintah propinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta telah
mengisyaratkan bahwa Pada tahun 2010 bangunan pemerintahan akan
menerapkan konsep Green Bulding demi menyelamatkan bumi dari pemanasan
global dan kerusakan sumber daya alam lainya yang terjadi pada saat. Kebijakan
pemerintah daerah ini berguna untuk mengundang para pengusaha-pengusaha
property Indonesia khususnya DKI Jakarta agar dapat menerapkan konsep green
building.
Green Building dikenal sebagai ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan
dalam proses pembangunan yang berlandaskan kaedah ramah lingkungan (ramah
lingkungan, hemat energi, hemat sumber daya alam dan berpihak pada factor
kesehatan seluruh stakeholder proyek. Konsep Green Building atau bangunan
ramah lingkungan didorong menjadi kecendrungan dunia bagi pengembangan
properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju
pemanasan global dengan membenahi iklim mikro (Iklim di ruang lingkup
lingkungan terdekat sekitar tempat tinggal kita). Poin terbesar dalam konsep ini
adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan untuk
melindungi lingkungan dari kerusakan yang semakin parah,tetapi juga
mengurangi terbentuknya limbah konstruksi. Fakta akibat pemanasan global
mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam
dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau
menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material
bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan
bangunan itu ke depan. Green Construction atau konstruksi hijau adalah sebuah
gerakanberkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah
Pengaruh penerapan..., lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber
daya, serta berbiaya rendah dan pencapaian kualitas konstruksi yang tepat.
Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang
mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko
jangka panjang, dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan,
keamanan dan kesejahteraan masa depan.
Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan desain sistem bangunan
yang effisien dalam menggunakan energi, menggunakan material yang dapat
diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep
efisiensi energi. Pemilihan material yang dapat diperbaharui, di daur ulang dan
digunakan kembali diharapkan dapat meninggalkan jejak yang sesedikit mungkin
pada lingkungan. Semua konsep keberpihakan terhadap lingkungan tersebut juga
mempertimbangkan efektivitas biaya dan kemudahan pemeliharaan, sehingga
memberikan keuntungan bagi para stakeholder proses konstruksi tersebut.
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada
beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan
yang hemat energi, dimana system bangunan yang didesain dapat mengurangi
pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai terobosan
baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur
yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti
pemakaian fly ash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pracetak. Selain
itu terobosan sistem pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan material yang
mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu
sebagai perancah.
Menurut pandangan pakar bangunan, bahwa pengusaha konstruksi di
Indonesia memandang penerapan konsep Green Construction masih
belum
menguntungkan dan mereka belum memikirkan kualitas yang akan dihasilkan.
Pada hal dalam penerapan konsep green construction tidak akan
mengurangi kualitas, bahkan bisa sebaliknya. Oleh sebab itu konsep green
construction akan tetap terbuka lebar untuk dilakukan di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah paper ini, kami ingin mencoba memberikan
jawaban dan pertanyaan-pertanyaan :
1. pengertian arsitektur
2. pengertian lingkungan
3. cara menyatukan arsitektur dengan lingkungan
1.3. Tujuan
Adapun tujuan di buatnya paper ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui pengertian kebudayaan secara jelas dan lengkap
1. Untuk mengetahui pengertian Arsitektur dan lingkungan
2. untuk mengetahui perkembangan Arsitektur dengan lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah karya manusia dan untuk kehidupan manusia pula
(sumber: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan Arsitektur, Made
AL, Ark. Djauhari S, Bandung, 1981)
Arsitektur
adalah
mendirikan
bangunan
dilihat
dari
segi
keindahan
(sumber:Bouwkondige Encyclopedia)
Arsitektur adalah suatu perpaduan praktek seni dengan rangka-rangka yang
komplek dari faktor masyarakat, teknologi, iklim, dan ekonomi.(Ben Farmer,
Comoditie)
Arsitektur adalah seni mendesain bangunan yang baik, bangunan yang atraktif,
terencana dengan baik, dan terbangun dengan baik, dan keduanya sesuai dan
berarti untuk kalangan masyarakat.(Ben Farmer: Needs and Means)
Arsitektur adalah :
Seni dalam mendirikan bangunan, termasuk didalamnya segi perencanaan,
konstruksi dan penyelesaian dekorasinya.

Sifat / bentuk bangunan

Proses membangun bangunan

Bangunan

Kumpulan bangunan
(sumber banhart c.l. dan jess stein)

Arsitektur merupakan lingkungan buatan sebagai wahana ekspresikultural,
untuk menata kehidupan jasmaniah, psikologis dan sosial manusia
(sumber: Kerangka Kerja Makna didalam Arsitektur,R.Christian, J.Sinar
Tanudjaya, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1991)

Arsitektur berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar
direncanakan dan dipikirkan (sumber:Louis I. Khan, Ruang Dalam
Arsitektur, Cornelis Van De Van, PT. Gramedia Utama , Jakarta, 1995)

Arsitektur adalah ujud dan tatanan ruang yang dimaksudkan juga untuk
membuat hidup lebih nyaman.(sumber: Sasmito, Juli. Intelligent Building
System.1989)
Arsitektur adalah :

Suatu seni dan ilmu pengtahuan desain dan membangun struktur atau
kelompok struktur yang besar, dalam hubungannya dengan estetika dan
kriteria fungsional.

Struktur yang dibangun dalam keserasian dengan beberapa prinsip.

(Cynton Haris, Dictionary Of Architecture and Construction, 1975)

Arsitektur adalah suatu
seni
atau ilmu pengetahuan konstruksi
dikhususkan bagi kepentingan manusia. Arsitektur adalah suatu keinginan
dari suatu cerita yang diterjemahkan dalam ruang, tempat tinggal,
perubahan, pembaharuan,..... Arsitektur adalah suatu politik seni yang
mengkristalisasi kenyataan publik, nilai pergaulan sosial, dan tujuan
budaya jangka panjang. (sumber: Jencks,Charles. Modern Movement in
Architecture, Penguin Books, New York, 1997)

Arsitektur adalah seni bangunan menurut ketentuan untuk perbandingan
dan kepastian perayuran serta diatur oleh alam dan rasa.(sumber: Cewilt,
Joseph.The Encyclopedia of Architecture.1982)
Berdasar Aspek

Arsitektur adalah bagian dari kegiatan manusia dalam menciptakan sesuatu
untuk dirinya agar keluar dan menundukkan alam.(sumber: Maclaine Pont,
Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia, Yuliano Sumalyo, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, 1995),(Maclaine Pont),(Samalyo,
Yulianto..Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia.Yogyakarta: UGM
Press.1995. Cetakan ke-2)

Arsitektur adalah penataan beberapa masa dengan ulung, tepat dan baik
srekali digabungkan bersama dalam cahaya mata kita yang diciptakan
untuk melihat bentuk-bentuk dalam cahaya. (sumber: Samaly,Yulianto,
Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia, UGM Press, Yogyakarta, 1995.
Cetakan ke-2)

Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia
(sumber:pencerminan nilai budaya dalam arsitektur di indonesia van
ramondhi penerbit djambatan 1982 jakarta)

Arsitektur adalah jalan dan cara untuk mencapai terwujudnya hubungsn
harmonis antara manusia pencipta dan manusia pemakai penciptaan
tersbut.(sumber: Yayasan Lembaga Penyelidi o Menurut Nimpoeno,
Arsitektur dari sudut pandang wawasanpembudayaan adalah proses
estetika total, yaitu : dampak dari pengalaman budaya total terhidupan
kehidupan
organis,
psikologis
dan
sosial.(sumber
:
Boedojo,
Poedjo.Arsitektur, Manusia Dan Pengamatannya.Laporan Seminar Tata
Lingkungan Mahasiswa Fakultas Teknik UI.Jakarta : Djambatan.1986.
Cetakan ke-1)

Arsitektur adalah metode dan gaya rancangan suatu konstruksi.(sumber:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.Cetakan ke-2)

Menurut Van Ramondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia
dengan bahagia (definisi konsepsional). ( Maryono, Irawan dkk.
Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur Di Indonesia.Laporan
Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI.
Djambatan : 1985. Cetakan Ke-2)

Arsitektur adalah seni guna sosial yang mencerminkan denyut nadi
kehidupan dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat pada waktu
dan tempat tertentu. (sumber : Budihardjo, Eko..Arsitektur dan Kota di
Indonesia.1983)

Arsitektur adalah kemampuan pemahaman seni, mengerti musik, filsafat,
puisi , sastra juga kemampuan untuk merancang dan membangun yang
berdasar atas fungsi bentuk dan konstruksi.(sumber:arsitektur.tripod.com)

Arsitektur adalah suatu seni politik (sebagai perwujudan dari dunia publik,
nilai-nilai sosial dan nilai-nilai yang dinikmati bersama), sehingga lebih
banyak berkecimpung dengan makna-makna sosial, bila dibandingkan
dengan seni-seni yang lain. Akibatnya, arsitektur menjadi bertanggung
jawab pada komunitas atau masyarakat. (sumber: Laporan Seminar Tata
Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI,Persepsi Bentuk
dan Konsep Arsitektur. Jakarta:Djambatan.1986)

Arsitektur adalah seni yang sangat sosial tersedia dengan banyak jaringan
dan material, digunakan untuk industri, untuk metode kerja.......(Ir.
Herman Thomas Karsten)

Arsitektur bukan hanya suatu aktivitas atau suatu peristiwa atau suatu
kumpulan dari peninggalan-peninggalan bersejarah.Arsitektur adalah dasar
dari semua hubungan manusia yang muncul sejak awal masyarakat, yang
mana tanpa itu tidak ada kemungkinan berkembangnya masyarakat atau
budaya.
Arsitektur
tidak
dapat
dihindari
dan
selalu
berkesinambungan.(Ben Farmer dan Hentie Louw, Comparison to
Contemporary Architectural Though.1993)

Arsitektur adalah tata-ruang-waktu dari lingkungan hidup manusia, baik
individu, maupun masyarakat keseluruhan.(sumber: Cest,I,Ngoerah, Gote.
Arsitektur tadisional Bali.1981)

Arsitektur adalah bagian dari kesenian yang berpadu dengan sistem
teknologi dan peralatan maupun sistem pengetahuan .(sumber : christian,
R sinar tanudjay, J. Kerangka kerja makna di dalam arsitektur
.yogyakarta:universitas atmajaya.1991)

Pada prinsipnya jelas bahwa Arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang,
keindahan dan kebahagiaan. (sumber: Maryono, Irawan dkk,Pencerminan
nilai budaya dalam Arsitektur Di Indonesia. Laporan Seminar Tata
Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI, Djambatan, 1985.
Cetakan ke-2)
Material

Arsitektur adalah bagian dari seni (seni bangunan) selain seni lukis dan
seni pahat yang karyanya dapat dinikmati dengan melihat luar dan
dalamnya. (sumber: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
Arsitektur, Made AL, Ark. Djauhari S, Bandung,1981),(Kamus Umum
Bahasa Indonesia, WJS Poerwodarminto)

Arsitektur adalah bangunan yang estetis, indah anggun dan menawan.
(sumber: Budiharjo, Eko Ir.Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan,
Perkotaan.Yogyakarta : Gadjah Mada University.1987)

Arsitektur adalah ujud dan tatanan ruang , waktu dari lingkungan hidup
manusia, baik individu, maupun masyarakat keseluruhan. (sumber:
Cest,I,Ngoerah, Gote.Arsitektur tradisional Bali.1981).
 Seni

Arsitektur
adalah
seni
sejak
adanya
manusia
dan
disebut
seni
terikat.(sumber: R.Sutrisno.Arsitektur Modern.Jakarta: PT.Gramedia.1983)

Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan (sumber: R.Christian, J.Sinar
Tanudjaya.Kerangka Kerangka Makna didalam Arsitektur.Yogyakarta:
Universitas Atmadjaya.1991)

Arsitektur, tidak seperti kebanyakan bentuk seni yang lain, suatu media dan
gambar atau model hanya dapat mengklarifikasikan ruang alami.(sumber:
Bark, Roek.The Temple of The Cathedral: The Search for Spirituality in
Architecture,From The Renaissance at The Present Day)

Arsitektur adalah kemampuan pemahaman seni, mengerti musik, filsafat,
puisi, sastra juga kemampuan untuk merancang dan membangun yang
berdasar atas fungsi, bentuk dan konstruksi.(sumber:arsitektur.tripod.com)

Aspek Sosial

Arsitektur adalah pengejawantahan (manifestasi) dari kebudayaan manusia .
(sumber: Ir. Hindro T. Soemardjan, Arsitektur dan Linghkungannya, Ir.
Heinz Frick, Kanisius, 1988)

Arsitektur adalah ekspresi dan wahana suatu kebudayaan dalam fikir alam,
cita rasa dan ungkapan langsung paling jelas, bagaimana suatu
masyarakatberfilsafat hidup dan menangani kehidupan.
2.1.1 Pengertian Arsitektur Tradisyonal
Arsitektur Tradisional
Dalam kesempatan ini uraian yang di pusatkan pada system
teknologi khususnya arsitektur di nusantara sebagai salah satu
manifestasi dan ekspresi kebudayaan. Sesungguhnya perumahan (shelter)
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak mengenal
waktu, tempat, dan tingkat teknologi. Sebagai salah satu manifestasi dan
ekspresi kebudayaan. Sesungguhnya perumahan merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia yang tidak mengenal waktu ,tempat, dan
tingkat teknologi. Kita masih ingat betapa nenek moyang kita yang hidup
pada jaman batu telah mengembangkan system perlindungan fisik, yaitu
perumahan di goa-goa, kemudian disusul dengan penggunaan tendatenda tadah angin ataupun tenda yang sifatnya sementara karena
seringnya nenek moyang kita berpindah mengikuti binatang perburuan
ataupun musim panen tanaman liar. Apabila mereka sudah mulai
bercocok tanam dan menetap di perkampungan, maka perkampungan
semi permanen pun di bangun.
Apabila
diperhatikan
dengan
seksama,
uraian
tersebut
menunjukkan cara berfikir yang evolusionis. Sementara itu kita dapat
pula melihatnya dari sudut pandangan fungsionis ataupun struktualis.
Akan tetapi sebaiknya kita telaah arsitektur tradisional secara
menyeluruh sehingga dapat dipahami kaitannya dengan nilai-nilai budaya
masyarakat yang bersangkutan. Untuk keperluan tersebut, kita telaah
arsitektur-arsitektur tradisional dengan memperhatikan kegunaan (use),
fungsi (function) , dan arti social (meaning) disamping wujud dan
gayanya.
Kegunaan rumah khususnya bangunan tradisional itu bereneka
ragam, sesuai dengan struktur masyarakat dan kebudayaan penduduk
yang bersangkutan. Akan tetapi pada umumnya sebagai bangunan
tradisional mempunyai kegunaan sebagua pelindungan fisik terhadap
dinginnya udara, panasnya matahari atau derasnya angin serta air hujan.
Kalu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh ada rumah-rumah yang
sekedar menjadi tempat-tempat perlindungan sementara orang perlu
istirahat (windscreen) pada penduduk asli Australia, misalnya :
masyarakat Arunta sebagian besar waktunya dihabiskan di alam terbuka
untuk berburu binatang reptile yang langka, meramu ataupun
bercengkrama dengan sesamanya. Sebaliknya ada pula penduduk yang
memanfaatkan tempat berlindung semaksimal mungkin untuk bekerj,
beristirahat maupun menyelenggarakan pertemuan social seperti pada
kebanyakan masyarakat petani yang sudah menetap.
Setelah kemerdekaan, bangsa kita telah memilih bentuk republic
bersifat demokratis. Ditilik secara historis maka bentuk tatanan republic
yang demokratis, adalah salah satu hal yang sama sekali baru bagi bangsa
Indonesi. Sejarah Indonesia sebelumnya hanya mengenal bentuk tatanan
kerajaan yang otokratis, lengkap dengan perangkat feodalnya. Oleh
karena itu, mudah dimengerti bahwa banyak terjadi kekikunan dan
kesalahpahaman mengenai arti kaidah-kaidah kehidupan yang baru ini.
Banyak norma kehidupan sehari-hari harus ditukar dengan yang baru.
Terjadi kekacauan norma selama norma baru yang di terima semua pihak
belum tercipta. Timbul kerancuan budaya.
Ciri Budaya dan Arsitektur Tradisional
Suatu karya arsitektur hamper selalu, secara disadari atau tidak,
mencerminkan ciri budaya dari kelompok manusia yang terlibat di dalam
proses penciptaanya. Sekurang-kurangnya akan tercermin di situ tata
nilai yang mereka anut. Dengan demikian apabila kita secara cermat
mengamati sejumlah karya arsitektur suatu masyarakat maka lambat laun
kita pasti dapat mengenali cirri budaya masyarakat tersebut. Namun
untuk dapat mengenalinya dengan benar-benar baik kita akan perlu
mengenali kondisi lain dari masyarakat tersebut.
Sebagai contoh kita dapat mencoba menganal gejala budaya
masyarakat kita sendiri dengan mengamati karya arsitektur di sekeliling
kita.
Arsitektur Perubahan Elite di Jakarta
Mengamati arsitektur ini cukup relevan karena :
o
Jakarta adalah pusat orientasi budaya Indonesia masa kini
o
Golongan elite di Indonesia sangat berperan dalam mempengaruhi tata
nilai masyarakat karena masih kuatnya sikap feodal di masyarakat kita.
Dari pengamatan perkembangan arsitektur sector ini terasa adnya alur
kecenderungan tertentu yaitu :

Perubahan mode bentuk yang relative cepat/sering. Hal ini menunjukkan
belum mantapnya kedudukan suatu ungkapan arsitektonis tertentu yang
“pas” dengan hasrat dan keinginan golongan elite tersebut. Dengan
perkataan lain mereka masih mencari-cari ungkapan yang dirasakan tepa.

Sikap individualistic secara konsisten tetap bertahan. Hal ini tercermin dari
bentuk disain yang sangat mengabaikan keadaan lingkungan sekitarnya dan
mencerminkan tiadanya rasa solidaritas dengan masyarakat sekelilingnya.
Terungkap juga pemahamannya terhadap kemerdekaan dan haknya sebagai
individu yang merdeka.

Penonjolan kemewahan kini dibarengi juga oleh penonjolan cirri
aristokratis. Hal ini mengungkapkam adanya kebutuhan kuat untuk
menciptakan atribut status social. Demikian kuatnya kebutuhan atribut ini
sehingga terasa fungsi utama rumah sudah tergeser bukan lagi sebagai gua
garba keluarga (fungsi primer) tetapi lebih sebagai aktualisasi diri (fungsi
sekunder).
Gejala-gejala budaya tersebut memang makin tersa kokoh di
masyarakat kota Jakarta bila kita mengamati pula bentuk kehidupan lainnya.
Bila kemudian kita amati perumahan golongan yang lebih rendah di daerah
pelosok kota atau di kampung-kampung maka kita melihat juga imitasi mode
tersebut dalam skala mini atau terbata. Gejala ini mencerminkan tingkat
kesadaran dari masyarakat golongan bawah mereka mempunyai hak untuk
berbuat yang sama dengan golongan atas. Suatu hal yang tabu dilakukan di
masa lalu.
Ciri Arsitektur Tradisional
Mengingat norma, kaidah, dan tata nilai dalam masa kini masih banyak
kemungkinan berubah maka dalam usaha mencari identitas budaya yang dapat
diterapkan pada bangunan baru disarankan sebagai berikut. Arsitektur yang
mempunyai identitas yang sedikit atau tidak dipengaruhi oleh perubahan norma
tata nilai. Ciri-ciri ini dalam Arsitektur Tradisional untuk diterapkan pada
bangunan baru.
Iklim merupakan factor yang tidak berubah (relative) Indonesia
beriklim tropis panas dan lembap. Karena letaknya di sekitar khatulistiwa
antara garis-garis lintang utara dan selatan maka sepanjang tahun sudut
jatuhnya sinar matahari tegak lurus, hal mana mengakibatkan suhu yang selalu
panas. Ciri Arsitektur Tradisional yang berkaitan dengan iklim yang panas
misalnya atap yang mempunyai sudut yang tidak terlalu landai.
Disamping itu ruang-ruang yang terbuka, dimana dinding tidak
menutup rapat ke bidang bawah atau lanmgit-langit memungkinkan ventilasi
yang leluasa, hal mana mempertinggi comfort dalam ruang.
Dinding atau bidang kaca yang berlebihan, apalagi tidak di lindungi
terhadap sinar matahari langsung, dan hujan tidak sesuai untuk iklim tropis.
Kita sering menggunakan air conditioning untuk ruang-ruang yang jika
direncanakan dengan tepat sebenarnya tidak memerlukannya. Energy yang
diperlukan untuk air conditioning cukup besar. Dalam Negara yang sedang
menganjurkan hemat energy, hendaknya penggunaan air conditioning juga
dibatasi. Rumah Tradisional Jawa dan Bali merupakan open air habitation.
2.1.2 pengertian arsitektur modern
Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali
perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern
Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap
sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur
dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan
sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Merintis Modern
Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul
orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan
menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan
perasaan.
Beberapa nama tersebut adalah :
1. Boulle
2. Blondel,
3. Quatremere de Quincy
(Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh
Quatremere de Quincy.)
Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia
Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah
reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai
the first Modern. Dengan demikian, dapat saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern
ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud
Arsitektur Modern bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi
adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh
sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai
Arsitektur Modern telah dimunculkan di abad ke-18.
Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk
direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :
1. Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi
menjadi dua yaitu :
Ecole des Beaux Arts – yang mengajarkan Arsitektur sebagai kesenian
Ecole Polytechnique – yang mengajarkan Arsitektur sebagai ilmu teknik sipil
2. Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan keseragaman
ukuran dan kecepatan membangun. Kedua hal ini menjadi faktor yang sangat
mendorong percepatan dari Arsitektur Modern
tersebut.
Tahun 1851 di Inggris, diselenggarakan sebuah Expo , dimana gedung
utamanya adalah rancangan dari seorang ahli botani. Gedung tersebut dikenal
sebagai “Crystal Palace” karya Joseph Paxton yang oleh sejarah Arsitektur
dinyatakan sebagai karya Arsitektur Modern
yang pertama, karena dalam perwujudannya mampui memperlihatkan
keberadan dari Arsitektur yang mendominasikan unsur space sebagai.
Sebelumnya, form merupakan unsur utama perancangan Arsitektur
Eiffel Tower karya Gustav Eiffel, seorang insinyur sipil.
Kesimpulan:
Ide tahun 1750: ide tentang Arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’
Ide tahun 1851: ide tebtang Arsitektur adalah permainan ‘ruang’ dan bukan
‘bentuk’
Modern
Periode 1890 – 1930
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilekukan oleh perorangan maupun oleh kelompok, Eksperimen tersebut,
kalau diungkapkan sebagai sebuah pertentangan akan dapat dikatakan sebagai
berikut ini.
Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science
Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space
rsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly
Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal
Ya, Dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang
dikenal sebagai Arsitektur Modern
. Antara 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan: art and craft, art noveau,
ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll.
Periode 40 tahun itu merupakan puncak sekaligus titik awal dari Arsitektur
Modern.
Periode 1950-1960an
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan
Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a. Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun
1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern
b. Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan
artistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur
Modern
Mengapa tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern
(banyak dianut oleh pengikut Arsitektur merupakan kerja ilmu dan teknologi)?
a. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah
dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya:
bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas
bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau
memenuhi aturan-aturan geometri, mis : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2
matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).
b. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan
space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang
diwakili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang
yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada
tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).
c. Faktor lain yang mendukung Arsitektur Modern
pd tahun 50-an: Mass Production.
Dengan produksi massal bahan bangunan oleh pabrik, terjadi 2 akibat:
Kecepatan membangun, dlm waktu singkat dapat menghasilkan bangunan.
Hal ini penting karena pada tahun 1945, Eropa sudah hancur akibat Perang
Dunia.
Bahan bangunan dapat menembus batas budaya dan geografis, sehingga
Arsitektur menjadi Internasional dan bangunan-bangunan di dunia menjadi
seragam.
Dengan kata lain, Arsitektur menjadi sangat demokratis.
Mengapa tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan/ kemerosotan Arsitektur
Modern
(banyak dianut oleh pengikut Arsitektur merupakan kerja seni dan estetika)?
Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya.
Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur,
bukan arsiteknya.
Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa
dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu
sama saja bohong/ omong kosong.
Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahanbahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy.
Contoh: diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.
Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel,
bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada
apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa
menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa
gunanya sekolah arsitek?)
Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang
disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana
bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah
lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah neoklasik/pramodern.
Sekitar tahun 1960, pertentangan antara kedua aliran itu (pro dan kontra 1950)
terjadi lagi. Inti masalahnya adalah:
“Untuk siapa sebenarnya Arsitektur itu diciptakan?”
Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang melawan
Modernisme dengan pernyataannya: Less is Bore.
Contoh: Brutalisme, aliran yang dianut oleh Paul Rudolph (salah satu proyeknya
di Surabaya adalah Gedung Dharmala, tapi belum boleh dikatakan sebagai
bangunan yang brutalistik).
Ada satu unsur lain di tahun 60-an yang cukup berpengaruh dalam dunia
Arsitektur namun baru diakui peranannya pada tahun 1990-an, yaitu: Mass Media.
(media cetak, TV, film). Media massa menjadi bagian dari Arsitektur karena
Media menjadi wadah bagi kebebasan individual, alat diskusi/ pertukaran dan
penyebar-luasan ide. Media massa menjadi pemicu timbulnya Pluralisme atau
Kemajemukan yang menjadi bahan dasar Post-Modernisme.
Perbedaan karakter Modernisme dan Post-Modernisme:
Modernisme
: singular, seragam, tunggal
Post-Modernisme
: plural, beraneka-ragam, bhinneka
2.2 pengertian lingkungan
Pengertian dari Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar
mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan
(enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai
faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuhtumbuhan. Menurut Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan bahwa Lingkungan
adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti
tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang
intervensi manusia.
Kepentingan atau pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap masyakat tumbuhan
berbeda-beda pada saat yang berlainan. Suatu faktor atau beberapa faktor
dikatakan penting apabila pada suatu waktu tertentu faktor atau faktor-faktor itu
sangat mempengaruhi hidup dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, karena dapat
pada taraf minimal, maximal atau optimal, menurut batas-batas toleransi dari
tumbuh-tumbuhan atau masyarakat masing-masing.
Lingkungan terbagi 2 yaitu Biotik dan Abiotik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan mikroba.
2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan
energi.
Berdasarkan segi trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem
terdiri atas dua jenis sebagai berikut.

Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos
artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen
autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis
makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan
anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi
matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk
ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya adalah golongan tumbuhtumbuhan. Pada komponen nutrofik terjadi pengikatan energi radiasi
matahari dan sintesis bahan anorganik menjadi bahan organik kompleks.

Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata
hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan
makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan
bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi,
komponen heterotrofit memperoleh bahan makanan dari komponen
autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini menguraikan bahan
organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana
dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam
golongan komponen heterotrofik.
Odum (1993) mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila ditinjau dari segi
struktur dasarnya terdiri atas empat komponen. Pernyataan yang serupa juga
dikemukakan oleh Resosoedarmo dkk. (1986) bahwa ekosistem ditinjau dari segi
penyusunnya terdiri atas empat kompoenen, yaitu komponen abiotik, komponen
biotik yang mencakup produsen, konsumen, dan pengurai. Masing-masing dari
komponen itu diuraikan sebagai berikut:
1. Komponen Abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan
kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain
sebagainya yang berupa medium atau substrat untuk berlangsungnya
kehidupan. Menurut Setiadi (1983), komponen biotik dari suatu ekosistem
dapat meliputi senyawa dari elemen inorganik misalnya tanah, air,
kalsium, oksigen, karbonat, fosfat, dan berbagai ikatan senyawa organik.
Selain itu, juga ada faktorfaktor fisik yang terlibat misalnya uap air, angin,
dan radiasi matahari.
2. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya
berupa tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari
dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO, dan H20
menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Energi
kimia inilah sebenarnya merupakan sumber energi yang kaya senyawa
karbon. Dalam proses fotosintesis tersebut, oksigen dikeluarkan oleh
tumbuhan hijau kemudian dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di
dalam proses pemapasan.
3. Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya binatang dan
manusia yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen
adalah semua organisme dalam ekosistem yang menggunakan hasil
sintesis (bahan organik) dari produsen atau dari organisme lainnya.
Berdasarkan kategori tersebut, maka yang termasuk konsumen adalah
semua jenis binatang dan manusia yang terdapat dalam suatu ekosistem.
Konsumen dapat digolongkan ke dalam: konsumen pertama, konsumen
kedua, konsumen ketiga, dan mikrokonsumen (Resosoedarmo dkk., 1986;
Setiadi, 1983).
2.2.1 Lingkungan Buatan.
Lingkungan jenis kedua adalah lingkungan buatan. Lingkungan buatan ini tentu
saja sudah tidak original lagi karena adanya campur tangan manusia yang
merubah pemandangan lingkungan tersebut. Hal ini bisa anda temukan di
perumahan-perumahan yang dibangun di areal yang dulunya adalah perhutanan.
Memanfaatkan lahan ini sangat bagus untuk membuat tempat tinggal. Namun
demikian tempat yang satu ini menjadi dambaan orang-orang yang ekonominya
berkecukupan sehingga mereka lebih memilih untuk tinggal di lingkungan buatan
ini.
Keuntungannya tentu saja adalah adanya beragam fasilitas yang mudah untuk
diakses, contohnya lampu penerangan di jalan, kemudian toko-toko kelontong dan
lain sebagainya yang mana kesemuanya itu akan memberikan kehidupan yang
lebih layak untuk penghuni yang tinggal didalamnya.
Lingkungan buatan ini juga masih dipenuhi dengan pohon-pohon dan
semacamnya, namun pohon tersebut bukanlah pohon asli dari tempat tersebut. Hal
ini jelas dikarenakan tempat ini sudah dibentuk ulang oleh manusia sehingga
sudah tidak ada unsur keindahan alaminya lagi, yang ada dan tersisa hanyalah
unsur kemewahan.
Tinggal di lingkungan jenis manapun baik itu lingkungan buatan maupun
lingkungan alami bukanlah hal yang harus dipermasalahkan. Hal yang terpenting
disini adalah bagiamana anda harus menjaga kelestarian lingkungan yang anda
miliki tersebut supaya kualitas hidup anda bisa menjadi lebih baik.
2.2.2.lingkungan alam
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang telah ada dan merupakan ciptaan
Tuhan tanpa adanya campur tangan ulah manusia atau terbentuk sudah ada secara
alami. Pada dasarnya, lingkungan yang alami ini dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan daratan dan perairan.
Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang secara tetap tidak tertutup oleh
air laut. Secara umum istilah yang banyak digunakan adalah darat daripada
daratan karena daratan lebih difokuskan pada batasan geografis. Sebenarnya,
bagian permukaan bumi yang tertutup oleh air seperti rawa, sungai dan danau juga
menjadi bagian dari daratan, namun secara umum mereka tidak disebut sebagai
darat. Selain itu, daratan menjadi tempat hidup bagi sebagian besar mahkluk hidup
baik itu tumbuhan, sebagian besar hewan, dan manusia yang bergantung baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dari daratan. Lingkungan darat
juga masih dibagi lagi menjadi beberapa kelompok yaitu dataran rendah, dataran
tinggi, pantai, pegunungan, dan gunung.
Dataran
Rendah
Dataran rendah merupakan hamparan tanah yang luas dengan tingkat ketinggian
antara 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di daerah dataran
rendah, terutama untuk wilayah di Indonesia sekitar 23 derajat Celsius hingga 28
derajat Celsius sepanjang tahunnya sehingga udara di dataran rendah memang
cenderung cukup panas. Namun, di daerah dataran rendah inilah yang sebagian
besar manusia dijadikan sebagai tempat tempat tinggal dan bermata pencaharian.
Umumnya, dataran rendah digunakan untuk persawahan dan perkantoran.
Dataran
Tinggi
Ini merupakan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 500 m di atas
permukaan air laut. Dataran tinggi atau plateau terbentuk sebagai hasil
sedimentasi dan hasil erosi. Dataran tinggi memiliki suhu udara yang lebih dingin
daripada dataran rendah sehingga daerah ini sangat cocok untuk perkebunan.
Contoh dataran tinggi misalnya adalah dataran tinggi Dieng, Dataran Tinggi
Gayo, Dataran Tinggi Tibet, dan masih banyak lagi.
Pantai
Pantai merupakan bentuk geografis yang terdiri atas pasir. Pantai terdapat di
daerah pesisir laut. Pada dasarnya, pantai merupakan batas antara perairan laut
dan daratan. Berdasarkan koreksi PBB pada tahun 2008, Indonesia menjadi
negara dengan pantai terpanjang yang keempat di dunia setelah AS, Kanada, dan
Rusia.
Pegunungan
Pegunungan merupakan bentang lama dan terjadi akibat dari proses struktural.
Contohnya adalah Pegunungan Selatan yang merupakan pegunungan dari hasil
proses pengangkatan mulai dari Akhir Tersier atau awal Kuarter.
Gunung
Gunung merupakan tanah perbukitan tinggi dan besar jika dibandingkan dengan
daerah di sekitarnya. Menurut Van Zuidam, gunung adalah dataran dengan
ketinggian antara 500 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Contohnya
adalah Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Merbabu, dll.
Lingkungan alam yang berlawanan dengan daratan adalah perairan. Lingkungan
alam yang berupa perairan adalah sungai, danau, rawa, dan laut.
Sungai
Sungai merupakan lingkungan alam berupa aliran air yang panjang dan besar dari
pegunungan. Contoh sungai di antaranya adalah Sungai Musi, Sungai Mahakam,
Sungai Kapuas, dll.
Danau
Danau adalah lingkungan alam dengan genangan air sangat luas dan dikelilingi
daratan. Contohnya adalah Danau Toba, Danau Kelimutu, dll.
Rawa
Rawa merupakan daratan yang dikeliling air dan banyak tumbuhannya.
Tumbuhan yang biasa hidup di daerah rawa-rawa adalah pohon bakau atau
mangrove.
Lautan
Laut merupakan kumpulan air asin yang sangat luas. Air laut terdiri dari campuran
air murni dan material lainnya seperi gas-gas terlarut, bahan organik, garam, dan
partikel tak terlarut lainnya.
2.2.3 lingkungan binaan
Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah banyak
ditempati oleh manusia. lingkungan hidup binaan dapat terbentuk karena jumlah
penduduk dan kebutuhan hidup manusia u\yang makin meningkat sehingga
memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah . proses membentuk
lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh adanya limbah yang bedampak
langsung atau tidak langsung bagi manusia ,baik dampak fisik maupun social
Lingkungan binaan atau lingkungan terbangun adalah suatu lingkungan
yang ditandai dominasi struktur buatan manusia. Sistem lingkungan binaan
bergantung pada asupan energi, sumberdaya, dan rekayasa manusia untuk dapat
bertahan.
Dalam perencanaan kota, instilah ini memberikan kesimpulan bahwa sebagian
besa lingkungan yang dipakai manusia adalah lingkungan buatan, dan lingkungan
buatan ini harus diatur agar dapat mempertahankan hidup manusia dengan baik.
Prinsip penciptaan lingkungan hidup binaan misalnya melakukan reboisasi hutan,
pengelolaan air limbah agar bersih kembali dan aman jika dibuang ke sungai.
Contoh yang sederhana dalam penciptaan lingkungan binaan misalnya penanaman
pohon di lingkungan komplek perumahan agar udaranya leebih segar, terlihat asri
dan nyaman
Seharusnya manusia terus-menerus melakukan upaya lingkungan binaan. Namun
kebanyakan, manusia tidak melakukannya sehingga banyak kerusakan lingkungan
di mana-mana. Hutan lebat dibabat seenaknya tanpa memikirkan penanaman
kembali. Air bersih dipakai untuk industri tekstil, setelah tercemar air tersebut
dibuang ke sungai sehingga mencemari lingkungan.
Kegiatan manusia yang tidak menciptakan lingkungan binaan mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan alam. Bagaimana agar tidak rusak, manusia
perlu merencanakannya dengan baik setiap akan membangun bangunan atau
membuka hutanagar tidak mengganggu kelestarian lingkungan alami. Jika
lingkungan binaan manusia tidak mampu mengembalikan keadaan lingkungan
alami, lambat laun akan mempengaruhi keadaan sosial lingkungan sosial budaya
manusia.
Mutu lingkungan hidup
Mutu lingkungan hidup sangat penting sebagai dasar dan pedoman dalam
mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup.setiap orang mempunyai persepsi
berbeda-beda terhadap mutu lingkungan .
Secara garis besar mutu lingkungan dibedakan menjadi 3 kelompok :
1.mutu alam fisik
yaitu kondisi alamiah baik biotik maupun abiotik yang berpengaruh terhadap
kehidupan manusia .
2.mutu lingkungan social
Yaitu kondisi manusia ,baik secara individu maupun kelompok yang berpengaruh
terhadapperubahan dan perkembangan manusia .
3.mutu lingkungan budaya
Yaitu kondisi materi (benda) atau non materi yang di hasilkan manusia melalui
aktivitas dan kretifitasnya yang berpengaruh terhadap kehidupan .
Interaksi unsur-unsur lingkungan
Bedasarkan komponen penyusunya ,suatu ekosistem terbagi atas 4 komponenkomponen :
1.komponen abiotik
Komponen yang terbagi atas komponen fisik dan kimia yang terdiri dari air
,tanah,sinar matahari,mineral .komponen abiotik merupakan media untuk
berlangsungnya proses kehidupan .
2.organisme produsen
Yaitu organism autotrof yang mampu menyediakan makanan sendiri yang berupa
bahan-bahan organic dan anorganik dengan bantuan sinar matahari ( umumnya
tumbuhan berklorofil )
3.organisme konsumen
Yaitu merupakan organisme heterotof ,yaitu organisme yang mampu
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya (hewan dan
manusia )
4 .pengurai (decomposer )
Merupakan organism heterotof yang menguraikan bahan-bahan organic yang telah
mati .organisme pengurai berupa mikroorganisme yang terdiri atas (bakteri dan
jamur ).
Definisi Lingkungan Binaan
Setiap manusia mencerna lingkungannya (binaannya) sesuai pemaknaan
yangdilakukanya. Dalam sebuah lingkungan, pemaknaan ini terresonansi
denganpemaknaan manusia lain. Yang mengakibatkan sebuah lingkungan yang
aktif (Habermas menyebutnya
offentleichkeit atau public sphere) dimana perpaduanpemikiran terjadi dalam
suatu ruang. Perpaduan ini terjadi dengan berbagai dampakpula. Apabila
perpaduan makna itu sepaham dalam sebuah komunitas, maka akanterjadi suatu
tujuan bersama dalam sebuah komunitas tersebut. Apabila sebaliknya,maka ruang
itu akan rusak dan terjadi ruang-ruang baru yang individual
salingbertentangan.Sebuah ruang pula tidak dapat terlepas dengan waktu. Sebuah
bentukan massif jugatidak dapat terlepas dari ruang, dengan demikian juga tidak
dapat terlepas dari waktu.Hal ini termasuk dalam sifat kesemestaan. Dimana
terjadi suatu keterpaduan unsur material seperti bentukan kasat mata dari
lingkungan dan im-material seperti rasa yangdidapati oleh manusia dalam
lingkungan tersebut. Nilai kesemestaan ini tergantung darikemurnian
berprosesnya zat ketenagaan hidup dari sesuatu. Apakah sifat keadaannyadapat
dipertahankan dan dipelihara manusia sebagaimana ia diciptakan oleh Allah,
atautidak (Pangarsa, 2006)Dari berbagai pemahaman diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa
definisi lingkunganbinaan adalah pemanfaatan dan pengelolaan bersama akan
lingkungan yang terpadu dengan nilai-nilai kesemestaan-kesetempatan
berdasarkan akal budi dan nilai-nilai luhur berketuhanan yang diterima manusia
dari Allah.
BAB 111
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Penghijauan sangatlah penting untuk tetap terjaganya kualitas lingkungan yang
berkelanjutan, penerapan bangunan di daerah – daerah lingkungan hutan yang terjaga dan
di lindungi dapat menimbulkan resiko yang berpotensi terhadap kerusakan lingkungan,
seperti yang telah kita bahas di atas, bahwa perencanaan bangunan harus di melalui studi
lingkungan terlebi dahulu,
Penghijauan sangat di butuhkan bagi bangunan, serta lingkungan bangunan, yaitu
Ø Sebagai penetralisir Pengaruh dari angina dan matahari
Ø Sebagai penahan pengikisan – pengikisan tanah dari pengaruh air
Ø Menjaga kestabilan, serta kesuburan tanah, untuk kelangsungan hidup tanaman itu
sendiri
Ø Pelepasan – pelepasan organ dari tanaman dapat di gunakan sebagai pupuk organic,
untuk tanaman itu sendiri
Ø Dapat di terapkan sebagai suatu media pendidikan
Ø Dapat menambaha keindahan lingkungan sekitar bangunan, dan menambah kenyaman
ruang dalam dan ruang luar bangunan
Ø Jenis – jenis tanaman yang bervariasi dapat di jadikakan sebagai antispasi fisik dari
pengaruh yang datang ( matahari , Angin, hujan, Hewan, Air tanah,dan lain – lain )
Maka di perlukannya penangan yang serius terhadap tanaman – tanaman, yang ada di
lingkungan sekitar atau tanaman – tanaman yang kita sediakan sebagai suatu sarana –
saran penunjang keindahan lingkungan bangunan
3.2 saran
¨ Perlunya perhatian dan kesadaran kepada para arsitektur dan calon arsitek untuk
selalu memelihara kelestarian lingkungan setiap membuat proyek’’ yang di
kerjakan nya
Daftar gambar :
*gambar rumah tradisyonal
1.rumah minang
2.rumah adat minang
3.rumah joglo

Gambar rumah modern
1.rumah minimalis
2.gambar rumah mewah
*GAMBAR LINGKUNGAN
A.Lingkungan buatan
Gambar 1:
B.lingkungan alam
Gambar 1 :
C.lingkungan binaan
Gambar 1 :
Daftar pustaka
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=pNC3U5yUM9O9ugTH_YLgCQ#q=L
INGKUNGAN%2Fdiana_christin++Lingkungan+binaan1.htm
http://arsitekturlingkungan.blogspot.com/2009/04/arsitektur-lingkungan.html
https://www.google.co.id/search?q=GAMBAR+ARSITEKTUR+TRADISIONAL&tbm=isch&t
bo=u&source=univ&sa=X&ei=pVG2U5mjHdCLuATirYDIDQ&ved=0CBsQsAQ&biw=1638&
bih=821&dpr=0.8#q=GAMBAR+lingkungan+binaan&tbm=isch&facrc=_&imgdii=Vi_YRBlo
MPmm-M%3A%3BLNgIhcxqoBtJLM%3BVi_YRBloMPmm-M%3A&imgrc=Vi_YRBloMPmmM%253A%3BLtGtF8qcUkkaEM%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.com%252F_3C
RQ6oXexQo%252FTCs46dbwxcI%252FAAAAAAAAACo%252F_AxKWjiFF4U%252Fs1600%
252Fkota.JPG%3Bhttp%253A%252F%252Ffebriyanisyiko.blogspot.com%252F2010_06_0
1_archive.html%3B398%3B400
https://www.google.co.id/search?q=GAMBAR+ARSITEKTUR+TRADISIONAL
&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=pVG2U5mjHdCLuATirYDIDQ&ve
d=0CBsQsAQ&biw=1638&bih=821&dpr=0.8#q=GAMBAR+lingkungan+alam&
tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=l3e8NQjXW_B5ZM%253A%3BvjVUGW
EUzpdErM%3Bhttp%253A%252F%252Fbriyudistira.files.wordpress.com%252F
2011%252F03%252Fborneoriver.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fbriyudistira.wordpress.com%252F2011%2
52F03%252F29%252Flingkungan-hidup-danpelestarian%252F%3B1024%3B768
http://1301313y.wordpress.com/2009/02/01/pengertian-arsitekturmodernpostmoderndekonstruksi/
https://www.google.co.id/search?q=GAMBAR+ARSITEKTUR+TRADISIONAL
&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=pVG2U5mjHdCLuATirYDIDQ&ve
d=0CBsQsAQ&biw=1638&bih=821&dpr=0.8#q=GAMBAR+lingkungan+binaan
&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=Vi_YRBloMPmmM%253A%3BLtGtF8qcUkkaEM%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.co
m%252F_3CRQ6oXexQo%252FTCs46dbwxcI%252FAAAAAAAAACo%252F
_AxKWjiFF4U%252Fs1600%252Fkota.JPG%3Bhttp%253A%252F%252Ffebriy
anisyiko.blogspot.com%252F2010_06_01_archive.html%3B398%3B400
http://jendela-arsitektur-desain.blogspot.com/2013/04/makalah-arsitektur-dankebudayaan.html
Download