Faktor Penghambat Perubahan Sosial

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Perubahan Sosial
FAKULTAS
Bidang Studi
ILMU KOMUNIKASI
Public relations/
Humas
Tatap Muka
4
Kode MK
Disusun Oleh
MK 42005
Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom.
Abstract
Kompetensi
Perubahan
social,
penyebab
perubahan, interaksi sosial
Mahasiswa
dapat
memahami,
menjelaskan
kembali
tentang
perubahan social dalam masyarakat
Pendahuluan
Perubahan Sosial menurut William F. Ogburn usaha untuk memberikan suatu
pengertian tertentu. Menurutnya ruang lingkup perubahan social adalah unsur unsur
kebudayaan, baik itu kebudayaahn material maupun immaterial. Perubahan social juga bias
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Misalnya perubahan ekonomi bisa menyebabkan perubahan-perubahan dalam
hubungan antara perusahaan dengan karyawannya. Atau munculnya budaya luar
menyebabkan terjadinya perubahan hubungan antara orangtua dengan anak. Perubahanperubahan sosial juga bisa dikatakan sebagai berbagai macam cara-cara hidup yang
diterima baik, karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideology maupun karena adaya penemuan-penemuan baru di masyarakat.
Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi di setiap masyarakat di mana
pun juga. Perubahan sosial juga merupakan gejala sosial yang terjadi sepanjang masa,
tidak ada masyarakat di dunia yang tidak mengalami perubahan. Perubahan terjadi sesuai
hakikat dan sifat dasar manusia itu sendiri, karena sifat manusia yang selalu aktif, kreatif,
inovatif, agresif, selalu berkembang dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di sekitar
atau lingkungan sosial.
Dalam masyarakat nilai-nilai sosial lama yang tidak sesuai dengan zaman akan
hilang dan diganti dengan nilai-nilai baru, nilai baru diperbaharui lagi dengan lebih baru lagi,
nilai tradisional diganti dengan nilai modern, kemudian diganti lagi dengan nilai-nilai
postmodern atau pasca modern. Begitu juga dengan berbagai istilah dalam penyebutan
perubahan, seperti Orde Lama diganti dengan Orde Baru kemudian tidak baru lagi,
kemudian diganti dengan Orde Reformasi atau Orde Globalisasi.
Menurut Selo Soemardjan perubahan social adalah perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompokkelompokdalam masyarakat . Inti dari definisi tersebut adalah adanya lembaga
kemasyarakatan yang menjadi tempat manusia berkumpul dan kemudian terdapat
pengaruh-pengaruh dari segi-segi struktur masyarakat lainnya.
‘13
2
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk Perubahan sosial
1. Perubahan Evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses
lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan
sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada
waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang
mengupas tentang evolusi, yaitu:
a. Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat
mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang
sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
b. Universal
Theory
of
Evolution:
menyatakan
bahwa
perkembangan
masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori
ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
c. Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada
pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
2. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak
ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi
diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan
atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam
revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan,
dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat
yang bersangkutan.Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi
masyarakat. Dari sudut pandang sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus
memenuhi beberapa syarat tertentu antara lain adalah:
‘13
3
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam
masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada
suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.
c. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk
kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat,
untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh
masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya
perumusan sesuatu ideologi tersebut.
e. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan
dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila
momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat
gagal.
3. Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan
dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang
mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembagalembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan
selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum,
perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk
mengurangi angka kematian]] anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan
gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah
penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).
4. Perubahan yang Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak
dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan,
‘13
4
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau
kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak
dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang
di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang
kurang
memerhatikan
kelestarian
lingkungan.
Sebagai
akibatnya,
banyak
perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para
warganya mencari permukiman baru.
5. Perubahan Berpengaruh Besar
Suatu
perubahan
dikatakan
berpengaruh
besar
jika
perubahan
tersebut
mengakibatkan terjadinya per- ubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan
kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak
pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini
memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di
wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.
6. Perubahan Berpengaruh Kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang
terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahanperubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena
tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.
Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial meliputi:
1. Penyesuaian
terhadap
perubahan.
Masyarakat
selalu
menghendaki
keseimbangan sosial, di mana berbagai lembaga sosial yang inti atau pokok
diharapkan tetap berfungsi secara baik. Setiap kali ada gangguan terhadap
keseimbangan (dinamika sosial) selalu distabilkan melalui perubahan
lembaga sosial atau perorangan yang menyesuailan diri pada perubahan
(comformity).
‘13
5
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Saluran perubahan sosial. Pada umumnya proses perubahan masyarakat
ialah
bidang
pemerintahan,
perekonomian,
keagamaan,
pendidikan,
reaksi/wisata, dsb. Saluran mana yang efektif pada perubahan sosial sangat
tergantung pada lembaga kemasyarakatan apa yang dominan dan dijunjung
tinggi masyarakatnya.
3. Disorganisasi (disintegrasi dan reorganisasi). Apabila ada perubahan, maka
norma dan nilai-nilai kemasyarakatan mengalami proses pudar, kemudian
timbul problema sosial berupa penyimpangan (deviation). Proses begitu
disebut disorganisasi (disintegrasi). Sebaliknya, reorganisasi merupakan
proses pembentukan norma dan nilai – nilai baru dalam bentuk penyesuaian
diri dalam lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan.

Perubahan sosial terjadi karena beberapa faktor. Faktor tersebut adalah:
1. Faktor yang bersumber dalam masyarakat, seperti:
a. Pertambahan penduduk dan urbanisasi
b. Penemuan baru, khususnya bidang teknologi
c. Adanya konflik dalam masyarakat
d. Toleransi pada hal – hal baru atau perubahan yang menyimpang
e. Kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan serta teknologi
f.
Sikap menghargai karya dan sikap maju orang lain
g. Rasa tidak puas pada pola hidup lama atau monoton.
h. Terjadinya pemberontakan atau gerakan revolusioner.
2. Faktor yang berasal dari luar masyarakat, seperti:
a. Perubahan alam fisik
b. Kontak atau pengaruh budaya asing
c. Perang dengan Negara lain
d. Perubahan ekonomi dunia
‘13
6
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e. Munculnya berbagai media massa yang menyuguhkan aneka
informasi inovatif.
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
1. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi
dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.
Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau
merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut
dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan
yang ada.
2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran
dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan
memberikan
kemampuan
manusia
untuk
menilai
apakah
kebudayaan
masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
3. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk
berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk
menghasilkan karya-karya lain.
4. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana,
dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi
dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5. Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang
lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan
status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka
kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan
ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan
kegoncangan
‘13
7
sosial.
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Keadaan
demikian
merupakan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pendorong
terjadinya
perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai
keselarasan sosial.
7. Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu
berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang
disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
8. Ketidakpuasan
Masyarakat
terhadap
Bidang-Bidang
Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan
reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
9. Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan
terasing
menyebabkan
suatu
masyarakat
tidak
mengetahui
perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola
pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
2. Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup,
contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama
berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah)
3. Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena
dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika
masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif (kolot).
4. Rasa
Takut
Terjadinya
Kegoyahan
pada
Integritas
Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini
dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah
ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap
mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
‘13
8
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest
Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya
perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya
akan
mempertahankan
statusnya
tersebut.
Kondisi
inilah
yang
menyebabkan
terhambatnya proses perubahan.
6.
Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh
bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal
dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan,
sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
‘13
9
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Soerjono Soekamto, Pengantar Sosiologi, Raja Graf, Jakarta, 1990
2. Zulkarnaen N, Sosiologi Komunikasi Massa
‘13
10
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download