Studi Kasus - Google Groups

advertisement
Model Skripsi
STUDI KASUS DARI FRAGMENTASI DAN BISNIS PROSES DARI BARANG FARMASI DARI HULU KE
HILIR SEBAGAI SUATU SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Tugas Dosen Capt Dedeng Wahyudi Mmar
Supply Chain Mangement
Oleh
Wynd Rizaldy
Program Pascasarjana Magister Manajemen Logistik
STMT Trisakti Jakarta
2012
Studi Kasus
Tentang proses bisnis
Buatkan suatu proses bisnis barang/product “{Pharmaceuticals=Barang Farmasi} dengan
menggunakan gambaran / fragmentation yg telah diberikan sehingga menunjukkan konsep Supply
Chain yg terintegrasi dari hulu s/d hilir
Format : skripsi
Fragmentation
1.Demand forecasting
2.Purchasing
3.Requiremeng Planning
4.Production Planning
5.Manufacturing Inventory
A. Materials management
6.Warehousing
7.Materials handling
C. Logistics
8.Industrial Packaging
D.SCM
9.Finisehd Good Inventory
10.Distribution Planning
11.Order Processing’
12.Transportation
13.Customer Service
14.Strategi Planning
15. Infirmation technologi
16.Marketing Sales
17.Finance
B .Physical distribution
Agent/
distributor
Storage &
Transport
Proses Bisnis Barang Farmasi
Pharma Source Transport
agt/distr
Terminal Storage
skid tank
filling/bottling truk
retester
OPERASI
Referensi saya :
OPERASI
http://mindtree.com/industries-we-serve/manufacturing/pharmaceuticals/pharmaceuticals
http://www.genpact.com/home/our-services/sep/sep-solutions.aspx
ww.opsdog.com/industry-based/374/pharmaceuticals/blank-organization-chartspharmaceuticals.htm
http://www.ube-scp.jp/en/products/manufacture/manu010.html
STUDI KASUS DARI FRAGMENTASI DAN BISNIS PROSES DARI BARANG FARMASI DARI HULU KE HILIR
SEBAGAI SUATU SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Krisis dari bukti kualitas dan persyaratan transportasi yang mahal telah membuat obat-obatan atau
barang farmasi sangat populer dalam transportasi udara. Tetapi pasar yang kompleks, dimana
pengetahuan dan pengalaman sebagai kunci. Penawaran-penawaran yang mudah sebagai produk
utama tidaklah cukup untuk memuaskan permintaan yang tinggi dari Pengirim sebagai pelanggan
“Alexandra Lennane” dalam Airline Cargo Management June 2010 Vol 9 Issue 2
Cathay Pacific Cargo mengidentifikasi sebuah rintangan (gap) dari sebuah pasar yang kurang efektif
dalam rantai penghubung produk pendingin (cold chain product) untuk mengangkut barang famasi
yang bersuhu sensitif ke Dalian sebagai salah satu contoh, dan juga infrastruktur untuk mengirim
produk keperluan kesehatan melalui darat atau jalan sangatlah jauh dari ideal “ Jack Lo , Cathay
Pacific Cargo Product and Marketing Manager” dalam Cathay Pacific Cargo – Cargo clan quartee
three 2011?
Hal tersebut sudah, sedang dan akan terjadi pada Indonesia sebagai negara ketiga dan negara
berkembang sebagai sebuah pasar yang berpotensi dalam supply chain barang farmasi , diakibatkan
negara kita terdiri dari pulau-pulau dan daerah-daerah yang kompleksitas transportasinya cukup
tinggi karena tidak hanya melibatkan pesawat udara yang membawa produk tersebut dari Luar
negeri tetapi juga pendistribusian melalui darat dari kota ke daerah dan melalui laut ke pulau-pulau
yang belum memiliki bandara sangatlah perlu diperhatikan.
Kata kunci : Biaya Tinggi, Infrastruktur, dan integrasi moda transportasi serta tehnology yang
digunakan.
Berikut komposisi dari tugas saya
ABSTRAK ………………………………………………………………………………………………………………………..
2
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………
4
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………………………
4
B. Perumusan Masalah ………………………………………………………………………………………
5
C. Tujuan dan Batasan ……………………………………………………………………………………
5
D. Metodologi Penelitian ………………………………………………………………………………..
6
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………………………..
7
A. Supply Chain management …………………………………………………………………….
7
B. Logistic …………………………………………………………………………………………………
7
C. Manajemen Logistik ……………………………………………………………………………
7
D. Fragmentasi …………………………………………………………………………………………..
8
E. Fragmentasi Supply chain management pada logistic barang farmasi ………………………….. 8
BAB III. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ………………………………………….
10
A. Sejarah Singkat PT JAS ……………………………………………………………………………………………….
10
B. Organisasi dan Manajemen ……………………………………………………………………………………
10
C. Kegiatan usaha ……………………………………………………………………………………………………………
10
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………….. 11
A. Dampak bagi Pemasaran dan penjualan produk …………………………………………………..
11
B. Tantangan bagi Logistik atau Manajemen Operasi, serta Penanganan material …….
12
C. Tanggung Jawab Transportasi dan Forwarder ………………………………………………………..
13
D. Telaah Kritis faktor teknis pengiriman dan penerimaan barang farmasi ex Jakarta atau ke
Jakarta (hulu ke hilir). …………………………………………………………………………………………….
17
BAB V. PENUTUP ………………………………………………………………………………………
29
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………
29
B. Saran …………………………………………………………………………………………..
29
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………..
30
Bab I .Pendahuluan
Sungguh merupakan suatu tantangan bagi para pengusaha dan pihak-pihak yang terkait dengan
industri farmasi agar dapat memenuhi kebutuhan pasar sebagaimana yang telah digambarkan pada
fragmentasi diatas. Bukan hanya memenuhi secara kuantitas tetapi juga secara kualitas . Permasalah
yang telah diutarakan diatas terkait bagaimana produk tersebut bisa sampai dari Pengirim (shipper)
yang mewakili bisnis hulu hingga ke tangan Pengguna (consignee) yang mewakili bisnis hilir dengan
kondisi produk yang masih dalam kondisi prima sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya
saat ini kondisi pasar logistik global untuk produk farmasi bernilai 30 Milliar dollar, dengan komposisi
logistik sebagai berikut : Transportasi 45% , pergudangan 33.2 % dan Freight forwarding (pengurus
barang) 15%. Tetapi untuk menilai jumlah cash sebesar itu tidaklah muncul dengan mudah.
Transportasi dan penyimpanan obat-obatan adalah bisnis yang mengandung trik.
Para regulator di seluruh dunia secara konstan menaikkan permintaan , secara sederhana untuk
mengikuti aturan baik nasional maupun internasiona cukuplah berat. Kenaikan dalam sebuah
peraturan adalah salah satu pengendali dari industri logistik. Kita dapat melihat pengetatan dari
peraturan dan banyaknya badan dan otoritas dengan pedoman yang berbeda-beda, sebagaimana
dijelaskan oleh “Dr Jorn Leewe, General Manager pada Novumed” . Peraturan dapat mensyaratkan
ijin ekspor yang berbeda-beda. Waktu atau lamanya penyetujuan dari otorisasi pengapalan dapat
memakan waktu seminggu bahkan berbulan-bulan.
Sebelumnya , peraturan yang ada lebih mengfokuskan pada barang bertemperature 2 s/d 8 derajat
celcius, tetapi separti disampaikan Nina Heinz , Head of quality at specialist logistics provider
LifeConEx, saat ini telah mengalami perubahan , dan mereka juga sedang mengfokuskan pada
prosedur Controlled Room Temperature (CRT), untuk barang bertemperature 15 s/d 25 derajat
celcius
Beberapa Alasan Biaya tinggi yang timbul Pada sisi Operasional dan transportasi
1. Bila barang kiriman (shipment) mengalami kerusakan , biaya pada pengirim dapat mencapai
10 juta dollar. Nilai kerugian atau kerusakan 1 kontainer LD3 (4 cbm) saja akan bernilai
sebesar 34 juta dollar
2. Keterlambatan juga dapat mengakibatkan biaya yang mahal. Dari sebuah keterlambatan dari
pengantaran ke pasar pada sebuah penyalur obat yang cukup besar dapat bernilai
kehilangan penjualan sebesar 25 juta dollar.
Solusi yang dilakukan sesuai dengan theory-theory yang disampaikan oleh Pakar Supply chain
sebelumnya diharapkan dapat diterapkan untuk mengatasi biaya tinggi tersebut antara lain
1. Meningkatkan outsourcing (sumber daya luar) dari logistik untuk 2 hingga 3 tahun kedepan
2. Merger dan akuisisi juga dilakuakn dalam pasar logistik keperluan barang-barang kesehatan.
Dampak bagi Pemasaran dan penjualan produk
Hal tersebut diatas seperti kerusakan pada 1 kontainer barang farmasi lebih lanjut dapat
mengakibatkan keterlambatan dalam pengenalan produk ke seluruh pasar, tetapi juga dapat
membuat perusahaan farmasi harus memaksa untuk memproduksi ulang obat-obatan dengan harga
yang sama .
Bilamana seorang biochemist menyatakan bahwa percobaan klinis adalah hal yang essensial (pokok)
untuk perusahaan dan juga pembagian harga . Maka Perusahaan tersebut tidak lagi menghabiskan
waktu banyak untuk riset dan pengembangan yang biasanya mereka lakukan. Tetapi juga menjaga
agar para pemegang saham usaha juga senang, Mereka harus tetap menguji dan akan menghabiskan
sebuah nilai yang cukup besar untuk melakukan uji coba klinis dan membuktikan mereka telah
mengembangkan sebuah prospek. Trend tersebut diperburuk lagi dengan kehilangan hak paten.
Kekuatan perusahaan tidak hanya untuk menemukan produk baru , tetapi juga untuk melebarkan
pasar mereka dari yang sudah ada saat ini. Menurut Novumed , 25% dari 200 penjual obat terbesar
dan terbaik di dunia akan kehilangan perlindungan hak paten antara tahun 2007 dan 2012, Hal ini
akan mengakibatkan penurunan global dari penjualan barang farmasi sejumlah 100 Miliar dolar per
tahunnya.
Setelah itu Dikembangkan dalam bentuk skripsi,
Download