makalah enzim - WordPress.com

advertisement
ENZIM
(Laporan Pratikum Biokimia)
Oleh :
Indah Kustya Winahyu
1513024080
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
Judul Percobaan
: Enzim
Tanggal Percobaan
: 03 Mei 2016
Tempat Percobaan
: Laboraturium Pembelajaran Kimia
Nama
: Indah Kustya Winahyu
NPM
: 1513024080
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan
: Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi
: Pendidikan Biologi
Kelompok
: 3 (Tiga)
Bandar Lampung, 03 Mei 2016
Mengetahui,
Asisten
Niken Yuni Astiti
NPM. 1213023046
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Enzim adalah protein spesifik yang berfungsi sebagai biokatalisator
(mempercepat proses hidrolisis). Sebagai katalisator, enzim harus bersifat
efektif (dibutuhkandalam jumlah sangat sedikit dibandingkan jumlah
substrat), tidak ikut serta dalam proses reaksi (sifat dan jumlah tidak
berubah), dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi, dan bersifat spesifik.
Dalam proses pencernaan makanan, enzim berperan dalam pencernaan zat
secara kimiawi. Dengan adanya enzim maka penggunaan energi untuk
proses pencernaan akan lebih kecil. Kerja enzim sangat sensitif terhadap
suhu. Reaksi dipercepat dengan naiknya suhu sampai batas waktu tertentu
dan akan bekerja maksimum pada suhu optimumnya.
Pada percobaan ini akan digunakan beberapa yaitu enzim bromelin.
Enzim bromelin adalah enzim yang secara alami terdapat pada buah,
batang nanas, ataupun kulit nanas. Bromelin termasuk enzim proteolitik
yang membantu mencerna protein. Enzim bromelain yang dapat
membantu memperlancar pencernaan dalam lambung akan diuji coba
pengaruhnnya
pada
daging
sapi.
Menurut
Wikipedia,
nanas
mengandung proteolytic enzyme bromelain yang berfungsi mencernakan
makanan dan melarutkan protein.
Protein bromelin memiliki potensi yang sama dengan papain yang
ditemukan pada pepaya yang dapat mencerna protein sebesar 1000 kali
beratnya, sehingga nanas bermanfaat sebagai penghancur lemak.
Bromelain dapat membantu melarutkan pembentukan mukus dan juga
mempercepat pembuangan lemak melalui ginjal. Bromelin juga memiliki
asam sitrat dan malat yang penting dan diperlukan untuk memperbaiki
proses pembuangan lemak dan mangan, dan menjadi komponen penting
enzim tertentu yang diperlukan dalam metabolisme protein dan
karbohidrat.
1.2 Tujuan
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan dapat memahami dan
mengerti hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengetahui cara kerja enzim bromelin
2.
Mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim
II. TINJAUAN PUSTAKA
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh sumber pada tahun
1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari ‘kara pedang’ (Jack bean).
Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3
beberapa tahun kemudian Nhorthrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, tripsin,
kimotripsin. Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah
dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah suatu protein (Anna Poedjiadi, 2005).
Untuk mendapatkan daging yang empuk telah diusahakan berbagai cara di
antaranya dengan melakukan pemuliaan ternak. Hal itu dikarenakan 50 % dari
factor yang menentukan eempukan daging ialah factor genetika atau keturunan. Di
samping itu, digunakan cara pemberian pakan ternak yang baik sebab pakan
berperan dalam pembentukan terktur daging, serta dengan cara pemeraman
(penyimpanan dalam suhu dingin). Terjadinya keempukan daging selama
pemeraman disebabkan protein daging mengalami perubahan oleh enzim.
(Santoso.B, 2007).
Enzim protase yang telah lama digunakan untuk pengempukan daging berasal
dari tanaman terutama papain, bromelin, dan fisin yang berturut-turut dari buah
papaya muda, nenas matang, dan getah pohon ficus. Enzim papain paling banyak
digunakan. Enzim ini tergolong getah papaya, terdapat tiga jenis enzim, yaitu
papain, kimopapin, dan baik pada larutan yang mempunyai pH 5,0.
Bromelin adalah
enzim
proteolitik
yang
ditemukan
pada
bagian batang dan buah nanas (Ananas comosus). Enzim ini diproduksi sebagai
hasil sampingan dari pabrik jus nanas. Dalam memproduksi bromelin, beberapa
senyawa yang dapat digunakan untuk presipitasi (pengendapan) enzim ini
adalah amonium sulfat dan alkohol. Beberapa kegunaan dari enzim ini adalah
mengurangi
rasa
sakit
dan
pembengkakan
karena
luka
atau operasi,
mengurangiradang sendi, menyembuhkan luka bakar, meningkatkan fungsi paru-
paru pada penderitainfeksi saluran pernapasan, dan lain-lain. Untuk meningkatkan
kelancaran pencernaan pada manusia, umumnya digunakan bromelin berdosis 500
mg dalam bentuk kapsul. Apabila konsumsi bromelin dilakukan bersamaan
dengan senyawa anti-koagulan maka risiko terjadinya pendarahan akan meningkat
(Kusnawidjaya, 1983).
Penelitian enzim Bromelain telah dilakukan oleh Peckolt (1870), Chittenden
(1892) dan Caldwell (1905). Penelitian yang dilakukan oleh pakar tersebut
meliputi cara-cara isolasi enzim bromelain dari sari buah nanas. Penelitian untuk
memperoduksi enzim bromelain untuk skala industri dilakukan oleh Balls dan
kawan-kawan pada tahun 1942. kemudian dilanjutkan oleh Heniche R.M dan
Gortner W.A. pada tahun 1957, yaitu mengisolasi enzim bromelain dari sari
batang nenas. Ota.s. dan kawan-kawan pada tahun 1964 melakukan penelitian
tentang berat molekul dan komposisi asam amino dari enzim bromelain. Mereka
melaporkan bahwa berat molekul dari enzim bromelain adalah 33.000, dan
melaporkan bahwa adanya perbedaan komposisi asam amino dari enzim
bromelain berasal dari batang nenas dengan enzim bromelain yang ada dari buah
nanas.
Bromelain adalah suatu protease sulfihidril (-SH) yang sudah menjadi tidak
aktif, disebabkan karena terbentuknya ikatan disulfida antara enzim-enzim. Secara
relatif hal ini dpat diatasi dengan penambahan senyawa pereduksi seperti sistein,
markaptoetanol, glukation, dan vitamin C. Selain dengan cara penambahan
senyawa pereduksi juga dapat distabilkan dengan cara amobilisasi enzim
(Martoharsono, 1975)
Kini cara pengempukan daging sudah modern, yaitu dengan menggunakan
protase (enzim pemecah protein) kasar maupun murni. Bahkan enzim tersebut
sudah diproduksi dalam skala industri dan penggunaannya dalam keluarga dan
restoran sudah diterima dengan baik (Subagyo, 2008).
Aktivitas enzim bromelin dipengaruhi oleh beberapa inhibitornya seperti
diisopropilfosfoflouridat (DIPF), yang dilaporkan oleh Murachi T dan Yasui M
pada tahun 1965 dapat menghambat aktivitas katalitik dari enzim bromelin.
Disamping itu Husain S dan Lowe G juga meneliti bagian aktif dari enzim
bromelin, secara sederhana digambarkannya deret asam amino pada pusat aktif
dari enzim bromelin sebagai berikut :
Cys-Gly-Ala-Cys*-Trp
Dalam hal ini Cys* merupakan bagian aktif dari bromelin.
Enzim polifenol oksidase (PPO) adalah enzim oksidoreduktase yang
mengandung tembaga (Cu) yang umumnya dikenal berperan dalam proses
melanisasi pada hewan dan pencoklatan padatanaman. Enzim PPO tersebar luas
dialam,mempunyai berat molekul 128.000 dalam keadaan murni, tidak berwarna,
dan stabil pada ph netral. Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1975 dari jamur.
Konsentrasi enzim yang tinggi ditemukan pada jamur, umbi kentang, apel, pisang,
alpukat, daun teh, biji kopi, dan daun tembakau. Selain pada tanaman, enzim PPO
juga ditemukan pada bakteri dan mamalia.
Enzim PPO terdapat dalam plastida dan kloroplas, juga ditemukan terlarut dalam
sitoplasma pada tanaman yang tua dan sebagai fraksi terlarut dari homogenat
beberapa sayur. Enzimpolifenol oksidase atau PPO (Polyphenol Oxidase) telah
banyak dilaporkan oleh beberapa peneliti bahwa enzim tersebut didalam tanaman
berperan terhadap sistem ketahanan dan penyembuhan jaringan yang terluka.
Pencegahan proses pencoklatan sangat penting dalam industri makanan, karena
warna seringkali dianggap sebagai tolak ukur konsumen dalam memilih makanan
(Salisbury 1995).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beaker gelas
atau plastik, gelas ukur, blender, pisau, lemari pendingin, dan spatula serta
sendok makan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daging
sapi dan buah nanas.
3.2 Diagram Alir
1. Uji Bromelin
Potongan Daging
-
Dimasukkan potongan daging
sebanyak 0,5 ruas ibu jari
-
Dimasukkan cacahan nanas
sebanyak 2 sdm
-
Dimasukkan ke dalam lemari es
selama 1 jam
-
Hasil
Diamati perubahan yang terjadi
Potongan Daging
-
Dimasukkan potongan daging
sebanyak 0,5 ruas ibu jari
-
Dimasukkan cacahan nanas
sebanyak 2 sdm
-
Diletakkan pada suhu ruangan
selama 1 jam
-
Diamati perubahan yang terjadi
Hasil
Potongan Daging
-
Dimasukkan potongan daging
sebanyak 0,5 ruas ibu jari
-
Dimasukkan cacahan nanas
sebanyak 2 sdm
-
Diletakkan ke dalam lemari es
selama 2 jam
-
Hasil
Diamati perubahan yang terjadi
Potongan Daging
-
Dimasukkan potongan daging
sebanyak 0,5 ruas ibu jari
-
Dimasukkan cacahan nanas
sebanyak 2 sdm
-
Diletakkan pada suhu ruangan
selama 2 jam
-
Hasil
Diamati perubahan yang terjadi
IV. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan
sebagai berikut :
1. Uji Bromelin
Nama
Campuran
Beaker
Larutan
1 (1 jam)
Ruang
Hasil Pengamatan Daging
Sebelum
Cacahan ·
Warna : Merah tua·
nanas ± 2 sdm
+ potongan
Sesudah
(segar)
·
daging 0,5
ruas ibu jari ·
Warna : Merah Pucat
·
Tekstur: Empuk
Tekstur: liat,
(lunak), serat
seratnya padat
merenggang
Aroma: Amis khas·
daging
Aroma : Amis khas
daging (bercampur
aroma nanas)
1 (1 jam)
Dingin
Cacahan ·
Warna : Merah tua·
nanas ± 2 sdm
+ potongan
daging 0,5
ruas ibu jari ·
(segar)
·
Warna : Merah cerah
(sedikit pucat)
Tekstur: liat, ·
seratnya padat
Tekstur: Agak lunak
(namun lebih liat dari
Aroma: Amis khas
daging
beaker 1 jam suhu
ruang) , serat sedikit
merenggang
·
Aroma : Amis khas
daging (bercampur
aroma nanas)
1 (2 jam )
Ruang
Cacahan ·
Warna : Merah tua ·
nanas ± 2 sdm
+ potongan
(segar)
·
daging 0,5
Sangat Pucat
Tekstur: liat,
·
seratnya padat
ruas ibu jari ·
Tekstur: Sangat
Empuk (lunak), serat
Aroma: Amis khas
daging
Warna : Merah
merenggang
·
Aroma : Amis khas
daging (bercampur
aroma nanas)
1 (2 jam)
Dingin
Cacahan ·
Warna : Merah tua·
nanas ± 2 sdm
+ potongan
daging 0,5
ruas ibu jari ·
(segar)
·
Warna : Merah Segar
·
Tekstur: Empuk
Tekstur: liat,
(lunak), tapi lebih keras
seratnya padat
daripada suhu ruangan
Aroma: Amis khas·
daging
Aroma : Amis khas
daging (bercampur
aroma nanas)
4.2 Hasil Pengamatan
Pada percobaan uji enzim bromelin disediakan 2 buah beaker glass yang
akan diambil hasilnya setelah 1 jam. Beaker-beaker tersebut akan
diletakkan ke dalam lemari es sebanyak 1 buah dan 1 buah lagi akan
dibiarkan pada suhu ruangan. Masing-masing beaker glass diisi dengan
cacahan nanas ± 2 sdm + potongan daging 0,5 ruas ibu jari, warna daging
pada saat sebelum dimasukkan ke dalam lemari es dan suhu ruangan
merah segar, aroma amis khas daging bercampur aroma nanas dan tekstur
liat seratnya padat. Pada suhu ruang daging berwarna merah pucat, aroma
amis daging dan tekstur dari daging tersebut empuk. Sedangkan pada
daging yang dimasukkan dalam lemari es, daging tersebut berwarna merah
cerah (sedikit pucat) dengan aroma amis tapi ada aroma nanas dan
teksturnya lebih keras daripada yang berada pada suhu ruang.
Kemudian disediakan 2 buah beaker glass yang akan diambil hasilnya
setelah 2 jam. Beaker-beaker tersebut akan diletakkan ke dalam lemari es
sebanyak 1 buah dan 1 buah lagi akan dibiarkan pada suhu
ruangan. Masing-masing beaker glass diisi dengan cacahan nanas ± 2 sdm
+ potongan daging 0,5 ruas ibu jari, pada suhu ruang daging berwarna
merah sangat pucat, aroma amis daging bercampur aroma nanas dan
tekstur dari daging tersebut sangat empuk. Sedangkan pada daging yang
dimasukkan dalam lemari es, daging tersebut berwarna merah segar
dengan aroma amis tapi ada aroma nanas dan teksturnya empuk tetapi
lebih keras daripada yang berada pada suhu ruang.
Enzim akan bekerja secara optimal tergantung dari konsentrasi yang
diberikan oleh suhu. Sama halnya dengan enzim papain yang bekerja
optimal pada suhu tertentu. Enzim bromelin mampu menguraikan seratserat daging, sehingga daging menjadi lebih empuk.
Proses pengempukan terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi protein
daging
oleh
enzim.
Proteolisis
kolagen
menjadi
hidroksiprolin
mengakibatkan shear force kolagen berkurang sehingga keempukan
daging meningkat. Proteolisis miofibril menghasilkan fragmen protein
dengan rantai peptida lebih pendek. Semakin banyak terjadi proteolisis
pada miofibril, maka semakin banyak protein terlarut dalam larutan garam
encer. Terhidrolisisnya kolagen dan miofibril menyebabkan hilangnya
ikatan antarserat dan juga pemecahan serat menjadi fragmen yang lebih
pendek, menjadikan sifat serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging
semakin empuk.
Dalam tabel hasil pengamatan dapat dilihat bahwa daging yang diberi
enzim bromelin dalam suhu kamar lebih bekerja optimal mengempukkan
daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang diberi enzim bromelin
pada suhu lemari es. Sebagian protein akan mengalami denaturasi bila
suhunya dinaikkan yang mengakibatkan konsentrasi efektif enzim akan
menurun dan daya kerja enzim akan menurun pula. Suhu optimum enzim
bromelin adalah 50 sampai 60oC, tetapi pada kisaran 30 sampai 60oC
enzim masih bisa bekerja dengan baik .
Berdasarkan percobaan terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap
optimalnya kerja enzim, dengan kata lain enzim bromelin dapat bereaksi
optimal pada suhu kamar. Perbedaan antara penggunaan enzim bromelin
yaitu pada waktu penyimpanannya pada praktikum ini ada membutuhkan
waktu 1 jam dan 2 jam.
Pada penyimpanan selama 1 jam yang ada pada suhu ruang keadaan
dagingnya menggunakan enzim bromelin (menggunakan cacahan nasnas)
adalah empuk. Sedangkan pada suhu dingin, daging menggunakan enzim
bromelin ( menggunakan cacahan nasnas) adalah keras (tidak empuk).
Pada penyimpanan selama 2 jam yang ada pada suhu ruang keadaan
dagingnya menggunakan enzim bromelin (menggunakan cacahan nanas)
adalah empuk. Sedangkan pada suhu dingin, daging menggunakan enzim
bromelin (menggunakan cacahan nanas) adalah lebih keras daripada yang
dimasukkan dibiarkan pada suhu ruangan.
Enzim adalah molekul protein kompleks yang dihasilkan dari sel hidup
yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses kimia dalam tubuh
makhluk hidup. Enzim tidak dapat bereaksi tetapi hanya dapat
mempercepat proses reaksi, tetapi struktur enzim tidak berubah baik itu
sebelum dan sesudah reaksi, dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi
kesetimbangan reaksi dalam peranannya.
Enzim disentetis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif (zimogen) lalu
diaktifkan pada lingkungan dengan kondisi yang baik atau tepat. Struktur
Enzim yang tersusun menjadi dua bagian yang saling berpasangan yaitu
apoenzim
dan
gugus
prostetik antara
lain
sebagai
berikut
:
Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein enzim yang sifatnya tak tahan panas, dan
berfungsi sebagai menentukan kekhususan dari enzim. Contohnya : dari
substrak yang sama dapat menjadi senyawa berlainan yang bergantung
dari enzimnya.
Koenzim
Koenzim adalah ko-faktor molekul organik kecil yang tahan panas dan
mengandung ribosa dan fosfat serta larut dalam air. Koensim dapat disebut
dengan gugus prostetik apabila terikat oleh apoenzim, tetapi koenzim
mudah terpisah dari apoenzim. Fungsi koenzim adalah sebagai penentu
sifat dan reaksinya. Contohnya : Koensim NADP (Nicotiamida adenin
Denukleotid Phosfat), reaksinya adalah dehidrogenase. Dalam hal ini
NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen atau penerima.
Macam-Macam Enzim Berdasarkan Penggolongannya: 1). Golongan
Enzim Karbohidrae, yaitu a. Enzim Amilase adalah enzim yang berperan
mengubah amilum atau polisakarida menjadi senyawa maltosa yaitu
senyawa disakarida, b. Enzim Sukrase adalah enzim yang berperan
mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, c. Enzim Laktosa adalah
enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa, d. Enzim Maltosa adalah enzim yang berperan dan berfungsi
mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa, e. Enzim Selulosa adalah
enzim yang berperan mengurai selulosa/polisakarida menjadi senyawa
selabiosa atau disakarida, f. Enzim Pektinase adalah enzim yang berperan
atau berfungsi mengubah petin menjadi senyawa asam pektin; 2).
Golongan Enzim Protase, yaitu a. Enzim tripsin adalah enzim yang
berfungsi mengurai pepton menjadi senyawa asam amino, b. Enzim
peptidase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi senyawa
peptide menjadi senyawa asam amino, c. Enzim renin adalah enzim yang
berfungsi dalam mengurangi senyawa kasein dan susu, d. Enzim galaktase
adalah enzim yang berperan mengurai senyawa gelatin, e. Enzim
entrokinase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurai senyawa pepton
menjadi sentawa asam amino, f. Enzim pepsin adalah enzim yang berperan
dalam memecah senyawa protein menjadi asam amino. 3). Golongan
Enzim Ekterase, a. Enzim lipase adalah enzim yang berperan atau
berfungsi dalam mengurangi lemak menjadi senyawa gliserol dan juga
asam lemak, b. Enzim fostatase adalah enzim yang berfungsi dalam
mengurangi ester dan mendorong pelepasan asam fosfor.
Macam-macam enzim berdasarkan proses metabolisme atau tipe reaksi
kimia yang dikatalis, yaitu 1. Enzim katalase adalah enzim yang berfungsi
dalam membantu mengubah hidrogen peroksida menjadi H2O (air) dan
O2 (Oksigen); 2. Enzim oksidase adalah enzim yang berfungsi
mempercepat penggabungan oksigen (O2) pada substrat tertentu yang
disaat bersamaan juga mereduksikan oksigen (O2), sehingga membentuk
air (H2O); 3. Enzim hidrase adalah enzim yang berfungsi menambah atau
mengurangi air (H2O) dari senyawa tertentu tanpa menyebabkan
terurainya senyawa yang bersangkutan. Contohnya : akonitase, fumarase,
dan enolase; 4. Enzim dehidrogenase adalah enzim yang berfungsi dalam
memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang lainnya; 5. Enzim
transphosforilase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan
H3PO4 dari molekul satu ke molekul yang lainnya yang dibantu oleh
ion Mg2+; 6. Enzim karbosilase adalah enzim yang berfungsi dalam
mengubah asam organik secara bolak balik. Contohnya : mengubah asam
piruvat menjadi asetaldehida yang dibantu oleh karbosilase piruvat; 7.
Enzim desmolase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu
pemindahan atau penggabungan ikatan karbon. Contoh : aldolase diubah
dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton; 8.
Enzim peroksida adalah enzim yang berfungsi dalam membantu oksidasi
senyawa fenolat, sedangkan dari oksigen yang digunakan, diambil dari
H2O2.
Macam-macam enzim pencernaan manusia. Enzim dalam pencernaan
manusia terdapat dalam beberapa organ tubuh yang menghasilkan enzim,
yaitu enzim mulut, Enzim ptialin berfungsi dalam mengubah amilum
menjadi maltosa; enzim lambung, yaitu 1. Enzim renin berfungsi
mengubah kasionogen menjadi kasein (protein susu) dan mengendapkan
kasein susu, 2. Enzim pepsin berfungsi dalam mengubah protein menjadi
pepton, 3. Enzim lipase gastrik berfungsi dalam mengubah trigliserida
menjadi asam lemak; enzim usus halus, yaitu 1. Enzim maltase berfungsi
dalam mengubah maltosa menjadi glukosa, 2. Enzim laktase berfungsi
dalam mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, 2. Enzim lipase
berfungsi dalam mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, 3.
Enzim peptidase berfungsi dalam mengubah polipeptida menjadi asam
amino, 4. Enzim enterokinase berfungsi dalam mengubah tripsinogen
menjadi tripsin, 5. Enzim sukrase berfungsi dalam mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa; enzim pankreas, yaitu 1. Enzim amilase
berfungsi dalam menguraikan amilum menjadi maltosa atau disakarida, 2.
Enzim tripsin berfungsi dalam mengubah pepton (protein) menjadi asam
amino, 3. Enzim lipase pankreas berfungsi dalam melakukan imulsi lemak
menjadi asam lemak dan gliserol, 4. Enzim karbohidrase berfungsi dalam
mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim antara lain : 1. Suhu,
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan
biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena
panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan
jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat. Sedangkan dalam
kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit
kontak antara substrat dan enzim. Namun, suhu yang ekstrim juga tidak
baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul
enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim
yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh
manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif
berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang
dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini; 2. Nilai
pH, efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat
keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim
berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan
enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada
beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan
asam atau basa. Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu
sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja.
Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur
dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak
dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi
sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti
berfungsi; 3. Konsentrasi substrat, konsentrasi substrat yang lebih tinggi
berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas
enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit
jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan
berkurangnya aktivitas enzim. Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai
maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan
konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas
enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat
substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra; 4. Konsentrasi
enzim, semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan
semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan
reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah menjadi
produk; 5. Aktivator dan inhibitor, aktivator merupakan molekul yang
membantu
Inhibitor
enzim
adalah
agar
substansi
mudah
yang
berikatan
memiliki
dengan
substrat.
kecenderungan
untuk
menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda
mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi
2
kategori:
inhibitor
kompetitif
dan
inhibitor
non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat,
inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi
pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat. Inhibitor non-kompetitif
dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi aktif, dan
membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk atau
struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan
substrat tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.
V. KESIMPULAN
Adapan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Enzim bromelin mampu menguraikan serat-serat daging sehingga daging
menjadi lebih empuk.
2. Suhu mempengaruhi kerja enzim bromelin, yaitu bahwa suhu kamar akan
membuat enzim bromelin bereaksi lebih optimal.
3. Buah nanas mengandung enzim bromelin, (enzim protease yang dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptine), sehingga dapat digunakan untuk
melunakkan daging.
4. Waktu yang digunakan untuk menyimpan daging juga berpengaruh terhadap
proses pengempukan daging. Semakin lama waktu yang digunakan, maka
daging akan semakin empuk (lunak) pada suhu ruangan, sedangkan pada suhu
dingin akan semakin keras.
DAFTAR PUSTAKA
Anna poedjiadi dan FM. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-dasar Biokimia. UI Press.
Jakarta
Kusnawidjaya, Kurnia. 1983. Biokimia. Penerbit Alumni. Bandung
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Salisbury F.B. dan Ross C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press.
Bandung.
Santoso, B. 2007. Biologi. Perpustakaan nasional . Surabaya.
Subagyo. 2008. Enzim Papain dari Pepaya. [terhubung berkala].
Download