Pertemuan Ke 02-MPP-ok

advertisement
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2
MODUL
MANAJEMEN PENGUPAHAN DAN PERBURUHAN
POKOK BAHASAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN UPAH DAN GAJI
Drs. HASYIM, MM.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN UPAH DAN GAJI
1.
Mengkonversikan Points Hasil evaluasi Jabatan ke Gaji/Upah
Setelah kegiatan penetapan bobot atau nilai jabatan/pekerjaan selesai
dikerjakan dan Struktur Peringkat Jabatan (job Grade) selesai dibuat, langkah
berikutnya adalah membuat patokan gaji/upah untuk setiap Kelompok Jabatan atau
Job Grade tersebut. Dalam hal ini perusahaan bisa saja membuat sebuah struktur
“gaji patokan” (salary Reference) atau sering kali disebut “Upah Jabatan” untuk
setiap jabatan atau pekerjaan yang ada. Ini bisa dilakukan dalam organisasi yang
kecil, yang jumlah jabatannya sampai belasan saja. Misalnya dalam kasus “Wisma
Tetirah” si pemilik bisa langsung menetapkan gaji patokan untuk Manajer Wisma,
misalnya Rp. 3.000.000,- Kepala Satpam Rp. 1.000.000,- dan seterusnya. Dengan
demikian, ia akan mempunyai 11 atau 12 “Patokan Gaji” Tetapi bila organisasinya
cukup besar dan terdapat puluhan atau beberapa ratusan pekerjaan/jabatan, dapat
dibayangkan jumlah “patokan gaji” yang akan ada. Oleh karena itu, dalam organisasi
yang lebih besar “Gaji Patokan” biasanya ditetapkan untuk setiap kelompok jabatan
(Job Class atau Job Grade).
Atas saran sejumlah pakar beberapa perusahaan menerapkan cara yang
dianggap paling mudah, yaitu menetapkan patokan gaji untuk setiap point hasil
evaluasi jabatan misalnya Rp. 3000 per point. Dengan demikian sebuah jabatan
‘12
1
Manajemen Pengupuhan dan Perburuhan
Drs. Hasyim, MM.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat “Patokan Gaji” (Standar
Upah/gaji) Perusahaan
Ada enam faktor penting yang oleh perusahaan biasanya dijadikan acuan
untuk membuat keputusan dalam bidang ini, walaupun mungkin saja perusahaan
menggunakan acuan yang satu pada waktu tertentu danyang lain pada saat yang
lain, atau bisa juga satu ancaman untuk kelompok karyawan manajerial dan acuan
lain untuk karyawan pelaksana. Acuan-acuan tersebut adalah sebagai berikut:
2.1.
Ketetapan Pemerintah
Dalam hal ini banyak perusahaan berpegang pada ketentuan pemerintah
tentang Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Sektoral (UMSR)
sebgai pegangan untuk menetapkan tingkat upah patokan bagi perusahaannya.
Tentu saja ini hanya berlaku untuk jabatan pelaksana tingkat terendah.
2.2.
Tingkat Upah/Gaji di Pasaran
Dalam hal ini perusahaan mengacu pada besarnya upah/gaji yang dibayar
oleh perusahaan-perusahaan lain terutama yang beroperasi pada sector yang sama.
Perusahaan bisa memutuskan untuk menyamai harga pasar atau melebihinya
sedikit, tergantung pada strategi dan kemampuan. Tingkat upah yang berlaku di
pasaran diperoleh melalui kegiatan bencbmarketing arau survey imbalan. Tentu saja
tingkat upah ini ridak dapat lebih rendah daripada ketentuan UMR.
2.3.
Kemampuan Perusahaan
Istilah “buku” untuk kemampuan peruswahaan ini adalah company’s ability to
pay. Dalam hal ini yang menjadi acuan utama adalah kemampuan financial
perusahaan untuk membayar. Perusahaan mungkin ingin membayar upah/gai
seperti dibayar oleh perusahaan lain tetapi pada saat itu kondisi perusahaan belum
memungkinkan.
2.4. Kualifikasi SDM yang Digunakan
Kualitas SDM yang digunakan sebuah perusahaan sangat ditentukan terutama
oleh tingkat teknologi yang digunakan olehnya dan segmen pasar dimana perusahan
tersebut bersaing. Sebuah hotel berbintang tiga mungkin tidak memerlukan SDM
berkualitas seperti yang diperlukan oleh hotel bntang lima. Demikian pula
perusahaan yang menjual computer “jangkrik” tidak memerlukan SDM dengan
kualifikasi seperti yang dituntut oleh IBM atau Hp misalnya.
2.5. Kemauan Perusahan
Dalam hal ini perusahaan tidak memedulikan harga pasar ataupun faktur-faktor
lain, tetapi hanya berpegang pada apa yang menurut mereka wajar.
‘12
3
Manajemen Pengupuhan dan Perburuhan
Drs. Hasyim, MM.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah “Struktur Gaji/Upah” adalah “Rangkaian Hierarkiis dari Angka-Angka
Patokan Upah/Gaji untuk Setiap jabatan/Pekerjaan, atau kelompok/Golongan/Kelas
Jabatan”. Rangkaian jierarkis artinya berurutan dari yang terendah sampai yang
tertinggi, mengikuti “Struktur Golongan (Hierarki) Jabatan”.
Untuk perusahaan yang cukup besar, Patokan Upah dan Standar Upah ini
biasanya ditetapkan per golongan jabatan, karena bila ditetapkan untuk setiap
pekerjaan/jabatan perusahaan tersebut mungkin akan mempunyai puluhan atau
ratusan patokan upah! Yang perlu dicatat adalah bahwa sebuah “struktur Upah/Gaji”
belum tentu terdiri dari patokan-patokan upah berbentuk “Skalla” sepeti dalam
pengertian ketiga. Struktur Upah bisa terdiri patokan-patokan berbentuk “satu angka”
(single Rate) bisa yang berbentuk “dua angka” yaitu “yang terendah (minimumk) dan
tertinggi” atau yang berbentuk “simetri” yaitu ada angka “minimum” (terendah), Midpoint (tengah) dan “maksimum” (tertinggi). Karena itu adalah lebih tepatnya apabila
istilah yang digunakan adalah “struktur upah” dan bukan “skala upah”, karena skala
upah hanyalah salah satu bentuk dari”patokan Upah”yang selanjutnya akan
membentuk “struktur upah”.
Bentuk-bentuk patokan gaji/upah dan alasan atau faktor yang mempengaruhi
pemilihan salah satu, dua, atau leih bentuk struktur upah/gaji sekaligus oleh satu
perusahaan diuraikan di bawah ini:
3.1. Patokan gaji/upah bentuk angka tunggal (single Rate)
Berikut ini dipilih oleh perusahaan yang menerapkan falsfah dan konsep “Equal
Remuneration for Work of Equal Value” (konvensi ILO no.100) secara konsisten (taat
azas). Dalam konsep ini lamanya masa kerja seseorang tidak dijadikan dasar untuk
menetukan besarnya kemajuan gaji individu karyawan, dan prestasi kerja dihargai
dalam bentuk “insentif” tunai secara langsung. Sedangkan “kemajuan” upah akan
sama besarnya untuk setiap orang dan biasanya merupakan hasil “perundingan”
KKB atau karena diberikan “Kenaikan Gaji Umum” oleh perusahaan. Bentuk patokan
upah/gaji angka tungga dapat dilihat pada contoh 1.
3.2. Patokan gaji/upah berbentuk “range” (angka terendah dan tertinggi)
Bentuk “range” ini biasanya digunakan oleh perusahaan (organisasi) yang
meberikan kesempatan bagi karyawan untuk bersaing dalam prestasi sehingga
‘12
5
Manajemen Pengupuhan dan Perburuhan
Drs. Hasyim, MM.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download