presentasi lppm-des 2010 bagian2

advertisement
• Outbreak di Indonesia
1980: Kedelai di Indramayu, 30 – 50 Ha
1981: Kedelai, Kacang Hijau di Cirebon, 300 Ha
1982: Kedelai,Lampung Tengah, 100 Ha
1983/1984: Kedelai di Purworejo & Wonosari
1999- : Cabai di Jawa Barat (Bogor, Cipanas dll)
2003- : Cabai di sentra-sentra produksi cabai
- Kediri, Jatim
- Yogya
- Lampung
- Sumbar
- Sumut
Perumusan Masalah:
•Pengetahuan tentang pengaruh perubahan suhu terhadap
biologi dan ekologi hama diperlukan untuk mengetahui
perilaku sebaran geografis dan inang serta untuk bahan
penyusunan strategi pengendalian hama secara terpadu
(PHT)
•Pemanasan global menyebebkan kenaikan temperatur
baik di daratan dimana terdapat daerah pertanian
•Kenaikan suhu mempengaruhi biologi dan penyebaran
kutukebul ke wilayah yang lebih tinggi
KERUSAKAN TIDAK LANGSUNG
VEKTOR VIRUS
Geminivirus menyebabkan penyakit keriting kuning
Menimbulkan kerusakan pada pertanaman tomat dan cabai
di Indonesia
Menyerang gulma disekitar pertanaman cabai
Ageratum conyzoides gulma yang umumnya menjadi inang alternatif
babadotan
Tujuan
Mengetahui pengaruh perubahan temperatur
terhadap siklus hidup, lama hidup, keperidian,
dan laju reproduksinya pada tanaman tomat,
tanaman cabai, dan gulma babadotan pada suhu
25 oC dan 29 oC.
Manfaat
Memberikan informasi dasar mengenai neraca
kehidupan B. tabaci pada tanaman tomat, tanaman
cabai, dan gulma babadotan pada suhu 25 oC dan
29 oC, serta menambah informasi kepustakaan
tentang ekologi B. tabaci.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor dari bulan Februari sampai Juli 2010
Bahan dan Alat
Bahan
Tanaman tomat
(varietas Ratna)
Tanaman cabai (varietas
Keriting Bogor)
Gulma babadotan
Alat
Growth chamber
Mikroskop binokuler
Kurungan serangga
Tabung kaca
Nampan semai
Kuas, jarum, tali
Download