Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam

advertisement
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
--------POINTERS Dengan Tema :
“Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI
Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri”
OLEH :
WAKIL KETUA MPR RI
HIDAYAT NUR WAHID
BIRO PENGKAJIAN
Tahun 2016
pg. 0
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
----------------------“Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI
Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri1”
Oleh Hidayat Nur Wahid2

Indonesia yang merdeka wajib melindung segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan negara
sebagaimana diatur dalam Alinea Keempat Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam alinea
tersebut ditetapkan sebagai berikut: “Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, ....”.

Sosok dunia yang cenderung semakin terintegrasi secara global pada
kenyataannya
telah
menimbulkan
dilema
dalam
memaknai
kedaulatan, sedangkan gerakan menuju integrasi regional dalam
bidang politik dan ekonomi (seperti misalnya Uni Eropa, Asia Pacific
Economic Cooperation (APEC) dan North America Free Trade Area
(NAFTA)) dan peran Multi National Companies (MNCs) yang semakin
besar dalam hubungan internasional telah melahirkan identitas baru
yang tidak lagi sepenuhnya menempatkan negara sebagai aktor
tunggal.
Perubahan
lain
yang
tak
kalah
pentingnya
adalah
1
Disarikan dari berbagai Sumber dan Kajian-Kajian
Disampaikan dalam acara Seminar yang diselenggarakan oleh Cordofa (Corps Dai
Dompet Dhuafa)13 Desember 2016.
2
pg. 1
menguatnya kecenderungan penekanan terhadap prinsip prinsip
demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan lingkungan. Universalisasi
isu isu tersebut semakin mengurangi kesakralan “keamanan negara”
sebagai
rujukan
utama
dalam
hubungan
antarnegara
dan
menempatkan “keamanan insani” sebagai suatu isu yang tidak dapat
diabaikan dalam politik global. Tak dapat dipungkiri pula bahwa
persoalan yang terkait dengan keamanan pangan, keamanan energi,
dan krisis keuangan global juga menjadi semakin memperoleh
perhatian dalam konteks hubungan antarnegara clan diplomasi
ekonomi. Sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan di atas, politik
internasional dewasa ini telah menjadi semakin kompleks yang tentu
memunculkan banyak tantangan dan sekaligus peluang. Walaupun
dunia belum sepenuhnya berubah sebagaimana dapat dilihat dari
kenyataan
bahwa
berbagai
konflik
militer
antarnegara
terus
berlangsung di berbagai belahan dunia, tetapi pada sisi lain dunia
yang bercirikan ketergantungan ekonomi juga telah menjadi realitas
baru yang tidak terbantahkan. Atas dasar pemahaman tersebut,
Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan instrumen
politik luar negeri yang efektif dan efisien agar mampu berkiprah
untuk memenuhi kepentingan nasional dalam kancah internasional.
Tuntutan ini sejalan dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007
mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN
2005 2025 yang menyatakan bahwa salah satu sasaran pokok
pembangunan nasional Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun
mendatang adalah “terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat
dalam pergaulan dunia internasional”. Sasaran pokok ini ditandai
dengan diperkuat dan dipromosikannya hal hal berikut :
pg. 2
1. Identitas nasional sebagai negara demokratis dalarn tatanan
internasional;
2. pulihnya posisi Indonesia sebagai negara demokratis besar yang
ditandai
oleh
keberhasilan
diplomasi
di
berbagai
forum
internasional;
3. Meningkatnya kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam kerja
sama internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang
lebih adil dan damai;
4. terwujudnya kemandirian nasional dalam konstelasi global; dan
5. meningkatnya investasi perusahaan perusahaan Indonesia di luar
negeri.
Terkait dengan sasaran pokok tersebut dalam RPJPN 2005 2025
dirumuskan pula bahwa salah satu arah pembangunan nasional
adalah mewujudkan Indonesia yang berperan aktif dalam pergaulan
internasional yang diharapkan bisa dicapai melalui berbagai upaya
antara lain melalui optimalisasi diplomasi, penguatan kapasitas dan
kredibilitas politik luar negeri serta peningkatan kualitas diplomasi.

Warga Negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006
tentang
Kewarganegaraan
Republik
Indonesia,
warga
negara
merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok dari suatu
negara yang memiliki hak dan kewajiban yang perlu dilindungi dan
dijamin dalam pelaksanaannya.

Hak warga negara untuk mendapat perlindungan merupakan hak
positif yang wajib dipenuhi. Komitmen dan kemauan politik dari
negara sangat menentukan tiap-tiap kebijakan yang dikeluarkan
berhubungan dengan perlindungan kewarganegaraan.
pg. 3

Perlindungan negara terhadap warga negara merupakan kewajiban
yang harus dipenuhi karena selain merupakan tujuan negara, hal
tersebut juga merupakan pelaksanaan dari peraturan perundangundangan yang menekankan adanya peran negara dalam melindungi
warga negara. Perlindungan terhadap warga negara harus dilakukan
oleh pemerintah, baik terhadap warga negara di dalam negeri maupun
yang bertempat tinggal di luar negeri.

Kebijakan perlindungan warga negara di dalam negeri, telah dijamin
dalam berbagai undang-undang. Banyak ditetapkan peraturan yang
implementatif untuk dapat terwujudnya perlindungan hak asasi warga
negara yang bertempat tinggal di dalam negeri. Walaupun masih
banyak persoalan mengenai jaminan perlindungan warga negara di
dalam negeri, tetapi semua komponen negara dapat mengkritisi dan
mengevaluasi
terhadap
kebijakan
yang
diberlakukan
sehingga
penyempurnaan dan koreksi bisa dapat langsung dilakukan.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan kebijakan yang ditetapkan
pemerintah dalam hal memberikan perlindungan terhadap warga
negara yang ada di luar negeri karena perangkat aturan juga terkait
dengan aturan yang berlaku di negara lain.
Diperlukan adanya
diplomasi yang tepat sehingga jaminan hak asasi terhadap warga
negara yang bertempat tinggal di luar negeri dapat dilakukan secara
optimal.

Berdasarkan data Perwakilan RI tahun 2015, warga negara Indonesia
yang berada di luar negeri dan telah lapor kepada Perwakilan RI
tercatat 2.146.000 (dua juta seratus empat puluh enam ribu) orang,
sedangkan jumlah yang tidak melapor diri diperkirakan 3 kali
pg. 4
lipatnya. Semua permasalahan yang menimpa warga negara Indonesia
merupakan tanggung jawab bersama. Perlu ada pembenahan secara
konkret dari pemerintah selaku lembaga penyelenggara negara dengan
melakukan perbaikan mekanisme penempatan dan perlindungan WNI
khususnya yang berkeja di luar negeri agar kasus-kasus yang
menimpa warga negara Indonesia tidak semakin banyak.

Jaminan perlindungan warga negara merupakan hak dan kewajiban
negara yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan,
yaitu:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat;
2. Konvensi WINA tahun 1961 mengenai hubungan diplomatik antar
negara, khususnya yang mengatur perlindungan warga negara di
luar negeri;
3. Undang-Undang Nomor 37 tahun 1999 yang mengatur mengenai
hubungan luar negeri, antara lain tentang perlindungan warga
negara Indonesia oleh perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri;
4. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri;
5. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 tahun 2008 tentang
Pelayanan Warga Pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar
Negeri.
pg. 5

Pada tahun 2014, ditetapkan bahwa kebijakan pemerintah dalam hal
ini Kementerian Luar Negeri dalam memberikan pelayanan dan
perlindungan terhadap warga negara Indonesia di luar negeri adalah
dengan pendekatan cara preventif, deteksi dini, dan perlindungan
secara cepat dan tepat dengan tujuan untuk menekan terjadinya
peningkatan jumlah kasus yang menimpa warga negara.

Ketiga pendekatan tersebut tentunya merupakan upaya untuk lebih
meningkatkan peran pemerintah dalam optimalisasi penjaminan hak
asasi warga negara yang bertempat tinggal di luar negeri. Faktanya,
persoalan hak asasi warga negara mayoritas adalah kasus yang terjadi
pada Tenaga Kerja Indonesia.

Warga negara Indonesia di luar negeri memiliki berbagai kepentingan
yang berbeda yang menimbulkan berbagai permasalahan berbeda
terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan hukum
internasional dan hukum yang berada di berbagai negara di luar
negeri. Permasalahan warga negara Indonesia di luar negeri kerap
terjadi di berbagai negara, misalnya kasus hukuman mati, narkoba.
Akhir-akhir ini persoalan WNI di luar negeri, terutama TKI menjadi
sering muncul ke permukaan.

Berkembang pendapat di masyarakat yang menyebutkan bahwa
penegakan hak asasi manusia di Indonesia sampai saat ini masih jauh
dari harapan masyarakat, terkadang aparat negara justru menjadi
pihak yang sering melakukan pelanggaran terhadap hak asasi warga
negara. Bahkan, persoalan yang berkaitan dengan penegakan hak
asasi masih merupakan tantangan dalam diplomasi Indonesia di
pg. 6
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
yang
mempengaruhi
pencitraan
Indonesia dalam forum dunia.

Secara faktual, jumlah tenaga kerja Indonesia semakin tahun terus
meningkat. Oleh karena itu memerlukan komitmen pemerintah dalam
menjamin terselenggaranya perlindungan hak asasi. Hal yang
diperlukan antara lain:
1. Perlu ada komitmen pemerintah menyediakan lapangan kerja
dalam negeri;
2. Pemberian ijin secara selektif bagi warga negara Indonesia yang
akan pergi ke luar negeri;
3. Pemerintah memberikan bantuan dalam hal negosiasi apabila ada
warga negara yang akan bekerja di luar negeri;
4. Meningkatkan kualitas dan kompetensi Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) ke luar negeri.

MPR melalui Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia
Masa
Depan,
sesungguhnya
telah
memahami
dan
merespons tantangan yang akan terjadi menjelang tahun 2020,
bangsa dan negara menghadapi tantangan keadaan dan perubahan
saat ini dan masa depan, baik dari dalam maupun luar negeri, yaitu
sebagai berikut :
Pertama, pemantapan persatuan bangsa dan kesatuan negara
Kemajemukan suku, ras, agama, dan budaya merupakan kekayaan
bangsa yang harus diterima dan dihormati. Pengelolaan kemajemukan
bangsa secara baik merupakan tantangan dalam mempertahankan integrasi
dan integritas bangsa. Penyebaran penduduk yang tidak merata dan
pengelolaan otonomi daerah yang menggunakan konsep negara kepulauan
pg. 7
sesuai dengan Wawasan Nusantara merupakan tantangan pembangunan
daerah dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di samping itu,
pengaruh globalisasi juga merupakan tantangan bagi pemantapan
persatuan bangsa dan kesatuan negara.
Kedua, sistem hukum yang adil
Semua warga negara berkedudukan sama di depan hukum dan berhak
mendapatkan keadilan. Hukum ditegakkan untuk keadilan dan bukan
untuk kepentingan kekuasaan ataupun kelompok kepentingan tertentu.
Tantangan untuk menegakkan keadilan adalah terwujudnya aturan hukum
yang adil serta institusi hukum dan aparat penegak hukum yang jujur,
profesional, dan tidak terpengaruh oleh penguasa. Supremasi hukum
ditegakkan untuk menjamin kepastian hukum, keadilan, dan pembelaan
hak asasi manusia.
Ketiga, sistem politik yang demokratis
Tantangan sistem politik yang demokratis adalah terwujudnya
kedaulatan di tangan rakyat, partisipasi rakyat yang tinggi dalam kehidupan
politik, partai politik yang aspiratif dan efektif, pemilihan umum yang
berkualitas. Sistem politik yang demokratis ditopang oleh budaya politik
yang sehat, yaitu sportivitas, menghargai perbedaan, santun dalam perilaku,
mengutamakan kedamaian, dan antikekerasan dalam berbagai bentuk.
Semua itu diharapkan melahirkan kepemimpinan nasional yang demokratis,
kuat dan efektif.
Keempat, sistem ekonomi yang adil dan produktif
Tantangan sistem ekonomi yang adil dan produktif adalah terwujudnya
ekonomi yang berpihak pada rakyat serta terjaminnya sistem insentif
ekonomi yang adil, dan mandiri. Sistem ekonomi tersebut berbasis pada
kegiatan rakyat, yang memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan
berkesinambungan, terutama yang bersumber dari pertanian, kehutanan,
dan kelautan. Untuk merealisasikan sistem ekonomi tersebut diperlukan
sumber daya manusia yang kompeten dan mekanisme ekonomi yang
menyerap tenaga kerja. Di samping itu, negara mengembangkan ekonomi
dengan mengolah sumber daya dan industri lainnya, termasuk industri jasa.
Kelima, sistem sosial budaya yang beradab
Tantangan terwujudnya sistem sosial yang beradab adalah terpelihara
dan teraktualisasinya nilai-nilai universal yang diajarkan setiap agama dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga terwujud kebebasan untuk
berekspresi dalam rangka pencerahan, penghayatan, dan pengamalan
agama serta keragaman budaya. Sistem sosial yang beradab mengutamakan
terwujudnya masyarakat yang mempunyai rasa saling percaya dan saling
menyayangi, baik terhadap sesama masyarakat maupun antara masyarakat
dengan institusi publik. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
mencakup peningkatan mutu pendidikan, pelayanan kesehatan, penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan rakyat, rasa aman, dan unsurunsur kesejahteraan rakyat lainnya.
pg. 8
Keenam, sumber daya manusia yang bermutu
Tantangan dalam pengembangan sumber daya manusia yang bermutu
adalah terwujudnya sistem pendidikan yang berkualitas yang mampu
melahirkan sumber daya manusia yang andal dan berakhlak mulia, yang
mampu bekerja sama dan bersaing di era globalisasi dengan tetap mencintai
tanah air. Sumber daya manusia yang bermutu tersebut memiliki keimanan
dan ketakwaan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
etos kerja, dan mampu membangun budaya kerja yang produktif dan
berkepribadian.
Ketujuh, globalisasi
Tantangan menghadapi globalisasi adalah mempertahankan eksistensi
dan integritas bangsa dan negara serta memanfaatkan peluang untuk
kemajuan bangsa dan negara. Untuk menghadapi globalisasi diperlukan
kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan, baik di sektor negara
maupun di sektor swasta.
----------------------------
pg. 9
Download