Outline - Bappenas

advertisement
Draft 12 Desember 2004
BAB 7
PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN
PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
A. PERMASALAHAN
Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial merupakan amanat Konstitusi yang harus diperjuangkan secara konsisten.
Sebagai negara yang besar, Indonesia memiliki potensi untuk mempengaruhi dan
membentuk opini internasional dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional.
Pada saat konstelasi politik internasional terus mengalami perubahan-perubahan yang
sangat cepat, kemampuan-kemampuan visioner diperlukan dalam perumusan kebijakan
strategis berjangka panjang.
Meningkatnya kecenderungan unilateralisme dalam hubungan internasional.
Salah satu perkembangan dalam format hubungan internasional adalah mengemukanya
peranan negara adidaya dalam percaturan politik internasional serta menguatnya
kecenderungan upaya pembentukan “global governance”. Negara adidaya muncul menjadi
kekuatan unilateral dalam berbagai penanganan permasalahan keamanan internasional.
Ketidak-seimbangan hubungan antara negara-negara berkembang dan negaranegara maju akibat globalisasi. Globalisasi, termasuk di bidang perdagangan dan
HAM, dan berbagai fenomena lintas batas seperti terorisme, penyelundupan orang dan
migrasi internasional baik untuk tujuan ekonomi maupun politik, akan terus menjadi
pertimbangan penting dalam hubungan luar negeri. Di samping itu, dinamika hubungan
internasional telah memunculkan isu-isu baru yang saling berkaitan antara satu dengan
lainnya termasuk yang bersifat non-konvensional.
Menurunnya peran Indonesia pada tingkat sub-regional Asia Tenggara. Krisis
yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 membawa implikasi pada menurunnya peran
strategis dan kepemimpinan Indonesia di kawasan Asia Tenggara dalam hubungan
keseimbangan dan kesetaraan di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Belum tuntasnya masalah perbatasan. Indonesia masih mempunyai masalah
perbatasan wilayah baik darat maupun laut dengan negara-negara tetangganya yang apabila
tidak diselesaikan secara konsensus dan berimbang akan menimbulkan berbagai masalah
perbatasan dan ancaman terhadap kedaulatan NKRI.
Semakin banyaknya masalah yang dihadapi oleh WNI dan Badan Hukum
Indonesia (BHI) di luar negeri. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh warga
negara Indonesia (WNI) di luar negeri seperti legalitas dokumen dan pelanggaran hukum
semakin memerlukan kepedulian dan keberpihakan dalam rangka memberikan
perlindungan yang sungguh-sungguh. Upaya yang dilakukan selama ini masih jauh dari
yang diharapkan seperti munculnya berbagai persoalan mengenai Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) di luar negeri.
Bagian II.7 – 1
Draft 12 Desember 2004
B. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dalam Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan
Kerjasama Internasional adalah semakin meningkatnya peranan Indonesia dalam
hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia, serta pulihnya citra
Indonesia dan kepercayaan masyarakat internasional.
C. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan dari Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama
Internasional adalah:
1. Meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional;
2. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan
pemantapan integrasi regional khususnya di ASEAN;
3. Menegaskan pentingnya memelihara kebersamaan melalui kerjasama internasional
bilateral dan multilateral mapun kerjasama regional lainnya, saling pengertian dan
perdamaian dalam politik dan hubungan internasional.
D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Arah kebijakan dalam Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama
Internasional dijabarkan ke dalam program-program pembangunan sebagai berikut:
1. PROGRAM PEMANTAPAN
INDONESIA
POLITIK LUAR NEGERI DAN OPTIMALISASI DIPLOMASI
Tujuan program ini adalah meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri
dalam memberikan kontribusi bagi proses demokratisasi, stabilitas politik dan persatuan
nasional disamping lebih memperkuat kinerja diplomasi Indonesia.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah:
1. Perumusan konsep pemberian respons yang lebih tegas, visioner dan berkualitas
berkaitan dengan isu-isu internasional strategis;
2. Pelaksanaan upaya memperjuangkan masuknya konsep-konsep itu dalam setiap
hasil akhir perundingan dan pembahasan persidangan, baik pada tingkat bilateral,
regional, maupun global;
3. Ratifikasi berbagai konvensi internasional yang sejalan dengan kepentingan
nasional dalam membangun demokrasi, keamanan nasional dan penerapan nilainilai HAM, serta kedaulatan NKRI;
4. Penyelenggaraan hubungan luar negeri, dan pemantapan kebijakan luar negeri
yang konsisten dan produktif bagi kinerja diplomasi Indonesia,
5. Peningkatan promosi dan citra Indonesia di luar negeri; serta
6. Peningkatan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri, dan perumusan kebijakan
diplomasi publik yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.
Bagian II.7 – 2
Draft 12 Desember 2004
2. PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
Program ini bertujuan memanfaatkan secara lebih optimal berbagai potensi positif
yang ada pada forum-forum kerjasama internasional terutama melalui kerjasama ASEAN,
APEC, kerjasama multilateral lainnya, dan antara negara-negara yang memiliki
kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah:
1. Penciptaan kesepahaman dan koordinasi yang lebih terarah antara Deplu dengan
lembaga pemerintah, antara lain dengan Dephankam, Polkam, TNI/Polri dan
komunitas intelijen untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga mitra dari negaranegara tetangga dalam meningkatkan saling pengertian dalam upaya menjaga
keamanan kawasan, integritas wilayah dan pengamanan kekayaan sumber daya
alam nasional;
2. Penyusunan kerangka kerja yang lebih terarah bagi tercapainya pembentukan
ASEAN Security/Economic/Social Community; serta
3. Pemantapan kerjasama internasional di bidang ekonomi, perdagangan, sosial, dan
budaya.
3. PROGRAM PENEGASAN KOMITMEN PERDAMAIAN DUNIA
Program ini bertujuan menegaskan komitmen Indonesia terhadap pelaksanaan dan
perumusan aturan-aturan serta hukum internasional, mempertahankan pentingnya prinsipprinsip multilateralisme dalam hubungan internasional, serta menentang unilaterisme,
agresi, dan penggunaan segala bentuk kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan
internasional.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi:
1. Penegasan komitmen untuk mendesak upaya reformasi dan revitalisasi PBB
termasuk di dalamnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB)
dengan menjadikannya lebih demokratis dalam aspek keterwakilan dan prosedural;
2. Fasilitasi jaringan diplomasi kebudayaan dan pendidikan berbasiskan inisiatif
masyarakat secara luas;
3. Fasilitasi upaya untuk memperluas jaringan Sister City antara kota-kota dan
propinsi di Indonesia dengan kota-kota dan propinsi/distrik di mancanegara yang
sudah berkembang dan maju;
4. Promosi dan sosialisasi secara aktif di setiap forum internasional bagi segera
diselesaikannya konflik Palestina dan pengakhiran penduduk Israel secara adil
melalui PBB, sebagai bagian dari upaya ikut menciptakan perdamaian dunia; serta
5. Promosi upaya-upaya memerangi terorisme melalui koalisi global yang dilakukan
secara inklusif, multilateral dan demokratis; serta
6. Partisipasi dalam menciptakan perdamaian dunia.
Bagian II.7 – 3
Download