(100x dosis terapi) Lama Uji

advertisement
DEFINISI :
OBAT TRADISIONAL  Bahan /ramuan bahan berupa
tumbuhan, bahan asal hewan, mineral, sediaan
galenik/sarian/ekstrak atau campuran bahan tsb. 
secara turun temurun (empiricaly) digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
JAMU  obat tradisional Indonesia ( Empirical based
herbal medicine)
OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)  Sediaan bahan
alam, telah dibuktikan khasiat dan keamanan secara
ilmiah, mellaui uji preklinik dan bahan bakunya telah
di standarisasi (Scientific based herbal medicine).
FITOFARMAKA  Sediaan obat bahan alam, telah
dibuktikan khasiat dan keamanannya secara ilmiah
melalui uji preklinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah di standarisasi (Clinical based
herbal medicine)
SEDIAAN GALENIK  hasil ekstraksi dari simplisia yang
berasal dari tumbuhan atau hewan.
EKSTRAKSI  Proses pemisahan bahan asal tumbuhan,
hewan atau mineral dengan cara rebusan, seduhan,
maserasi, perkolasi atau dgn cara lain sesuai dgn
kegunaan bahan tsb.
METODE EKSTRAKSI
Pelarut  1. Pelarut polar : Air
2. Pelarut semipolar : etil asetat, aseton,
kloroform.
3. Pelarut nonpolar : n heksan, ether
4. Pelarut polar dan nonpolar : metanol,
etanol, asam asetat
Metode Ekstraksi dengan cara pemanasan yakni :
1. Dekoktum  pelarut air dengan suhu 90-95oC
selama 30 menit.
2. Infusum  pelarut air dengan suhu 90-95o C
selama 15 menit.
3. Refluks  metode ekstraksi panas dengan
teknik penyulingan (destilasi), bahan simplisia
direndam dalam sulven air, langsung di panasi.
4. Soxhletasi  hampir sama dengan refluks,
hanya suhunya lebih rendah
5. Coque  simplisia di rebus langsung dengan
solven air. Air rebusan lansung digunakan atau
air dan ampasnya langsung digunakan.
6. Seduhan  simplisia direndam dgn air
mendidih, selama 5-10 menit spt teh celup.
Metode ekstraksi dingin  Untuk bahan
simplisia yang mudah rusak oleh pemanasan.
1. Maserasi  merendam dengan pelarut
dalam waktu 24-48 jam, selanjutnya di
saring. Filtrat di pekatkan dengan rotafavor ,
shg diperoleh ekstrak kental.
2. Perkolasi  proses ekstraksi dingin dengan
mengalirkan pelarut secara kontinyu dalam
waktu tertentu. Selanjutnya diuapkan dgn
rotafavor.
JENIS EKSTRAK
1. Ekstrak air  menggunakan pelarut air,
ekstrak dapat langsung digunakan atau di
pekatkan/ dikeringkan.
2. Ekstrak kental  mellaui proses pemekatan
dengan rotafavor.
3. Ekstrak kering  dari proses pemekatan
dilanjutkan dengan pengeringan. Dapat
menggunakan bahan tambahan seperti
laktosa, aerosil, atau menggunakan metode
kering beku (susu bubuk).
EKSTRAKSI BAHAN
SERBUK DAUN Achyranthes aspera L
Diekstraksi dengan etanol
AMPAS
EKSTRAKSI ETANOL
Diuapkan dengan rotavapor
EKSTRAKSI KENTAL
fraksinasi dengan
kromatografi lapis tipis
UJI AKTIVITAS
TAHAP I
FRAKSI SENYAWA AKTIF
fraksinasi dengan
kromatografi kolom
FRAKSI AKTIF
UJI AKTIVITAS
TAHAP II
Dimurnikan
ISOLAT MURNI
UJI AKTIVITAS
TAHAP III
Diidentifikasi
IDENTITAS
SLIDE
8
DRUG TOXICITY TEST
PRACLINIC TOXICITY TEST ONLY:
1. GENERAL TOXICITY TEST
a. Acute toxicity test
b. Subacute toxicity test
c. Chronic toxicity
2. SPECIFIC TOXICITY TEST :
a. Teratogenic Test
b. Carcinogenic Test
c. Mutagenic Test
TOXICITY TEST : 
Test safety of drugs on animals
experimental before the drugs use on
human or animals husbandry or pet
animals
REGULATION OF ACUTE TOXICITY OF DRUGS :
• Uses in single dose or repeated dose , but do
not more than 24 hours
• Route of administration : 2 route, yakni clinical
use (sesuai yang disarankan), and I.V. route
(bila memungkinkan)  untuk to know
sistemic safety of drug.
•
To measure of LD50 yakni dosis yang
menyebabkan kematian 50% hewan coba
untuk dibadingkan dengan obat lain.
•
To measure of maximum dose yang tidak
menyebabkan kematian.
•
Pengamatan dilakukan dalam waktu 14 hari,
Semua hewan coba di korbankan 
pengamatan makroskopis dan mikroskpis
thd. organ vital.
Pelaksanaan Uji Toksisitas Akut :
• Hewan coba : Dua spesies mamalia, termasuk non
rodent (bila memungkinkan) jantan & betina.
• Dosis : maksimum yang tidak mematikan.
• Pengamatan dilakukan dalam 24 jam
• Hewan coba separo dikorbankan di amati
perubahan2 makroskopis dan mikroskopis
• Separo hewan coba lain di amati setiap hari selama
14 hari terhadap : Perub. BB dan Perubahan
makroskopis.
• Setelah hari ke 14 semua hewan coba dikorbankan
 di amati perub.Makroskopis dan mikroskopis
pada jantung, paru2, hati, ginjal, limpa dan
jaringan lainya.
• Dibuat kurva dosis – respon.
PENENTUAN LD50
LD50 = Anti log ( log A + (B x log C)
Keterangan :
A = Dosis dibawah 50%
B = Jarak Proporsional yakni :
50% kematian-% kematian dibawahnya
% kematian diatas 50% - % dibawah 50%
C = Penambahan Dosis yakni :
Dosis diatas LD50%
Dosis dibawah LD50%
Pengujian Toksisitas Berulang
(Sub akut dan kronis) :
Tujuan : Menentukan toksisitas kumulatif dan perubahan
fisiologis dan patologis hewan coba.
Hewan coba : minimal 2 spesies hewan berbeda
Dose : maximal effect tidak mematikan.
Cara pemberian : seperti dipakai di klinik.
Lama pengujian :
Untuk pemakaian klinik 1-3 hari 
lama pengujian 14 hari.
Untuk pemakaian klinik 7 hari 
lama pengujian 28 hari.
Untuk pemakaian klinik 4 minggu 
lama pengujian 90 hari.
Untuk pemakaian  1 bulan 
lama pengujian 6 bulan.
Uji Karsinogenik :
1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama atau
terapi penyakit kronis.
2. Zat kimia yang potensial menimbulkan
karsinogenik.
Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis terapi)
Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18 bulan.
FDA  per kelompok minimal 25 ekor per jenis
kelamin, dan harus hidup sampai akhir
percobaan.
Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker.
Dosis yang dipakai adalah dosis tertinggi yang
tidak menyebabkan kematian.
Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan kontrol.
Uji Toksisitas pada Reproduksi
Pengamatan uji meliputi pengaruh pada :
1. Gametogenesis
2. Embriogenesis
3. Implantasi
4. Organogenesis
5. Pertumbuhan fetus
6. Kelahiran
UJI AKTIVITAS OBAT HERBAL
1. Sebagai Obat ANTIKANKER
KANKER  Penyakit Seluler, invasif dan
metastatik akibat dari gangguan proliferasi
dan diferensiasi sel.(Karsinoma, Sarkoma,
Leukemia dan Limfoma).
Penyebab  belum jelas (multifaktor)
Inaktivasi gen supresor tomor seperti p53,
p21, protein bax.
Aktivasi protoonkogen jadi onkogen (zat
kimia, obat2an, sinar X, ultraviolet dll..
Mekanisme kerja obat antikanker :
1. Menghambat sintesis DNA ( hambatan
dihidrofolic acid reduktase, hambatan basa
purin dan pirimidin).
2. Merusak DNA (merusak nucleic acid).
3. Antimitosis (Alkaloid)
4. Rekayasa genetik (inhibisi faktor
pertumbuhan).
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIKANKER
1. Kunir (Curcuma longa)
2. Kunir putih (Curcuma zesoaria)
3. Temu putih (Curcuma zesoria)
4. Sambung Nyawa (Gyrura procumbens)
5. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
6. Pegagan (Centella asiatica)
7. Daun Dewa (Typhonium divaricatum)
8. Jarong (Achyranthes aspera linn)
9. Mengkudu ( Morinda Citrifolia)
10. Meniran (Phyllanthus niruri)
11. Tapak dara (Vinca rosea)
12. Kealdi tikus (Typhonium divaricatum)
2. ANTIDIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM)  kadar gula darah
melebihi batas kadar normal (sebulum
maupun sesudah makan).
Penyebab :
Pada DM tipe 1 karena faktor genetik
kerusakan sel β pankreas, ketergantungan
insulin.
Pada DM tipe 2 karena faktor luar pola
makan dan obat2an yang menyebab fungsi
sel β pankreas berkurang, tidak tergantung
insulin.
Pengobatan DM.
DM tipe 1  ketergantungan insulin
DM tipe 2  memperbaiki transportasi
glukosa kedalam sel, mempercepat
pemecahan glukosa dalam mitokondria,
mengurangi pembentukan oksidan dan
mempercepat proses proliferasi sel β
pankreas.
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIABETES
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) : daun
Jambo monyet (Anarcedium accidentale) : kulit batang
Bawang merah (Allium cepa linn)
Johar : kulit batang
Jambu biji (Psidum guajava) : daun, buah kulit batang
Tapak dara (Cataranthus rosea) daun
3. ANTIDIARE
Diare  Frequensi defekasi lebih banyak dari
normal, konsistensi feses encer.
Kejadian  bisa akut dan kronis.
Penyebab  bermacam2 (ifeksi bakteri, virus,
parasit). Peningkatan motilitas usus ( alergi
makanan dan obat2an), psikosomatik, Kelainan
endokrin dan metabolisme.
Terapi : tergantung penyebab (antibakteri,
antiamuba, menurunkan motilitas usus,
mengurang spasmus usus.
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIARE
1. Kunir (Curcuma domestika)  rimpang
2. Temulawak (Curcuma xanthorriza  rimpang
3. Jambu biji (Psydium guajava linn)  daun, kulit batang,
buah
4. Gambir (Uncaria gambir)  daun dan ranting
5. Delima (Punica granatum)  kulit buah, kulit akar
6. Kemukus ( Piper cubeba linn)  buah
4. ANTIFERTILITAS
Antifertilitas  Obat untuk mengurangi ke suburan
(kontrasepsi)
Metode  Sterilisasi jantan dan betina
Kondom, IUD, obat abortivum,
spermisidal, obat kontrasepsi.
Cara kerja obat antifertilitas :
1. Mencegah pematangan sel telur
2. Mencegah terjadi ovulasi
3. Mencegah pertemuan sel telur dan spermatozoa
4. Mencegah proses inflantasi
5. Menghambat spermatogenesis.
TANAMAN BERKHASIAT ANTIFERTILITAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Bayam duri (Amaranthus spinosus Linn)akar
Pepaya (Carica papaya Linn)  biji
Sadamala (Artemisin vulgaris Linn) daun
Blustru (Luffa cilindrica Linn)  daun
Rumput teki (Ciperus rotundus Linn)  rimpang
Daun manggis (Garsenia mangostana Lin)
Kembang spatu (Hibiscus rosasinensis Linn)  daun
Remek getik (Achyranthes aspera linn)  daun
Nanas (Ananas comosus Merr)  buah muda
Sere (Andropogon nardus Linn) - akar, daun muda.
Jambu biji (Psidium guajava Linn)  Kulit dan akar.
5. Hepatoprotektor
Kerusakan hepar  akibat konsumsi zat kimia
seperti obat2an (CCl4, parasetamol), infeksi
virus hepatitis B,C.
Test fungsi hepar  pemeriksaan kadar SGOT
dan SGPT lebih dari 10 kali lipat.
Contoh : tanaman berkhasiat Hepatoprotektor
1. Sambiloto (Andrgafis paniculata)  daun
2. Kunyit (Curcuma domestica)  rimpang
3. Bawang putih (alium sativum L)  Umbi
4. Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) 
rimpang
5. Meniran (Phylanthus niruri L.) tanaman
6. Daun sendok (Plantogo mayor)  Daun.
7. Pegagan (Centella asiatica L.)  daun.
8. Dll. Cari sendiri.
Download