Uploaded by muammarsimdigxb

3. LAPORAN EKTRAKSI BAHAN ALAM

advertisement
EKTRAKSI BAHAN ALAM
I.
DASAR TEORI
Ekstraksi secara sederhana adalah pemisahan suatu campuran dengan
menggunakan solven sebagai pelarut. Istilah lain mengenai ekstraksi yaitu
pemisahan suatu zat dan campurannya dengan pembagian tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali
campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami) tidak dapat atau sukar sekali
dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan
Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka
terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak
dapat hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis.
EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)
Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut.
Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau
untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi,
seperti pigmen.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat
yang larut, penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan besarnya partikel. Jika
zat terlarut menyebar merata di dalam padatan, material yang dekat permukaan
akan pertama kali larut terlebih dahulu. Pelarut, kemudian akan menangkap bagian
pada lapisan luar sebelum mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan
menjadi lebih sulit dan laju ekstraksi menjadi turun.
Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
1.
Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut
meresap masuk.
2.
Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju
keluar.
3.
Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.
PERPINDAHAN MASSA PADA OPERASI LEACHING
Laju perpindahan massa di dalam rongga-rongga partikel sukar untuk
diketahui karena sulitnya menentukan bentuk dari lorong tempat perpindahan
terjadi. Tetapi masih mungkin dilakukan untuk menentukan laju perpindahan secara
pendekatan dari partikel zat pelarut.
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara
teknis dalam skala besar terutama dibidang, industri bahan alami dan makanan,
misalnya untuk memperoleh
·
bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk keperluan
farmasi
·
gula dari umbi
·
minyak dari biji-bijian
·
kopi dari biji kopi
Alat-alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu berikut ini biasanya merupakan bagian
dari suatu instalasi lengkap, yang misalnya terdiri atas.
v Alat untuk pengolahan awal (pengecilan ukuran, pengeringan) bahan ekstraksi.
v ekstraktor yang sebenarnyaperlengkapan untuk memisahkan (dengan
penjernihan atau penyaringan) larutan ekstrak dari rafinat (seringkali menyatu
dengan ekstraktor)
v peralatan untuk mengisolasi ekstrak atau meningkatkan konsentrasi larutan
ekstrak dan memperoleh kembali pelarut (dengan cara penguapan).
1.
Ekstraktor padat-cair tak kontinu
Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa
kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang
terbentuk setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat)
atau penyaringan (dalam sebuah alat yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses
ini tidak begitu ekonomis, digunakan misalnya di tempat yang tidak tersedia
ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk sangat halus,
sehingga karena bahaya penyumbatan, ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.
Ekstraktor yang sebenarnya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang
dipasang di dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan di atas pelat ayak
horisontal. Dengan bantuan suatu distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah.
Dengan perkakas pengaduk (diatas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan.
Pencampuran seringkali dapat disempurnakan atau rafinat dapat dikeluarkan dari
tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacam ini hanya sesuai untuk
bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus. Yang lebih ekonomis lagi
adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan
ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan
kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi
paling banyak. Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh
ekstrak. Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang
berisi campuran yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. dengan operasi ini
pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih
tinggi.
Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat
ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut disitu, mengembunkan dalam
sebuah kondenser dan segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk
dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak
terus-menerus meningkat. dengan metode ini jumlah total pelarut yang diperlukan
relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak
yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut. Kerugiaanya adalah pemakaian
banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus-menerus.
2.
Ekstraktor padat-cair kontinu
Cara kerja ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang
seri, tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung
secara otomatik penuh dan terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh karena itu
dapat diperoleh output yang lebih besar dengan jumlah kerepotan yang lebih
sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar, ekstraktor semacam itu
kebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam kuantitas
besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka ragam konstruksi alat
ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel extractor) dan
ekstraktor sabuk (belt extractor).
2.1
Ekstraktor keranjang
Pada ekstraktor keranjang (keranjang putar = rotary extractor), bahan
ekstraksi terus-menerus dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk jaring
(sektor) dari sebuah rotor yang berputar lambat mengelilingi poros vertikal, Bagian
bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat ayak. Selama satu putaran, bahan padat
dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau larutan ekstrak yang konsentrasinya
meningkat, Pelarut atau larutan tersebut dipompa dari sel ke sel dan disiramkan ke
atas bahan padat. Akhirnya bahan dikeluarkan dan keseluruhan proses ini
berlangsung secara otomatik.
2.2
Ekstraktor sabuk
Pada ekstraktor ini, bahan ekstraksi diumpankan secara kontinu di atas
sabuk ayak yang melingkar. di sepanjang sabuk bahan dibasahi oleh pelarut atau
larutan ekstrak dengan konsentrasi yang meningkat dan arah aliran berlawanan.
Setelah itu bahan dikeluarkan dari ekstraktor.
(http://duniagalery.blogspot.com/2015/06/jenis-jenis-ekstraksi-lengkap.html)
II.
PROSEDUR PERCOBAAN
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
- Kondeser
- sereh
-
Sokhlet
- alcohol ( solvent )
-
Labu ukur leher 3
- Kertas Saring
-
Mantel pemanas
-
Pompa air
-
Selang penghubung
-
Ember/ wadah
-
Pikonometer
-
Neraca analitik
-
Gelas ukur 250 ml
-
Corong gelas
-
Beaker glass 100 ml
-
Spatula
-
Cawa proselin
-
Kaca arloji
-
Karet penyumbat
-
Oven
BAHAN :
III.
DATA PENGAMATAN
ο‚·
Data Operasi Ekstraksi
Volume solvent
= 350 ml
Berat kertas saring
= 1,76 gram
Berat sampel
= 40 gram
Berat cawan porselen
= 55,13 gram
ο‚·
Data setelah proses :
Volume ekstrak
= 322 ml
Berat piknometer kosong
= 25,24 gram
Berat piknometer + alkohol
= 47,87 gram
Berat piknometer + larutan ekstrak
= 48,880 gram
Berat rafinat basah
= 42,32 gram
Berat rafinat kering
= 69,37 gram
NILAI SNI SEREH ADALAH
= 2385-2006
IV.
DATA PERHITUNGAN
MASSA JENIS
𝛒 alkohol
= (
Berat pikno isi alkohol −berat pikno kosong
Volume pikno
= (
π‘”π‘Ÿ
π‘šπ‘™
47,87 − 25,24
25 ml
)
)
= 0,9052 gr/ml
𝛒 sereh =
Berat pikno isi larutan − berat pikno kosong
Berat pikno isi alkohol − berat pikno kosong
=
=
48,880 π‘”π‘Ÿ/π‘šπ‘™ −25,23π‘”π‘Ÿ/π‘šπ‘™
47,87π‘”π‘Ÿ/π‘šπ‘™ − 25,24 π‘”π‘Ÿ/π‘šπ‘™
23,65gr/ml
22,63 gr/ml
x 𝛒alkohol
x 0,9052 gr/ml
x 0,9052 gr/ml
= 1,045 gr/ml x 0,9052 gr/ml
= 0,946 gr/ml
Kadar Sereh ( % K )
Berat sereh
= Berat garam+( volume alkohol x
40 gr
= 40 gr +( 350 x
0,9052)
40 gr
= 40 gr + 316,82
=
40 gr
356,82
= 0,112 x 100 %
= 11,2 %
x 100 %
x 100 %
x 100 %
𝜌alkohol)
x 100 %
V.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, mengekstraksi pada bahan alami, dimana bahan alami
yang digunakan yaitu sereh serta pelarutnya adalah alkohol (etanol) karena akan lebih
mudah untuk menguap sehingga mempercepat proses praktikum ini. Tujuan dilakukan
praktikum ini adalah untuk mengambil ekstrak dari sampel yang digunakan. Alat dan
prinsip percobaan nya masih sama dengan praktikum sebelumnya, Cuma yang
membedakan hanya pada bahan/sampel yang digunakan.
Metode ekstraksi yang digunakan yaitu sokhletasi dimana prosesnya menggunakan
pelarut (solvent) sehingga terjadi ekstraksi dengan adanya pendingin. Kemudian sereh
yang telah dipotong kecil-kecil ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan penugasan, lalu
dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam sokhlet, sebelumnya
memasukkan pelarut terlebih dulu kedalam labu yang berada di bawah sokhlet dan
dijadikan juga sebagai tempat penampungan larutan yang telah terekstrak nanti.
Pada saat sebelum pemanasan pastikan sirkulasi air masuk dalam kondensor dan air
keluar berjalan dengan baik, lalu baru memulai pemanasan. Untuk mengatur suhunya tidak
boleh terlalu tinggi karena kemungkinan dapat menyebabkan ledakan, ketika suhu hampir
mencapai 80 ºC dengan melihat suhu di termometer maka matikan pengatur suhunya
sampai air tidak mendidih lagi. Jika air sudah tidak mendidih lagi maka nyalakan kembali
pengatur suhunya. Ketika sampel dan pelarut sudah penuh dalam sokhlet maka larutan
tersebut akan turun sendiri kedalam labu yang dijadikan tempat penampungan hasil ekstrak
sampel. Pada praktikum ini Sirkulasi yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sirkulasi,
dimana sirkulasi pertama membutuhkan waktu 35 menit sedangkan sirkulasi kedua hanya
20 menit. Dikarenakan pada sirkulasi kedua suhunya semakin tinggi sehingga
penguapannya lebih cepat terisi kedalam sokhlet dibandingkan sirkulasi pertama.
Hasil larutan ekstrak yang didapatkan sebanyak 322 ml dari volume pelarut
sebanyak 350 ml, selisihnya hanya 28 ml. Kemudian menghitung densitas larutan ekstrak
tersebut, yang didapatkan yaitu sebesar 0,9456 gram/ml, setelah itu, rafinatnya basahnya
dimasukkan kedalam oven untuk dilakukan proses pengeringan selama 24 jam, kemudian
menimbang rafinat kering yang didapatkan 69,37 gram sementara rafinat basahnya 42,32
gram. Jadi kadar sereh yang didapatkan dari larutan yang telah terekstrak sebanyak 0,112
atau sama dengan 11,2 %.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
-
Proses ekstraksi adalah mengambil ekstrak dari sampel dengan bantuan pelarut.
-
Metode sokhletasi adalah menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap
sehingga kandungan yang ada pada bahan tersebut akan terlarut.
-
Kadar sereh yang didapatkan pada larutan ekstrak sebanyak 0,112 atau sama
dengan 11,2 %.
SARAN
Pada praktikum ini membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi
didalamnya.
Download