Bab I - Blog UB

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal
yang menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam
konstitusinya. Melalui deklarasi universal HAM 10 desember 1948
merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia
sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari magna charta di inggris pada
tahun 1252 yang kemudian kemudian berlanjut pada bill of rights dan
kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam konteks keIndonesiaan
penegakan HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan. Banyak faktor yang
menyebabkan penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti problem
politik, dualisme peradilan dan prosedural acara (kontras, 2004;160).
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah
sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para
penganutnya merupakan konsep yang lengkap mengatur segala aspek
kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi
manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah
agama rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam.
Bahkan dalam ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai
konsep kaum mustadhafin yang harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai
tempat tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi
dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam
Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia
mendapat tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi
dapat dengan mudah kita temukan didalamnya konsep tentang penegakan
HAM.
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun
yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam
tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah
1
ini akan mencoba memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM
dalam Islam.
1.2 Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada
masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini
penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM dalam
pandangan islam.
1.3 Rumusan Masalah
Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini
yang akan dibahas adalah:
1.3.1 Apakah islam itu?
1.3.2 Apakah HAM itu?
1.3.3 Bagaimana sejarah tentang Hak Asasi Manusia (HAM)?
1.3.4 Adakah HAM dalam islam?
1.3.5 Seperti apa bentuk HAM dalam Islam?
1.3.6 Bagaimanakah contoh-contoh pelanggaran HAM?
1.4 Tujuan Pembahasan Masalah
Setiap kegiatan yang dilakukan scara sistematis pasti mempunyai tujuan
yang diharapkan, begitu pula makalah ini. Tujuan pembahasan makalah ini
adalah:
1.4.1 Mengetahui apakah Islam itu
1.4.2 Mengetahui apakah HAM itu
1.4.3 Mengetahui sejarah HAM
1.4.4 Mengetahui apakah ada HAM dalam Islam
1.4.5 Mengetahui bentuk HAM dalam Islam
1.4.6 Mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Apakah Islam Itu?
Apakah islam itu sebenarnya? Kata Islam berasal dari bahasa arab , dari
kata aslama, yuslimu islaman yang berarti menyerah patuh (DR Zainuddin
Nainggolan, 2000;9). Menurut Nurcholish Madjid yang dikutip dari buku
Junaidi Idrus (2004;87) Islam itu adalah sikap pasrah kehadirat Tuhan.
Kepasrahan merupakan karakteristik pokok semua agama yang benar.
Inilah world viewAl-Qur’an, bahwa semua agama yang benar adalah AlIslam, yakni sikap berserah diri kehadirat Tuhan. Dan bagi orang yang pasrah
kepada Tuhan adalah muslim.
Menurut Masdar F. Mas’udi (1993;29) klaim kepasrahan dalam
pengertian Islam termaktub dalam tiga tataran. Pertama, Islam sebagai
aqidah, yaitu sebagai komitmen nurani untuk pasrah kepada Tuhan. Kedua,
Islam sebagai syari’ah, yakni ajaran mengenai bagaimana kepasrahan itu
dipahami. Ketika, Islam sebagai akhlak, yakni suatu wujud perilaku manusia
yang pasrah, baik dalam dimensi diri personalnya maupun dalam dimensi
sosial kolektifnya. Berangkat dari pengertian diatas Islam adalah agama yang
mengajarkan seseorang untuk menyerah pasrah kepada aturan Allah
(Sunnatullah) baik tertulis maupun tidak tertulis. Dan orang yang menyerah
pasrah kepada Tuhan dan hukum-Nya disebut seorang muslim.
Dalam Islam itu terdapat dua kelompok sumber ajaran Islam. Kelompok
pertama disebut ajaran dasar (qat’I al-dalalah), yaitu Al-Qur’an dan Hadist
sebagai dua pilar utama ajaran Islam. Al-Qur’an mengandung 6236 ayat dan
dari ayat-ayat itu, menurut para ulama hanya 500 ayat yang mengandung
ajaran mengenai dunia dan akhirat selebihnya merupakan bagian terbesar
mengandung penjelasan tentang para nabi, rasul, kitab dan ajaran moral
maupun sejarah ummat terdahulu. Kelompok kedua disebut ajaran bukan
dasar (zhanni al-dalalah), yaitu ajaran yang merupakan produk ulama yang
melakukan ijtihad dan muatan ajarannya bersifat relative, nisbi, bisa berubah
3
dan tidak harus dipandang suci, sakaral ataupun mengikat (Junaidi Idrus,
2004;95-96).
2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai
pedoman prilaku , melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya
peluang bagi manusia dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan
asasi berarti yang bersifat paling mendasar yang dimiliki manusia sebagai
fitrah,
sehingga
tak
satupun
makhluk
mengintervensinya
apalagi
mencabutnya.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang
salah satu diantaranya:

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002).

Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang
melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia

John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
4
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang di
miliki oleh setiap umat manusia sejak lahir sebagai Anugrah Tuhan YME
kepada hambanya, yaitu umat manusia tanpa terkecuali.
Hak asasi manusia melekat pada diri manusia sejak lahir, karena itu
muncul gagasan tentang hak asasi manusia dan pengakuan atas-Nya sehingga
dalam proses ini lahir beberapa naskah. Yang antara lain:
 Magna Carta (Piagam Agung, 15 juni 1215)
Magna Carta di inggris memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Seorang tidak boleh dipenjarakan (dihukum)dengan tidak ada vonis
yang sah menurut hukum.
2) Suatu pajak (cukai) tidak boleh dinaikkan dengan tanpa persetujuan
sebuah dewan yang di dalamnya duduk kaum bangsawan, kaum
pendeta, dan rakyat jelata.
 Habeas Courpus Act Petition of Right
Suatu dokumen yang lahir karena tuntutan rakyat yan duduk di
House of Commons (parlemen) kepada raja Charles III.
 Bill of Right (Undang-Undang Hak, inggris 1689)
Undang-undang yang di terima parlemen inggris setelah mengadakan
revolusi tidak berdarah kepada raja James II (peristiwa kemenangan atas
raja), yang isisnya tentang hak-hak dan kebenaran warga Negara.
 Declaration of Independence (Pernyataan kemerdekaan USA, 4 juli 1776)
Tututan adanya hak bagi setiap orang untuk hidup merdeka.
 Revolusi Prancis, 5 agustus 1789
Bahwa manusia di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan
memiliki hak-hak yang sama. Terknal dengan symbol liberte =
kemerdekaan, egalite = persamaan, dan fraternite =persaudaraan.
 The Four Freedom (empat kebebasan USA 1941)
Frankin D. Roosevelt (Amerika Serikat) merumuskan tentang
1) Freedom of speech and expression (kebebasan berbicara dan
menyatakan
pendapat);
2) Freedom of worship (kebebasan beribadat);
3) Freedom from want (kemelaratan);
5
4) Freedom from fear (kebebasan dari rasa takut).
 Universal Declaration of Human Right (10 desember 1948)
Universal Declaration of Human Right (pernyataan sedunia tentang
Hak Asasi Manusia). Pernyataan ini berisi, antara lain hak kebebasan
politik, hak social, hak beristirahat dan liburan, hak akan tingkat
penghidupan yang cukup bagi penjagaan kesehatanm keselamtan diri
sendiri dan keluarga, serta hak asasi Pendidikan
Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atu dibedakan menjadi:
1. Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
bergerak.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
4. Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan
mendirikan partai politik.
5. Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right,
misalntya
hak
untuk
memilih
Pendidikan
dan
mengembangkan
kebudayaan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan dan peradilan.
2.3 Sejarah tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
Tonggak berlakunya HAM internasional ialah pada Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 di Paris, Prancis.
Disini tonggak deklarasi universal mengenai hak asasi manusia yang
mengakui hak setiap orang diseluruh dunia. Deklarasi ini ditanda tangani oleh
48 negara dari 58 negara anggota PBB dan disetujui oleh majelis umum PBB.
6
Perumusan penghormatan dan pengakuan norma-norma HAM yang bersifat
universal, nondiskriminasi, dan imparsial telah berlangsung dalam sebuah
proses yang sangat panjang.
Sejarah awal hak asasi manusia di barat berkembang sejak tahun 1215
yaitu dalam Magna Charta yang berisi aturan mengenai tindakan dan
kebijakan negara supaya tidak berjalan sewenang-wenang. Isi dari Magna
Charta ialah bermaksud untuk mengurangi kekuasan penguasa. Usaha untuk
diadakannya Magna Charta ini dimulai dari perjuangan tuan tanah dan gereja
untuk membatasi kekuasaan raja dan para anggota keluarga. Pada periode
awal ini hubungan antara isi dasar HAM adalah mengenai (hubungan) antara
anggota
masyarakat
yang
berada
dibawah
kekuasaan
yang
diatur
kebendaanya.
Sekelompok tuan tanah dan ksatria menggalang kekuatan dan mereka
berhasil mendesak raja untuk tidak lagi memberlakukan tindakan penahan,
penghukuman dan perampasan benda benda secara sewenag-wenang. Raja
Jhon terpaksa menyetujui tuntutan ini dengan memberikan cap pengesahan
yang berlangsung pada juni 1215 di Runnymede, sebuah padang rumput di
pinggir sungai Thames. Isi dari Magna Charta ini ada tiga. Pertama, raja
dilarang menarik pajak sewenang wenang. Kedua, pejabat pemerintah dilarang
mengambil jagung dengan tanpa membayar. Dan yang ketiga, tidak seorang
pun dapat dipenjara tanpa saksi yang jelas. Pengesahan ini menjadi dokumen
tertulis yang pertama tentang hak-hak tuan tanah, gereja, ksatria dan orang
merdeka atau orang sipil yang belum menikmati kebebasan.
Berlanjut setelah keberhasilan tuan tanah, bangsawan dan orang merdeka
untuk memperjuangkan hak-hak mereka di hadapan raja membangkitkan
kesadaran diberbagai kalangan masyarakat terhadap pentingnya hak-hak untuk
dihormati dan dilindungi. Pada 1628, kaum bangsawan menuntut hak-hak
mereka kepada raja. Mereka mencetuskan Petition Of Right. Yang menuntut
sebuah negara yang konstitusional, termasuk didalamnya fungsi parlemen dan
fungsi pengadilan. Jhon locke (1632-1704) bersama lord Ashley merumuskan
tuntutan bagi toleransi beragama. Selain itu, juga menyatakan bahwa semua
orang diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah yang tidak data dicabut
7
seperti hak untuk hidup, kemerdekaan hak milik dan hak untuk meraih
kebahagiaan.
Salah satu karya Locke yang terkenal ialah second treaties on civil
government yang berisi mengenai negara atau pemerintah harus berfungsi
untuk melindungi hak milik pribadi. Pemerintah dibentuk guna menjamin
kehidupan, harta benda dan kesejahteraan rakyat. Gagasan locke ini sesuai
dengan perkembangan didalam masyarakat inggris yang mulai berubah dari
nehgara kerajaan yang absolut menuju kerajaan yang konstitusional.
Pada 1653 instrument of government berhasil didesakkan. Pembatasan
kekuasaan raja semakin dikukuhkan dengan lahirnya Habeas Corpus Act pada
Mei 1679. Lonceng kebebasan terus berdentang dan pada 16 desember
1689 Bill Of Rights lahir. Mereka tidak hanya berhasil membebaskan diri dari
kesewenangan raja. Dan mereka juga berhasil membentuk parlemen yang
mempunyai kewenangan untuk mengontrol kekuasaan raja. Itulah sekilas
sejarah awal dari HAM yang berkembang di barat khususnya yang
berkembang diwilayah Inggris.
Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi manusia,
yaitu berlaku secara universal, bersifat non-diskriminasi dan imparsial. Prinsip
keuniversalan ini dimaksudkan agar gagasan dan norma-norma HAM telah
diakui dan diharapkan dapat diberlakukan secara universal atau internasional.
Prinsip ini didasarkan atas keyakinan bahwa umat manusia berada dimanamana,disetiap bagian dunia baik di pusat-pusat kota maupun di pelosok
pelosok bumi yang terpencil. Berdasar hal itu ham tidak bisa didasarkan
secara partikular yang hanya diakui kedaerahahan dan diakui secara lokal.
Prinsip kedua dalam norma HAM adalah sifatnya yang non-diskriminasi.
Prinsip ini bersumber dari pandangan bahwa semua manusia setara (all human
being are equal). Pandangan ini dipetik dari salah satu semboyan Revolusi
Prancis, yakni persamaan (egalite). Setiap orang harus diperlakukan setara.
Seseorang tidak boleh dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Akan
tetapi latar belakang kebudayaan sosial dan tradisi setiap manusia
diwilayahnya berbeda-beda. Hal ini tidak bisa dipandang sebagai suatu hal
yang negatif, melainkan harus dipandang sebagai kekayaan umat manusia.
8
Karena manusia berasal dari keanekaragaman warna kulit seperti kulit
putih,hitam, kuning dan lainnya. Keanekaragam kebangsaan dan suku bangsa
atau etnisitas. Kenekaragaman agama juga merupakan sesuatu hal yang
mendapat tempat dalam sifat non-diskriminasi ini. Pembatasan sesorang
dalam beragama merupakan sebuah pelanggaran HAM.
Prinsip ketiga ialah imparsialitas. Maksud dari prinsip ini penyelesaian
sengketa tidak memihak pada suatu pihak atau golongan tertentu dalam
masyarakat. Umat manusia mempunyai beragam latar belakang sosial aupun
latar belakang kultur yang berbeda antara satu dengan yang lain hal ini
meupakan sebuah keniscayaan. Prinsip imparsial ini dimaksudkan agar hukum
tidak memihak pada suatu golongan. Prinsip ini juga dimaksudkan agar
pengadilan sebuah kasus diselesaikan secara adil atau tidak memihak pada
salah satu pihak. Pemihakan hanyalah pada norma-norma HAM itu sendiri.
Terdapat dua garis besar pembagian hak asasi manusia yaitu Hak Negatif
dan Hak Positif. Pembagian hak-hak ini berhubungan dengan dengan ukuran
keterlibatan negara dalam pemenuhan hak asasi manusia. Pembagian ini tidak
berdasarkan baik atau buruk dalam hak yang terkandung di dalamnya.
Mengenai Hak Negatif adalah hak meminimalkan peran campur tangan
negara, maka semakin terpenuhi pula hak-hak sipil dan politik. Sebaliknya,
bila negara terlalu banyak melakukan campur tangan, maka semakin
terhambat pula pelaksanaan hak-hak sipil politik warganya. Peminimalisiran
peran negara dalam pemenuhan hak-hak sipil dan politik karena hak-hak yang
berkaitan dengan sipil dan politik adalah hak yang berkaitan dengan
kebebasan. Karena sebagian besar kandungan hak-hak sipil politik adalah hakhak atas kebebasan (rights to liberty).
Hak yang terkandung dalam hak sipil dan politik ada dua puluh dua hak
antara lain:
1. Hak atas kehidupan, karena hidup seseorang harus dilindungi.
2. Hak untuk tidak disiksa dan diperlakukan secara keji, karena setiap orang
berhak untuk memperoleh perlakuan secara manusiawi dan tidak
merendahkan martabat.
3. Hak untuk tidak diperbudak dan dipekerjakan secara paksa.
9
4. Hak atas kebebasan dan keselamatan pribadi.
5. Hak setiap orang yang ditahan untuk diperlakukan secara manusiawi.
6. Hak setiap orang untuk tidak dipenjara akibat tidak mampu memenuhi
kewajiban kontrak. Ketidakmampuan sesorang dalam memenuhi suatu
perjanjian kontrak, tidak boleh dipenjara. Hanya boleh melalui hukum
perdata hanya melalui penyitaan.
7. Hak atas kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal.
8. Hak setiap warga asing.
9. Hak atas pengadilan yang berwenang, independen dan tidak memihak.
10. Hak atas perlindungan dari kesewenangan hukum pidana.
11. Hak atas perlakuan yang sama didepan hukum.
12. Hak atas urusan pribadi.
13. Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama.
14. Hak berpendapat dan berekspresi.
15. Hak atas kebeasan berkumpul.
16. Hak atas kebebasan berserikat.
17. Hak untuk menikah dan membentuk keluarga.
18. Hak anak atas perlindungan bagi perkembangannya.
19. Hak untuk berpartisipasi dalam politik.
20. Hak atas kedudukan dan perlindungan yang sama didepan hukum.
21. Hak bagi golongan minoritas.
22. Larangan propaganda perang dan diskriminasi.
Selain hak hak sipil dan politik diatas hak asasi manusia juga mencakup
hak dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini termasuk dalam
pembagan hak positif yang mengusahakan peran negara secara maksimal
dalam pemenuhannya. Adanya hak ini dalam HAM universal adalah buah dari
perdebatan blok sosialis eropa timur dengan blok liberal. Karena blok sosialis
lebih berpegangan pada ekonomi sebagai dasar masyarakat. Kebijakan negara
sosialis lebih menitikberatkan pada pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya seperti pendidikan gratis. Sedangkan masyarakat blok liberal lebih
menekankan manusia sebagai individu yang bebas. Namun, akhirnya usulan
dari blok sosialis diterima. Sehingga HAM universal menganjurkan
10
melindungi dan memnuhi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya setiap
warganya.
Pengakuan dan perlindungan universal atau jaminan normatif atas
terpenuhinya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya tercantum dalam Kovenan
Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (international covenant
on economic, social and culture rights). Ada sepuluh hak yang diakui dalam
kovenan tersebut. Hak-hak tersebut dapat diuraikan sebaagai berikut.
1. Hak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya.
2. Hak atas pekerjaan.
3. Hak atas upah yang layak, kondisi kerja yang aman dan sehat, peluang
karir dan liburan.
4. Hak berserikat dan mogok kerja bagi buruh.
5. Hak atas jaminan sosial.
6. Hak atas perlindungan keluarga termasuk ibu dan anak.
7. Hak atas standar hidup yang layak, yakni sandang, pangan dan perumahan.
8. Hak atas kesehatandan lingkungan yang sehat.
9. Hak atas pendidikan.
10. Hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan.
Itulah sekilas gambaran singkat mengenai HAM internasional. Dari
mulai sejarah awal Magna Charta sampai ke isi dari HAM internasional yang
dibagi atas dua pokok garis besar yaitu hak positif dan hak negatif. Kedua hak
itu didasarkan atas partisipasi negara dalam pemenuhannya.
2.4 Adakah HAM dalam Islam?
Pertanyaan adakah ham dalam Islam harus dirunut secara sejarah
dialektika HAM dalam Islam. Menurut Anas Urbaningrum hak asasi manusia
atau lebih dikenal manusia modern sebagai HAM, telah lebih dahulu
diwacanakan oleh Islam sejak empat belas abad silam. Hal ini memberi
kepastian bahwa pandangan Islam yang khas tentang HAM sebenarnya telah
hadir sebelum deklarasi universal HAM PBB pada 18 Shafar 1369 Hijriyah
atau bertepatan dengan 10 Desember 1948 Masehi (Anas, 2004;91). Secara
internasional umat Islam yang terlembagakan dalam Organisasi Konferensi
11
Islam (OKI) pada 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi tentang HAM dari
perspektif Islam. Deklarasi yang juga dikenal sebagai “Deklarasi Kairo”
mengandung prinsip dan ketentuan tentang HAM berdasarkan syari’ah (Azra).
HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu
(Anas Urbaningrum, 2004;91). Ini dibuktikan oleh adanya Piagam Madinah
(mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke
kota Madinah. Dalam Dokumen Madinah atau Piagam Madinah itu berisi
antara lain pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu,
baik umat yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan
satu bangsa (Idris, 2004;102). Dari pengakuan terhadap semua pihak untuk
bekerja sama sebagai satu bangsa, didalam piagam itu terdapat pengakuan
mengenai HAM bagi masing-masing pihak yang bersepakat dalam piagam itu.
Secara langsung dapat kita lihat bahwa dalam piagam madinah itu HAM
sudah mendapatkan pengkuan oleh Islam
Memang, terdapat prinsip-prinsip HAM yang universal; sama dengan
adanya perspektif Islam universal tentang HAM (huqul al-insan), yang dalam
banyak hal kompatibel dengan Deklarasi Universal HAM (DUHAM). Tetapi
juga harus diakui, terdapat upaya-upaya di kalangan sarjana Muslim dan
negara Islam di Timur Tengah untuk lebih mengkontekstualisasikan DUHAM
dengan interpretasi tertentu dalam Islam dan bahkan dengan lingkungan sosial
dan budaya masyarakat-masyarakat Muslim tertentu pula.
2.5 Bentuk HAM dalam Islam
Islam sebagai agama universal membuka wacana signifikan bagi HAM.
tema-tema HAM dalam Islam, sesungguhnya merupakan tema yang
senantiasa muncul, terutama jika dikaitkan dengan sejarah panjang penegakan
agama Islam. Menurut Syekh Syaukat Hussain yang diambil dari bukunya
Anas Urbaningrum, HAM dikategotrikan dalam dua klasifikasi. Pertama,
HAM yang didasarkan oleh Islam bagi seseorang sebagai manusia. Dan
kedua, HAM yang diserahkan kepada seseorang atau kelompok tertentu yang
berbeda. Contohnya seperti hak-hak khusus bagi non-muslim, kaum wanita,
12
buruh, anak-anak dan sebagainya, merupakan kategori yang kedua ini (Anas,
2004;92).
Berdasarkan temuan diatas akan kita coba mencari kesamaan atau
kompatibilitas antara HAM yang terkandung dalam Islam. Akan kita coba
membagi hak asasi manusia secara klasifikasi hak negatif dan hak positif.
Dalam hal ini hak negatif yang dimaksud adalah hak yang memberian
kebebasan kepada setiap individu dalam pemenuhannya.
Yang pertama adalah hak negatif yaitu memberikan kebebasan kepada
menusia dalam pemenuhannya. Bebrapa yang dapat kita ambil sebagai contoh
yaitu:
1. Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam menegaskan bahwa
pembunuhan terhadap seorang manusia ibarat membunuh seluruh umat
manusia. Hak ini terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 63 yang
berbunyi :
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil,
bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan
di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memlihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul
Kami dengan (membawa) keternagan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantar amereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (QS 5;63)
2. Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenarg wenang.
yaitu dalam surat Al An’am : 164 dan surat Fathir 18 yang masing masing
berbunyi :
“Katakanlah: “Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal
Dia adalah tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah sesorang membuat
dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian
13
kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu
apa yang kamu perselisihkan”. (QS 6;164)
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Dan jika sesorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk
memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun
meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang
dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab
Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan
sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia
mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah
kembali(mu).”
(QS 35;18)
3. Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa
ayat 58 dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi seperti ini:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu.
Sesungguhnya
Allah
Maha
Mendengar
lagi
Maha
Melihat.”(QS 4;58)
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui
keadaanya
yang
menyebabkan
kamu
menyesal
atas
perbuatanmu itu.” (QS 49;6)
4. Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati nurani.
Yang bisa kita lihat secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256 dan
surat Al Ankabut ayat 46 yang berbunyi:
“Tidak
ada
paksaan
untuk
(memasuki)
agama
(Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada yang thagut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
14
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS 2;256)
“Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di
antara mereka, dan katakanlah: “kami telah beriman kepada (kitab-kitab)
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah
diri.” (QS 29;46)
5. Hak atas persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat dalam
surat An-Nisa ayat 1 dan 135 dan Al Hujurat ayat13:
“Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciotakan dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan lakilaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah)hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu”. (QS 4;1)
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.
Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan.”
(QS 4;135)
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjdaikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
15
(QS 49;13)
6. Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam surat Ali
Imran ayat 104-105 yang berbunyi:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar ; merekalah orang yang beruntung.”
(QS 3;104)
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai
berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.”
(QS 3;105)
7. Dalam memberikan suatu protes terhadap pemerintahan yang zhalim dan
bersifat tiran. Islam memberikan hak untuk memprotes pemerintahan yang
zhalim, secara tersirat dapat diambil dari surat An-Nisa ayat 148, surat Al
Maidah 78-79, surat Al A’raf ayat 165, Surat Ali Imran ayat 110 yang
masing masing berbunyi:
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan
terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 4;148)
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan
Daud dan ‘Isa Putera Maryam. Yang demikian itu. Disebabkan mereka
durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS 5;78)
“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan yang
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
selalu mereka perbuat itu.” (QS 5;79)
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada
mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan
jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.”
(QS 7;165)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan
16
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab Beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka; diantara mereka yang ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS 3;110)
8. Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif dalam
hak ekonomi sosial dan Islam pun mengandung secara tersirat mengenai
hak ini.
Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia secara tersirat
terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat
Al Jumu’ah ayat 10, yang berbunyi:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dimuka bumi
untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS 2;29)
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”
(QS 51;19)
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung.” (QS 62;10)
9. Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki pengaturan
secara tersirat dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat Al
Mujadilah ayat 11 dan surat Az-Zumar ayat 9 yang masing-masing
berbunyi berbunyi:
“Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfa’at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(QS 10;101)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:berdirilah
kamu, maka berdirilah kamu, niscaya Allah akan meninggikan orang
orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
17
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS 58;11)
“(apakah kamu hai orang yang musyrik) ataukah orang-orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhrat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?”. Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.”
2.6 Contoh-contoh pelanggaran HAM
a. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun
2003.
b. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada
suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan
kepada setiap mahasiswa.
c. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM
terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki
berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
d. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan
pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para
pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan
lancar.
e. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada
suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM
terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
18
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dan pembahasan diatas dapat ditarik
keimpulan berdasarkan beberapa analisis. Dari analisis diatas antara HAM
yang berkembang di dunia internasional tidak bertentangan antara satu sama
lain. Bahkan organisasi Islam internasional yang terlembagakan dalam
Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 5 Agustus 1990 mengeluarkan
deklarasi HAM.
Kemudian Islam mematahkan bahwa dalam Islam telah dibicarakan
sejak empat belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini
mematahkan bahwa Islam tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM.
Ini dibuktikan oleh adanya piagam madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi
pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota Madinah. Dalam dokumen
madinah atau piagam madinah itu berisi antara lain pengakuan dan penegasan
bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani
maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102).
Dalam dokumen itu dapat disimpulkan bahwa HAM sudah pernah ditegakkan
oleh Islam
Berdasar analisis diatas Islam mengandung pengaturan mengenai HAM
secara tersirat. Dapat kita bagi menjadi sembilan bagian hak asasi manusia
dalam islam yang pengaturannya secara tersirat.
Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. surah Al-Maidah ayat
63. Hak untuk mendapat pelindungan dari hukuman yang sewenang - wenang
yaitu dalam surat Al An’am : 164 dan surat Fathir 18. Hak atas keamanan dan
kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa : 58 dan surat Al-Hujurat:6.
Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati nurani secara
tersirat dalam surat Al Baqarah : 256 dan surat Al Ankabut : 46. Hak atas
persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat dalam surat An-Nisa:1
dan 135 dan Al Hujurat : 13. Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga
memberikan dalam surat Ali Imran : 104-105. Dalam memberikan suatu
19
protes terhadap pemerintahan yang zhalim dan bersifat tirani secara tersirat
dapat dilihat pada surat An-Nisa:148, surat Al Maidah:78-79, surat Al A’raf
:165, surat Ali Imran : 110.
Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif dalam
hak ekonomi sosial dan budaya Islam pun mengandung secara tersirat
mengenai hak ini. Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia secara
tersirat terdapat dalam surat Al Baqarah : 29, surat Ad-Dzariyat : 19, surat Al
Jumu’ah : 10. Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki
pengaturan secara tersirat dalam surat Yunus : 101, surat Al-Alaq : 1-5, surat
Al Mujadilah : 11 dan surat Az-Zumar : 9.
Dari pembahasan mengenai HAM di atas dapatlah kita tarik kesimpulan
bahwa Islam itu adalah agama yang asy-syumul (lengkap). Ajaran Islam
meliputi seluruh aspek dan sisi kehidupan manusia. Islam memberikan
pengaturan dan tuntunan pada manusia, mulai dari urusan yang paling kecil
hingga urusan manusia yang berskala besar dan tentu saja telah tercakup di
dalamnya aturan dan penghargaan yang tinggi terhadap HAM. Memang tidak
dalam suatu dokumen yang terstruktur, tetapi tersebar dalam ayat suci AlQur’an dan Sunnah Nabi saw.
20
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Thaha, Idris (2004). Demokrasi Religius: Pemikiran Politik Nurcholish
Madjid dan M. Amien Rais. Jakarta: Penerbit Teraju.
Radjab, Suryadi (2002). Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia. Jakarta: PBHI.
Idrus, Junaidi (2004). Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid
Membangun Visi dan Misi Baru Islam Indonesia. Jogjakarta: LOGUNG
PUSTAKA.
Pramudya, Willy, Cak Munir (2004). Engkau Tak Pernah Pergi. Jakarta:
GagasMedia.
Nainggolan, Zainuddin S (2000). Inilah Islam, Jakarta: DEA.
Urbaningrum, Anas (2004). Islamo - Demokrasi Pemikiran Nurcholish
Madjid. Jakarta: Penerbit Republika.
http://hmibecak.wordpress.com/2007/02/14/hak-asasi-manusia-dalam-islam/
http://dhanielalu.blog.com/makalah-ham-dan-pandangan-islam-tentang-ham/
21
Download