Tapi umat Islam pun tidak bisa menutup mata bahwa kenyataan

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Islam dan
Demokrasi
i
Fakultas
Tekhnik
Program Studi
Arsitektur dan
Tekhnik elektro
Tatap Maya
13
Kode MK
90002
Disusun Oleh
H.Ahmad Khamid S.Ag M.pd
Abstract
Kompetensi
Dalam Perkuliahan ini akan mempelajari
bagaimana
Islam
terhadap
isu
demokrasi.Dunia modern menekankan
demokrasi dalam kehidupan segala
kehidupan.Islam
sangat
menghormati
demokrasi.
Nabi
Muhamad
SAW
memberikan
contoh
bagaimana
melaksanakan demokrasi di Madinah.Dan
akan membahas pula kasus demokrasi di
Indonesia sebagai Negara berpenduduk
Islam terbesar di Dunia
Mahasiswa mampu memahami tradisi Islam
dalam demokrasi,menjelaskan pelaksanaan
praktek demokrasi di Madinah sebagai
contoh pelaksanaan demokrasi dalam
Islam,menjelaskan
pandangan
Islam
tentang
pluralism
dan
perlunya
menghormati perbedaan sebagai rahmat
Allah,menjelaskan pandangan Islam tentang
kedudukan wanita dan isu bias gender
dalam kehidupan sehari hari dan
memahami pelaksanaan demokrasi pada
Negara-negara Islam.
TRADISI DEMOKRASI DALAM ISLAM
Apakah ada konflik islam dan demokrasi ? dan apakah Islam sesuai dengan
demokrasi ? pertanyaan ini banyak diajukan oleh berbagai kalangan, apakah ilmuan dari
barat atau dari kalangan Islam sendiri.
Kalau selama ini ada nada sinisme terutama dari beberapa ilmuan dari kalangan
Barat yang menyatakan bahwa Islam tidak relevan dengan kehidupan demokrasi. Ternyata
tidak semua orang berpendapat dengan kelompok yang sainis dengan Islam. Bahkan
mereka baik dari kalangan non-muslim individual dan intuisi yang menilai bahwa tidak
terdapat konflik antara Islam dan demokrasi dan mereka ingin melihat dunia Islam dapat
membawa perubahan dan transformasi menuju demokrasi. Robin Wright, pakar Timur
Tengah dan dunia Islam yang cukup terkenal menulis di Journal of Democracy ( 1996 )
bahwa Islam dan budaya Islam bukanlah penghalang bagi terjadinya modernitas politik.
Realitasnya adalah bahwa Islam tidak hanya kompatibel dengan aspek-aspek
definisi gambaran demokrasi di atas, tetapi yang lebih penting lagi, aspek-aspek tersebut
sangat esensial bagi Islam. Apabila kita dapat melepaskan diri dari ikatan label dan
semantic, maka akan kita dapatkan bahwa pemerintahan Islam, apabila disaring dari semua
aspek yang korelatif memiliki setidaknya tiga unsur, pokok yang berdasarkan pada petunjuk
dan visi Al-Quran di satu sisi dan presiden Nabi empat Khalifah sesudahnya ( Khulafa AlRasyidin ) disisi lain.
Keberhasilan Nabi SAW untuk hijrah, dari masyarakat jahili menuju masyarakat
madani, tiak lepas dari ajaran tauhid yang dibawanya. Dalam hal ini, doktrin tauhid la ilaaaha
illa Allah ( tiada tuhan selain allah ), seperti diungkap John Obert Voll, adalah bentuk
manifestasi penolakan terhadap segala bentuk loyalitas kelompok dan sewenang-wenangan
para elite makkah saat itu. Prinsip inilah yang melandasi pembentukan masyarakat madani
generasi Muslim awal, yang punya implikasi komitmen manusia kepada Allah SWT sebagai
satu-satunya tujuan hidup bersumber nilai.
Dengan semangat inilah, Nabi SAW berhasil mempersatukan berbagai unsur
masyarkat madinah pluralistic kedalam satu kekuatan social politik, yang oleh Robert N
Bellah, disebut sebagai lompatan yang luar biasa untuk masa itu. Hal ini tercermin dari
komitmen, keterlibatan dan partisipasi yang tinggi dari anggota masyarakat, serta
penghargaannya terhadap hak-hak individu.
PRAKTEK BERDEMOKRASI DI MADINAH
Agama Islam, sejak kemunculannya di Mekah tahun 611 M dan disebarkan oleh
Nabi Muhammad sudah harus bersentuhan dengan kekuasaan politik. Ajaran tauhid yang di
ajarkan Nabi Muhammad membawa dampak social, budaya dan politik, karena menawarkan
agama tauhid, persamaan derajat manusia dan keadilan, kepada masyarakat jahiliyah yang
sudah memiliki kepercayan dan penumpukkan harta pribadi.
201
2
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam ajaran Tauhid, setiap orang harus tunduk pada Allah, bukan kepada manusia.
Manusia bukanlah sumber kebenaran melainkan tidak lebih dari hamba-Nya semata. Oleh
sebab itu bagi elite Mekah, ajaran Nabi Muhammad mengancam kekuasaan dan ekonomi
yang mereka miliki dan sudah terbangun. Bagi mereka ajaran Islam merupakan gerakan
Iyng mengancam kedudukan mereka, sehingga mereka menolak dan menggalang kekuatan
untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad.
Setelah kegagalan Nabi Muhamad berdakwah di Thoif , daerah luar kota
Makkah,terjadilah peristiwa yang menggembirakan bagi kemajuan penyebaran Agama Islam
yang dibawanya.Kemajuan dtang dari adanya keinginan dari beberapa penduduk suku Aus
dan Khozroj ,dua suku mayoritas penduduk Tastrib.Mereka membenarkannya sebagai Nabi
dan utusan Tuhan,mereka menyampaikan sumpah setia serta meminta Nabi Muhammad
untuk datang ke kota Yatsrib seraya menjadi penengah di antara mereka. Pada 622 M, Nabi
Muhamad sampai di kota Yatsrib setelah melewati proses yang melelahkan dan mencekam
di bawah ancaman pembunuh elite-elite Quraiys. Nama kota Yastrib kemudin di ubah nabi
Muhamad menjadi Madinatul Munawaroh ( kota yang memancarkan cahaya ).
Kedatangan Nabi Muhamad pun di sambut penduduk Madinah dengan suka cita dan
di Madinah ini kedudukan Nabi tidak lagi seperti di Makkah. Di Madinah,Nabi bukan saja
sebagai kepala Agama yang memiliki wewenang dan kedudukan sebagai Rosul tetapi juga
sebagai kepala Negara yang memiliki kekuasaan mengurus soal soal keduniaan.
Terdapat beberapa upaya Nabi Muhammad dalam menyelesaikan perseteruan
diinternal suku di Madinah dan eksternal Madinah secara demokratis seperti:
1. Nabi Muhammad menjadikan intuisi masjid sebagai wadah memperkenalkan ikatan
berdasarkan agama ( Ukhuwah Islamiyyah ), menggantikan ikatan lama yang
berdasarkan suku dan keturunan. Nabi membentuk masyarakat social yang
berdasarkan pada solidaritas sesama Muslim dan kesetiaan pada Wahyu. Nabi
mempersaudarakan kaum muslimin mekkah yang hijrah ( Muhajirin ) dan kaum
muslimin madinah yang membantu ( Anshor ). Nabi telah mempersatukan kekuatan
bangsa Arab dibawah landasan dan motivasi keimanan, yang karena itulah dalam
tahap sejarah kemudian bangsa Arab menjadi terhormat, padahal sebelumnya
mereka sebagai bangsa yang terbelakang di dunia.
2. Setelah melakukan kontrak social pertama sesame warga Madinah, kemudian Nabi
memperluas kontraknya melalui penyelenggaraan perjanjian dengan Kota Madinah
di luar kaum muslimin, yaitu kaum Yahudi. Perjanjian tersebut dinamakan Piagam
Madinah yang ditunjukan kepada kaum Muhajirin, Kaum Ansor, dan Kaum Yahudi.
Ada dua landasan bagi kehidupan bernegara yang diatur dalam Piagam Madinah,
yaitu:
a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun berbeda suku
b. Hubungan antara masyarakat muslim dan nonmuslim didasarkan pada prinsip
yaitu, bertentangga baik, saling memnbantu dalam menghadapi musuh bersama,
membela mereka yang teraniaya, menasehati, menghormati kebebasan
beragama.
Menurut ahli sejarah, piagam ini adalah naskah asli yang tidak diragukan
kebenarannya. Secara sosiologis, piagam tersebut merupakan antisipasi dan jawaban
terhadap kenyataan dimasyarakat. Piagam Madinah mengatur kehidupan social penduduk
Madinah. Walaupun mereka heterogen, kedudukannya sama, masing-masing memiliki
kebebasan untuk memeluk agam dan melaksanakan aktivitas dalam bidang social dan
201
3
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ekonomi. Setiap pihak memiliki kewajiban untuk membela Madinah, tempat tinggal mereka.
Secara strategis, piagam ini bertujuan untuk menciptakan keserasian politik dengan
mengembangkan toleransi social agama dan budaya secara seluas-luasnya.
Nabi Muhammad dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan dan persoalan
yang mempunyai dampak luas pada masyarakat senantiasa bertindak secara demokratis
yaitu dengan cara bermusyawarah atau dengan cara yang melibatkan partisipasi orang lain.
Bahkan Nabi pun bermusyawarah dalam masalah pribadi sehigga Abu Hurairah menuturkan
“ aku tidak pernah melihat seorang yang paling banyak melakukan musyawarah dengan
rekan-rekannya melebihi Rosulullah “. Nabi pun bila memanggil para pembantu dan
pengikutnya sebagai sahabat suatu kata yang telah diserap Bahasa Indonesia sebagai “
sahabat “ yang berarrti teman.
KEPEDULIAN SOSIAL NABI MUHAMMAD CERMIN SIKAP BERDEMOKRATIS
Menelaah karakter pribadi Nabi Muhammad SAW kita akan mendapati keteladanan
tiada tara. Selama melaksanakan dakwahnya Rosulullah menunjukkan kualitas moral paling
baik dan sikap paling jujur dengan mengemukakan logika yang paling masuk akal.
Beliau memperlakukan semua orang sebagai saudara dan sederajat, tidak pernah
membeda-bedakan antara kawan dan orang asing, warna kulit dan keturunan. Di bidang
hukum, beliau memberikan perlakuan sama terhadap tiap orang, baik pada kelompk
ninngrat maupun rakyat kecil. Bahkan, terhadap keluarganya sendiri, dengan sabdanya, “
Jika putriku Fatimah mencuri akan kupotong tangannya”.
Kepedulian terhadap orang miskin diperlihatkan ketika Nabi menegur seorang kaya
yang datang di majelisnya. Orang ini menghindar duduk berdampingan dengan seorang
fakir yang berpakaian kurang sempurna. Menurut akhlak Islam, siapa saja yang akan hadir
ke suatu majelis, dia harus duduk di tempat kosong tanpa memandang status social dan
pangkat. Nabi yang melihat hal itu menegurnya, “ Apakah engkau khawatir kefakirannya
akan menular kepadamu?” Diajawab, “tidak ya Rosulullah.” Kamu takut pakaianmu akan
kotor?”dijawab,”tidak ya Rosulullah.””lalu kenapa kau menghindarinya?,”dijawab”aku
mengaku keliru dan bersalah, ya Rosulullah.”
Islam tidak membenarkan seseorang memiliki sifat ghurur ( berbangga diri ), hanya
karena dia dikaruniai harta benda. Beliau sendiri berulang kali menekan pada umatnya,
bahwa kaum Muslimin itu bersaudara dan tidak membenarkan seseorang menjauhkan diri
dari saudaranya hanya karena berbeda status.
Dalam kaitan solidaritas social yang dikumandangkan Islam sejak 15 abad lalu itu,
perlu dapat perhatian semua pihak. Karena ketidakpedulian kaum berpunya terhadap kaum
miskin merupakan bahaya terbesar bagi terciptaya stabilitas nasional yang dapat kita
rasakan pada saat ini. Untuk mencegah hal ini Islam memerintahkan mereka yang berpunya
untuk memberikan sebagian harta kekayaannya pada kaum miskin. Baik berupa zakat,
infak, dan bentuk shadakah lainnya.
201
4
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PANDANGAN PLURALISME DALAM ISLAM
Muhammad Arkoun seorang intelektual Muslim terkemuka dari Aljazair, menyatakan,
Islam akan meraih kejayaannya, jika umat Islam membuka diri terhadap pluralism pemikiran,
seperti pada masa awal Islam hingga abad pertengahan. Pluraisme bisa dicapai bila
pemahaman dilandasi paham kemanusiaan, sehingg umat Islam bisa bergaul dengan
siapapun.
Arkoun mengungkapkan, paham kemanusiaan di Arab muncul pada abad ke-10 di
Irak dan Iran, pada saat munculnya gerakan yang kuat untuk membuka diri terhadap seluruh
kebudayaan di Timur Tengah yang didasarkan pada pendekatan kemanusiaan manusia.
Para ahli teologi, hukum, ilmuan, dan ahli-ahli filsafat berkumpul untuk berbicara dan
bertukar pikiran.,
Namun, memasuki abad ke 13 umat Islam mulai melupakan filsafat maupun debad
teologi.Dalam masa kejayaan islam klasik para filosof dan ilmuwan muslim ketika berdiskusi
mereka di dasarkan pada pendekatan keragaman budaya,keragaman pemikiran,dan
keragaman filsafat,sehingga terjadi perdebadan yang seru bagaimana menafsirkan makna
ayat ayat Al quran dan menuangkan menjadi produk hukum yang didasarkan pada teks suci.
Dengan menjaga tradisi pemikiran pluralism,
Pahaman kepada konsep pluralism inilah yang
mempertahankan kebebasan bagi setiap muslim
Pemahaman ini penting untuk membagun demokrasi
memulihkan kembali kebebasan berfikir dalam Islam.
seseorang akan tetap menjadi kritis.
hilang dalam Islam. Islam harus
untuk berpartisipasi dalam ijtihad.
di Negara-negara Islam dan muntuk
Untuk melahirkan Muslim yang berfikir pluralism dan berjiwa demokratis perlu
menekankan pentingnya pendidikan yang didasakran pada humanism. Dalam kaitan itu, di
perguruan tinggi perlu diajarkan multibahasa asing, sejarah dan antropologi, serta
perbandingan sejarah dan antropologi agama-agama gar mahasiswa terbuka pada semua
kebudayaan dan terbuka pada semua pemikiran.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP WANITA
Mendiskusikan pandangan Islam terhadap peran dan kedudukan tak akan dapat
dilepaskan dari padangan Al-Quran sebagai petunjuk dari Allah yang lugas memaparkan
hak asasi perempuan dan laki-laki yang sama, hak itu meliputi hak dalam beribadah,
keyakinan, pendidikan, potensi spiritual, hak sebagai manusia, dan eksistensi menyeluruh
pada hampir semua sector kehidupan.
Diantara 114 surat yang terkandung didalamnya terdapat satu surat yang
didedikasikan untuk perempuan secara khusu memuat dengan lengkap hak asasi permpuan
dan aturan-aturan yang mengatur bagaimana seharisnya perempuan berlaku di dalam
lembaga pernikahan, keluarga dan sector kehidupan. Surat ini dikenal dengan surat An-Nisa
dan tidak satupun surat secara khusus ditunjukan kepada kaum laki-laki. Lebih jauh lagi,
Islam datang sebagai revolusi yang menghancurkan sikap dan pandangan yang diskriminatif
dari kaum Jahiliyah atas perempuan dengan pemberian hak warisan, menegaskan
persamaan status dan hak dengan laki-laki, pelarangan nikah tanpa jaminan hukum bagi
201
5
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perempuan dan mengeluarkan aturan pernikahann yang mengangkat derajat perempuan
pada masa itu.
Maka bergantilah era represif masa pra-Islam berlalu dengan kedatangan Islam yang
mengembalikan perempuan sebagai manusia utuh setelah mengalami hidup dalam kondisi
yang mengenaskan tanpa kredibilitas apapun dan hanya sebagai kemoditi tanpa nilai.
Penghargaan Islam atas ekstensi perempuan ditauladankan dalam sisi-sisi kehidupan Nabi
Muhammad SAW. Terhadap istri-istri beliau, anak maupun hubungan beliau dengan
perempuan di masyarakat.
Kondisi dinamis perempuan masa risalah tercermin dalam kajian-kajian yang
dipimpin langsung Rosulullah yang melibatkan para sahabat dan perempuan dalam satu
majelis. Terlihat jelas bagaimana perempuan masa itu mendapatkan hak untuk menimba
ilmu, mengkiritk, bersauara, berpendapat dan atas permintaan muslimah sendiri meminta
Rosul satu majelis terpisah untuk mendapatkan kesempatan lebih banyak berdialog dan
berdiskusi dengan Rosulullah.
Dari sini terlihat bahwa era risalah telah mengubur masa dominasi kaum laki-laki
atas wanita dan mengganti dengan masa yang lebih segar. Bagi perjalanan hidup
perempuan selanjutnya. Sejarah awal Islam telah memaparkan kenyataan bahwa Islam
justru mendorong dan mengangkat kemuliaan perempuan yang belum pernah diberikan
sebelumnya oleh suku bangsa manapun sebelumnya dan peradaban tua sebelum Islam.
Meskipun demikiann hal diatas tidak membebaskan Islam dari pandangan Negatif
oleh barat tentang perlakuan Islam terhadap perempuan. Dimana seolah-olah perempuan
oleh Islam dikebiri hak asasinya untuk maju dan berkembang, melakukan aktifitas di luar
rumah, mengaktualisasikan kemampuannya dan terhalangin oleh aturan-aturan kaku Islam
yang justru mendorong perempuan untuk terjerat dalam mata rantai tugas-tugas domistik
dari dapur, sumur, kasur, mengurus anak dan hal-hal yang jauh dari penghargaan.
Terhadap hal ini, telah terjadi kerancuan dalam memandang Barat terhadap Islam itu
sendiri, karena pada saat Barat membicarakan tentang keberadaan perempuan
dimasyarakat Islam yang mereka lontarkan adalah masalah yang berkaitan dengan kaitan
perempuan dengan persoalan pernikahan, keluarga, perceraian, pakaian, hak waris, hak
persaksian di pengadilan, dan pendidikan yang sesungguhnya sangat berkaitan dengan
sesungguhnya dari Islam. Maka perlu mengembalikan cara pandangan terhadap persoalan
perempuan dalam frame yang benar. Sehingga Islam dilihat secara holistic bukan secara
parsial yaitu bukan sekedar melihat keudukan perempuan lewat fenomena yang terjadi
dinegar-negara Islam.
Tapi umat Islam pun tidak bisa menutup mata bahwa kenyataan yang ada akan
melahirkan gambaran-gambaran negate, karena nonsense bila keagungan aturan tidak
dibarengi dengan pelaksanaan yang rill tentang keagungan ajaran Islam untuk keberadaan
perempuan dari para penganutnya. Dan bila yang terjadi adalah kesalahan dalam membaca
bahasa agama, dengan menginterprestasikan suatu aturan secara subjektif, menghilangkan
pesan yang dibawa dan justru menyembunyikan maksud sebenarnya pesan Al-Quran
dengan manipulasi ajaran diganti dengan budaya-budaya yang merugikan kaum perempuan
itu sendiri.
201
6
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bila demikian tinggal bagaimanna umat Islam benar-benar ingin tampil elegan dan
menepis gambaran negative yang ada dengan proaktif atau santai saja. Lalu mengapa
muslimah enggan maju? Masih adakah kungkungan psikologis dan kultur yang
menghalangi? Bukankah Islam telah menancapkan kakinya sebagai supporter terbasar dan
mempelopori gerakan penghargaan terhadap keberadaan perempuan dari era risalah
hingga masa kini. Tentunya, kaum muslimin perlu upaya dan karya rill terhadap
permasalahan ini.
PELAKSANAAN DEMOKRASI DIDUNIA MUSLIM
Telah menjadi keyakinan universal bahwa demokrasi merupakan alternative tunggal
sistem politik, yang dapat mengantarkan kepada kesejahteraan umum. Demokrasi akan
melahirkan sebuah tatanan pemerintahan yang lebih kuat atas dasar legitimasi populis dari
rakyat, yang akan memberi kontribusi terhadap proses oembangunan dibidang lain yaitu
ekonomi, social, dan budaya.
Keyakinan ini bahkan sudah menjadi kebenaran yang bersifat factual, yang dalam
hal banyak hal memang tak terbantahkan. Kita pun menyaksiakn betapa sepanjang abad
ke-20, fenomena gerakan demokratis telah menjadi gejala dunia dan merupakan puncak
pencapaian tertinggi ketika satu demi satu sebuah Negara dengan sistem politik totaliter
berguruan dan berganti dengan sistem politik demokratis. Menurut sebuah survey sebanyak
81 negara didunia sedang berada dalam masa transisi menuju demokrasi.
Pada tataran formal atau kelembagaan, beberapa Negara-negara muslim modern
menganut sistem demokratis atau paling tidak semi demokrasi dalam arti Negara muslim
tersebut hanya memberikan setengah kebebasan. Ini karena dari 39 negara-negara Muslim,
termasuk yang merdeka dari Rusia 1992, menganut sistem pemerintahan republic yang
memiliki konstitusi dalam pengertian modern seperti Turki, Maroko, Kuwait, Yordania,
Tunisia, Aljazair, Mesir, Syiria, Libanon, Irak, Yaman, Nigeria dan SInegal dan lain-lain.
INDONESIA DAN PRAKTEK DEMOKRASI
Di Indonesia tampaknya prospek demokrasi cukup baik, bahkan lebih bisa
diharapkan. Rakyat dan bangsa Indonesia telah menorehkan sumbangsih mereka dalam
sejarah demokrasi di Asia Tenggara, sebagai salah satu agenda reformasi politik, pada
1999, rakyat Indonesia membuktikan kepada dunia bahwa rakyat dan bangsa Indonesia
yang mayoritas Islam telah mampu melksanakan pemilihan umum yang jujur sepanjang 30
tahun, kemudian rakyat dan bangsa Indonesia juga membungkam keraguan-keraguan dunia
soal kesanggupan rakyat dan bangsa Indonesia melaksanakan pemilihan presiden dan
wakil presiden secara langsung dengan jumlah pemilih terbesar dalam sejarah manusia
yaitu 177 juta penduduk Indonesia secara bebas memilih.
Tampaknya proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia dapat dilihat
dari beberapa indikasi seperti:
1. Fungsi control parlemen kepada pemerintahan sudah bekerja cukup baik
2. Penerapan sistem multi partai
201
7
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Adanya kebebasan pers dan kebebasan akademik
4. Munculnya kelompok menengah yang berpendidikan dan kritis
Di Indonesia muncul dukungan dari kaum intelektual muslim terhadap penerapan
demokrasi di Indonesia diantaranya seperti, alm Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid
dan Amien Rais. Sebagai intelektualn Muslim yang berfikir demokratis mereka senantiasa
melihat ide-ide dan pencapaian demokrasi dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Qurab dab
tradisi Nabi Muhammad, bukan melihat Islam hanya sebatas suatu ajaran ibadah biasa
tetapi sebagai inspirasi yang bernilai yang harus diimplementasikan. Mereka berpandangan
bahwa, demokrasi merupakan barang kaum muslimin yang hilang beberapa waktu.
Kenyataan itulah yang membuat Anders Uhlin berkesimpulan bahwa Islam di
Indonesia khususnya bukanlah ancaman bagi demokrasi, tetapi justru menumbuh
kembangkan demokrasi. Ia melihat demokrasi sebagai nilai-nilai yang bukan hanya milik
Barat, tetapi juga milik Islam.
Dukungan masyarakat yang related besar terhadap demokrasi. Paling tidak
berdasarkan hasil sebuah penelitian bahwa sekitar 71% masyarakat Indonesia yang setuju
bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik.
DUKUNGAN UMAT ISLAM MENSUKSESKAN PEMILU
Indonesia Melangkah Lebih Percaya Diri
Kemampuan Indonesia menyelenggarakan tiga kali pemilian umum dalam satu
tahun, termasuk pemilihan presiden secara langsung tahun 2004, yang berjalan aman,
lancer dan damai memang memberikan berkah yang besar pada tampilan Indonesia di mata
dunia. Bangsa Indonesia kini bisa berbangga karena mampu menunjukkan kepada dunia
bahwa rakyat Indonesia sudah mampu berdemokrasi dengan baik, jauh lebih baik dari
kebanyakan Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, bahkan di seluruh dunia.
Menteri Luar Negri (Menlu) Hassan Wirajuda menguraikan, pencapaian demokrasi
itu merupakan asset, sebuah modal yang penting tetapi tidak secara otomatis mengubah
segalahnya. “pencapaian penting dalam hal demokrasi tidak secara langsung mengubah
arah kebijakan. Tetapi dari penilaian kami, dengan arah demokrasi yang berkembang baik
sebagai asset, kita terjemahkan itu misalnya dalam konteks ASEAN security Community.
Dalam plan of actionnya dari enam komponen utama, salah satunya adalah pembangunan
masyarakat ASEAN yang demokratis. Itu refleksi dari demokrasi sebagai asset di dalam
negeri” katanya.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies ( CSIS ), Phillips Jusario
Vermote, berpendapat bahwa pemilihan umum yang demokratis itu memang merupakan
basis yang penting bagi diplomasi Indonesia. “ Indonesia makin dilihat sebagainegara yang
demokratis, sukses dengan transformasi politiknya yang berlangsung dengan cara yang
damai dan dewasa. Ini menjadi basis penting bagi diplomasi Indonesia untuk berperan lebih
luas. Dalam soal Myanmar, misalnya, Indonesia punya legitimasi kuat untuk menganjak
pemerintah dan rakyat negeri itu melaksanakan transformasi politik secara damai,
sebagaimana kita melakukannya. Ini akan memberikan sumbangan besar bagi perdamaian
dunia,” ungkapnya.
201
8
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Diplomat senior Ali Alatas, mengatakan partisipasi umat Islam sangat signifikan
menunjang keberhasilan proses demokrasi sehingga menimbulkan citra baru yang positif
tentang Indonesia dimata dunia/
Membangun sebuah citra baru yang lebih baik dari sebelumnya tentulah bukan
uoaya yang mudah. Dalam bisnis, perusahaan yang terpuruk karena melakukan kesalahan
dalam aktivitasnya biasanya berusaha meraih pencitraan baru itu melalui brand-image yang
baru, serta beriklan yang sangat gencar untuk mengampanyekan brand-image yang baru
tersebut. Pemilu demokratis yang sukses diselenggarakan jelas memberikan suatu brandimage yang baru. Tetapi, bagaimana pengaruhnya sangan tergantungpada” Produk/jasa”
yang disajikannya, serta kesesuaian antara brand-image yang diiklankan secara gencar itu
dan realitas di lapangan.
Bagaimana posisi Indonesia di tengah perubahan dunia yang sangat cepat? Menurut
Pillips, Indonesia tidak mempunyai pilihan lain selain semakin menjadi kreatif untuk
memberikan ide-ide dan lebih argumentatife dalam menawarkan ide-ide tersebut. Dengan
menjalankan peran yang aktif seperti itu, Indonesia pun akan ikut berperan dalam
perubahan dunia sehingga juga tidak terkaget-kaget melihat dan menyikapi berbagai
perubahan yang tepat itu.
201
9
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
.
Daftar Pustaka
1. Al Huffy, A,M 2000, Keteladanan akhlak Nabi Muhammad SAW, Pustaka Setia .
Bandung
2. Departemen Agama, 1971, Al Quran dan terjemahanya, Departemen Agama,
Jakarta
3. Kamil S, 2002 , Islam dan Demokrasi : Telaah Konseptual dan Historis. Gaya Media
Pratama, Pamulang
4. Muzaffar , C , 2004. Muslim Dialog dan terror. Profetik , Bandung
5. Schimmunel, A 2003, Islam interpretative, inisiasi Press, depok
201
10
Pendidikan Agama Islam
H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download