Microsoft Word - BAB 2 Landasan Teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Data
2.1.1.1 Pengertian Data
Menurut Whitten (2004, p27) data adalah Raw Fact
tentang orang, tempat, acara, dan sesuatu yang penting bagi
perusahaan.
Menurut Turban, Efraim (2004, p14) data adalah
bentuk
referensi
yang
jamak
meskipun
biasanya
data
merepresentasikan bentuk singular maupun plural dimana data
merupakan bahan mentah atau observasi yang secara khusus
tentang fenomena khusus atau transaksi bisnis.
2.1.1.2 Pengertian Basis data
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p65),
basis data adalah sekumpulan data yang berelasi secara logikal
dan deskripsi dari data dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari sebuah organisasi.
Menurut Raghu Ramakhrisnan dan Johannes
Gehrke (2003, p4) basis data adalah kumpulan dari data, biasanya
9
10
menggambarkan aktivitas dari satu atau banyak organisasi yang
terhubung.
2.1.1.3 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Date (2000, p5), pada dasarnya sistem
basis
data
adalah
sebuah
sistem
penyimpanan
record
terkomputerisasi yang tujuan keseluruhannya untuk menyimpan
dan mengijinkan user untuk mengambil dan merubah informasi
sesuai dengan kebutuhannya.
2.1.1.4 Bahasa Sistem Basis Data
2.1.1.4.1
Data Definition Language (DDL)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg
(2010, p92) Data Definition Language (DDL) adalah sebuah
bahasa yang mengijinkan Database administrator (DBA) atau
pengguna untuk menjelaskan dan memberi nama kepada entitas,
atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk aplikasi, secara
bersamaan dengan associated integrity dan security constraint.
2.1.1.4.2
Data Manipulation Language (DML)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p92),
Data Manipulation Language adalah sebuah bahasa yang
11
menyediakan satu set operasi untuk mendukung dasar dari operasi
manipulasi data pada data yang disimpan pada basis data.
2.1.2 Manajemen Sistem Basis Data (DBMS)
2.1.2.1 Pengertian DBMS
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p66),
DBMS adalah sebuah sistem software yang memungkinkan
penggunanya untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan
mengendalikan akses ke basis data.
2.1.2.2 Fungsi DBMS
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p99)
Fungsi DBMS adalah:
-
Menyimpan, memperoleh, dan mengupdate data.
-
Sebuah katalog yang bisa diakses oleh pengguna.
-
Mendukung transaksi.
-
Layanan kendali concurrency.
-
Layanan Recovery.
-
Layanan authorisasi.
-
Mendukung data komunikasi.
12
-
Layanan integrity.
-
Layanan untuk promote data indepencene.
-
Layanan utility.
2.1.2.3 Fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p66) DBMS
menyediakan pengendalian akses ke basis data yaitu :
-
Sistem keamanan yang mencegah pemakai yang tidak
memiliki hak akses untuk mengakses basis data.
-
Integrity system yang menangani konsistensi data yang telah
disimpan.
-
Sistem concurrency control yang mengijinkan untuk berbagi
akses dari basis data.
-
Recovery control system yang memperbaiki basis data
menjadi seperti sebelumnya yang disebabkan karena adanya
kegagalan yang terjadi pada perangkat keras atau perangkat
lunak.
-
User-accessible catalog yang berisi tentang deskripsi dari
data-data yang telah tersimpan dalam basis data .
2.1.2.4 Komponen Lingkungan DBMS
13
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p68)
komponen lingkungan DBMS terdiri dari :
-
Hardware
DBMS dan aplikasi memerlukan hardware agar
dapat dijalankan. Beberapa DBMS hanya dapat bekerja
pada hardware atau sistem operasi tertentu. DBMS juga
membutuhkan sejumlah minimum dari main memory dan
space disk untuk bekerja.
-
Software
Komponen software terdiri dari software DBMS
itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem
operasi, termasuk network software jika DBMS digunakan
pada jaringan.
-
Data
Mungkin, komponen yang paling penting dari
lingkungan DBMS dari pandangan end-user adalah data.
Data bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin
dan komponen manusia. Basis data memiliki baik data
operasional dan meta-data.
-
Prosedur
14
Prosedur merujuk pada instruksi dan peraturan
yang mengatur rancangan dan kegunaan dari basis data.
Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis data
memerlukan dokumentasi prosedur tentang
bagaimana
menggunakan atau menjalankan sistem.
-
Manusia
Komponen Manusia terdiri dari :
-
Data administrator adalah orang yang
bertanggung jawab
untuk pengaturan dari sumber data,
termasuk perencanaan basis data, pengembangan dan
pemeliharaan,
kebijakan
dan
prosedur,
dan
desain
konseptual / logikal basis data.
-
Database administrator adalah orang yang
bertanggung jawab untuk realisasi fisikal dari basis data,
termasuk desain fisikal basis data dan implementasi,
kontrol keamanan dan integritas, memelihara sistem
operasional,
memastikan
kepuasan
pengguna
untuk
performa dari aplikasi.
-
Database designer terbagi menjadi dua
yaitu logical database designer dan physical database
designer.
15
-
Logical database designer adalah orang
yang mengidentifikasi data (entitas dan atribut), hubungan
antar data, constraint data yang disimpan dalam basis data.
Logical database designer
menyeluruh dan
mengerti
harus memiliki secara
sepenuhnya tentang data
organisasi dan constraint dari data (constraint ini
terkadang disebut dengan peraturan bisnis). Peraturan
bisnis menggambarkan karakteristik utama dari data yang
dilihat oleh perusahaan.
-
Physical database designer adalah orang
memutuskan bagaimana basis data logikal direalisasikan
secara fisikal
2.1.2.5 Keuntungan dan Kelemahan DBMS
2.1.2.5.1
Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p77-80)
Database
Management System (DBMS) dijanjikan memiliki keuntungan
yang potensial. Berikut ini merupakan keuntungan DBMS antara
lain:
a. Mengontrol penduplikasian data
Pendekatan basis data melakukan percobaan untuk
menghilangkan data
yang redudansi
dengan
16
mengintegrasikan file-file sehingga data-data yang
sama tidak disimpan di dalam basis data.
b. Data yang konsisten
Dengan menghilangkan atau mengontrol data yang
redundansi, sudah mengurangi resiko data yang
tidak konsisten. Apabila data yang disimpan hanya
sekali
dalam
basis
data,
maka
data
yang
diperbaharui juga hanya sekali dan nilainya dapat
digunakan oleh semua pemakai.
c. Informasi yang lebih dari jumlah data yang sama
Operasional data memungkinkan organisasi untuk
mendapat tambahan informasi dari data yang sama
setelah data tersebut diintegrasikan.
d. Membagi data
Basis
data
tidak
lagi
hanya
dimiliki
oleh
departemen atau bagian tertentu saja, tetapi basis
data menjadi milik organisasi dan bisa diberikan
kepada semua pemakai.
e. Meningkatkan kesatuan data
Kesatuan data menunjukan bahwa data yang
disimpan adalah valid dan konsisten. Kesatuan
17
mengijinkan DBA untuk menetapkan batasan
kesatuan itu sendiri, dan DBMS menjalankan
semua data tersebut.
f. Meningkatkan keamanan
Keamanan basis data melindungi basis data dari
orang-orang yang tidak mempunyai hak akses
terhadap basis data tersebut.
g. Meningkatkan standar
Integrasi mengijinkan DBA untuk mendefinisikan
dan
DBMS
kebutuhan
untuk
yang
menjalankan
standard.
kebutuhan-
Kebutuhan
yang
standard ini terdiri dari sebuah standar format data
dari departemen, organisasi nasional, maupun
internasional seperti fasilitas perubahan data,
penamaan, dan perubahan prosedur.
h. Economy of scale
Penghematan
biaya
bisa
dilakukan
dengan
menggabungkan semua data operasional suatu
organisasi ke dalam satu basis data, dan membuat
aplikasi yang bekerja dengan satu sumber data
saja.
18
i. Menyeimbangkan kebutuhan masalah
Database administrator (DBA) akan membuat
keputusan tentang rancangan dan penggunaan basis
data
secara
operasional
yang
menyediakan
kebutuhan yang terbaik untuk seluruh organisasi.
j. Meningkatkan pengaksesan data
Banyak DBMS yang menyediakan bahasa query
atau laporan penulis yang memungkinkan pemakai
untuk bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan dan
memperoleh informasi yang dibutuhkan tanpa
melibatkan
programmer
untuk
mengambil
informasi tersebut dalam basis data.
k. Meningkatkan produktifitas
DBMS dapat menyederhanakan pengembangan
dari suatu aplikasi basis data sehingga dapat
meningkatkan
produktivitas
programmer
dan
mengurangi waktu pengembangan.
l. Meningkatkan
independen
pemeliharaan
melalui
data
19
DBMS memisahkan deskripsi basis data dari
program aplikasi, sehingga program aplikasi tidak
dapat mengubah basis data.
m. Meningkatkan konkurensi
Seringkali
lebih
dari
satu
pemakai
sering
mengakses file yang sama, dengan adanya DBMS
ketepatan konkurensi basis data akan diatur.
n. Meningkatkan backup dan perbaikan
Jika terjadi kesalahan, backup akan di restore dan
pekerjaan setelah backup akan hilang. DBMS yang
modern
menyediakan
fasilitas
untuk
meminimalisasikan proses-proses yang hilang yang
disebabkaan karena kegagalan dalam memproses
data.
2.1.2.5.2
Kelemahan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p8081)
Database
memiliki
Management
kelemahan.
Berikut
kelemahan DBMS antara lain:
a. Kompleks
System
ini
(DBMS)
merupakan
20
DBMS merupakan bagian dari perangkat lunak
yang
sangat
kompleks.
Kesalahan
terhadap
pengertian sistem akan mengakibatkan rancangan
keputusan yang buruk pada suatu organisasi
sehingga perancang basis data dan pengembang
basis data, database administrator (DA), serta enduser perlu mengerti tentang keuntungan fungsional
DBMS terlebih dahulu.
b. Ukuran
Kompleksitas
dan
banyaknya
kegunaan
dari
DBMS menjadikannya perangkat lunak yang
sangat
besar,
sehingga
memerlukan
tempat
penyimpanan data yang besar dan membutuhkan
memori yang cukup agar berjalan secara efisien.
c. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk
bervariasi,
tergantung
dari
DBMS sangat
lingkungan
kegunaan yang disediakan oleh DBMS tersebut.
d. Biaya tambahan untuk perangkat keras
dan
21
Kebutuhan tempat penyimpanan data untuk DBMS
dan basis data mungkin mengharuskan pembelian
tempat penyimpanan data tambahan.
e. Biaya konversi
Dalam suatu situasi tertentu, biaya untuk DBMS
dan perangkat keras tambahan dapat menjadi tidak
penting dibanding dengan biaya konversi dari
aplikasi yang sudah ada agar dapat berjalan di
DBMS dan perangkat keras yang baru.
f. Performa
Bagaimanapun, DBMS dibuat untuk menjadi lebih
umum, agar dapat menangani banyak aplikasi
daripada satu saja. Sehingga menghasilkan aplikasi
yang tidak berjalan secepat yang diharapkan.
g. Kemungkinan gagal yang lebih tinggi
Pemusatan
dari
sumber
kerentanan
system
yang
daya
meningkatkan
dikarenakan
semua
pemakai dan aplikasi bergantung pada ketersediaan
dari DBMS, kegagalan dari salah satu komponen
dapat membuat operasi berhenti.
22
2.1.3 Tahapan Perancangan Basis Data
2.1.3.1 Tahapan Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010, p470-485)
Langkah-langkah membangun konseptual database design yaitu :
1. Membangun data model lokal konseptual untuk setiap view
1.1 Mendefinisikan tipe entitas
Cara
alternatif
yang
dipakai
adalah
dengan
cara
mendefinisikan entitas untuk mencari objek yang dibutuhkan
oleh
pemakai.
Pada
metode
ini
perlu
untuk
mengidentifikasikan entitas-entitas yang ada untuk memeriksa
keperluan pemakai secara spesifikasi.
1.2 Mendefinisikan tipe relationship
Pada kenyataannya catatan keperluan yang spesifikasi
adalah adanya saran untuk relationship dimana catatan-catatan
tersebut penting untuk perusahaan dan akan terdapat dalam
model.
1.3 Identifikasi dan asosiasi attribut dengan entitas atau tipe
relationship
Metode ini mengidentifikasikan tipe-tipe dari kenyataan
yang ada tentang entity-entity dan relationship yang telah
dipilih untuk direpresentasikan pada basis data.
1.4 Menentukan domain atribut
23
Domain merupakan kumpulan dari nilai-nilai dimana
terdapat satu atau lebih atribut yang tergambar dalam nilai
atribut itu sendiri. Untuk mengembangkan data model secara
spesifik termasuk:
-Mengijinkan kumpulan nilai untuk atribut
-Ukuran dan bentuk atribut
Implementasi dari karakteristik domain pada DBMS masih
menjadi subjek dari penelitian. Atribut domain berisi
identifikasi atribut domain tersebut, catatan nama atribut
domain tersebut, dan karakteristik yang terdapat dalam kamus
data.
1.5 Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key
Pada metode ini, memilih primary key diantara candidate
key sangat penting sehingga diperlukan pedoman untuk dapat
membantu membedakan key tersebut.
1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling
(Optional)
Pada metode ini, kita memiliki pilihan untuk melanjutkan
pengembangan dari ER model menggunakan konsep modeling
tingkat lanjut ( specialization, generalization, aggregation,
dan compotition)
1.7 Memeriksa ulang model-model untuk redudansi
24
Pada tahap ini, perlu dilakukan pemeriksaan model
konseptual data dengan objek identifikasi yang lebih spesifik
dimana terdapat model yang redudansi dan menghilangkan
yang ada. Tiga aktivitas yang perlu dilakukan pada langkah ini
adalah
- Meninjau kembali one-to-one relationship (1:1)
- Menghilangkan relationship yang redudansi
- Mempertimbangkan dimensi waktu
1.8 Memvalidasikan model data konseptual dengan transaksi
user
Pada tahap ini terdapat dua pendekatan yang mendukung
model konseptual data untuk pemakaian transaksi yaitu
- Menjelaskan transaksi
- Menggunakan pathway transaksi
1.9 Meninjau model data konseptual dengan pemakai
Pada tahap ini perlu dilakukan pengulangan dengan
pemakai. model konseptual termasuk ER diagram dan
mendukung dokumentasi yang menjelaskan tentang data
model. Tahap ini perlu ditinjau secara berulang-ulang. Proses
pengulangan ini akan berhenti apabila pemakai menyediakan
model telah disetujui sehingga tidak perlu melakukan
25
pengulangan karena representasi tersebut telah disepakati
bersama.
2.1.3.2 Tahapan Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2010, p490 - 460) Langkahlangkah membangun logikal database design adalah
2. Membangun data model logikal
2.1 Menurunkan relasi untuk data model logikal
Tahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk data
model logikal untuk merepresentasikan entitas, hubungan,
dan atribut yang telah diidentifikasi.
2.2 Memvalidasikan relasi menggunakan normalisasi
Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi relasi pada data
model logikal menggunakan normalisasi. Tujuan dari
normalisasi adalah untuk memastikan bahwa set dari relasi
memiliki jumlah attribut minimal yang cukup untuk
mendukung kebutuhan data perusahaan.
2.3 Memvalidasikan hubungan dengan transaksi user
Tahap ini diperlukan untuk memastikan hubungan pada
model data logikal yang mendukung transaksi
yang
dibutuhkan. Pada tahap ini hubungan yang dibuat pada tahap
sebelumnya dalam transaksi yang ada perlu untuk ditinjau
26
kembali sehingga dapat memastikan bahwa tidak ada
kesalahan yang muncul pada saat membuat relations.
2.4 Mengecek integrity constraint
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa apakah integrity
constraint terdapat pada data model logikal. Integrity
constraint merupakan constraint yang menentukan penjagaan
keamanan
basis
data
dari
ketidaksempurnaan,
ketidakakuratan, ataupun ketidakkonsistensi.
2.5 Meninjau kembali data model lokal logikal dengan transaksi
pengguna
Tahap ini bertujuan untuk meninjau kembali data model
lokal logikal dengan pengguna untuk memastikan data
model merupakan representasi nyata dari kebutuhan data
perusahaan.
2.6 Menggabungkan data model logikal ke dalam data model
global (pilihan)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menggabungkan data
model lokal logikal ke dalam sebuah data model global
logikal yang merepresentasikan semua user view pada basis
data. Langkah – langkah pada tahap ini :
2.6.1 Menggabungkan data model lokal logikal kedalam
data model global logikal
27
2.6.2 Validasi data model global logikal
2.6.3 Meninjau kembali data model global logikal
dengan user.
2.7 Cek untuk perkembangan dimasa depan
Tahap ini bertujuan untuk menentukan apakah ada
perubahan secara besar pada masa depan dan untuk
memperkirakan
apakah
data
model
logikal
dapat
mengakomodasi perubahan tersebut.
2.1.3.3 Tahapan Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2010, p523 - 544) Langkahlangkah merancang basis data fisikal adalah sebagai berikut:
3. Menerjemahkan data model global logikal untuk DBMS Tujuan.
3.1 Merancang relasi dasar
Mengidentifikasi logical data model pada DBMS.
Untuk membuat proses rancangan fisikal, harus menyusun
dan mengasilimilasi dari hubungan yang dihasilkan data
model logikal.
3.2 Merancang representasi dari data turunan
Langkah ini bertujuan untuk menentukan bagaimana
merepresentasikan data turunan yang ada pada data model
global logikal pada DBMS tujuan.
3.3 Merancang constraint perusahaan
28
Tahap ini bertujuan untuk merancang constraint
perusahaan bagi DBMS tujuan.
4. Merancang organisasi file dan index
4.1 Menganalisa transaksi
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dari
transaksi yang akan berjalan pada basis data dan untuk
menganalisa transaksi yang penting.
4.2 Memilih organisasi file
Tahap ini bertujuan untuk menentukan organisasi file
yang efisien untuk setiap relasi dasar.
4.3 Memilih indeks-indeks
Tahap ini bertujuan untuk menentukan apakah dengan
menambahkan index akan meningkatkan performa dari
sistem.
4.4 Memperkirakan kebutuhan disk-space
Tahap ini bertujuan untuk memperkirakan jumlah dari
disk-space yang akan diperlukan oleh basis data.
5. Merancang user view
Dalam merancang user view yang diidentifikasi selama
pengumpulan persyaratan dan menganalisis tahap-tahap pada
sistem basis data.
6. Merancang mekanisme keamanan
29
Basis data merepresentasikan sumber daya yang berhubungan
dengan undang-undang atau hukum yang diperlukan. Pada
metode ini diperlukan dokumentasi dari keperluan sistem
secara spesifik. Pada metode ini, perancang basis data harus
menyadari fasilitas yang ditawarkan oleh target DBMS.
Keamanan pada basis data memiliki dua tipe yaitu
-
Keamanan sistem yang menangani akses
dan kegunaan basis data pada level sistem
seperti username dan password.
-
Keamanan data yang menangani akses dan
kegunaan objek dari basis data (seperti
relation dan
view)
dan
tindakan
dari
pemakai yang memiliki objek.
2.1.4 Normalisasi
Menurut Connoly dan Begg (2010, p415-418) normalisasi adalah suatu
teknik yang menghasilkan satu set relasi dengan properties
yang diinginkan,
yang memberikan kebutuhan data organisasi. Beberapa bentuk proses
normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :
2.1.4.1 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form / UNF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p430) UNF merupakan
sebuah table yang berisi satu atau lebih kelompok yang berulang.
30
2.1.4.2 Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p430), bentuk normal
pertama adalah sebuh relasi dimana pertemuan setiap kolom dan baris
mengandung satu dan hanya satu nilai.
2.1.4.3 Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p434) Bentuk normal kedua
adalah sebuah relasi yang berada pada bentuk normal pertama dan setiap
atribut non-primary key bergantung secara penuh pada primary key. Data
hanya dengan satu primary key sudah langsung berada pada 2NF.
2.1.4.4 Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p436) bentuk normal ketiga
merupakan suatu relasi yang terdapat pada bentuk normal pertama dan
kedua dimana tidak terdapat atribut non primary key yang memiliki
ketergantungan transitif pada primary key.
2.1.5 Model Entitas Relasional (Entity Relational Modelling)
2.1.5.1 Tipe Entitas
Menurut Connolly dan Begg (2010, p372) Tipe entitas merupakan
sebuah grup dari objek dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh
perusahaan dan memiliki keberadaan secara mandiri.
31
Konsep dasar dari model ER adalah tipe entitas, dimana
merepresentasikan sebuah grup dari “objek” pada “dunia nyata” dengan
sifat yang sama.
2.1.5.2 Attribut
Menurut Connolly dan Begg (2010, p379) atribut merupakan
sifat-sifat (properti) dari sebuah entitas atau tipe relasi. Setiap atribut
diasosiasikan dengan sebuah set dari nilai yang disebut domain.
Atribut domain. Atribut domain adalah himpunan nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Macam-macam atribut :
1.
Simple Attribute
Atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan
keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi
bagian yang lebih kecil lagi seperti jabatan, GajiKaryawan.
Atribut ini dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
2.
Composite Attribute
Atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana
masing-masing
independen.
komponen
Misalkan
atribut
NamaJalan, Kota, KodePos.
3.
Single-valued Attribute
memiliki
Alamat
keberadaan
dapat
terdiri
yang
dari
32
Atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap
kejadian. Misalnya entitas Cabang memiliki satu nilai untuk
atribut IDCabang pada setiap kejadian.
4.
Multi-valued Attribute
Atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap
kejadian. Misalnya entitas Branch memiliki beberapa nilai untuk
atribut NoTelp pada setiap kejadian.
5.
Derived Attribute
Atribut yang merepresentasikan sebuah nilai yang dapat
diturunkan dari nilai sebuah atribut yang saling berhubungan
atau satu set dari atribut.
2.1.5.3 Tipe-Tipe Relasi
Menurut Connolly dan Begg (2010, p374) tipe relasi
adalah sebuah set dari asosiasi antar tipe entitas yang berarti.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p375), Relationship
occurrence adalah sebuah asosiasi unik yang diidentifikasi yang
melibatkan satu kejadian dari setiap entitas yang terlibat. Terdapat
tiga tipe relasi yaitu :
2.1.5.3.1 One-to-one Relationship
- Menentukan Multiplicity
33
Menentukan
multiplicity
biasanya
memerlukan
pemerikasaan relasi yang akurat antara data yang
diberikan pada constraint perusahaan menggunakan
contoh data.
-
Membuat representasi dari one-to-one relationship
Berikut ini merupakan contoh one-to-one relationship yaitu
Relasi pasien menempati tempat tidur
Pasien
menempati
tempat tidur
Reza
R1
ranjang 1
Daud
R2
ranjang 2
Edward
R3
ranjang 3
Gambar 2.1 Relasi one-to-one
2.1.5.3.2 One-to-many Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010, p387-388) Langkahlangkah dalam menentukan one-to-many relationship adalah dengan
cara :
-
Menentukan multiplicity
-
Membuat representasi dari one-to-many relationship
34
Berikut ini contoh one-to-many relationship yaitu
Relasi pegawai yang bekerja pada departemen
Pegawai
bekerja
departemen
Reza
R1
D001
Daud
R2
D002
Edward
R3
D003
Gambar 2.2 Relasi one-to-many
2.1.5.3.3 Many-to-many Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010, p388-389)
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan
many-to-many relationship yaitu :
-
Menentukan multiplicity
-
Membuat representasi dari many-to-many relationship
Berikut ini merupakan contoh dari many-to-many relationship yaitu
Relasi pegawai yang mengerjakan proyek
Pegawai
Reza
Edward
bekerja
proyek
R1
P001
R2
P002
R3
P003
35
Gambar 2.3 Relasi many-to-many
2.1.5.4 Key
Menurut Connolly dan Begg (2010, p381) key memiliki tipe yang
berbeda-beda beserta fungsinya. Tipe-tipe key yaitu
2.1.5.4.1
Candidate Key
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p381)
candidate key adalah sejumlah minimal atribut-atribut yang
secara unik mengidentifikasi setiap kejadian pada entitas.
2.1.5.4.2
Primary Key
Menurut Connolly dan Begg (2010, p381) primary
key
adalah
suatu
candidate
key
yang
dipilih
mengidentifikasikan yang terjadi pada setiap kejadian
untuk
atau
record dari suatu entitas secara unik.
2.1.5.4.3
Composite Key
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p382)
composite key adalah suatu candidate key yang terdiri dari dua
atau lebih atribut.
2.1.6 Entity Relationship Diagram (ERD)
36
Menurut Silberschatz, Korth, Sudarshan (2002, p27) entity adalah
sebuah objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lainnya.
Sedangkan relationship menurut Silberschatz, Korth, Sudarshan (2002,
p31) adalah asosiasi diantara beberapa entity. Jadi entity relationship
diagram menurut Silberschatz, Korth, Sudarshan (2002, p42) suatu
diagram yang menggambarkan keseluruhan struktural logika dari sebuah
basis-data. Entity Relationship Diagram memiliki diagram yang terdiri
dari beberapa komponen pokok, yaitu sebagai berikut :
• Rectangles : merepresentasikan entity sets
• Ellipses: merepresentasikan attribute sets
• Diamond: merepresentasikan relationship sets
• Lines: yang menghubungkan atribut dari sebuah entity set dengan entity
set lainnya dalam sebuah relationship set
• Double Ellipse: atribut yang memiliki multivalue
• Dashed Ellipse: merepresentasikan atribut turunan
• Double Lines: mengindikasikan total partisipasi dari sebuah entity
didalam relationship set
• Double Rectangle: merepresentasikan entity set yang lemah
37
2.1.7 State Transition Diagram (STD)
Menurut Pressman, Roger S. (1997, p317-320) STD digunakan
untuk permodelan yang berorientasi objek. state transition diagram
(STD)
adalah
Suatu
diagram
transisi
yang
keadaan
sistemnya
menggambarkan keadaan dan peristiwa yang menyebabkan sistem untuk
mengubah kondisi. selain itu, STD menunjukkan tindakan apa yang
diambil sebagai konsekuensi dari peristiwa tertentu. STD menunjukkan
bagaimana sistem bergerak dari keadaan ke keadaan lainnya. Notasi yang
paling penting dari STD adalah
1.
State
Kumpulan kondisi atau atribut-atribut yang mencirikan
benda atau orang pada waktu, keadaan dan kondisi tertentu. Keadaan
dapat berarti menunggu sesuatu dari lingkungan luar dan menunggu
aktivitas yang sedang berlangsung untuk berubah menjadi aktivitas yang
lainnya.
Notasi State
2.
Transition (Perubahan) State
Perubahan state diberi tanda dengan menggunakan tanda
panah. Panah digunakan untuk menghubungkan perubahan dari suatu
38
kondisi, panah awal digunakan menyatakan suatu kondisi awal,
sedangkan kondisi akhir digambarkan dengan panah.
Kondisi
Aksi
Ada 2 hal yang diperlukan untuk melengkapi STD tersebut yaitu:
1. Kondisi adalah keadaan lingkungan luar yang dilakukan oleh sistem
dan menyebabkan perubahan terhadap state. Contohnya berupa
sinyal.
2.
Aksi adalah keadaan dimana jika sistem ada perubahan state. Aksi
dapat menghasilkan tampilan pesan pada layar pengguna, membuat
kalkulasi dan lainnya.
2.1.8 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2004, p344) DFD merupakan salah satu tool
yang menggambarkan aliran data yang ada dalam sistem dan suatu proses
yang dilakukan oleh suatu sistem. Dalam membuat DFD maka perlu
untuk mengetahui simbol-simbol yang terdapat pada DFD. Berikut
merupakan simbol-simbol yang terdapat pada DFD yaitu :
1. Proses
Menurut Whitten (2004, p347) proses menggambarkan apa yang
dilakukan oleh sistem, yang berfungsi untuk mengolah satu atau beberapa
39
data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
Gambar 2.4 Simbol Proses
2. Aliran Data
Menurut Whitten (2004, p357-363) aliran data menggambarkan
perpindahan informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem. Awal
panah menggambarkan asal data sedangkan arah panah menggambarkan
tujuan.
Gambar 2.5 Simbol Aliran Data
3. External Agent
Menurut Whitten (2004, p363-366) external agent merupakan
simbol yang menggambarkan entitas yang berada di luar sistem, dapat
berupa orang, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan
sistem. External agent seringkali disebut sebagai external entity.
Gambar 2.6 External Agent
40
4. Data Store
Menurut Whitten (2004, p366-367) data store disimpan dengan
tujuan akan digunakan pada masa yang akan datang. simbol ini
digunakan untuk menggambarkan penyimpanan data. Proses dapat
mengambil data dari atau memberikan data ke data store.
Gambar 2.7 Simbol Data Store
2.1.9 Siklus hidup Pengembangan Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313-314) siklus hidup
pengembangan sistem basis data diasosiasikan dengan siklus hidup
sistem informasi. Sangat penting untuk mengenali tahapan dari
pengembangan sistem basis data tidak berurutan secara ketat, tetapi
melibatkan beberapa perulangan dari tahap sebelumnya melalui feedback
loop.
41
Database planning
System definition
Requirements collection
and analysis
Application design
Prototyping (optional)
Implementation
Data conversion
and loading
Gambar 2.8 Gambar Siklus Daur Hidup Database
42
Berikut ini merupakan penjelasan dari kegiatan-kegiatan dari siklus hidup
pengembangan aplikasi basis data yaitu :
2.1.9.1 Perencanaan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313) perencanaan
basis
data
merupakan
aktivitas-aktivitas
manajemen
yang
memungkinkan tahap-tahap dari pengembangan siklus hidup
sistem basis data direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.
Tahap awal yang penting dalam perencanaan basis data
adalah menentukan dengan jelas mission statement untuk sistem
basis data. Mission statement ini menentukan tujuan utama sistem
basis data. Mission Statement membantu
menjelaskan tujuan
sistem basis data dan menyediakan cara yang lebih jelas untuk
menciptakan suatu basis data yang efektif dan efisien. Tahap
selanjutnya adalah mission objective. Setiap mission objective
harus mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang akan didukung
oleh basis data.
2.1.9.2 Pendefinisian Sistem
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) pendefinisian
sistem ini bertujuan untuk menggambarkan ruang lingkup dan
batasan dari sistem basis data dan view penggunan secara umum.
Sebelum mencoba untuk merancang sebuah sistem basis
data, sangat penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem
43
yang kita selidiki pertama kali. Dan bagaimana antarmuka dengan
bagian lain dari organisasi sistem informasi.
2.1.9.3 Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) Tahap ini
melibatkan pengumpulan dan analisis informasi tentang bagianbagian perusahaan yang akan dilayani oleh basis data. Informasi
didapatkan dari setiap user view utama, termasuk:
• Deskripsi data yang digunakan dan dihasilkan.
• Rincian bagaimana data digunakan dan dihasilkan.
• Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basisdata yang baru.
Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan yang akan disertakan dalam aplikasi basis
data yang baru.
2.1.9.4 Perancangan Basis Data
Menurut Connoly dan Begg (2010, p320) perancangan
basis data merupakan proses pembuatan suatu rancangan untuk
basis data yang akan mendukung operasi dan objektif perusahaan
untuk data yang diperlukan. Ada dua pendekatan yang dapat
dilakukan dalam perancangan basis data yaitu sebagai berikut :
• Bottom-up
44
Menurut Connolly dan Begg (2010, p321)
pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut (yakni
properti dari entity dan hubungan relasional) dimana melalui
analisis gabungan antara atribut-atribut yang ada, dikelompokkan
ke dalam relasi-relasi yang merepresentasikan tipe-tipe entitas dan
hubungan antar entitas. Pendekatan ini lebih cocok untuk
perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut
yang relatif kecil.
• Top-down
Menurut Connolly dan Begg (2010, p321)
pendekatan ini digunakan untuk perancangan basis data yang
kompleks, dimulai dengan mengembangkan data model yang
terdiri dari beberapa entitas dan relationship level tinggi,
kemudian menerapkan perbaikan top-down secara berurutan
untuk mengidentifikasi entitas, relationship, dan atribut yang
dihubungkan pada level yang lebih rendah. Pendekatan top-down
mengunakan konsep model Entity Relationship (ER) yang dimulai
dengan menentukan entitas dan relationship antar entitas.
2.1.9.5 Pemilihan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p325-329) pemilihan
DBMS merupakan pemilihan dari ketepatan DBMS yang
45
mendukung sistem basis data. Dalam memilih DBMS perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
i. Mendefinisikan kerangka yang digunakan untuk
acuan studi terlebih dahulu.
Kerangka
yang
menjadi
pemilihan DBMS dibangun,
acuan
untuk
menyatakan tujuan,
batasan dari pelajaran, serta tugas-tugas yang perlu
untuk diambil alih.
ii. Persiapan dua atau tiga produk
Kriteria
cenderung
menjadi
“penting”
untuk sebuah implementasi yang bisa digunakan
untuk menghasilkan sebuah daftar pendahuluan
dari produk DBMS untuk evaluasi.
iii. Mengevaluasi produk-produk
Ada
fitur
yang
beragam
yang
dapat
digunakan untuk mengevaluasi sebuah produk
DBMS untuk tujuan evaluasi, fitur tersebut bisa
melakukan analisis secara kelompok maupun
individual.
iv. Merekomendasikan pilihan-pilihan menghasilkan
laporan
46
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS
adalah untuk mendokumentasikan dari prosesproses dan untuk menyediakan sebuah pernyataan
dari menemukan dan merekomendasikan untuk
produk DBMS.
2.1.9.6 Perancangan Aplikasi
Menurut Connoly dan Begg (2010, p329) pada tahap ini,
akan dilakukan perancangan user interface dan program aplikasi
yang digunakan dan memproses basis data. Tampilan merupakan
salah satu komponen penting, karena tampilan yang akan
menentukan
keberhasilan
penyampaian
informasi
kepada
penggunanya.
2.1.9.7 Prototyping
Menurut Connoly dan Begg (2010, p333) prototyping
adalah membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data.
Tujuan utama dari pengembangan prototype sistem basis data
adalah memperbolehkan user untuk menggunakan prototype
untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan dengan baik
atau tidak memadai.
Terdapat dua strategi prototyping yang digunakan yaitu:
1. Requirement prototyping
47
Requirement
prototyping
digunakan
untuk
menentukan keperluan dari tujuan sistem basis data
dimana keperluan tersebut harus lengkap dan
prototype harus dihilangkan
2. Evolutionary prototyping
Evolutionary
protoyping
digunakan
untuk
tujuan yang sama, perbedaan yang terpenting adalah
bahwa
prototype
tidak
dihilangkan,
tapi
pengembangan yang lebih jauh menjadi pekerjaan
sistem basis data tersebut.
2.1.9.8 Implementasi
Menurut Connoly dan Begg (2010, p333-334) implementasi
adalah realisasi secara fisik dari basis data dan rancangan aplikasinya,
2.1.9.9 Konversi Data dan Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334) konversi data dan
loading adalah mengirim semua data yang lama ke dalam basis data baru
dan mengubah semua aplikasi yang ada agar dapat berjalan di basis data
yang baru. Tahap ini dibutuhkan hanya ketika sistem basis data baru
menggatikan sistem lama. Sekarang ini, sudah umum untuk sebuah
DBMS mempunyai fungsi mengambil arsip-arsip yang ada ke dalam
sistem basis data yang baru.
48
2.1.9.10 Pengujian
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), testing adalah proses
menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan error.
Pengujian sebaiknya juga meliputi usability dari sistem basis data.
Idealnya, sebuah evaluasi sebaiknya di lakukan terhadap sebuah
spesifikasi usability.
Kriteria untuk dapat mengevaluasi yaitu
1.
Kemampuan untuk belajar
2.
Tampilan suatu sistem
3.
Kemandirian suatu sistem
4.
Kemampuan untuk menangani pemakai yang salah
5.
Kemampuan untuk beradaptasi
2.1.9.11
Pemeliharaan Operasional
Menurut Connolly dan Begg (2010, p335) pemeliharaan
operasional adalah proses memonitor dan memelihara sistem basis
data diikuti dengan instalasi. Setelah sistem basis data beroperasi
secara penuh, memonitor secara dekat memastikan performa berada
pada level yang bisa diterima.
Proses monitoring berlanjut melalui keseluruhan hidup dari
sistem basis data dan pada suatu waktu mungkin akan menuju kepada
pengorganisasian ulang dari sistem basis data untuk mendukung
perubahan yang diperlukan.
49
Pada sistem ini kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah
-
Memonitoring tampilan suatu sistem. Jika
tampilannya gagal atau tidak diterima,
memperbaiki
atau
re-organisasi
syarat-
syarat dari basis data
-
Pemeliharaan dan perbaruan sistem basis
data. Keperluan baru yang digabungkan
menuju sistem basis data.
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Penyewaaan
Menurut Surat Edaran Direktur Jendral Pajak NOMOR SE 35/PJ/2010, Sewa merupakan kesepakatan untuk memberikan hak
menggunakan harta selama jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian
tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat
digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati
Menurut Anonymous, Penyewaan adalah suatu kesepakatan
dimana sebuah pembayaran dilakukan untuk penggunaan barang,
pelayanan, atau properti yang dimiliki oleh orang lain.
2.2.2
Pemeliharaan
Menurut Bernard T.Lewis (1999, p1.20) istilah pemeliharaan
termasuk
semua
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
terhadap
50
pemeliharaan fasilitas perlengkapan, dan sistem pada level yang
memuaskan untuk menunjukkan fungsi bentuk mereka, umumnya
pemeliharaan termasuk:
- pencegahan dan perkiraan pemeliharaan
- pemeliharaan rutin dan perbaikan tambahan
- perbaikan utama
- perbaikan dalam keadaan darurat
- perubahan dan perbaikan untuk meningkatkan fasilitas
- house keeping
2.2.3
Analisis dan Perancangan Sistem
Menurut Whitten (2004, p186) analisis sistem adalah sebuah
teknik pemecahan masalah yang memecahkan sebuah sistem menjadi
komponen–komponen untuk tujuan pembelajaran bagaimana komponen–
komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuannya.
2.2.3.1 Perancangan Sistem
Whitten (2004, p186) perancangan system adalah teknik
komplementer pemecahan masalah (yang bekerjasama dengan
sistem analisis) yang menyusun kembali komponen–komponen
sebuah sistem kembali ke sistem yang utuh dengan harapan
51
menghasilkan sistem yang lebih baik. Teknik ini dapat melibatkan
penjumlahan, penghapusan, dan perubahan komponen-komponen
terhadap sistem yang sebelumnya.
2.2.4 SQL Server
Menurut Alexander F.K. Sibero (2010, p10) SQL Server
adalah RDBMS (Relational Database Management System) yang
dikembangkan oleh Microsoft. SQL Server dapat digunakan
seperti basis data untuk kebutuhan personal.
2.2.5 Visual basic .NET
Menurut Alexander F.K. Sibero (2010, p9) visual basic .NET
adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh perusahaan
Microsoft. Visual basic .NET merupakan pengembangan dari versi
sebelumnya, yaitu visual basic 6.0. Perbedaan mendasar antara visual
basic .NET dengan versi – versi sebelumnya adalah kemampuan OOP
(object oriented programming) yang telah ditanamkan pada visual basic
.NET
Menurut McMonnies (2000, p21-22)
VB.NET merupakan
aplikasi program yang menunjuk pada pemecahan masalah atau solusi
yang dikembangkan dengan didasari pemakaian arsitektur .NET terbaik
yang bisa diaplikasikan. Salah satu keunggulan yang spesifik dari .NET
52
adalah software ini dikembangkan dalam komponen yang disebut
assembly.
Download