BEST PRACTICE GURU BERPRESTASI

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan sub sistem
pendidikan nasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan sumber daya manusia. Untuk itu perlu adanya usaha-usaha
yang dinamis dan inovatif ke arah peningkatan kualitas pendidikan secara terusmenerus dan berkesinambungan.
Implementasi dari kurikulum 2013 menuntun pembelajaran yang
berpusat kepada siswa (student center), bukan lagi berpusat pada guru (teacher
center). Siswa diharapkan lebih kreatif dan berinovasi serta mampu
mengembangkan ilmu yang diberikan guru. Sayangnya, fenomena yang
berkembang selama ini, siswa hanya diberikan doktrin teori dan penugasan yang
membuat mereka bosan. Hal ini dirasakan kebanyakan siswa SMK Istiqlal
Delitua saat menerima model penyampaian materi yang konvensional seperti
menerapkan metode ceramah.
Saat ini minat siswa-siswi dalam mempelajari lebih dalam mata diklatmata diklat kejuruan (vokasional) masih rendah, terlebih lagi ilmu yang sangat
relevan dengan pembentukan kompetensi sebagai modal kerja. Pendapat ini
tidak berlebihan, mengingat banyak guru menyampaikan materi kompetensi
keahlian ini dengan teoritis dan metode ceramah yang membosankan. Oleh
karena itu dibutuhkan kesungguhan bagi guru untuk memperkaya metode
pembelajaran yang selama ini diberikan. Pemberian metode dan model
pembelajaran selama ini masih bersifat klasikal yaitu lebih mengedepankan
muatan teoritis sebaiknya diseimbangkan bermuatan praktik (practice) dengan
penilaian unjuk kerja.
Di sisi lain, pada umumnya kemampuan komunikasi siswa dalam situasi
formal, khususnya dalam konteks komunikasi kantor, masih kurang dan perlu
mendapat
perhatian
serius
bagi
guru.
Mata
Diklat
Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) yang diajarkan pada siswa kelas X
Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran, sesuai dengan tujuan
kompetensi dasarnya, semestinya membentuk kemampuan siswa dalam
berkomunikasi situasi formal, namun berdasarkan pengamatan, siswa masih
1
belum mampu dan terampil berkomunikasi verbal. Hal ini terlihat dari penilaian
praktik komunikasi verbal dan tertulis yang belum maksimal. Menyikapi
fenomena ini, penulis tertarik mendesain pembelajaran dengan membimbing
siswa dalam membuat video praktik komunikasi kantor secara amatir,
menonton, selanjutnya mendiskusikannya.
B. Permasalahan
Penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan sebagai
berikut:
1. Kompetensi komunikasi perkantoran siswa masih rendah.
2. Umumnya siswa memiliki handphone yang memiliki fasilitas kamera, dan
kecenderungan siswa merekam gambar dalam bentuk video.
3. Nilai presentasi uji kompetensi ujian nasional yang masih belum maksimal,
dan masih perlu ditingkatkan.
Berdasarkan identifikasi tersebut dirumuskan permasalahan yaitu,
“Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa pada Mata
Diklat Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) di kelas X
Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran melalui media video amatir
kreatif siswa?”
C. Pendekatan Penyelesaian Masalah
Untuk membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa dibutuhkan
strategi dari seorang guru. Untuk pembelajaran yang menstimulasi
kemampuan psikomotorik guru harus cerdas memilih model pembelajaran,
seperti role playing (bermain peran). Zaini dkk (2008:98) menyatakan role
playing adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.
Strategi pemecahan masalah yang dipilih dalam best practice ini
adalah :
a. Strategi pembuatan media video secara kreatif yang dirancang oleh siswa
baik perorangan maupun perkelompok.
b. Strategi dalam pemilihan model pembelajaran dengan menggunakan role
playing dengan skenario peran yang diberikan dan job description (uraian
kerja) yang dilakukan siswa. Pemilihan strategi ini diperkuat dengan
2
diskusi hasil video, sehingga siswa dapat menemukan kelemahankelemahan dalam komunikasi, kemudian mempernaikinya.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Sebagai bentuk kreativitas dan inovasi di bidang pendidikan khususnya
mata-mata diklat produktif Administrasi Perkantoran, sehingga proses
pembelajaran ke depan dapat berlangsung menarik dan menyenangkan
serta berdampak pada peningkatan motivasi, dan hasil belajar siswa.
b.
Sebagai
masukan
bagi
semua
guru
mata
diklat
produktif
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, untuk memperkaya
model pembelajaran praktik yang mengeksplorasi kompetensi siswa
sehingga mampu melakukan hal yang bersifat kreatif dan inovatif.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah praktik pembelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi dengan media video kreatif yang
digarap siswa sendiri dapat meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil
belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Tahun Ajaran 2014/2015 di SMK Istiqlal Delitua.
b. Untuk mengetahui bagaimana metode dan model yang diterapkan dapat
mempengaruhi peningkatan kompetensi komunikasi kantor siswa.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman belajar praktik komunikasi yang menyenangkan
dan menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam mendesain skenario
praktik komunikasi kantor dan mendiskusikannya.
b. Meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar, khususnya mata diklat
produktif Administrasi Perkantoran.
2. Bagi Guru
3
Dapat mengembangkan strategi pembelajaran, dengan metode yang inovatif
dan menyenangkan.
3. Bagi Sekolah
Memberikan manfaat yang besar dalam penerapan kurikulum 2013,
meningkatnya kualitas pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kualitas pendidikan di SMK Istiqlal Delitua.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Selanjutnya tahapan operasional yang telah dilakukan dalam best
practice ini, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 Tahapan Operasional
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU
KETERANGAN
PELAKSANAAN
Planning
1.
(perencanaan)
Mengomunikasikan
ide
perancangan
model
role
Bulan Agustus 2014
positif dan bersedia
pembelajaran
playing
Guru-guru menyambut
mendukung
yang
ide
tersebut.
didokumentasikan
dalam bentuk video
kepada
guru-guru
MGMP Administrasi
Perkantoran.
2.
Mensosialisasikan
model
pembelajaran
pada
siswa
pertemuan
belajar
saat
kegiatan
mengajar
(KBM).
Organizing
1.
(Pengorganisasian)
Setelah
mendapat
respons positif dan
dukungan,
Bulan
2014
Oktober Siswa terlihat sangat
bersemangat
menerima
selanjutnya membagi
proyek
tersebut.
siswa dalam beberapa
kelompok,
menjadwalkan
pembuatan
video
kreatif dan penyajian
video.
2.
Mendata siswa yang
memiliki handphone
ber-fitur
kamera
5
merekam gambar.
Actuating
1.
(Penggerakan)
Melaksanakan
Bulan
program kerja secara
2014 s.d. sekarang pendidikan karakter
efektif
(2016)
dan
dengan
efisien
menerapkan
rumusan
program
sangat
terlihat
seperti
kerjasama,
mandiri,
yang telah disusun.
2.
November Implementasi
bertanggungjawab,
Melibatkan guru mata
demokratis,
diklat dan evaluasi
perkembangan
komunikatif,
kemampuan
bersahabat.
komunikasi
dan
kantor
bagi siswa.
Controlling
(Pengawasan)
Melakukan
analisis
penilaian
dan
perkembangan
kemampuan/kompetensi
Bulan
November Hasil
video
dan
2014 s.d. sekarang kegiatan komunikasi
(2016)
komunikasi siswa
kantor yang digarap
siswa
diberi
komentar, kemudian
didiskusikan,
sehingga
kegiatan
komunikasi
berikutnya
lebih
baik.
Evaluating
Pengevaluasian aktivitas dan
Bulan
(Evaluasi)
hasil
2014 s.d. sekarang komunikasi
belajar
kontiniu.
siswa
secara
(2016)
November Kemampuan
kantor
bagi
siswa
mengalami
peningkatan.
6
7
B. Hambatan-Hambatan yang Harus Diatasi
C. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari strategi yang Dipilih
Best practice yang telah dilaksanakan ini memiliki hasil atau dampak
yang signifikan terhadap perkembangan aktivitas dan hasil belajar mata diklat
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi bagi siswa kelas X
Kompetensi Administrasi Perkantoran. Penulis membaginya pada tiga
komponen, yaitu komponen siswa, guru, dan sekolah.
1. Hasil yang Dicapai pada Komponen Siswa :
8
Hasil yang dicapai pada Komponen Siswa dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar
b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik dengan
diterapkannya
model
pembelajaran
role
playing
yang
didokumentasikan dalam bentuk video amatir.
c. Nilai teori dan praktik Mata Diklat Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi (MKDK) mengalami peningkatan.
d. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam standar operasional bekerja
di kantor.
e. Nilai unjuk kerja presentasi pada Ujian Nasional bidang Uji
Kompetensi mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai teori dan praktik komunikasi kantor dapat
dilihat pada nilai rata-rata rapor kelas X dan nilai rata-rata presentasi
Uji Kompetensi seperti yang tertera pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Peningkatan Nilai Rata-rata Rapor Mata Diklat MKDK
TAHUN AJARAN
NILAI RATA-RATA
RAPOR KELAS X
2012-2013
82,50
NILAI RATA-RATA
PRESENTASI UJI
KOMPETENSI
85,00
2013-2014
89,00
90,00
2014-2015
89,50
90,65
Sumber : Data SMK Istiqlal Delitua (diolah)
Dari data di atas, model pembelajaran role playing yang
didokumentasikan dalam wujud video amatir secara terencana dan kreatif
secara signifikan meningkatkan kompetensi siswa sehingga diharapkan
mereka mampu menghadapi tuntutan dunia kerja dalam bidang pelayanan
dan komunikasi.
2. Hasil yang dicapai pada Komponen Guru:
a. Penulis sangat terbantu dengan ide kreatif pembuatan video amatir
kreatif ini, sebab dapat mengeksplorasi kemampuan siswa dalam
berbicara secara teknis. Model pembelajaran yang diberikan semakin
tajam dan tercapainya tujuan kompetensi dasar bagi siswa.
b. Best practice ini, alhamdulillah telah mengantarkan penulis menjadi
salah satu sebagai guru SMK berprestasi di Provinsi Sumatera Utara,
9
bahkan bila Allah mengizinkan menjadi yang terbaik di tingkat
Nasional.
c. Guru-guru mata diklat produktif semakin kreatif dalam memilih model
pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas komunikasi pribadi siswa
sebagai media pembelajaran yang efektif.
3. Hasil yang dicapai pada Komponen Sekolah :
a. Siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi Perkantoran
memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris Tingkat Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2012, memperoleh Juara Harapan III di tingkat
provinsi.
b. SMK Swasta Istiqlal mendapat kesempatan sebagai tuan rumah
penyelenggaraan Lomba Kompetensi Siswa Bidang Lomba Sekretaris
tahun 2011 dan di tahun 2013 tepat tanggal 1 – 2 Nopember lalu
kembali dipercaya sebagai penyelenggara LKS bidang lomba yang
sama. Hal ini berdasarkan pertimbangan kelengkapan fasilitas ruang
praktik dan tersedianya mini office yang dapat mendukung kegiatan
perlombaan tersebut.
D. SMK Swasta Istiqlal Delitua memperoleh predikat sebagai Sekolah Terbaik
III di Kabupaten Deli Serdang tahun 2013 untuk tingkat SMA/SMK, dengan
salah satu poin penilaiannya sekolah mampu mengembangkan fasilitas
pembelajaran bagi siswa.
E. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang
Dipilih
1. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih adalah
sebagai berikut:
a. Membutuhkan sosialisasi penggunaan ruang mini office dan fasilitas
praktik secara kontiniu, dengan tetap mengingatkan dan membimbing
siswa dalam pemeliharaan kebersihan dan perawatan peralatan kantor.
10
b. Ruang mini office sering dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
nonpraktik oleh guru mata diklat lain, sehingga penataan ruang kurang
rapi.
c. Teman-teman guru mata diklat produktif Administrasi Perkantoran
belum memaksimalkan pemberdayaan ruang mini office, misalnya
dengan memanfaatkan ruang mini office untuk kegiatan belajar
mengajar yang lebih berkualitas.
F. Faktor-Faktor Pendukung
Dalam mengembangkan media dan mempertajam model pembelajaran
kepada siswa, perlu dihimpun faktor-faktor yang menjadi kekuatan rencana
dan implementasinya. Penulis mengorganisasi dan mengaktualisasinya dengan
faktor-faktor di bawah ini:
1. Adanya ruangan yang selama ini belum dimaksimalisasi penggunaannya
dapat digunakan untuk mini office.
2. Adanya dukungan moril dan materil dari Kepala Sekolah dan Pembantu
Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana.
3. Adanya dukungan anggaran pembelian bahan, peralatan, dan penggandaan
worksheets (lembaran kerja).
4. Adanya kreativitas dan inovasi guru mata diklat dalam mengembangkan
media dan model pembelajaran. Kemauan kuat dari guru-guru untuk
melakukan perubahan perbaikan pembelajaran sehingga lebih berkualitas
sangat dibutuhkan sebagai upaya pendukung.
5. Adanya kesempatan bagi siswa mengasah kompetensi keahlian dalam
Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat Kabupaten, maupun tingkat
yang lebih tinggi, sehingga memacu mereka mempelajari kompetensi dan
berusaha menjadi terbaik
6. Adanya dana dari pemerintah yang dapat memfasilitasi pemasangan
jaringan internet untuk tugas-tugas perkantoran di sekolah.
G. Alternatif Pengembangan
Sebagai bentuk dukungan program penyediaan mini office ini, penulis
melakukan beberapa alternatif pengembangan, sehingga upaya ini semakin
membuahkan hasil dan kinerja yang lebih baik, dengan cara :
1. Berkolaborasi dengan guru-guru MGMP untuk pemberdayaan dan
pembenahan ruang mini office, agar lebih memberi kenyamanan dan
11
kebetahan bagi siswa. Selanjutnya berkoordinasi tentang pemeliharaan
kebersihan dan perawatan barang-barang inventaris mini office.
2. Guru-guru
yang
memanfaatkan
ruang
mini
office
dianjurkan
mempersiapkan modul, job description dan worksheets. Dengan demikian,
guru memberikan materi diklat lebih terprogram, fokus pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dan yang lebih penting adalah
penciptaan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan.
3. Berkordinasi kepada kepala sekolah untuk pengadaan dan penambahan
bahan, perlengkapan dan peralatan praktik kantor.
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan ide kemajuan
dan
peningkatan
pemberdayaan
ruang
mini
office.
Selanjutnya
membimbing mereka dalam pemeliharaan dan perawatannya.
5. Untuk
guru,
perlu
diberikan
kesempatan
melakukan
kunjungan
perbandingan ke sekolah Bisnis Manajemen lain dalam mengembangkan
dan memberdayakan ruang mini office.
12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam karya tulis best practice
ini, penulis dapat memberi simpulan sebagai berikut :
1. Upaya peningkatan pemahaman belajar siswa perlu dikemas dalam ide
kreatif dan inovatif. Salah satu ide tersebut dengan pengadaan fasilitas
ruang praktik yang menuntun siswa pada pembelajaran dengan
pengalaman (learning experience), berupa ruang kantor sederhana (mini
office) namun dapat mengakomodasi kebutuhan dan suasana sebagaimana
kantor sebenarnya.
2. Hasil yang dicapai dalam melaksanakan best practice, yaitu :
a. Siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran praktik.
b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik dengan
diterapkannya model pembelajaran role playing.
c. Nilai praktik administrasi siswa meningkat.
d. Keterampilan siswa dalam bekerja semakin terlihat dengan
adanya penetapan standar operasional prosedur (SOP) dalam
praktik.
a. Salah satu siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi
Perkantoran memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris
Tingkat Kabupaten Deli Serdang dan mendapat kesempatan mengikuti
Lomba di tingkat provinsi.
3. Penerapan metode Role Playing memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Kemampuan kognitif berupa
pengetahuan tentang jenis pekerjaan kantor dan kemampuan psikomotorik
berupa mempraktikkan pekerjaan kantor semakin baik dengan adanya
pembagian peran dengan deskripsi pekerjaan (job description) dan
lingkungan kerja yang dikondisikan seperti pengadaan mini office. Hal ini
dilaksanakan dengan pertimbangan materi diklat bermuatan praktik.
4. Nilai dan unjuk kerja pada Ujian Nasional bidang Uji Kompetensi
mendapat nilai yang sangat memuaskan dan dinilai kompeten.
13
B. Rekomendasi Operasional
Dengan melihat dan merasakan banyaknya manfaat best practice ini,
maka penulis memberikan rekomendasi agar di masa yang akan datang,
inovasi ini dapat lebih dikembangkan sehingga kualitas dan hasil
pembelajaran semakin meningkat. Berikut ini rekomendasi yang ditawarkan
penulis, yaitu :
1. Guru mata diklat produktif diharapkan lebih cerdas memahami dan
mengakomodasi tuntutan kompetensi dari materi yang diajarkan, dengan
mengembangkan model pembelajaran.
2. Ide kreatif dan konstruktif dari guru, sebaiknya cepat ditanggapi dan
didukung oleh kepala sekolah, atau pengurus yayasan bila perguruan
swasta. Kebutuhan akan sarana, media dan fasilitas praktik sebaiknya
mendapat perhatian penting dari stakeholder sekolah.
3. Kepala Sekolah selaku manajer di sekolah agar terus berupaya
meningkatkan profesionalitas guru dengan mengikutsertakan diri dalam
forum ilmiah atau mengikuti perlombaan antar guru sehingga dapat
mengasah kompetensi dan profesionalitasnya,
4. Direktorat PMPTK, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan agar
memprioritaskan kegiatan yang mengasa profesionalitas guru, dan
menyediakan peningkatan anggaran untuk peningkatan profesionalitas
guru.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara.
Bartono, P.H., 2007. Hotel Communication Management. Yogyakarta. Penerbit
Andi.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta. Gava Media.
Dimyati. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud.
Djamarah, S.B. 2008. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Depdiknas, 2008, Panduan KTSP, Jakarta
Hamalik, Oemar. 1999. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Kunandar.
2008.
Langkah
Mudah
Penelitian
Tindakan
Kelas
Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Depdikbud
Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.
Riyana, Cheppy, 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta. P3AI : UPI
Sardiman, Arif. S. Dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.
Suryani, 2007. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, Jakarta. PT.
Galaxy Puspa Mega.
Satri, Jaka, 2012. Pembuatan Alat Peraga Kimia Alternatif Sebagai Media
Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di SMK Negeri 1 Air
Napal Kabupaten Bengkulu Utara. Best Practice.
Setyowati. 2006. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito
Zaini, Hisyam, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani,
Yogyakarta.
15
BIODATA PESERTA LOMBA
Nama
: Gelora Mulia Lubis, S.Pd, M.Si
NIP
: Non PNS / Guru Swasta
Jabatan
: Guru
Pangkat/Gol.
:-
Tempat /Tanggal Lahir
: Pematang Siantar / 1 Agustus 1973
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Mata Diklat yg Diajarkan
: Produktif Administrasi Perkantoran
Pendidikan Terakhir
: S2 Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara
Status Perkawinan
: Menikah
Tempat Tugas
: SMK Istiqlal Delitua Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara
d/a SMK Istiqlal Delitua Jl. Stasiun No. 1 Desa
Sukamakmur A Kab. Deli Serdang.
Alamat Rumah
: Asrama Widuri Blok Meranti No. 367 Simpang
Marindal Medan, Kelurahan Harjosari II,
Kecamatan Medan Amplas, 20147,
HP. 081263330092
PRESTASI – PRESTASI
1. Terbaik Guru SMK Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.
2. Juara II Guru Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
3. Juara I Guru SMK Berprestasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
4. Finalis Guru SMK Berprestasi Tingkat Nasional 2013.
5. Penulis Buku :
a. Bangganya Jadi Guru, Penerbit Wal Asri Publishing, Medan, 2009.
b. Novel Sepotong Janji, Penerbit Indiva Media Kreasi Surakarta, 2010.
c. Novel Menara di Arasy Langit, Penerbit Menara Langit Publishing, 2011.
d. Jurus Jitu Guru Beken, Penerbit Menara Langit Publishing, 2012.
6. Penulis artikel pendidikan pada harian kota Medan “Waspada”.
16
17
Download
Study collections