b. Apa Tujuan dari Dilaksanakannya Bimbingan

advertisement
TUGAS MAKALAH
PENGANTAR SISTEM INFORMATIKA
“BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI”
Di susun oleh :
Shima Atmaningtiastuti (1600001174)
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah dan inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah kelompok yang berjudul “Bimbingan Dan Konseling Islami” yang
merupakan tugas matakuliah Pengantar Sistem Informatika ini.
Penyusunan makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas pada matakuliah
ini sebagai syarat untuk pengumpulan nilai tugas mandiri. Dengan adanya
pembuatan makalah ini, penulis sadar jika makalah masih jauh dari sempurna.
saya sangat berharap dan menerima adanya kritik atau saran dari para pembaca
yang telah membaca makalah ini. Kami pun berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para pembaca sekalian,
khususnya di bidang pengantar sistem informatika.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 24 Maret 2017
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Bimbingan Konseling Islam....................................................... 3
1.
Bimbingan dan Konseling ........................................................................ 3
2.
Islam ......................................................................................................... 4
3.
Bimbingan Konseling Islam ..................................................................... 4
B. Tujuan Bimbingan Konseling Islam ............................................................ 7
C. Urgensi BK Islam dalam Pembelajaran ....................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan.
Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan
diamanati oleh sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring
dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula manusia diselimuti oleh berbagai
macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan
makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai
masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka
memerlukan bantuan orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada
individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan “konseling”
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara,
salah satunya adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan
dan konseling.
Dalam makalah ini nanti akan dipaparkan berbagai hal terkait dengan
bimbingan konseling islam, termasuk tujuan-tujuan dari bimbingan konseling
islam dan bagaimana ketika bimbingan dan konseling di implementasikan dalam
pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa Makna dan Definisi Bimbingan dan Konseling Islam?
b. Apa Tujuan dari Dilaksanakannya Bimbingan Konseling Islam?
c.
Bagaimana Urgensi Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran?
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Konseling Islam
1. Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depannya.
Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
proses
pemberian
bantuan
kepada
individu
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri,
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar,
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
Menurut Muhammad Surya, bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri,
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuain diri dengan
lingkungannya.
Edwin C. Lewis (1970), mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses
dimana orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan
berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak
terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang
merangsang
klien
untuk
mengembangkan
perilaku-perilaku
yang
memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan
lingkungannya.
3
2. Islam
Istilah Islam dalam wacana studi Islam berasal dari bahasa arab dalam
bentuk masdar yang secara harfiyah berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata
kerja salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri. Dengan
demikian arti pokok Islam secara kebahasaan adalah ketundukan, keselamatan,
dan kedamaian.
Secara terminologis, Ibnu Rajab merumuskan pengertian Islam, yakni:
Islam ialah penyerahan, kepatuhan dan ketundukan manusia kepada Allah swt.
Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perbuatan.
Di samping itu, Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Maliki al-Shawi
mendefinisikan Islam dengan rumusan Islam yaitu: atauran Ilahi yang dapat
membawa manusia yang berakal sehat menuju kemaslahatan atau kebahagiaan
hidupnya di dunia dan akhiratnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa islam adalah agama yang dibawa oleh
para utusan Allah dan disempurnakan oleh rasullullah SAW yang memiliki
sumber pokok al-quran dan sunnah rasullullah SAW sebagai petunjuk umat islam
sepanjang masa.
3. Bimbingan Konseling Islam
Secara sederhana, gabungan dari masing-masing isitilah dari poin A dan B
tersebut dapat dikaitkan satu dengan lainnya sehingga menjadi sebutan Bimbingan
Konseling Islam. Dalam hal ini, Bimbingan Konseling Islam sebagaimana
dimaksudkan di atas adalah terpusat pada tiga dimensi dalam Islam, yaitu
ketundukan, keselamatan dan kedamaian. Batasan lebih spesifik, Bimbingan
Konseling Islam dirumuskan oleh para ahlinya secara berbeda dalam istilah dan
4
redaksi yang digunakannya, namun sama dalam maksud dan tujuan, bahkan satu
dengan yang lain saling melengkapinya. Berdasarkan beberapa rumusan tersebut
dapat diambil suatu kesan bahwa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling
Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis
terhadap individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir
dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan
petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan
ukhrawiah.
Pengertian
tersebut
antara
lain
didasarkan
pada
rumusan
yang
dikemukakan oleh H.M. Arifin, Ahmad Mubarok dan Hamdani Bakran AdzDzaki. Bahkan pengertian yang dimaksudkannya adalah mencakup beberapa
unsur utama yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu: konselor,
konseli dan masalah yang dihadapi. Konselor dimaksudkan sebagai orang yang
membantu konseli dalam mengatasi masalahnya di saat yang amat kritis sekalipun
dalam upaya menyelamatkan konseli dari keadaan yang tidak menguntungkan
baik untuk jangka pendek dan utamanya jangka panjang dalam kehidupan yang
terus berubah. Konseli dalam hal ini berarti orang yang sedang menghadapi
masalah karena dia sendiri tidak mampu dalam menyelesaikan masalahnya.
Menurut Imam Sayuti Farid, konseli atau mitra bimbingan konseling Islam adalah
individu yang mempunyai masalah yang memerlukan bantuan bimbingan dan
konseling. Sedangkan yang dimaksudkan dengan masalah ialah suatu keadaan
5
yang mengakibatkan individu maupun kelompok menjadi rugi atau terganggu
dalam melakukan sesuatu aktivitas.
Dalam pandangan Farid Hariyanto (Anggota IKI jogjakarta) dalam
makalahnya mengatakan bahwa bimbingan dan konseling dalam Islam adalah
landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat
berlangsung baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien
mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara
berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu dan
paradigma kenabian (Sumber Hukum Islam).
Beberapa ayat al-Quran yang berhubungan dengan bimbingan konseling
diantaranya adalah:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)
“Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman
dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran
dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan
6
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (An
Nahl:125)
B. Tujuan Bimbingan Konseling Islam
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan
untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
1) Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih
terperinci adalah sebagai berikut:
Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai,
bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah
Tuhannya.
2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah
laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan
keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong
dan rasa kasih sayang.
4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan
menerima ujianNya.
7
5) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan
benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan
dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
berbagai aspek kehidupan.
6) Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai
dengan petunjuk ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma
kenabian .
Sedangkan dalam bukunya bimbingan dan konseling dalam islam, Aunur
Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling islam dalam tujuan
umum dan tujuan khusus.
Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
Tujuan khususnya adalah:
1. membantu individu agar tidak menghadapi masalah
2. membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya
3. membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi dan kondisi
yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau menjadi lebih baik,
sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
C. Urgensi BK Islam dalam Pembelajaran
Dasar pemikiran penyelenggaraan
bimbingan
dan
konseling
disekolah/madrasah, bukan terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum
(perundang undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah
8
upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (on becaming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau
kemandirian. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian tersebut, konseli
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan
arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses
perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari
masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam
arus linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life
style) warga masyarakat. Apabila perubahan ang terjadi itu sulit diprediksi, atau
diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan
perilaku konseli,seperti terjadinya stagnasi (kemandekan) perkembangan,
masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Iklim lingkungan
kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya tayangan televisi dan mediamedia lain, penyalahgunaan alat kontraspsi, ketidakharmonisan dalam kehidupan
keluarga, dan dekandensi moral orang dewasa ini mempengaruhi perilaku atau
gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari
9
kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti pelanggaran tata tertib,
pergaulan bebas, tawuran, dan kriminalitas.
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan
seperti
yang
disebutkan,
adalah
mengembangkan
potensi
konseli
dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar
kompetensi kemandirian.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah
pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Pendidikan
yang hanya melaksanakan bidang administrative dan instruksional dengan
mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang
pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan
atau kematangan dalam aspek kepribadian.
Dengan dasar itulah bimbingan dan konseling sangat berperan penting
dalam pembentukan sosok peserta didik yang dicita-citakan seperti yang
dicantumkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, yaitu:
1. beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa
2. berakhlak mulia
3. memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. memiliki kesehatan jasmani dan rohani
5. memiliki kepribadian yang mantap dan kebangsaan
6. memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
10
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan itu bimbingan
konseling disekolah di orientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan
potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, belajar dan karir, atau terkait dengan
perkembangan konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
(biologis, psikis, sosial dan spiritual )
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus
menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang yang
sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya
dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup
secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan RasulNya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah.
b. Tujuan BK islan dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus:
Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akherat.
Tujuan khususnya adalah:

membantu individu agar tidak menghadapi masalah

membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya

membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik
11
atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah
bagi dirinya dan orang lain.
c. Konseli sebagai seorang individu yang berada dalam proses berkembang
yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai
kematangan dan kemandirian tersebut, konseli memerlukan bimbingan
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang
dirinya
dan
lingkungannya,
juga
pengalaman
menentukan
arah
kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses
perkembangan konseli tidak selalu berlangsung mulus,atau bebas dari
masalah. atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
12
DAFTAR PUSTAKA
 Mohammmad Surya, Psikologi konseling, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2003
 Asy`ari, Ahm dkk., Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan Ampel,
2004), Ahmad bin Muhammad al-Mali al-Shawi, Syarh al-Shawi `ala Auhar alTauhid,.
 Ahmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus
(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002)
 Farid Hariyanto, Makalah dalam Seminar Bimbingan dan Konseling Agama
Jakarta: 2007
 Imam Sayuti Farid, Pokok-Pokok Bahasan Tentang Bimbingan Penyuluhan
Agama Sebagai Teknik Dakwah, bandung: Alfabetha 2002
 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII press. Jakarta:
2001
 Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
depaartemen Pendidikan Nasional, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: 2007
 //http//google//bimbingankonselingislam//wikipedia//.com//
13
Download