Epidemiologi dan Analisis Risiko

advertisement
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi
Hard Skill
One Health
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK
Pedoman Aplikasi
Hard Skill
One Health
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK
Bab:
Epidemiologi dan Analisis
Risiko
Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International
Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat
tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika
Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi,
mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan
wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Editor: Tim Indohun
ISBN 978-602-72509-1-8
Diterbitkan oleh:
Indohun National Coordinating Office
Kampus Baru UI Depok
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Gedung G Lantai 3 Ruang 316
Depok Jawa Barat 16424
Telp./Fax. (021) 29302084
Email : [email protected]
Website : www.indohun.org
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kata Pengantar
Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One
Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam
di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang
kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan,
dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahanpermasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi
sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin.
Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi Hard Skill One Health meliputi:
 Konsep dan Pengetahuan tentang One Health
 Dasar-dasar Penyakit Menular
 Manajemen Penyakit Menular
 Epidemiologi dan Analisis Risiko
 Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat
 Kesehatan Ekosistem
 Perubahan Perilaku
Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu
kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara
termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir
satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari:
Dr. Abu Tholib Aman
Mr. Irwin Fernandez Chavez
Dr. Jeein Chung
Dr. Ede Surya Darmawan
Dr. Stanley Fenwick
Ms. Louise Flynn
Dr. Karin Hamilton
Dr. Latiffah Hassan
Dr. Douglas L. Hatch
Dr. Raymond R. Hyatt
Ms. Kimberly Kennedy
Dr. Nongyao Kasatpibal
Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn
Dr. Roslaini Bin Abd. Majid
Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf
Dr. Walasinee Moonarmart
Dr. Saengduen Moonsom
Ms. Pornthip Rujisatian
Dr. Sarmin MP
Dr. Pham Hong Ngan
Dr. Felicia Nutter
Dr. Mohd Sham Bin Othman
Dr. Pham Duc Phuc
Dr. Trioso Purnawarman
Dr. Jennifer Steele
Dr. Agik Suprayogi
Ms. Roberta Talmage
Dr. Metawee Thongdee
Dr. Kriangkrai Thongkorn
Mr. Luu Quoc Toan
Dr. Ronald Morales Vargas
Dr. Le Thi Huong
Dr. Le Thi Thanh Xuan
Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga
mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah
dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.).
Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan
kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada
penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2
dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan
bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini
di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam
workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada
para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan
dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda.
Salam,
Koordinator INDOHUN
ix
INDOHUN
x
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pendahuluan
“One Health” merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep
bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling
bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang
bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan
saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai
semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem,
serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial,
serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara
berkembang.
Informasi lebih lanjut
mengenai buku ini,
hubungi:
INDOHUN NCO
Kampus Baru UI Depok
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Gedung G Lantai 3
Ruang 316
Depok Jawa Barat 16424
Telp./Fax. (021) 29302084
Email : [email protected]
Website : www.indohun.org
Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill
One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar.
Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada
Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan
tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular;
Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan
Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi
Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika;
Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan,
Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking.
Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian
susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda,
sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk:

menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta
antarprofesi;

memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah
penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas
mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi
yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye
peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem
dan lingkungan; dan

meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat
nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama
dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World
Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan BangsaBangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan
Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga
swadaya masyarakat (LSM)/non-governmental organizations (NGOs) dan pihak
swasta.
Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi
bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast
Asia One Health Network (SEAOHUN), 2014.
1
INDOHUN
2
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint
Buku: Panduan Aplikasi One Health: Hard Skill
Sub bab:
Konsep dan
Pengetahuan
tentang One
Health
Sub bab:
Kesehatan
Ekosistem
Sub Bab:
Dasar-dasar
Kesehatan
Masyarakat
Sub Bab:
Perubahan
Perilaku
Buku: Panduan Aplikasi One Health: Soft Skill
Sub bab:
Kepemimpinan
Sub bab:
Budaya,
Kepercayaan,
Nilai dan Etika
Sub Bab:
Komunikasi
dan
Informatika
Sub Bab:
Kolaborasi dan
Kemitraan
3
INDOHUN
4
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Bab 5: Epidemiologi dan Analisis Risiko
Deskripsi
dan
Outcome
dari
Pembelajaran
INDOHUN
BAB
5
Epidemiologi, epizootiologi dan kesehatan komunitas adalah istilah-istilah yang menggambarkan
studi mengenai kesehatan dan penyakit komunitas, yang berbeda dengan kesehatan individu.
Analisis risiko adalah suatu pendekatan sistematis dalam menilai peluang kejadian dan besarnya
dampak jika suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi, dan membuat langkah-langkah untuk
meminimalisasi risiko tersebut serta mensosialisasikannya pada pihak-pihak terkait dan komunitas.
Baik epidemiologi maupun analisis risiko mempunyai peran penting dalam praktik pendekatan
One Health, dan para profesional dalam bidang ilmu kesehatan memasukkan kedua topik ini
sampai dalam tahapan tertentu ke dalam kurikulum mereka. Menyadari bahwa pendekatan One
Health memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu di luar rumpun ilmu
kesehatan (seperti ilmu ekonomi, ilmu sosial, hukum dan kebijakan, serta banyak lainnya), modul
ini dirancang untuk memperkenalkan sejarah, konsep, teori, terminologi, dan praktik epidemiologi
pada pihak-pihak yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang
epidemiologi hingga mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan para
ahli epidemiologi. Hasil keluaran dari modul ini adalah kemampuan untuk:
Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep-konsep dasar dalam
epidemiologi.
Menjelaskan komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi.
Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit, dan
bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan
kebijakan.
Modul ini banyak mengadaptasi paket pelatihan “E is for Epi,” yang dikembangkan oleh Universitas
North Carolina Center for Public Health Preparedness dan bisa diakses secara online di cphp.sph.
unc.edu.
Target
Pembelajar
Mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana;
Mitra kerja, Praktisi, dan Pakar One Health
Kompetensi
Kompetensi #1
Mendefinisikan
epidemiologi dan
konsep dasar yang
digunakan di
dalamnya.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Menjelaskan istilah dan konsep epidemiologi dengan mampu:
Mengartikan epidemiologi dan kesehatan komunitas.
Menyebutkan fungsi-fungsi dasar ilmu kesehatan komunitas manusia dan hewan
Menjelaskan mengenai konsep jaring kausal dan interaksi antara inang, lingkungan,
dan agen
253
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kompetensi #2
Menjelaskan
mengenai komponen
penting dalam
praktik epidemiologi
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Jelaskan mengenai komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi,
termasuk di dalamnya mampu:
Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh para ahli kesehatan
manusia, hewan, dan lingkungan.
Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang
epidemiologi.
Menyebutkan berbagai studi epidemiologi yang berbeda beserta dengan keuntungan
dan kerugian dari masing-masing studi.
Membuat langkah-langkah dalam melakukan investigasi wabah penyakit.
Menjelaskan prinsip umum surveilans dan tantangan dalam mengumpulkan dan
menginterpretasikan data.
Kompetensi #3
Menjelaskan
komponen utama
serta proses
dari analisis
risiko penyakit
dan bagaimana
analisis risiko
penyakit tersebut
menghubungkan
ilmu pengetahuan
dengan kebijakan.
Membaca studi epidemiologi yang telah diterbitkan dan dilakukan penilaian sebaya
serta menjelaskan pesan yang terangkum dalam hasil studi tersebut.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Memahami tujuan dan terminologi dasar dari risiko analisis
Mendeskripsikan komponen-komponen dari proses risiko analisis.
Menerapkan contoh risiko analisis untuk penyakit menular zoonotik yang dipilih.
Menjelaskan bagaimana beberapa kerangka analisis risiko yang lebih umum dikenal
diterapkan.
Gambaran Umum
Waktu
15 Menit
Topik
Material
Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong
Pendahuluan
PowerPoint modul
30–45 Menit
Panduan Siswa
Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Kesehatan Komunitas
Slide PowerPoint – Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar
Kedokteran Komunitas
Lembar balik/penyangga atau papan tulis, pulpen
untuk aktivitas elektif
60 Menit
60 Menit
Epidemiologi dalam
Sejarah dan Contoh
Panduan Siswa
Praktik: Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Alat dan Metode Epidemiologi
Slide PowerPoint – Praktik dalam Epidemiologi
Panduan Siswa
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Slide PowerPoint – Alat dan Metode Epidemiologi
Akses internet (elektif)
Panduan Siswa
254
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Waktu
60 Menit
Topik
Material
Mitra Kerja dan Sumber Daya Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Epidemiologi
Slide PowerPoint – Mitra Kerja dan Sumber Daya
Epidemiologi
Akses internet (elektif)
60 Menit
Epidemiologi Deskriptif
Panduan Siswa
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Slide Power Point – Epidemiologi Deskriptif
Lembar balik atau papan tulis dan spidol, atau layar
proyeksi komputer
60 Menit
Epidemiologi Analitik
Panduan Siswa
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Slide Power Point – Epidemiologi Analitik
Lembar balik atau papan tulis dan spidol, atau layar
proyeksi komputer
60 Menit
Pengukuran
Epidemiologi
Statistik
Panduan Siswa
dalam Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Pengukuran Statistik dalam Epidemiologi
Panduan Siswa
60–180 Menit PECOT: Mengajarkan Telaah Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Kritis Literatur Epidemiologi yang Panduan Siswa
Telah Dipublikasikan
180 Menit
Pendahuluan Mengenai Surveilans Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Penyakit
Akses internet untuk latihan yang bersifat elektif
90 Menit
Panduan Siswa
Kelas Penyakit Menular: Investigasi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Wabah
Lihat catatan fasilitator untuk keperluan khusus
60–120 Menit Pendahuluan mengenai Analisis Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Risiko Penyakit
Panduan Siswa
Variable
120 Menit
(view film)
120 Menit
(classroom
debrief)
60 Menit
Analisis Risiko Penyakit: Studi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Lapangan mengenai Penilaian Lihat catatan fasilitator
Risiko
Panduan Siswa
Elektif: Kilas Balik dan Rangkuman Akses DVD atau duplikat streaming film
Kosa Kata dan Konsep dengan Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Menonton Contagion
Akses internet jika mengakses film secara streaming di
dalam kelas
Panduan Siswa
Refleksi Pembelajaran dan Evaluasi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Panduan Siswa
255
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Referensi untuk Fasilitator
1. Bonita, Ruth; Beaglehole, R; Kjellstrom, T. 2006. Basic epidemiology. World Health Organization, Geneva. Available free
online: http://apps.who.int/iris/handle/10665/43541.
2. European Environmental Agency. Introduction to Risk Assessment Concepts. Available freely online at http://www.eea.
europa.eu.
3. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). The Basics of Risk Assessment. Available freely online at
www.fao.org.
4. International Union for Conservation of Nature and the World Organisation for Animal Health (IUCN and OIE).
2014. Wildlife Disease Risk Analysis: Handbook of Procedures and Guidelines. Available online from www.oie.int.
5. Office International des epizooties (OIE) 2010. Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products;
Introduction and qualitative risk analysis. Available online from www.oie.int.
6. National Research Council. Sustaining Global Surveillance and Response to Emerging Zoonotic Diseases. Washington,
DC: The National Academies Press, 2009. Available free online at www.nap.edu.
7. Ng V, Sargeant JM (2013) A Quantitative Approach to the Prioritization of Zoonotic Diseases in North America:
A Health Professionals’ Perspective. PLoS ONE 8(8): e72172. doi:10.1371/journal.pone.0072172. Available free online at
http://www.plosone.org.
8. U.S. General Accounting Office (GAO). West Nile Virus Outbreak – Lessons for Public Health Preparedness. September
2000. GAO/HEHS-00-180. Available free online at http://www.gao.gov/products/GAO/HEHS-00-180.
9. Veterinarians Without Borders. One Health for One World: A Compendium of Case Studies. Available free online at
http://www.onehealthinitiative.com.
10.World Bank. People, Pathogens and Our Planet. Volume 1: Towards a One Health Approach for Controlling Zoonotic
Diseases. Report no. 50833-GLB. 2010. Available online at: http://www.worldbank.org.
World Health Organization (WHO). 2005. Outbreak Communication Guidelines. Available online at Institutional
Repository for Information Sharing (IRIS), WHO: http://apps.who.int/iris/handle/10665/69369.
256
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Pendahuluan
Tujuan
Memperoleh pemahaman tentang tujuan dan struktur modul.
Pembelajaran:
Tipe Pengajaran: Presentasi
Durasi:
15 Menit
Peralatan dan
Materi:
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Slide PowerPoint – Pendahuluan
Panduan Siswa
Kompetensi
Kuliah
15 Gambaran Umum modul
Menit Berikan gambaran tentang kompetensi, aktivitas, dan jadwal modul secara garis besar.
Baik epidemiologi maupun analisis risiko mempunyai peran penting dalam praktik
pendekatan One Health, dan para profesional dalam bidang ilmu kesehatan
memasukkan kedua topik ini sampai dalam tahapan tertentu ke dalam kurikulum
mereka. Menyadari bahwa pendekatan One Health memiliki cakupan yang luas
dan melibatkan berbagai disiplin ilmu di luar rumpun ilmu kesehatan (seperti
ilmu ekonomi, ilmu sosial, hukum dan kebijakan, serta banyak lainnya), modul ini
dirancang untuk memperkenalkan sejarah, konsep, teori, terminologi, dan praktik
epidemiologi pada pihak-pihak yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak
memiliki latar belakang epidemiologi hingga mampu meningkatkan kemampuan
mereka untuk berkolaborasi dengan para ahli epidemiologi. Hasil keluaran dari
modul ini adalah kemampuan untuk:
Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep-konsep dasar
dalam epidemiologi.
Menjelaskan komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi.
Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko
penyakit, dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu
pengetahuan dengan kebijakan.
257
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Memperoleh pemahaman tentang tujuan dan struktur modul.
Kuliah
www.mstrust.org.uk
Rangkuman mengenai Modul
Catatan:
258
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Kesehatan Komunitas
Tujuan
Pembelajaran:
Mendefinisikan epidemiologi.
Membuat daftar kata tanya penting yang merupakan pusat dari praktik epidemiologi
Memberikan contoh aplikasi prinsip epidemiologi yang berguna
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trias epidemiologi dan jaring kausal
Menyebutkan fungsi utama dari kesehatan komunitas manusia dan aktivitas kesehatan
komunitas hewan
Tipe Pengajaran:
Durasi:
Peralatan dan
Materi:
Presentasi, diskusi kelompok besar
30–45 Menit
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
PowerPoint modul
Lembar balik atau papan tulis, dan pulpen (Aktivitas Elektif)
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Sesi ini mengenalkan para siswa pada latar belakang mendasar tentang epidemiologi dan
hubungannya dengan kesehatan komunitas manusia dan hewan. Untuk materi terperinci
lebih lanjut, mohon merujuk pada Modul Kesehatan Komunitas.
Jelaskan bahwa praktik epidemiologi bertanya dan mencari jawaban dari pertanyaan yang
tampaknya mudah mengenai penyebab penyakit dan risiko - Siapa/Yang Mana? Kapan?
Bagaimana? Di mana - dan mengembangkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut mungkin menjadi sebuah pekerjaan yang sulit dan menantang.
Tekankan pada kemiripan dan tumpang tindih antara kesehatan komunitas manusia dan
hewan, serta metode dan strategi umum yang diciptakan oleh epidemiologi.
15 Mintalah pada siswa beberapa penyakit menular yang mereka ketahui menyerang baik
Menit manusia maupun hewan (zoonosis), atau sediakan beberapa pilihan penyakit untuk dipilih
oleh para siswa, contohnya rabies, virus Nipah, flu burung dengan tingkat patogen tinggi,
leptospirosis dan lain sebagainya.
Diskusi
Dengan menggunakan lembar balik, papan tulis, atau komputer yang terproyeksikan,
Kelompok
mintalah pada siswa untuk menjawab pertanyaan epidemiologi dasar dalam satu kata tanya
Besar
untuk penyakit yang dipilih.
Siapa/ Yang mana?
Kapan?
Bagaimana
Di mana?
Ketika pertanyaan telah terjawab, mintalah pada siswa untuk membantu melengkapi trias
epidemiologi dasar atau jaring kausal. Diskusikan bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi
terjadinya penyakit, dan bagaimana faktor-faktor ini dapat digunakan untuk mengontrol
wabah penyakit.
259
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Mendefinisikan epidemiologi.
Membuat daftar kata tanya penting yang merupakan pusat dari praktik epidemiologi
Memberikan contoh aplikasi prinsip epidemiologi yang berguna
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trias epidemiologi dan jaring kausal
Menyebutkan fungsi utama dari kesehatan komunitas manusia dan aktivitas kesehatan
komunitas hewan
Rangkuman Kata Kunci dan Konsep dalam Kesehatan Ekosistem
Kuliah
Catatan:
260
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Menjawab Pertanyaan Epidemiologi tentang Zoonosis
Untuk setiap zoonosis yang diberikan oleh instruktur Anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan
dasar epidemiologi:
Penyakit
Siapa
Kapan
Bagaimana
Di mana
261
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Epidemiologi dalam Praktik: Sejarah dan Contoh
Tujuan
Pembelajaran:
Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang
epidemiologi.
Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh ahli kesehatan manusia,
hewan, dan lingkungan.
Tipe Pengajaran: Presentasi
Durasi:
60 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Kuliah
Pada sesi ini kita akan melihat berbagai macam spesialisasi yang ada dalam bidang
epidemiologi dan bagaimana hal ini berkaitan dengan focus dari modul ini, yaitu penyakit
menular zoonotik.
Kita juga akan sekilas membahas mengenai sejarah perkembangan epidemiologi modern
dan dua contoh kisah sukses mengenai eradikasi penyakit global, satu kasus adalah kasus
penyakit manusia sedangkan lainnya adalah penyakit pada hewan.
Akhirnya, kita akan membahas mengenai dua contoh wabah yang merebak belakangan ini
serta peran epidemiologi dalam investigasi wabah.
262
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
 Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang
epidemiologi.
 Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh ahli kesehatan manusia,
hewan, dan lingkungan.
Epidemiologi dan Penyakit Zoonotik
Kuliah
Catatan:
263
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Alat dan Metode Epidemiologi
Tujuan
Pembelajaran:
Menyebutkan metode-metode yang bisa digunakan untuk penilaian epidemiologi dari
suatu masalah kesehatan.
Mengidentifikasi bagaimana laboratorium kesehatan komunitas menyelenggarakan
fungsi epidemiologi.
Tipe Pengajaran:
Durasi:
Peralatan dan
Materi:
Tugas Pra-kelas
Mengidentifikasi cara pengumpulan data selama dilakukannya penelitian epidemiologi.
Presentasi
60 Menit
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Penelitian - Data Surveilans Penyakit Menular
Catatan untuk Fasilitator
Mintalah siswa untuk mencari berbagai macam jenis gambar (peta distribusi, grafik,
diagram, tabel) yang menunjukkan data surveilans penyakit menular dan membawa
beberapa contohnya ke dalam kelas. Jika terdapat koneksi internet dan siswa akan memiliki
akses komputer atau telepon pintar, pencarian ini bisa dilakukan sebagai aktivitas dalam
Pra-kerja
ruang kelas.
Pilihan lainnya adalah instruktur dipersilakan untuk memilih beberapa gambar yang
menunjukkan berbagai metode yang menggambarkan system surveilans penyakit yang
berbeda untuk dibagikan dan didiskusikan dalam kelas (lihat slide dalam Grafik Data
Surveilans Penyakit dan Peta Distribusi Surveilans sebagai contoh)
Sumber data yang baik meliputi Google Images, WHO, OIE, FAO, HealthMap, dan
departemen kesehatan di tingkat nasional (termasuk CDC), provinsi, atau lokal.
30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Pada sesi ini, kita akan mengeksplorasi metode epidemiologi inti dan hubungan antara
Kuliah
laboratorium kesehatan komunitas manusia dan hewan, sistem surveilans penyakit, dan
pengambilan keputusan dalam kedokteran komunitas.
Inti dari sesi ini adalah pemahaman bahwa surveilans penyakit didefinisikan sebagai
pengumpulan, analisis, hingga interpretasi yang sistematis dan berkelanjutan dari kumpulan
data untuk mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan manajemen program
kesehatan.
30 Setelah penayangan slide, mintalah siswa untuk berbagi contoh penyajian data surveilans
Menit penyakit yang berbeda, atau instruktur diperkenankan untuk membagikan berbagai gambar
yang belun diseleksi. Mintalah siswa untuk mendiskusikan apa yang bermacam penyajian
data tersebut bantu tekankan. Sebagai contoh, peta distribusi menekankan lokasi dan dapat
Aktivitas
mengklarifikasi penyebaran penyakit berdasarkan area, rantai transmisi, dan sebagainya.
Kelompok
Grafik dan diagram lebif efektif dalam menunjukkan kecenderungan seiring dengan
kerja
berjalannya waktu, memberikan penekanan dalam perbedaan karakteristik pasien/kasus
(contohnya usia, jenis kelamin, pajanan okupasional, dsb). Terutama yang berguna adalah
contoh yang sama ditampilkan dalam berbagai cara.
264
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Menyebutkan metode-metode yang bisa digunakan untuk penilaian epidemiologi dari
suatu masalah kesehatan.
Mengidentifikasi bagaimana laboratorium kesehatan komunitas menyelenggarakan fungsi
epidemiologi.
Mengidentifikasi cara pengumpulan data selama dilakukannya penelitian epidemiologi.
Pra Kerja
Lihatlah berbagai tipe gambar (peta, grafik, diagram, tabel) yang menunjukkan data surveilans
penyakit menular dan bawalah beberapa contohnya ke dalam kelas. Sumber yang baik
meliputi Google Images, WHO, OIE, FAO, HealthMap, CDC, dan departemen kesehatan
setempat, provinsi, maupun nasional.
www.ucdmc.ucdvis.edu
Alat dan Metode
Catatan:
265
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Apa yang Anda Temukan?
Berbagilah dengan anggota kelompok mengenai berbagai macam cara dalam menampilkan data
surveilans yang Anda temukan ketika Anda mengerjakan tugas pra-kerja untuk sesi ini.
Catatan:
266
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mitra Kerja dan Sumber Daya Epidemiologi
Tujuan
Pembelajaran:
Mengidentifikasi aliansi kerja kesehatan dan komunitas dalam praktik epidemiologi
Menyebutkan cara para ahli epidemiologi bekerja dengan media dan kelima komponen
Panduan Komunikasi Wabah WHO
Memaparkan bagaimana WHO, OIE, FAO dan CDC menjadi sumber daya untuk
pelatihan, pendukung teknis, surveilans, dan pelaporan data epidemiologi
Tipe Pengajaran: Presentasi
Durasi:
60 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
Pra-kerja
Kuliah
Mintalah siswa untuk melihat berbagai tipe laporan, lebih dipilih yang berasal dari media
lokal dan nasional (media cetak, televise, radio), yang berkaitan dengan penyakit dan
kesehatan. Jika terdapat koneksi internet dan siswa akan memiliki akses komputer atau
telepon pintar, pencarian ini bisa dilakukan sebagai aktivitas dalam ruang kelas.
Pilihan lainnya, instruktur bisa memilih untuk membawa beberapa contoh dalam beberapa
kurun waktu terakhir untuk dibagikan dan didiskusikan dalam kelas.
60
Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Selama bagian ini, berikan contoh-contoh komunikasi yang efektif maupun yang tidak
efektif. Mintalah pada siswa untuk berbagi pemikiran mereka apakah berbagai contoh
tersebut memenuhi krtiteria panduan WHO berikut atau tidak. Ketika semua contoh dalam
slide sudah dibagikan, siswa dan/atau instruktur bisa memberikan dan mendiskusikan
contoh-contoh lainnya.
267
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Panduan WHO tentang Komunikasi Risiko selama krisis:
1.Kepercayaan
Diskusi
Kelompok
Besar
Tujuan utama dalam komunikasi wabah adalah untuk mengkomunikasikan pada
publik dengan cara yang bisa membangun, menjaga, atau mengembalikan kepercayaan.
Ini benar adanya pada setiap budaya, sistem politik, dan tahap perkembangan suatu
negara.
2. Pengumuman dini
Parameter kepercayaan diperoleh pada pengumuman resmi pertama mengenai wabah
yang terjadi. Waktu penyampaian, kejujuran, serta pemahaman yang menyeluruh
merupakan hal terpenting dalam semua komunikasi wabah
3. Transparansi
Menjaga kepercayaan publik selama wabah membutuhkan sebuah transparansi (dengan
kata lain komunikasi bersifat spontan, mudah dipahami, lengkap, dan akurat secara
faktual). Transparansi mewarnai hubungan antara pihak yang menangani wabah dengan
publik. Hal ini memungkinkan publik untuk “melihat” proses pengumpulan informasi,
penilaian risiko, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengendalian
wabah.
4. Publik
Memahami bahwa publik penting dalam komunikasi efektif. Pada umumnya sulit untuk
mengubah kepercayaan yang telah ada kecuali kepercayaan tersebut secara dialamatkan
eksplisit. Hampir tidak mungkin untuk merancang pesan yang sukses menjembatani
ruang kosong antara para ahli dengan publik tanpa mengetahui pemikiran publik.
5. Perencanaan
Keputusan dan tindakan pejabat kesehatan yang berwenang lebih berefek pada
kepercayaan dan persepsi risiko publik daripada komunikasi. Terdapat dampak
komunikasi risiko terhadap setiap tindakan pengelola pengendalian wabah, tidak hanya
terhadap apa yang dikatakan. Oleh karena itu, komunikasi risiko paling efektif jika
diintegrasikan dengan analisis risiko dan manajemen risiko. (Kita akan membahas analisis
risiko pada sesi berikutnya dari modul ini). Komunikasi risiko harus diintegrasikan ke
dalam rencana persiapan untuk kejadian utama dan dalam segala aspek reaksi wabah.
268
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Mengidentifikasi aliansi kerja kesehatan dan komunitas dalam praktik epidemiologi
Menyebutkan cara para ahli epidemiologi bekerja dengan media dan kelima komponen
Panduan Komunikasi Wabah WHO
Memaparkan bagaimana WHO, OIE, FAO dan CDC menjadi sumber daya untuk
pelatihan, pendukung teknis, surveilans, dan pelaporan data epidemiologi
Pra Kerja
Cari dan bawalah beberapa artikel atau laporan terkait kesehatan dan penyakit, terutama yang
berasal dari media lokal dan nasional (bisa berupa media cetak, televisi, maupun radio)
Komunikasi dengan Mitra Kerja
Panduan WHO tentang Komunikasi Risiko selama Krisis
Catatan:
269
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Epidemiologi Deskriptif
Tujuan
Pembelajaran:
Tipe
Pengajaran:
Durasi:
Peralatan dan
Materi:
Mengartikan epidemiologi deskriptif
Menyebutkan dua desain studi epidemiologi deskriptif utama
Menyebutkan contoh-contoh penggunaan data deskriptif
Presentasi, Latihan Kelompok Besar
60 Menit
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint Modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Kuliah
Pada sesi ini, kita akan mulai memeriksa perbedaan antara epidemiologi deskriptif dengan
epidemiologi analitik, dengan berfokus pada epidemiologi deskriptif. Epidemiologi
deskriptif menjawab sejumlah pertanyaan sederhana berupa siapa/yang mana, apa, kapan,
di mana, dan berapa banyak.
30 Dengan menggunakan lembar balik, papan tulis, atau layar komputer, mintalah siswa
Menit untuk menyebutkan beberapa contoh penyakit yang menggambarkan karakteristik dari
epidemiologi deskriptif berikut ini:
Aktivitas
Kelompok
Besar
Penyakit-penyakit yang memiliki pola musiman (contohnya malaria dan penyakit lainnya
yang ditularkan nyamuk selama musim hujan, penyakit flu, dan lain sebagainya).
Penyakit-penyakit dengan ciri dan pola berdasarkan tempat kejadian.
Penyakit-penyakit dengan pola berdasarkan usia (muda, tua) dan jenis kelamin (laki-laki,
perempuan)
Diskusikan daftar penyakit yang dianggap sebagai epidemi. Apakah terdapat contoh epidemi
di masa lampau ataupun epidemi yang terjadi belakangan ini. (SARS vs. MERS coronavirus,
rabies, “flu Spanyol”, dan flu burung, dan sebagainya)
Tutuplah dengan memeriksa seberapa jauh para siswa mengetahui tentang determinan
penyakit dan pola kejadian penyakit, walaupun mereka bukanlah ahli epidemiologi.
270
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Mengartikan epidemiologi deskriptif
Menyebutkan dua desain studi epidemiologi deskriptif utama
Menyebutkan contoh-contoh penggunaan data deskriptif
Pertanyaan Sederhana dengan Jawaban yang Rumit
Kuliah
Catatan:
Latihan Kelas – Diberikan oleh Fasilitator
Dalam kelas, temukanlah contoh-contoh penyakit yang menggambarkan karakteristik dari
epidemiologi deskriptif:
Penyakit-penyakit yang memiliki pola musiman (contohnya malaria dan penyakit lainnya yang
ditularkan nyamuk selama musim hujan, penyakit flu, dan lain sebagainya).
Penyakit-penyakit dengan ciri dan pola berdasarkan tempat kejadian.
Penyakit-penyakit dengan pola berdasarkan usia (muda, tua) dan jenis kelamin (laki-laki,
perempuan)
Diskusikan daftar penyakit yang dianggap sebagai epidemi. Apakah terdapat contoh epidemi
di masa lampau ataupun epidemi yang terjadi belakangan ini. (SARS vs. MERS coronavirus,
rabies, “flu Spanyol”, dan flu burung, dan sebagainya)
271
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Epidemiologi Analitik
Tujuan
Pembelajaran:
Mengartikan epidemiologi analitik
Menyebutkan tiga tipe desain studi observasional
Tipe Pengajaran: Presentasi, Latihan Kelompok Besar
Durasi:
60 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint Modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
30 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Kuliah
Dalam sesi ini, kita akan memfokuskan diri pada epidemiologi analitik, yang mencari
jawaban dari pertanyaan mengapa dan bagaimana sebuah penyakit.
Perbedaan utama antara studi observasional deskriptif dan analitik adalah adanya kelompok
PEMBANDING dalam studi analitik.
Terdapat tiga kelompok studi analitik:
Cross-sectional
Case-control
Kohort
Kita akan melihat lebih jauh mengenai ketiga desain studi tersebut secara terperinci.
272
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
30 Mintalah pada siswa untuk berdiskusi tentang tipe-tipe penyakit zoonotik di bawah ini, dan
Menit putuskan studi observasional mana (dari pilihan desain studi deskriptif dan analitik) yang
paling tepat untuk meneliti:
Aktivitas
Kelompok
Besar
Zoonosis yang baru muncul
Zoonosis dengan masa inkubasi yang panjang
Prevalensi dan insidensi penyakit
Zoonosis yang terjadi di daerah terpencil/ sulit dijangkau
Buatlah siswa menjelaskan alasan-alasan dari jawaban merekan dan diskusikan bagaimana
studi tersebut seharusnya dilakukan. Jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing desain studi dan berikan beberapa contoh kapan masing-masing desain
tersebut paling bermanfaat.
Studi Kasus
Studi deskriptif yang terperinci dari kasus dengan jumlah kasus yang terbatas, baik untuk
penyakit yang langka, tanpa kelompok control (contoh: kelompok pembanding), dan
biasanya tidak mewakili populasi general, bisa membantu membentuk sebuah hipotesis
mengenai penyebab penyakit. Contoh yang diberikan adalah sebuah penyakit langka seperti
manusia yang menderita penyakit (“kasus”) karena highly pathogenic avian influenza (HPAI),
menjelaskan tentang kasus dan faktor yang berhubungan dengan kasus secara terperinci.
Studi cross-sectional
Sekelompok hewan atau manusia dipilih dalam satu waktu yang bersamaan sebagai sebuah
potong lintang (acak) dari populasi yang ada. Prevalensi penyakit dicatat dari data yang
dikumpulkan sepanjang survey.
Keuntungan: Studi potong lintang relative cepat dalam waktu pelaksanaannya dan
biayang yang dihabiskan lebih kecil jika dibandingkan denga jenis studi lainnya. Jenis
studi ini bagus untuk penyakit dengan nilai prevalensi yang tinggi, dan hasil temuan
pada umumnya mewakili populasi yang dipelajari.
Kerugian: Studi potong lintang hanya mampu memperkirakan prevalensi, bukan
insidensi dari sebuah penyakit. Mereka menyediakan infoemasi yang minimal tentang
hubungan kausal dan efek, ataupun hasil keluaran dari progam pengontrolan penyakit.
273
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
30 Studi cross-sectional (retrospektif)
Menit Hewan atau manusia dikelompokkan berdasarkan ada (kasus) tidaknya (control) penyakit,
yang mungkin merupakan diagnosis klinis ataupun terkonfirmasi dengan pemeriksaan
laboratorium diagnostik. Data tentang pajanan dari faktor risiko diperoleh secara retrospektif
Aktivitas
(catatan, memori) setelah pemilahan kasus dan control, biasanya dengan menggunakan
Kelompok
kuesioner yang terstandarisasi, dan pajanan tersebut dibandingkan dalam kedua kelompok.
Besar
Keuntungan: Metode ini baik untuk diterapkan pada kasus yang langka atau kasus
dengan masa inkubasi yang panjang. Studi ini bisa terhitung lebih cepat dan murah
penyelenggaraannya dibandingkan dengan tipe studi yang lain.
Kerugian: Metode ini tidak memberikan informasi mengenai prevalensi atau insidensi
dari penyakit. Studi ini mengandalkan data yang terkumpul, dan bias sering menjadi
masalah di dalamnya.
Studi Kohort (longitudinal – prospektif atau retrospektif)
Hewan atau manusia diikuti perkembangannya seiring dengan berjalannya waktu, dan
dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya pajanan terhadap faktor risiko. Hasil keluaran
yang dicari (Penyakit: Ya atau Tidak) dicatat, dan angka dari penyakit tersebut dibandingkan
dari kedua kelompok (terpajan vs. tidak terpajan).
Keuntungan: Studi kohort mengukur angka insidensi dan mungkin berguna dalam
melihat keberhasilan program pengendalian penyakit.
Kerugian: Sayangnya, studi ini mahal dan memerlukan periode tindak lanjut yang
panjang. Kelompok dengan jumlah yang besar diperlukan untuk meneliti kasus yang
jarang. Kasus dengan tindak lanjut yang menghilang mungkin menjadi masalah yang
penting.
274
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Mengartikan epidemiologi analitik
Menyebutkan tiga tipe desain studi observasional
Epidemiologi Deskriptif
Kuliah
Catatan:
275
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan – Diberikan oleh Fasilitator
Dalam kelas, diskusikan penyakit zoonotik berikut, dan putuskan tipe studi observasional manakah
(dari beberapa pilihan desain studi deskriptif dan analitik di bawah ini) yang paling cocok untuk
menyelidiki:
Zoonosis yang baru muncul
Zoonosis dengan masa inkubasi yang panjang
Prevalensi dan insidensi penyakit
Zoonosis yang terjadi di daerah terpencil/ sulit dijangkau
276
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
277
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Pengukuran Statistik dalam Epidemiologi
Tujuan
Pembelajaran:
Mengartikan ukuran frekuensi yang paling sering digunakan dalam epidemiologi penyakit
menular
Membangun sebuah distribusi frekuensi
Tipe Pengajaran: Kuliah
Durasi:
60 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint Modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Kuliah
Pada sesi ini, kita akan melihat pengukuran epidemiologi yang paling mendasar termasuk di
dalamnya rasio, proporsi, insidensi, prevalensi, dan angka/tingkat.
Statistika meringkaskan data yang terkumpul dalam surveilans penyakit atau sebuah
isvestigasi wabah, sehingga kita bisa belajar dari data tersebut. Menghitung statistika
membantu kita:
Memaparkan risiko.
Membuat perbandingan-perbandingan.
Mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi.
Mengembangkan hipotesis mengenai penyebab penyakit.
278
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Mengartikan ukuran frekuensi yang paling sering digunakan dalam epidemiologi penyakit
menular
Membangun sebuah distribusi frekuensi
Pra Kelas
Catatan:
279
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: PECOT: Mengajarkan Telaah Kritis Literatur Epidemiologi yang Telah Dipublikasikan
Tujuan
Pembelajaran:
Menjelaskan komponen dasar studi epidemiologi observasional dari artikel penilaian
sebaya yang telah dipublikasikan.
Pilihan: menggunakan metode PECOT untuk menilai kelengkapan dan keakuratan dari
laporan tertulis populer tentang studi epidemiologi.
Tipe Pengajaran: Presentasi; Kerja Kelompok Kecil; Evaluasi Kelompok Besar
Durasi:
60–180 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
30 
Catatan: diadaptasi dari Rod Jackson, Center for Evidence Based Medicine, University
Menit
of Oxford, UK, and University of Auckland, NZ. http://www.cebm.net/index.
aspx?o=1083.
Lakukan pengenalan mengenai konsep telaah kritis dari sebuah publikasi artikel menggunakan
metode PECOT dan tunjukkan contoh-contoh artikel dari desain studi epidemiologi yang
berbeda.
Referensi utama yang digunakan dalam presentasi ini: Scurr, J. H., Machin, S. J., BaileyKing, S., Mackie, I. J., McDonald, S., and Smith, P. D. C. (2001). Frequency and prevention
of symptomless deep-vein thrombosis in long-haul flights: a randomised trial. The Lancet,
357(9267), 1485-1489.
30-90 Untuk latihan ini, bagilah para siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil berisi empat
Menit hingga enam orang. Dalam jangka waktu 30 menit, mintalah siswa untuk membaca dan
menerapkan PECOT pada berbagai macam jenis studi observasional. Bergantung pada
Aktivitas
ketersediaan waktu, masing-masing kelompok bisa membaca dan menginterpretasikan satu
Kelompok
atau lebih desain studi.
Kecil
280
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Aktivitas
Kelompok
Kecil
INDOHUN
30-90 Referensi:
Menit • Kohort Prospektif: Khuntirat, B. P., et. al. (2011). Evidence for subclinical avian influenza virus infections among rural Thai villagers. Clinical Infectious Diseases, 53(8), e107–e116.
• Kohort Retrospektif dan Prospektif: Moen, A. R., Wouda, W., Mul, M. F., Graat, E.
A. M., and Van Werven, T. (1998). Increased risk of abortion following Neospora caninum
abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study in four dairy herds. Theriogenology, 49(7), 1301–1309.
• Potong Lintang: Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, S. (2013). Serological survey of leptospirosis in livestock in Thailand. Epidemiology
and infection, 141(11), 2269–2277.
• Kasus Kontrol: Parashar, U. D, et. al. (2000). Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, Nipah virus, during a 1998–1999 outbreak of severe encephalitis in Malaysia. Journal of Infectious Diseases, 181(5), 1755–1759.
Diskusi
Kelompok
Besar
30-60 Bergantung pada ketersediaan waktu dan ukuran kelas, instruktur dapat memilih untuk
Menit mengadakan evaluasi dalam satu kelas secara keseluruhan. Kelompok dapat membagikan
penafsiran mereka, dan kendala-kendala yang mereka temui dalam menerapkan metode
PECOT/GATE.
281
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Menjelaskan komponen dasar studi epidemiologi observasional dari artikel penilaian
sebaya yang telah dipublikasikan.
Pilihan: menggunakan metode PECOT untuk menilai kelengkapan dan keakuratan dari
laporan tertulis populer tentang studi epidemiologi.
PECOT
Catatan:
282
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Menerapkan PECOT
Instruktur Anda akan menugaskan Anda untuk membaca sebuah artikel dan menginterpretasikannya
menggunakan metode PECOT.
Kohort Prospektif: Khuntirat, B. P., Yoon, I. K., Blair, P. J., Krueger, W. S., Chittaganpitch, M.,
Putnam, S. D. and Gray, G. C. (2011). Evidence for subclinical avian influenza virus infections
among rural Thai villagers. Clinical Infectious Diseases, 53(8), e107–e116.
Kohort Prospektif dan Retrospektif: Moen, A. R., Wouda, W., Mul, M. F., Graat, E. A. M., and
Van Werven, T. (1998). Increased risk of abortion following Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study in four dairy herds. Theriogenology, 49(7),
1301–1309.
Potong-Lintang: Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida,
S. (2013). Serological survey of leptospirosis in livestock in Thailand. Epidemiology and infection, 141(11), 2269–2277.
Kasus-Kontrol: Parashar, U. D., et. al. (2000). Case-control study of risk factors for human
infection with a new zoonotic paramyxovirus, Nipah virus, during a 1998–1999 outbreak of
severe encephalitis in Malaysia. Journal of Infectious Diseases, 181(5), 1755–1759.
Persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil analisis Anda di depan kelas.
Catatan:
283
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Pendahuluan Surveilans Penyakit
Tujuan
Pembelajaran:
Menjelaskan data “lingkaran umpan balik” dan aliran informasi melalui saluran lokal,
provinsi, dan nasional.
Memaparkan karakteristik dari tiga metode surveilans yang berbeda: aktif, pasif, dan sindromik.
Menyebutkan lima aplikasi surveilans kesehatan komunitas.
Tipe Pengajaran: Kuliah
Durasi:
180 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint Modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
60 Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide
Menit PowerPoint untuk sesi ini.
Pada sesi ini, kita akan mengulang konsep surveilans secara lebih terperinci, mempelajari
metode surveilans utama (aktif, pasif, dan sindromik) dan sistem global, juga
mendiskusikan bebagai kendala dan keterbatasan dalam mengumpulkan menganalisis, dan
menginterpretasikan data surveilans.
Siswa akan ditantang untuk cepat dalam menerapkan konsep yang telah dibahas untuk
memeriksa beberapa sistem surveilans global dan merancang rencana surveilans SMART
mereka sendiri.
60 
Catatan: Aktivitas ini juga ditemukan dalam Modul Manajemen Penyakit Menular,
Menit
dengan sedikit modifikasi.
Aktivitas
Kelompok
Kecil
Bagilah siswa kedalam beberapa kelompok berisikan empat hingga enam orang (atau kurang)
dan tugaskan setiap kelompok pranala luar untuk dikaji.
US CDC – http://www.cdc.gov/surveillancepractice/
WHO Global Influenza Surveillance and Response System http://www.who.int/
influenza/gisrs_laboratory/en/
WHO Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) http://www.who.int/
csr/outbreaknetwork/en/
OIE – World Animal Health Information System http://www.oie.int/animal-health-inthe-world/the-world-animal-health-information-system/the-oie-data-system/
FAO – EMPRES-I http://empres-i.fao.org/eipws3g/#h=0
European CDC - http://www.ecdc.europa.eu/en/activities/surveillance/Pages/index.
aspx
HealthMap - http://healthmap.org/en/
284
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Mintalah para siswa untuk memeriksa sistem surveilans berdasarkan konsep dasar evaluasi
surveilans dan menentukan jikalau situs web surveilans tersebut memiliki kumpulan data,
prosedur, dan metode surveilans yang dirancang dengan baik untuk menjamin validitas dan
tingkat kepercayaan data.
Setelah mengakses situs web, para siswa harus memilih sebuah penyakit zoonosis dan
membuat rencara pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik yang dicantumkan
dalam presentasi PowerPoint.
60 Para siswa menampilkan rencana evaluasi untuk penyakit zoonotik pilihan mereka.
Menit Kemudian, dalam kelompok besar, diskusikan persamaan dan perbedaan yang ada diantara
rencana mereka dalam hal kriteria evaluasi: kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan,
sensitivitas, ketepatan, nilai prediktif positif, nilai prediktif negative, keterwakilan,
Evaluasi
keberlanjutan, dan linimasa.
Kelompok
Besar
Buatlah evaluasi kelompok besar untuk sistem surveilans SMART untuk penyakit
zoonotik dengan menanyakan pertanyaan berikut, “Bagaimana setiap rancangan kelompok
memasukkan aspek SMART ke dalamnya?”
285
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Menjelaskan data “lingkaran umpan balik” dan aliran informasi melalui saluran lokal,
provinsi, dan nasional.
Memaparkan karakteristik dari tiga metode surveilans yang berbeda: aktif, pasif, dan
sindromik.
Menyebutkan lima aplikasi surveilans kesehatan komunitas.
Surveilans SMART
Strategic…Measurable…Adaptable…Responsive…Targeted
Catatan:
Situs Web Surveilans
Lakukan eksplorasi pada situs web surveilans yang ditugaskan pada kelompok Anda:
US CDC – http://www.cdc.gov/surveillancepractice/
WHO Global Influenza Surveillance and Response System http://www.who.int/influenza/
gisrs_laboratory/en/
WHO Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) http://www.who.int/csr/
outbreaknetwork/en/
OIE – World Animal Health Information System http://www.oie.int/animal-health-in-theworld/the-world-animal-health-information-system/the-oie-data-system/
FAO – EMPRES-I http://empres-i.fao.org/eipws3g/#h=0
European CDC - http://www.ecdc.europa.eu/en/activities/surveillance/Pages/index.aspx
HealthMap - http://healthmap.org/en/
286
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Petunjuk:
Pilihlah sebuah penyakit zoonotik dan buatlah rencana evaluasi untuk pengumpulan data, termasuk prosedur
dan teknik seperti yang tertuang di dalam kuliah. Buatlah sebuah poster atau lembar balik untuk menampilkan
rencana Anda dan bersiaplah untuk berbagi tentang rencana tersebut dengan kelas Anda.
Rencana-rencana ini akan dievaluasi berdasarkan pada: kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, ketepatan, nilai prediktif positif, nilai prediktif negative, keterwakilan, keberlanjutan, dan linimasa.
Catatan:
287
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Kelas Menular: Investigasi Wabah
Tujuan
Pembelajaran:
Mengalami wabah sebuah penyakit beserta investigasinya
Mendata langkah-langkah spesifik yang diambil dalam mengadakan investigasi wabah
penyakit.
Tipe Pengajaran: Permainan, Evaluasi Kelompok Besar
Durasi:
90 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Komputer (untuk siswa)
Tabung reaksi atau cangkir, dan pipet untuk setiap peserta.
Air suling
0.1 molar natrium hidroksida (NaOH)
Larutan indikator Fenolftalein, dilarutkan dalam alcohol dan diencerkan dalam air
(indikator pH)
Catatan untuk Fasilitator
60 Mensimulasikan Sebuah Epidemi
Menit Dari penyakit pes ke malaria hingga leptospirosis, para ilmuwan dan petugas kesehatan
komunitas yang berwenang berjuang untuk memahami dan mengontrol penyebaran
Permainan
penyakit menular tersebut. Menggunakan reagen sederhana, para siswa akan
mensimulasikan penyebaran penyakit khayalan sederhana untuk mengeksplorasi beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat infeksi, tantangan epidemiologi, dan metode untuk
menyelidiki dan menjelaskan wabah penyakit.
Siapkan tabung reaksi sebelum kegiatan ini dilakukan: Isilah setengah dari ukuran
tabung reaksi yang ada dengan 0,1 molar NaOH dan isi sisanya dengan air suling.
Anda bisa menomori masing-masing tabung reaksi untuk kejelasan dan untuk
menggambarkan “kerahasiaan” pengumpulan data ketika latihan ini terungkap.
-
Jika Anda memiliki kelompok besar (30-35 orang atau lebih), Anda mungkin ingin
memulai dengan dua tabung reaksi berisi NaOH. Jumlah akhir tabung reaksi yang
“terinfeksi” akan bervariasi, bergantung pada (1) jumlah pertukaran dan (2) berapa
banyak pertukaran terjadi antara dua tabung yang sudah terinfeksi.
Biarkan siswa tahu mereka akan mensimulasikan penularan sebuah penyakit dengan
menukar sejumlah isi tabung reaksi mereka dengan siswa lain. Sebutkan bahwa salah
satu tabung reaksi “terinfeksi “ dengan penyakit menular imejiner.
PERHATIAN : NaOH dan fenolftalein dapat mengiritasi mata dan kulit. Peringatkan
siswa untuk sebisa mungkin tidak menumpahkan cairan dalam tabung reaksi dan
peringatkan mereka untuk TIDAK meminum apa yang ada dalam tabung reaksi tersebut.
Juga minta mereka berhati-hati untuk TIDAK menyentuh cairan milik siswa lain ketika
bertukar tetesan cairan.
288
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Distribusikan tabung reaksi dan pipet secara acak ke kelas. Buat catatan dalam kepala
Anda siapa siswa yang menerima tabung reaksi yang mengandung NaOH.
Minta siswa berjalan di sekitar ruangan dengan tabung reaksi mereka. Ketika Anda
mengatakan “Berhenti!” setiap siswa harus menggunakan pipet untuk bertukar cairan
(beberapa tetes, setengah ukuran pipet untuk lebih spesifik) dengan orang terdekat
mereka. Ulangi sampai setidaknya tiga pertukaran. Instruksikan para siswa untuk
mencatat secara berurutan identitas dengan siapa mereka bertukar cairan.
Sekarang saatnya untuk menguji infeksi khayalan yang terjadi. Masukan setetes
fenolftalein dalam setiap tabung reaksi. Jika cairan berubah warna menjadi pink,
artinya tabung reaksi “terinfeksi” dengan NaOH . Berapa banyak siswa yang sekarang
“terinfeksi”?
Melacak Sumber Infeksi
Sekarang sebagian kelompok telah “terinfeksi,“ posisikan siswa sebagai ahli
epidemiologi. Tantangan mereka adalah mengumpulkan data yang akan membantu
mereka menelusuri alur epidemi, mencari pembawa penyakit pertama kali, dan
menggambarkan wabah dengan menggunakan istilah yang tepat.
 Dalam kelompok, gunakan data untuk mencoba menyimpulkan mana individu
yang merupakan pembawa asli penyakit.
• Mengapa penting untuk menentukan sumber infeksi?
• Kesulitan apa yang muncul dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan
data? Perhatikan bahwa penyakit simulasi ini memiliki tingkat infeksi sebesar
100% yang muncul segera di bawah pengujian. Beberapa infeksi, seperti
HIV dan cacar air, bisa tetap dorman di dalam tubuh untuk waktu yang
lama. Lainnya, seperti Ebola, membunuh inang dengan cepat.
• Bagaimana kemungkinan dari setiap faktor tersebut mempengaruhi
kemampuan untuk mengetahui karier/pembawa?
 Sebuah metode memungkinkan untuk menemukan “pasien awal” adalah
meminta setiap siswa menulis nomor tabung reaksinya atau namanya di papan
dan di bawah nama atau nomor tersebut ditulis nama/nomor dengan siapa ia
bertukar cairan secara berurutan. Kemudian, sebagai sebuah kelompok, sorot
nama-nama yang “terinfeksi” (ditampilkan dalam huruf tebal di contoh).
 Representasi visual ini dapat membantu memperjelas mana peserta yang mungkin
telah menginfeksi satu sama lain, dan dalam urutan seperti apa. Siswa dengan
“tes positif” dan semua orang yang bertukar cairan dengannya juga positif jika
diuji mungkin merupakan pembawa asli dari penyakit. Sangat mungkin bahwa
akan ada beberapa kandidat untuk “pasien awal.” Pemeriksaan silang dari riwayat
masing-masing kontak dapat mempersempit kemungkinan, tapi mungkin tidak
kurang dari dua kandidat.
 Jika peserta tidak dapat mencapai kesimpulan akhir, latihan ini akan menimbulkan
pertanyaan yang berguna tentang tantangan yang dihadapi ahli epidemiologi
ketika mereka mencoba untuk melacak sumber infeksi.
289
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pilihan Tambahan
Data yang terkumpul dari kelas “menular” dapat digunakan dalam berbagai cara.
Beberapa contoh diantaranya termasuk:
 Membuat siswa menghitung insidensi (sebagai contoh, jumlah kasus per satu
putaran kontak; Anda bisa membayangkan setiap putaran kontak mewakili satu
hari, satu minggu, dsb)
 Membuat siswa menghitung prevalensi
 Mendiskusikan infeksi “sumber titik”
 Menghitung angka reproduktif dasar dari infeksi (berdasarkan berapa banyak
kasus, rata-rata, setiap kasus menginfeksi?)
 Mendiskusikan peran dari “penyebar super” dalam wabah penyakit.
Adaptasi untuk Kelas Besar
Jika kelas Anda berjumlah lebih dari 30 orang, percobaan ini akan sulit dilakukan atau
memakan waktu yang terlalu lama supaya semua siswa bisa perpartisipasi dalam simulasi
wabah. Untuk dapat tetap melibatkan seluruh kelas, Anda dapat mengatur sebagai
berikut:
 Tiga puluh siswa tetap menjadi populasi yang terlibat dalam wabah dan berfungsi
seperti yang dijelaskan di atas.
 Dua atau tiga siswa dapat menjadi analis data yang yang akan merekam data yang
dikumpulkan dari populasi pada komputer mereka.
 Para siswa yang tersisa bisa menjadi tim epidemiologi yang bekerja dengan analis
data memutuskan bagaimana mempelajari populasi dan menentukan kasus indeks.
Contoh Diagram Mencari Jejak Infeksi
Orang 1
Orang 2
Orang 3
Orang 4
Orang 5
Orang 6
Orang 7
Kontak 1
Kontak 2
Kontak 3
30 Untuk menyimpulkan latihan Kelas Menular, mintalah siswa untuk membuat daftar
Menit langkah-langkah yang mereka ikuti dalam penyelidikan wabah, dengan menulis di lembar
balik, papan tulis, atau menggunakan layar komputer yang diproyeksikan. Kemudian
meminta mereka untuk meninjau daftar tersebut dan memutuskan apakah ada langkahEvaluasi
langkah penting yang hilang. Jika memang demikian, tambahkan langkah-langkah yang
Kelompok
diperlukan.
Besar
Berikutnya, mintalah mereka untuk membuat daftar tujuan utama dari penyelidikan
wabah penyakit. Sebagaimana sebelumnya, mintalah mereka meninjau dan memodifikasi
daftar tersebut dalam kelompok.
Kemudian bersama para siswa tinjaulah tujuan dan langkah-langkah berikut dalam
penyelidikan wabah yang serupa (slide dalam dek PowerPoint).
290
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Penyelidikan Wabah Penyakit
Tujuan dari investigasi wabah adalah untuk:
 Menghentikan perkembangan penyakit.
 Menentukan penyebab wabah.
 Mengontrol wabah.
 Mencegah wabah di masa depan.
Langkah-langkah untuk diikuti:
1. Lakukan verifikasi wabah.
• Apakah penyakit itu (definisi kasus awal, diagnosis akhir), seberapa parah penyakit
tersebut dan apakah itu kelebihan dari penyakit tersebut?
• Mengidentifikasi dan meninjau insiden zoonotik potensial, melihat kelompok akut
atau wabah, peningkatan kecenderungan infeksi atau sindrom yang telah diketahui,
atau infeksi baru atau sindrom yang belum terdiagnosis.
2. Jelaskan tanda-tanda klinis dari penyakit ini.
Identifikasi karakteristik umum untuk semua anggota yang terkena dan bagaimana
orang-orang yang sakit dapat dibedakan dari individu yang sehat.
3. Tentukan masalah dalam hal waktu, tempat, dan populasi yang terkena penyakit.
Menilai risiko terhadap kesehatan manusia dan hewan dan apakah itu adalah risiko
zoonosis yang mungkin.
4. Meningkatkan pengawasan manusia dan hewan di daerah yang terkena dan wilayah
sekitarnya. Hal ini membantu mengidentifikasi kasus tambahan.
5. Menjelaskan wabah.
Mengumpulkan data historis dan bandingkan individu yang terkena dan tidak. Plot
kurva epidemi untuk menentukan sumber, inkubasi, dan penyebaran agen penyakit.
Petakan data, pergerakan manusia dan hewan, hambatan pergerakan, dsb.
6. Mengembangkan hipotesis tentang penyebab.
7. Lakukan studi analisis pada data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi faktor
risiko.
Mengidentifikasi faktor-faktor risiko tinggi dan rendah.
8. Kontrol Penyakit
Menggunakan informasi di atas strategi pengendalian dapat diimplementasikan bahkan
jika agen infeksi belum diidentifikasi secara positif. Penyelidikan lebih lanjut mengenai
penyebab penyakit ini mungkin diperlukan.
9. Strategi Pencegahan
Hal ini termasuk komunikasi, pendidikan, dsb.
10.Sesuaikan pengawasan dan monitoring program.
291
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Mengalami wabah sebuah penyakit beserta investigasinya
Pembelajaran: Mendata langkah-langkah spesifik yang diambil dalam mengadakan investigasi wabah penyakit.
Serangan Wabah di Dalam Kelas Anda
Dari penyakit pes ke malaria ke leptospirosis, para ilmuwan dan petugas kesehatan komunitas yang berwenang
berjuang untuk memahami dan mengontrol penyebaran penyakit menular tersebut. Hari ini, kita akan
mensimulasikan terjadinya wabah penyakit!
Orang 1
Kontak 1
Kontak 2
Kontak 3
Kontak 4
Kontak 5
Kontak 6
Catatan:
292
Orang 2
Orang 3
Orang 4
Orang 5
Orang 6
Orang 7
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Bagaimana Pendapat Anda?
Sebutkanlah langkah-langkah yang Anda ikuti dalam investigasi wabah. Apakah ada langkah
penting yang tertinggal?
Apa saja tujuan utama dari investigasi wabah penyakit?
Catatan:
293
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Pendahuluan Analisis Risiko Penyakit
Tujuan
Pembelajaran:
Memahami tujuan dan terminologi dasar dari analisis risiko
Memaparkan komponen-komponen dari proses analisis risiko
Memberikan beberapa penerapan analisis risiko dari penyakit menular zoonotik
Menjelaskan beberapa kerangka analisis risiko yang banyak dikenal dan digunakan
Tipe Pengajaran: Presentasi; Latihan Kelompok Kecil; Evaluasi Kelompok Besar
Durasi:
60–120 Menit
Peralatan dan
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Materi:
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
60 
Catatan: Untuk informasi tambahan dan pilihan pengajaran, termasuk latihan dalam
Menit
Penilaian Risiko Mikrobial Kuantitatif, mohon meninjau bahan penilaian risiko dalam
Modul Manajemen Penyakit Menular.
Catatan Fasilitator yang lebih rinci termasuk dalam bagian catatan slide PowerPoint untuk
sesi ini.
Dalam sesi ini, kita akan memeriksa proses analisis risiko, yang:
• Apakah logis untuk mendukung pengambilan keputusan dalam kondisi tidak menentu,
ketika informasi tidak lengkap.
• Menambahkan ilmu pengetahuan ke dalam kebijakan untuk membantu meminimalkan
risiko dan dampaknya.
• Menyampaikan risiko kepada pemegang kepentingan.
Analisis risiko bersifat berulang dan melibatkan identifikasi risiko (juga disebut bahaya),
membentuk pertanyaan, mengembangkan model, menambahkan data ke model (kualitatif,
kuantitatif atau di antaranya) dan kemudian menjalankan model tersebut. Temuantemuan dan hasil analisis biasanya ditafsirkan dengan hati-hati; misalnya, ditinjau dalam
kaitannya dengan isu-isu seperti apakah masuk akal secara biologis, adanya bukti efek dosisrespon, bersifat kronologis (yaitu, menjamin paparan terjadi sebelum onset penyakit), dan
konsistensi dengan literatur terkini untuk menjamin bahwa hipotesis tentang penyebab
penyakit yang diusulkan adalah logis dan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang “baik”
atau praktik terbaik, dsb. Hal ini membantu menyoroti kesenjangan dalam data, titik kritis
di jalur risiko dan pilihan untuk mengurangi risiko.
Ada beberapa kerangka kerja yang diakui secara internasional untuk menyelesaikan analisis
risiko dan kita akan melihat beberapa dari mereka. Semua pada dasarnya sama, dengan
terminologi yang sedikit berbeda.
294
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Risk assessment
• Hazard identification
• Hazard characterization
• Exposure assessment
• Risk characterization
Risk management
• Risk evaluation
• Option assessment
• Option implementation
• Monitoring and review
Risk
communication
SOURCE: FAO, 1997
30-60 Instruktur dapat menugaskan kelompok kecil untuk membaca dan menafsirkan artikel
Menit yang dipublikasikan mengenai analisis risiko penyakit. Beberapa contoh referensi potensial
tercantum di bawah ini.
Aktivitas
Anda memiliki artikel penelitian yang menerapkan Analisis Risiko Penyakit. Silakan
Kelompok
membacanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Kecil
Apa yang menjadi kerangka pertanyaan?
Apa saja bahaya yang teridentifikasi?
Apa yang disebut dengan risiko?
Apakah analisis risiko bersifat kualitatif, kuantitatif, atau keduanya?
Siapa saja pemegang kepentingan yang teridentifikasi?
Siapa saja yang perlu diinformasikan mengenai hasil dari analisis risiko?
Bagaimana hasil tersebut bisa diaplikasikan?
Hasil dapat dibagi dan dibandingkan di antara kelompok-kelompok atau disajikan kembali ke
kelas dan dibahas, tergantung pada preferensi instruktur, ketersediaan waktu dan ukuran kelas.
Referensi yang dapat digunakan:
Latihan
Kelompok
Kecil
de Man, H., Bouwknegt, M., van Heijnsbergen, E., Leenen, E. J. T. M., van Knapen,
F. and de Roda Husman, A. M. (2014). Health risk assessment for splash parks that use
rainwater as source water. Water Research.
Dom, N. C., Ahmad, A. H., Latif, Z. A., Ismail, R. and Pradhan, B. (2013). Coupling of
remote sensing data and environmental-related parameters for dengue transmission risk
assessment in Subang Jaya, Malaysia. Geocarto International, 28(3), 258–272.
Jones-Engel, L., Engel, G. A., Schillaci, M. A., Lee, B., Heidrich, J., Chalise, M. and Kyes, R.
C. (2006). Considering human–primate transmission of measles virus through the prism of
risk analysis. American Journal of Primatology, 68(9), 868–879. Abstract available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16900498.
Lau, C. L., Clements, A. C., Skelly, C., Dobson, A. J., Smythe, L. D., and Weinstein,
P. (2012). Leptospirosis in American Samoa – estimating and mapping risk using
environmental data. PLoS Neglected Tropical Diseases, 6(5), e1669. Article available free
online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3362644/.
60 Untuk latihan elektif ini, bagilah siswa ke dalam kelompok empat hingga enam orang.
Menit Lihatlah petunjuk untuk Penilaian Risiko Mikroba Kuantitatif dalam aktivitas kelas dalam
modul Manajemen Penyakit Menular.
295
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Memahami tujuan dan terminologi dasar dari analisis risiko
Memaparkan komponen-komponen dari proses analisis risiko
Memberikan beberapa penerapan analisis risiko dari penyakit menular zoonotik
Menjelaskan beberapa kerangka analisis risiko yang banyak dikenal dan digunakan
Penilaian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi
Risk assessment
• Hazard identification
• Hazard characterization
• Exposure assessment
• Risk characterization
Risk management
• Risk evaluation
• Option assessment
• Option implementation
• Monitoring and review
Risk
communication
SOURCE: FAO, 1997
Catatan:
296
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Artikel Analisi Risiko Penyakit
Instruktur akan menugaskan kelompok Anda satu artikel penelitian dari daftar di bawah ini:
de Man, H., Bouwknegt, M., van Heijnsbergen, E., Leenen, E. J. T. M., van Knapen, F. and de
Roda Husman, A. M. (2014). Health risk assessment for splash parks that use rainwater as source
water. Water Research.
Dom, N. C., Ahmad, A. H., Latif, Z. A., Ismail, R. and Pradhan, B. (2013). Coupling of remote
sensing data and environmental-related parameters for dengue transmission risk assessment in
Subang Jaya, Malaysia. Geocarto International, 28(3), 258–272.
Jones-Engel, L., Engel, G. A., Schillaci, M. A., Lee, B., Heidrich, J., Chalise, M. and Kyes,
R. C. (2006). Considering human–primate transmission of measles virus through the prism
of risk analysis. American Journal of Primatology, 68(9), 868–879. Abstract available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16900498.
Lau, C. L., Clements, A. C., Skelly, C., Dobson, A. J., Smythe, L. D., and Weinstein, P.
(2012). Leptospirosis in American Samoa – estimating and mapping risk using environmental
data. PLoS Neglected Tropical Diseases, 6(5), e1669. Article available free online at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3362644/.
Lakukan analisis terhadap artikel tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Apa yang menjadi kerangka pertanyaan?
Apa saja bahaya yang teridentifikasi?
Apa yang dimaksud dengan risiko?
Apakah analisis risiko bersifat kualitatif, kuantitatif, atau keduanya?
Siapa saja pemegang kepentingan yang teridentifikasi?
Siapa saja yang perlu diinformasikan mengenai hasil dari analisis risiko?
Bagaimana hasil tersebut bisa diaplikasikan?
Catatan:
297
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Analisis Risiko Penyakit: Sebuah Latihan Lapangan untuk Penilaian Risiko
Tujuan
Pembelajaran:
Tipe Pengajaran:
Durasi:
Peralatan dan
Materi:
Melengkapi penilaian risiko dasar untuk penyakit zoonotik di komunitas lokal.
Presentasi; Studi lapangan
Bervariasi
Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Slide Power Point opsional – Instruktur dapat membuatnya berdasarkan rencana studi
lapangan yang spesifik
Panduan Siswa
Logistik untuk perjalanan dari/ke tujuan studi lapangan, makanan/minuman di lokasi
Peta, telepon seluler dan/atau kamera, kamera video jika pengambilan foto dan video
memungkinkan.
Memastikan bahwa persetujuan perlindungan subyek hewan dan manusia yang diperlukan
tersedia sebagaimana seharusnya.
Memastikan kontak yang sepantasnya dengan dan izin dari pemuka masyarakat dan pejabat
lokal yang berwenang sudah diatur dan dilakukan dengan baik sebelum kunjungan.
Catatan untuk Fasilitator
30-45 Berikanlah gambaran studi lapangan yang akan dilakukan:
Menit Tujuan dari kunjungan lapangan
Kuliah
Rincian tentang budaya, tradisi, populasi manusia dan populasi hewan di dalam dan di
sekitar masyarakat setempat yang akan para siswa kunjungi
Faktor risiko penyakit zoonosis yang telah diketahui
Peternakan dan satwa liar yang diketahui ada di dalam dan di sekitar masyarakat
Setiap ternak, satwa liar, penyakit zoonosis yang diketahui ada dalam populasi
Bagaimana penyakit zoonosis telah mempengaruhi budaya atau praktek-praktek lokal
Bagaimana berinteraksi dengan masyarakat
298
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Mini- Studi Lapangan
mal Siswa berpartisipasi dalam kunjungan lapangan ke masyarakat atau peternakan lokal.
180
Selama kunjungan siswa membuat catatan tentang praktik yang mereka amati dan faktorMenit
faktor yang dapat mempengaruhi penularan penyakit zoonosik yang dapat berdampak
Kelompok
pada kesehatan manusia, kesehatan hewan dan/ atau kesehatan lingkungan.
kecil
4–5 per
− Apakah ada wabah penyakit zoonosis yang terjadi di masyarakat? Jika ya, fokus pada
kelompok
penyakit ini.
− Apa yang bisa Anda amati dalam masyarakat (pekerjaan, pertanian, peternakan,
makanan yang dikonsumsi, suplai makanan dan air, pengawetan makanan, sanitasi
lingkungan, pengelolaan sampah, perdagangan dan pariwisata, dan sebagainya).
− Binatang apa (ternak, satwa liar, hewan peliharaan ...) yang ada? Sistem manajemen,
lingkungan, pengelolaan limbah hewan?
− Apa ekosistem yang tercatat? Apakah ada penyakit yang diketahui terkait dengan
ekosistem tersebut?
− Apa faktor yang terkait dengan manusia, hewan, dan lingkungan mereka yang dapat
mempengaruhi penularan penyakit zoonosik?
− Apakah ada akses ke fasilitas kesehatan manusia dan hewan?
60–
120
Menit
atau
Evaluasi
lebih
Kelompok
Besar
Pilihan 1:
Dalam kelompok besar, bersama-sama menyelesaikan penilaian risiko dasar. Penilaian ini
bisa bersifat kualitatif, kuantitatif atau semi-kuantitatif, tergantung pada waktu yang tersedia
bagi siswa untuk melakukan pencarian literatur untuk mengumpulkan data. Juga tergantung
pada waktu, manajemen risiko dan bagian komunikasi risiko juga dapat diselesaikan.
Pilihan 2:
Mintalah siswa tetap dalam kelompok kecil mereka untuk melengkapi penilaian dasar risiko
(dan manajemen risiko dan komunikasi risiko yang bersifat elektif, seperti di atas). Mintalah
masing-masing kelompok melaporkan kembali dalam pleno.
299
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan Pembelajaran: Melengkapi penilaian risiko dasar untuk penyakit zoonotik di komunitas lokal.
Mempersiapkan Studi Lapangan
http://hiddencityphila.org
Catatan:
Catatan Lapangan:
Selama melakukan studi lapangan, lakukan pencatatan mengenai praktik yang Anda observasi dan
semua faktor yang mungkin mempengaruhi transmisi penyakit zoonotik yang bisa berdampak
pada kesehatan manusia maupun hewan. Temukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah ada wabah penyakit zoonotik yang terjadi dalam komunitas ? Jika ya, fokuslah pada
penyakit ini.
Apa yang dapat kamu amati dalam komunitas (pekerjaan, agrikultur, binatang ternak,
makanan yang dikonsumsi, suplai air dan makanan, pengawetan makanan, sanitasi lingkungan,
penanganan limbah, perdagangan dan turisme, serta lain sebagainya)
Binatang apa saja (ternak, liar, peliharaan…) yang ada? Sistem pengelolaan, lingkungan, dan
penanganan limbah binatang?
Ekosistem apa saja yang bisa teridentifikasi? Apakah terdapat penyakit yang diketahui terkait
dengan ekosistem tersebut?
Faktor-faktor apa yang terkait dengan manusia, binatang, dan lingkungan mereka yang mungkin
berdampak pada transmisi penyakit zoonotik?
Apakah tersedia akses menuju fasilitas kesehatan manusia ataupun binatang?
300
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
301
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Review Kosakata dan Konsep dengan Menyaksikan film Contagion (aktivitas pilihan)
Tujuan
Pembelajaran:
Melakukan review mengenai kosa kata dan konsep epidemiologi (dan penyakit menular
zoonotik)
Bisa dengan/tanpa melibatkan tujuan pembelajaran di bawah ini (tumpang tindih dengan
Dasar-Dasar Penyakit Menular dan Manajemen Penyakit Menular)
Menjelaskan progresivitas sebuah penyakit pada individu
Menggambarkan bagaimana infeksi ditransmisikan dari satu individu ke individu lainnya
Menggambarkan transmisi penyakit dalam populasi
Tipe Pengajaran: Film, Presentasi dan Evaluasi Kelompok Besar
Durasi:
Menonton film (di dalam atau di luar kelas) 120 Menit
Peralatan dan
Materi:
Presentasi, evaluasi 120 Menit
Layar/dinding kosong, Proyektor LCD, layar/dinding kosong
Lembar balik atau papan tulis dengan spidol
PowerPoint modul
Panduan Siswa
Akses menuju DVD atau duplikat streaming film (akses internet jika streaming dilakukan
dalam kelas)
Catatan untuk Fasilitator
120 Menonton Contagion
Menit Sebelum menonton film, bagikan daftar kosakata di bawah ini, dan minta
siswa untuk melengkapi arti kosa kata tersebut sebanyak mungkin sambil
menonton film. Bahkan jika istilah tersebut terasa asing bagi mereka, mereka
Pra-Kelas
harus mencoba untuk menyimpulkan makna dari konteks dalam film.
ATAU
Dilarang mencontek!
Di Kelas
Agen
Transmisi horizontal
Kurva wabah
Rentan
Bakteri
Inang
Pandemik
Transmisi
Karier
Periode inkubasi
Parasit
Vaksin
Endemik
Kasus indeks
Patogen
Vektor
Enzootik
Infektif
R0
Transmisi vertikal
Epidemik
Wabah
Pulih
Virus
Epizootik
Perantara
Zoonosis
Fomit
Resisten
120 Catatan Fasilitator yang lebih rinci termasuk dalam bagian catatan slide PowerPoint untuk
Menit sesi ini.
Diskusi
Kelompok
Besar
302
Agen: faktor (misalnya mikroorganisme atau zat kimia) atau bentuk energi yang
kehadirannya, berlebihan atau, dalam kasus penyakit defisiensi, ketiadaan relatifnya sangat
penting dalam terjadinya penyakit atau hasil keluaran kesehatan yang merugikan lainnya.
Bakteri: Anggota dari kelompok besar mikroorganisme uniseluler yang minim akan organel
dan inti sel yang terorganisir, termasuk beberapa yang dapat menyebabkan penyakit
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pembawa/karier: Seorang individu yang terinfeksi dan, walaupun biasanya memiliki
sedikit atau tidak ada gejala penyakit, dapat berfungsi sebagai perantara untuk menularkan
infeksi kepada orang lain. Istilah ini juga dapat berlaku untuk seorang individu yang
dalam masa penyembuhan dan mungkin memiliki beberapa gejala, tetapi tetap menular.
Durasi status pembawa mungkin singkat (hari) atau bisa berlangsung dalam waktu lama;
misalnya orang dengan infeksi tuberkulosis (TB) laten (tidak aktif) adalah pembawa laten
yang mungkin mengalami reaktivasi TB setelah beberapa dekade dan menjadi menular
kepada orang lain jika tidak ditangani dengan baik. Selanjutnya, “pembawa” mungkin
juga berlaku untuk individu dengan kondisi genetik yang menderita penyakit, namun
dapat menurunkan gen kepada keturunannya. Jadi, istilah pembawa “diam” dapat
merujuk kepada individu yang tidak memiliki gejala, tetapi dapat menularkan penyakit
menular atau gen resesif (misalnya, anemia sel sabit sifat atau alpha thalassemia trait).
Dengan demikian, pembawa diam mempertahankan sifat menular mereka, sementara
pembawa laten tidak menular.
Endemik /enzootik: Frekuensi normal penyakit dalam suatu populasi. Ada pola yang
dapat diprediksi, misalnya, wabah penyakit musiman yang dibawa nyamuk seperti
malaria atau influenza musiman. Penyakit endemik menunjukkan bahwa agen dan inang
telah beradaptasi satu sama lain dari waktu ke waktu, dan penyakit ini bertahan dalam
suatu populasi (tanpa migrasi atau masukan baru dari patogen); penyakit yang selalu ada
dalam suatu populasi. Untuk virus campak, istilah ini digunakan sedikit berbeda untuk
menunjukkan infeksi yang dapat bertahan dalam populasi dalam jangka panjang tanpa
perlu diperkenalkan kembali dari luar. Endemisitas stabil (kadang-kadang disebut
sebagai “endemnisitas”) adalah ketika kejadian infeksi atau penyakit tidak menunjukkan
kecenderungan sekuler untuk naik atau turun.
Epidemi/epizootic: Sebuah peningkatan dari kejadian penyakit melebihi dari jumlah
yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara inang, agen, dan
lingkungan serta menyiratkan pengelompokan kasus dalam ruang dan waktu. Sebuah
peningkatan pesat dari sebuah tingkat infeksi. Umumnya infeksi mikroparasit (dengan
kekebalan yang bertahan lama dan waktu generasi yang pendek), epidemi biasanya
ditandai oleh kenaikan eksponensial jumlah kasus dalam waktu dan diikuti dengan
sebuah penurunan ketika jumlah populasi yang rentan habis. Epidemi mungkin
timbul dari pengenalan patogen baru (atau strain) ke populasi yang sebelumnya tidak
terpajan (naif) atau sebagai akibat dari pertumbuhan kembali populasi yang rentan
beberapa waktu setelah epidemi sebelumnya terjadi karena agen infeksi yang sama.
Untuk beberapa agen infeksi prioritas tinggi (misalnya, virus polio), bahkan seorang
individu dengan kelumpuhan akut akibat infeksi virus polio liar dapat dianggap sebagai
“epidemi,” karena baik kebutuhan mendesak untuk tindakan pencegahan (kampanye
vaksinasi polio untuk mencegah kelumpuhan akut pada individu yang rentan) dan fakta
bahwa untuk setiap kasus infeksi polio paralitik yang teridentifikasi dapat terjadi hingga
100 infeksi asimtomatik pada anak-anak.
Fomite/ Kendaraan: Sebuah benda mati, termasuk selimut, perlengkapan atau peralatan
rumah sakit yang mampu membawa patogen dan berperan sebagai sarana untuk
penularan penyakit.
Host: Inang di mana parasit (makro atau mikro) melakukan reproduksi seksual atau
aseksual. Organisme hidup yang rentan terhadap atau menjadi agen infeksi dalam
kondisi alamiah.
Masa inkubasi: Waktu antara infeksi awal dan munculnya gejala penyakit. Tidak sama
dengan periode laten.
303
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Index case: The first case of a new disease, or initial person ill (initial “case”) in a disease
outbreak. Also called patient zero.
Kasus indeks: Kasus pertama dari suatu penyakit baru, atau orang yang sakit pertama
kali (“kasus” inisial) dalam wabah penyakit. Juga disebut pasien nol.
Infektif: Mampu menyebarkan infeksi kepada inang lain
Imun: 1) Sebuah keadaan di mana inang tidak rentan terhadap infeksi atau penyakit, atau
2) mekanisme dalam pencapaian hal yang disebutkan sebelumnya. Imunitas biasanya
dicapai oleh seorang individu melalui salah satu dari tiga rute:
-
-
-
Kekebalan alami atau bawaan yang diturunkan secara genetik atau diperoleh melalui
antibodi maternal. Kekebalan bawaan juga dapat merujuk ke hambatan fisiologis
terhadap infeksi (misalnya, kulit, mukosa) atau mekanisme proteksitf, seperti
fagositosis bakteri atau virus oleh sel darah putih, atau protein enzimatik (misalnya,
lisozim).
Kekebalan yang didapat adalah kekebalan yang terjadi setelah kontak dengan
agen infeksi atau antigen; proses ini melibatkan dua jenis limfosit: imunitas
yang”diperantarai sel” (melibatkan sel-T) atau kekebalan “humoral” (sel B).
Kekebalan buatan adalah istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kekebalan pasca vaksinasi (contohnya, kekebalan “alami” setelah infeksi vs “buatan”
pasca vaksinasi). Istilah “buatan” juga dapat digunakan ketika kekebalan pasif
ditransfer (misalnya, ketika imunoglobulin manusia digunakan untuk mengobati
botulisme pada bayi atau immunoglobulin digunakan bersama dengan vaksin untuk
mencegah rabies).
Wabah: Terjadinya kasus penyakit yang melebihi apa yang biasanya diharapkan pada
masyarakat, wilayah geografis atau musim tertentu. Mirip dengan istilah “epidemi,”
mungkin lebih sering digunakan untuk lingkup yang lebih kecil. Istilah ini mungkin
berlaku untuk satu kasus penyakit prioritas tinggi infeksi (misalnya, kasus poliomyelitis
paralitik akut).
Kurva wabah: Juga disebut kurva epidemi. Sebuah representasi grafis, biasanya dalam
bentuk histogram, menunjukkan jumlah insidensi penyakit dari waktu ke waktu.
Pandemi: Sebuah epidemi yang meluas dan mempengaruhi populasi di berbagai negara
atau benua.
Parasit: Setiap organisme penyebab penyakit; juga suatu organisme menunjukkan
ketergantungan pasti pada organisme lain, yaitu inang, yang bersifat merugikan inangnya.
-Makroparasit: Biasanya adalah cacing parasit dan arthropoda. Secara umum, parasit
yang tidak berkembang biak dalam inang definitif mereka, melainkan menghasilkan
tahap transmisi (telur dan larva) yang masuk ke dalam lingkungan eksternal.
-Mikroparasit: Biasanya, virus, bakteri, jamur dan protozoa. Secara umum, parasit
yang berkembang biak dalam host definitif mereka. Microparasites ditandai
dengan ukuran kecil, waktu kembang biak yang pendek dan kecenderungan untuk
menginduksi kekebalan terhadap reinfeksi pada inang yang bertahan hidup. Durasi
infeksi biasanya pendek dalam kaitannya dengan umur inang, tetapi ada pengecualian
penting, seperti virus dengan durasi lambat.
Patogen: Agen biologis menular yang menyebabkan penyakit atau sakit untuk inangnya.
R0: tingkat reproduksi dasar, atau intrinsik; ukuran kebugaran parasit/patogen. Pada
mikroparasit, didefinisikan sebagai jumlah perkiraan infeksi sekunder yang dihasilkan
pada populasi rentan oleh satu inang infektif (dengan infeksi primer). Pada makroparasit,
didefinisikan sebagai jumlah parasit dewasa yang diproduksi oleh satu parasit dewasa.
304
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pulih: Individu yang telah terkena infeksi, mengalami gejala dan, setelah beberapa waktu,
tidak lagi menderita gejala. Individu ini mungkin masih terinfeksi, masih menular atau
mungkin sudah bebas dari agen infeksi. Seorang individu yang sudah pulih mungkin
telah mengembangkan kekebalan parsial, sementara, penuh atau seumur hidup, atau
bahkan mungkin masih rentan terhadap infeksi yang sama.
Perantara: Setiap orang, hewan, tumbuhan, tanah atau zat lainnya di mana seorang agen
infeksi biasanya hidup dan berkembang biak. Reservoir biasanya ditempati oleh agen
infeksi tanpa mengalami kesakitan dan berfungsi sebagai sumber di mana orang lain
dapat terinfeksi. Agen infeksi terutama tergantung pada perantara untuk kelangsungan
hidupnya. Perantara memungkinkan substansi menular ditularkan ke inang lainnya yang
rentan.
Resisten: Tidak dapat diinfeksi oleh patogen; juga dapat merujuk kepada resistensi
antimikroba oleh bakteri.
Rentan: Seorang individu yang dapat terinfeksi oleh patogen karena kurangnya kekebalan
terhadap agen itu.
Transmisi: Proses di mana patogen berpindah dari sumber infeksi ke inang baru. Ada
dua jenis utama: transmisi horisontal dan vertikal. Mayoritas proses transmisi beroperasi
secara horizontal.
-Transmisi langsung: mikroorganisme menyebar langsung dari orang yang terinfeksi
kepada orang yang sehat melalui kontak fisik langsung dengan darah atau cairan
tubuh. Contoh kontak langsung adalah sentuhan, mencium, kontak seksual, kontak
dengan sekret mulut atau kontak dengan lesi tubuh.
-Transmisi Horizontal: Transmisi yang terjadi umumnya dalam populasi, tetapi
tidak termasuk transmisi vertikal.
-Transmisi Vertikal: Penularan infeksi dari orangtua kepada anaknya yang belum
lahir. Infeksi perinatal adalah bentuk khusus transmisi vertikal.
Vektor: Sebuah perantara hidup dimana infeksi yang ditularkan dari satu host ke yang
lain (misalnya nyamuk atau kutu).
Virus: Sebuah agen infeksi yang biasanya nonseluler, terdiri dari molekul asam nukleat
(RNA atau DNA) dalam selubung protein, terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop
cahaya, dan mampu berkembang biak hanya dalam sel-sel hidup dari sebuah inang
(diklasifikasikan sebagai parasit intraseluler obligat).
Zoonosis: Penyakit yang biasanya ditularkan antara hewan manusia dan non-manusia.
305
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Melakukan review mengenai kosa kata dan konsep epidemiologi (dan penyakit menular
zoonotik)
Bisa dengan/tanpa melibatkan tujuan pembelajaran di bawah ini (tumpang tindih dengan
Dasar-Dasar Penyakit Menular dan Manajemen Penyakit Menular)
Menjelaskan progresivitas sebuah penyakit pada individu
Menggambarkan bagaimana infeksi ditransmisikan dari satu individu ke individu lainnya
Menggambarkan transmisi penyakit dalam populasi
Contagion
Tontonlah film berjudul CONTAGION dan sepanjang mengikuti film ini, temukan daftar
kata di bawah sebanyak-banyaknya.
Kosa Kata
Agen
Transmisi horizontal
Kurva wabah
Rentan
Bakteri
Inang
Pandemik
Transmisi
Karier
Periode inkubasi
Parasit
Vaksin
Endemik
Kasus indeks
Patogen
Vektor
Enzootik
Infektif
R0
Transmisi vertikal
Epidemik
Wabah
Pulih
Virus
Epizootik
Perantara
Zoonosis
Fomite
Resisten
Catatan:
306
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Refleksi Pembelajaran dan Evaluasi
Tujuan
Pembelajaran:
Merefleksikan pembelajaran yang diperoleh dalam Modul Epidemiologi dan Analisis
Risiko
Menyediakan umpan balik mengenai kekuatan dari modul ini dan juga area dalam modul
yang masih perlu ditingkatkan
Tipe Pengajaran: Penilaian perorangan; Umpan balik Kelompok
Durasi:
60 Menit
Peralatan dan
Panduan Siswa
Materi:
Catatan untuk Fasilitator
Menilai/
membuat
Menerapkan
Bagaimana Anda menilai level Anda berdasarkan kompetensi Epidemiologi
dan Analisis Risiko:
Memahami
Penilaian
Pembelajaran
Individu
20 Arahkan siswa untuk melengkapi penilaian pembelajaran berikut dalam Panduan Siswa
Menit yang mereka miliki. Setelah mereka selesai, kumpulkan umpan balik untuk menginformasikan pengadaan modul di masa mendatang.
Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep yang
digunakan dalam epidemiologi.
Menjelaskan komponen penting dari praktik epidemiologi.
Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko
penyakit dan bagaimana analisis risiko penyakit menghubungkan ilmu
pengetahuan dengan kebijakan.
Tuliskan dua atau tiga hal yang Anda pelajari dari sesi ini. Pikirkan mengenai:
Apa yang baru atau mengejutkan Anda?
Apa yang berubah mengenai pemikiran Anda?
Hal apa yang masih Anda ragukan?
Apa yang menarik bagi Anda/ apa yang Anda minati untuk Anda pelajari secara lebih
mendetail?
Apakah ada perilaku baru yang akan Anda terapkan berdasarkan kelas ini?
Topik apa dari kelas ini yang akan Anda bagikan pada orang-orang di luar kelas?
Dalam kelompok kecil, mintalah setiap siswa untuk berbagi tentang:
20
Menit Pembelajaran utama mereka dari modul.
Diskusi
Kelompok
Kecil
Bagaimana mereka akan menerapkan konsep-konsep, pengetahuan, keterampilan yang
mereka peroleh dari modul.
307
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
20 Menanyakan para siswa:
Menit Apa salah satu unsur dari modul yang mereka sukai/yang dirasa sebagai sebuah
kelebihan/kekuatan?
Kelompok
Umpan Balik
Apa satu hal dalam modul yang mereka sarankan untuk diubah?
Adakah komentar tambahan?
Referensi untuk Peserta
1. Bonita, Ruth; Beaglehole, R; Kjellstrom, T. 2006. Basic epidemiology. World Health Organization, Geneva. Available
free online: http://apps.who.int/iris/handle/10665/43541.
2. de Man, H., Bouwknegt, M., van Heijnsbergen, E., Leenen, E. J. T. M., van Knapen, F. and de Roda Husman, A.
M. (2014). Health risk assessment for splash parks that use rainwater as source water. Water Research.
3. Dom, N. C., Ahmad, A. H., Latif, Z. A., Ismail, R. and Pradhan, B. (2013). Coupling of remote sensing data
and environmental-related parameters for dengue transmission risk assessment in Subang Jaya, Malaysia. Geocarto
International, 28(3), 258–272.
4. European Environmental Agency. Introduction to Risk Assessment Concepts. Available freely online at http://www.eea.
europa.eu.
5. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). The Basics of Risk Assessment. Available freely
online at www.fao.org.
6. International Union for Conservation of Nature and the World Organization for Animal Health (IUCN and OIE).
2014. Wildlife Disease Risk Analysis: Handbook of Procedures and Guidelines. Available online from www.oie.int.
7. Jones-Engel, L., Engel, G. A., Schillaci, M. A., Lee, B., Heidrich, J., Chalise, M. and Kyes, R. C. (2006). Considering
human–primate transmission of measles virus through the prism of risk analysis. American Journal of Primatology,
68(9), 868–879. Abstract available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16900498.
8. Khuntirat, Benjawan P., et. al., Évidence for subclinical avian influenze virus infections among rural Thai villagers,”
Clinical Infectious Diseases, 53(8) (2011)
9. Lau, C. L., Clements, A. C., Skelly, C., Dobson, A. J., Smythe, L. D., and Weinstein, P. (2012). Leptospirosis in
American Samoa – estimating and mapping risk using environmental data. PLoS Neglected Tropical Diseases, 6(5),
e1669. Article available free online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3362644/
10.Moen, A.R., Wouda, W., Mul, M.F., Graat, E.A.M., and van Werven, T., “Increased risk of abortion following
Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study I four dairy herds,” Theriogenology
49 1301-1309 (1998)
11.Office International des epizooties (OIE) 2010. Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products;
Introduction and qualitative risk analysis. Available online from www.oie.int.
12.National Research Council. Sustaining Global Surveillance and Response to Emerging Zoonotic Diseases.
Washington, DC: The National Academies Press, 2009. Available free online at www.nap.edu.
13.Ng V, Sargeant JM (2013) A Quantitative Approach to the Prioritization of Zoonotic Diseases in North America: A
Health Professionals’ Perspective. PLoS ONE 8(8): e72172. doi:10.1371/journal.pone.0072172. Available free online
at http://www.plosone.org.
14.Parashar, Umesh, et. al., “Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, nipah
virus during a 1998 – 1999 outbreak of severe encephalitis in Malaysia,” The Journal of Infectious Diseases 181:1755-9
(2000)
15.Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, A., Serological Survey of Leptospirosis in
Livestock in Thailand, ´Epidemiol. Infect. (2013) 141, 2269-2277
16.Scurr, John H., Machin, Samuel J., Bailey-King, Sarah, Mackie, Ian J., McDonald, Sally, Smith, Philip D. Coleridge,
“Frequency and prevention of symptomless deep-vein thrombosis in ong-haul flights: a randomized trial,” Lancet 357
(2001)
17.Stirling, Andy C., and Scoones, Jan, “From risk assessment to knowledge mapping: science, precaution, and participation
in disease ecology,” Ecoogy and Society 12(2);14 (2009)
18.U.S. General Accounting Office (GAO). West Nile Virus Outbreak – Lessons for Public Health Preparedness. September
2000. GAO/HEHS-00-180. Available free online at http://www.gao.gov/products/GAO/HEHS-00-180.
19.Veterinarians Without Borders. One Health for One World: A Compendium of Case Studies. Available free online at
http://www.onehealthinitiative.com.
20.World Bank. People, Pathogens and Our Planet. Volume 1: Towards a One Health Approach for Controlling Zoonotic
Diseases. Report no. 50833-GLB. 2010. Available online at: http://www.worldbank.org.
21.World Health Organization (WHO). 2005. Outbreak Communication Guidelines. Available online at Institutional
Repository for Information Sharing (IRIS), WHO: http://apps.who.int/iris/handle/10665/69369.
308
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Merefleksikan pembelajaran yang diperoleh dalam Modul Epidemiologi dan Analisis Risiko
Menyediakan umpan balik mengenai kekuatan dari modul ini dan
juga area dalam modul yang masih perlu ditingkatkan
Menilai/
membuat
Menerapkan
Penilaian
Pembelajaran
Individu
Bagaimana Anda menilai level Anda -- dari memahami ke mampu
mengaplikasikan hingga mampu mengevaluasi dan membuat -- dalam
Epidemiologi dan Analisis Risiko:
Memahami
Evaluasi Diri
Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep yang
digunakan dalam epidemiologi.
Menjelaskan komponen penting dari praktik epidemiologi.
Menganalisis kebijakan publik lokal ataupun nasional
Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko
penyakit dan bagaimana analisis risiko penyakit menghubungkan ilmu
pengetahuan dengan kebijakan.
Tuliskan dua atau tiga hal yang Anda pelajari dari sesi ini. Pikirkan mengenai:
Apa yang baru atau mengejutkan Anda?
Apa yang berubah mengenai pemikiran Anda?
Hal apa yang masih Anda ragukan?
Apa yang menarik bagi Anda/ apa yang Anda minati untuk Anda pelajari secara lebih
mendetail?
Apakah ada perilaku baru yang akan Anda terapkan berdasarkan kelas ini?
Topik apa dari kelas ini yang akan Anda bagikan pada orang-orang di luar kelas?
Membagikan Pembelajaran
Dalam kelompok kecil, berbagilah mengenai:
Kunci pembelajaran Anda mengenai modul ini.
Diskusi
Kelompok
Kecil
Bagaimana Anda akan mengaplikasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang Anda
peroleh dari modul ini.
309
INDOHUN
Catatan:
310
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Download