Versi PDF - STIKES Satria Bhakti Nganjuk

advertisement
TINGKAT KETERGANTUNGAN KLIEN DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI RUANG
MAWAR RSUD Dr. HARJONO S PONOROGO, 2010
Author : Lusia Wahyuningtyas
Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Abstrak
Introduction. Tingkat ketergantungan klien yang tinggi pada perawat menyebabkan beban kerja yang
meningkat, beban kerja yang meningkat dan berlebihan menyebabkan terjadinya stres kerja perawat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat ketergantungan klien dengan stres kerja
perawat di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono S Ponorogo. Methods. Desain penelitian dengan korelasi Cross
Sectional. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh klien yang dirawat di Ruang Mawar sebanyak 61
orang dengan metode Accidental dan seluruh perawat Ruang Mawar sebanyak 22 orang, dengan metode
sampling jenuh.Variabel independent adalah tingkat ketergantungan klien dan variabel dependent adalah stres
kerja perawat, instrumen pengambilan data observasi pada variabel independent, kuesioner pada variabel
dependent. Analisa data dengan SPSS versi 16 menggunakan analisa Chi Square. Result. Hasil penelitian
didapatkan hampir separuhnya 29 orang (48%) klien mengalami tingkat ketergantungan parsial (Partial Care) .
dan sebagian besar 17 orang (77%) perawat mengalami stres kerja menengah. Dari analisis Sig. (2-sided) atau
P-Value = 0,000. Nilai tersebut dibandingkan dengan α = 0,05, karena P-Value < α maka H0 di tolak dan H1
diterima artinya ada hubungan antara tingkat ketergantungan klien dengan stres kerja perawat dan coefisien
contingensi sebesar 0,707 yang berarti ada hubungan yang kuat. Discussion. Adanya hubungan tingkat
ketergantungan klien dengan stres kerja perawat. Diperlukan kebijakan yang dapat meminimalkan timbulnya
stres kerja perawat diantaranya dengan membina komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan, perlu
adanya pelatihan – pelatihan, rekreasi ataupun rotasi dinas yang baik dan tepat.
Kata kunci : Tingkat Ketergantungan Klien, Stres Kerja Perawat.
kesehatan hidup masyarakat, sedangkan kerja
Pendahuluan
Era kesejagatan oleh
hendaknya
dipersiapkan
tenaga
keperawatan
sendiri dikaitkan dengan produktifitas tenaga
secara
benar
kesehatan. Tuntutan pelayanan kesehatan yang
dan
menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan dan
berkualitas
kejadian atau peristiwa yang terjadi atau sedang dan
perawat harus bekerja dengan optimal dan hal ini
akan berlangsung dalam era tersebut. Dalam era
menyebabkan beban kerja yang meningkat (
tersebut proses penyebaran iptek, serta penyebaran
Irwandy, 2006 ). Menurut Gillies (2000) adanya
berbagai
menjadi
jumlah pasien yang datang perhari, perbulan
bertambah cepat bahkan sangat cepat ( Nursalam,
pertahun, jumlah pasien dengan setiap diagnosa
2007 ). Bentuk pelayanan, dimana pekerjaan atau
medis dan diagnosa keperawatan , tingkat penyakit
pelayanan tersebut yang diibaratkan sebagai “
yang
jembatan ” penghubung antara karyawan dan
dibutuhkan serta usia pasien yang sakit merupakan
organisasi sangat penting peranannya demi kualitas
komponen dari ketergantungan pasien, .tingkat
dalam kehidupan kerja ( Hasibuan, 2000 ).
ketergantungan yang tinggi menyebabkan beban
Ketenagaan yang dalam hal ini perawat merupakan
kerja meningkat. Meningkatnya beban kerja dan
salah satu sumber daya yang diperlukan dalam
berlebihan tersebut akan menyebabkan terjadinya
sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan
stres kerja ( Hasibuan, 2000 ).
macam
barang
dan
jasa
demi
berbeda,
produktifitas
intensiat
mengakibatkan
keperawatan
yang
Pada beberapa perusahaan pada diri para
Ponorogo pada tahun 2007 klien yang dirawat di
karyawan berkembang berbagai macam gejala stres
Ruangan Mawar sebanyak 2893, tahun 2008
yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja, mereka
sebanyak 2638, dan tahun 2009 sebanyak 3771,
menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis,
dengan angka BOR ( Bed Occupationt Rate ) tahun
sering menjadi marah-marah, agresif tidak dapat
2007 adalah 63,24%, tahun 2008 adalah 52,59%,
rileks atau memperlihatkan sikap yang tidak
dan tahun 2009 ada 67,25%. Kasus terbanyak
kooperatif. ( Hasibuan, 2000 ). Suatu telaah yang
dalam kurun waktu tersebut adalah Cerebro
dilakukan oleh National Institute Of Mental Health
Vasculer Accident ( CVA ) sebanyak 677 orang,
.USA
stres
Cardio Vasculer sebanyak 559 orang dan Dengue
karyawan dibagi antara faktor-faktor yang bersifat
Hemorragic Fever ( DHF ) sebanyak 480 orang.
organisasi dan lingkungan non pekerjaan. ( Davis &
Sementara itu survei yang diperoleh dari hasil
Newstrom, 1985 ). Hasil penelitian yang dilakukan
wawancara dengan beberapa perawat yang bekerja
Persatuan Perawat Nasional Indonesia ( PPNI )
di Ruang Mawar Rumah Sakit Dr Harjono S
2007 terdapat 50,9% perawat yang bekerja di 4
Ponorogo dan studi pendahuluan yang dilakukan
propinsi mengalami stres kerja dengan sering
peneliti tanggal 27 Mei 2010 adalah kebanyakan
merasakan pusing, lelah, tidak ada istirahat karena
mereka
beban kerja yang tinggi dan menyita waktu , gaji
pada
rendah tanpa insentif yang memadai. ( PPNI, 2006
kemungkinan oleh sebab beban kerja yang berlebih
).
akibat
melaporkan
sumber
utama
dari
Suatu penelitian yang dilakukan di RS Jiwa
mengeluh pernah mengalami stres kerja
tingkat
dari
ringan
merawat
sampai
pasien
sedang
dengan
yang
tingkat
DADI Makassar terjadi penurunan produktifitas
ketergantungan minimal care 26% , partial care
akibat stres kerja dimana ketidakhadiran tenaga
14,8% dan total care 59,2% , bahkan ada sebagian
kesehatan tahun 1998 ( 10,25% ), tahun 1999
dari mereka mengeluhkan adanya keluhan fisik
(18,25%) dan tahun 2000 (24%). Penerimaan
diantaranya dada perasaan tidak enak, sering
penghasilan menurun, tahun 1998 (99,5%),tahun
pusing, cepat lelah dan ada yang dengan hasil
1999 (95,2%) dan tahun 2000 (83,3%). Sedangkan
pemeriksaan rekam jantung didapatkan kelainan
tingkat kejenuhan akibat kerja dari 128 responden
gambaran EKG.
56% menjawab cukup jenuh dan 35,9% jenuh.
Penelitian oleh Mahwidhi di RSUD Ngawi terdapat
62,5% mengalami stres sedang dan 37,5% stres
rendah. Ruangan Mawar adalah ruangan perawatan
inap dewasa, dimana dirawat kasus - kasus penyakit
Dalam, Jantung, Syaraf, Kulit dan Kelamin, THT,
Paru, Mata dan penyakit yang perlu tindakan isolasi
seperti misal : HIV / AIDS. Di Ruang Mawar
dirawat
klien
yang
terbanyak
dengan
kelas
perawatan kelas III , yang didalamnya dirawat klien
peserta Jamkesmas Keluarga Miskin. Data dari
Bagian Rekam Medik RSUD Dr. Harjono S
Beban kerja yang berlebihan akibat dari tingkat
ketergantungan pasien sangat berpengaruh terhadap
produktifitas tenaga kesehatan. Para pekerja bidang
kesehatan termasuk perawat adalah kelompok yang
cenderung mengalami stres kerja yang tinggi (
Robbin 1998, dalam Rosiana, 2008, diakses 1 Juni
2010). Kondisi keperawatan dengan beban kerja
yang meningkat memungkinkan timbulnya stres
kerja. Stres kerja adalah situasi faktor yang terkait
dengan pekerjaan, interaksi dengan faktor dari
dalam diri individu dan mengubah kondisi fisiologis
dan psikologis sehingga keadaannya menyimpang
agar kita tetap sehat yaitu jika stres dianggap
dari normal . Ada lima sumber stres kerja perawat
sebagai
secara umum adalah beban kerja yang berlebih,
menguntungkan. Stres kerja sebenarnya dapat
kesulitan berhubungan dengan staf lain, kesulitan
dideteksi oleh perawat dan dilakukan pengelolaan
merawat
dengan
yang tepat. Informasi tentang sres kerja dan
pengobatan dan perawatan pasien dan kegagalan
pengelolaannya dapat diberikan dari orang per
merawat ( Abraham & Shanley, 1997 dalam
orang
Haryani, 2008 ). Stres tidak hanya menurunkan
keterbatasan buku sumber yang ada menyebabkan
kemampuan kita untuk menyesuaikan diri tetapi
perawat belum mempunyai bahan rujukan untuk
secara tajam juga mempengaruhi kesehatan kita
dijadikan acuan dalam mengenali stres kerja dan
yang berupa resiko terkena berbagai jenis penyakit
penanganannya.
fisik mulai dari pencernakan sampai dengan jantung
Purwaningsih, 2006 ). Selain itu maka perawat
( Nevid S, 2003 ). Akibat negatif lain, kemungkinan
sebagai profesional harus mengoptimalkan peran
timbul emosi perawat yang tidak sesuai yang
dan fumgsinya, terutama peran dan fungsi mandiri
diharapkan. Beberapa dampak negatif yang dapat
perawat. ( Nursalam, 2007 ). Ada beberapa teknik
ditimbulkan oleh stres kerja menurut Rini ( 2000 )
penanganan stres yakni antara lain ; 1) manajemen
dalam Haryani ( 2008 ) dapat berupa terjadi
waktu 2) awan pernapasan 3) pelatihan otogenik 4)
kekacauan, hambatan baik dalam manajemen
hak seseorang untuk keasertifan diri di tempat kerja
maupun
mengganggu
5) gaya hidup sehat 6) tingkatkan harga diri di
kenormalan aktifitas kerja, menurunkan tingkat
tempat kerja 7) relaksasi progresif 8) pendekatan
produktifitas,
religi dan 9) sepuluh langkah nutrisi yang baik.
pasien
kritis,
operasional
keuntungan
diidentifikasi
berurusan
kerja,
menurunkan
rumah
dan
sakit.
pemasukan
dibiarkan
Jika
stres
maka
dan
suatu
atau
motivasi
melalui
(
yang
buku
positif
sumber.
Iswanto,
dan
Adanya
2005
dalam
tidak
harapan
Metode
masyarakat akan pelayanan keperawatan yang
Desain penelitian dengan korelasi Cross
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan guna
Sectional. Pada penelitian ini populasinya adalah
memberikan pelayanan yang prima, bermutu dan
seluruh klien yang dirawat di Ruang Mawar
dapat memuaskan pelanggan dalam kontek ini klien
sebanyak 61 orang dengan metode Accidental dan
atau pasien rumah sakit tidak tercapai. ( Nursalam,
seluruh perawat Ruang Mawar sebanyak 22 orang,
2007 ).
dengan
Dampak dari stres kerja yang merugikan diri
sendiri maupun organisasi tersebut merupakan
ancaman yang harus ditangani. Adanya deteksi dini
terhadap gejala stres merupakan langkah awal yang
tepat untuk selanjutnya dapat dilakukan penanganan
yang tepat, sehingga tidak menjadi stres kerja yang
kronis. Tidak kesemua stres buruk, ada sebagian
orang mengatakan stres perlu pada derajat tertentu
metode
sampling
jenuh.Variabel
independent adalah tingkat ketergantungan klien
dan variabel dependent adalah stres kerja perawat,
instrumen
pengambilan
data
observasi
pada
variabel independent, kuesioner pada variabel
dependent. Analisa data dengan SPSS versi 16
menggunakan analisa Chi Square.
sebesar 0,707,
Hasil
yang berarti hubungan tersebut
cukup kuat.
Penelitian terhadap manula oleh Zamanian,
Chi-Square Tests
dkk, ( 1992 ) dalam Nevid, ( 2003 ) dikatakan
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
df
Asymp.
mereka para manula menunjukkan tingkat depresi
Sig. (2-
yang tinggi terhadap lingkungannya yang baru.
sided)
Rumah sakit menjadi lingkungan yang baru bagi
22.000a
4
.000
23.582
4
.000
klien. Pengkategorian perawatan klien dimaksudkan
untuk menentukan klasifikasi klien. Minetti dan
Hutchinson ( 1975 ) dalam Gillies ( 1996 )
Linear-by-Linear
11.853
Association
.001
menetapkan berdasarkan kebutuhan rata – rata klien
akan perawatannya. Tujuan dari sistem klasifikasi
N of Valid Cases
a.
1
klien adalah menghasilkan informasi mengenai
22
8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The
perkiraan akan beban kerja keperawatan. ( Gillies,
minimum expected count is .23.
1996 ). Beban kerja yang meningkat dan fluktuasi
Berdasarkan tabel 4. 3 didapatkan bahwa
beban kerja merupakan pembangkit dari stres kerja.
tingkat ketergantungan klien adalah parsial dengan
Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat
tingkat stres kerja perawat, stres menengah. Dari
ringan dan saat – saat lain bebannya dapat
output SPSS diatas dapat dilihat bahwa korelasi
berlebihan. Situasi tersebut dapat kita jumpai pada
Pearson Chi-Square pada Sig. (2-sided) atau P-
tenaga kerja yang bekerja di rumah sakit khususnya
Value = 0,000. Nilai tersebut dibandingkan dengan
perawat. Keadaan yang tidak tepat tersebut dapat
α = 0,05, karena P-Value < α maka H0 di tolak dan
menimbulkan kecemasan, ketidakpuasan kerja dan
H1 diterima artinya ada hubungan antara tingkat
kecenderungan
ketergantungan klien dengan stres kerja perawat.
2001 dalam Haryani, 2008 ). Dampak negatif yang
meninggalkan kerja ( Munandar,
dapat ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa :
terjadi kekacauan hambatan baik dalam manajemen
Pembahasan
Dari
penelitian
ini
didapatkan
bahwa
maupun
operasional
kerja,
mengganggu
tingkat ketergantungan klien adalah parsial dengan
kenormalan aktifitas kerja, menurunkan tingkat
tingkat stres kerja perawat adalah stres menengah
produktifitas,
Dari output SPSS ( Statistical and Packages Social
keuntungan rumah sakit. Dan apabila stres sudah
Science ) didapatkan korelasi Pearson Chi-Square
sangat tinggi maka akan menyebabkan gangguan
pada Sig. ( 2-sided ) atau P-Value = 0,000. Nilai
kesehatan dan akhirnya dapat menurunkan prestasi
tersebut dibandingkan dengan α = 0,05, karena P-
kerja ( Ilmi, 2003 dalam Haryani, 2008 ).
menurunkan
pemasukan
dan
Value < α maka H0 di tolak dan H1 diterima artinya
Oleh karena banyaknya klien yang di rawat
ada hubungan antara tingkat ketergantungan klien
dengan berbagai kasus yang bermacam - macam
dengan
dari berbagai disiplin bidang, dengan usia sebagian
stres
kontingensi
kerja
perawat.
hubungan
Nilai
antara
koefisien
tingkat
ketergantungan klien dengan stres kerja perawat
besar
usia
lanjut
yang
memerlukan
tingkat
ketergantungan parsial dan membutuhkan hari
perawatan yang relatif lama adalah merupakan
kontingensi
hubungan
antara
tingkat
salah satu faktor beban kerja bagi perawat. Keadaan
ketergantungan klien dengan stres kerja perawat
tersebut selalu berubah dari waktu ke waktu.
sebesar 0,707,
Kondisi yang selalu berubah tersebut menjadikan
cukup kuat
yang berarti ada hubungan yang
perawat mengalami stres. Belum lagi adanya faktor
dari perawat sendiri yang menyangkut masalah
Daftar Pustaka
keluarga, finansial, ataupun faktor lain seperti
Arikunto Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
adanya kemacetan di jalan, dan adanya kebijakan
rumah
sakit
yang
dirasakan
membebani.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan
dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan
fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat, karenanya guna meminimalkan stres kerja
perawat di ruangan atau mengelola stres kerja
menjadi positif sehingga dampak yang lebih
merugikan
langkah
–
dapat dihindarkan maka diperlukan
langkah
antara
lain
mengadakan
pelatihan – pelatihan yang dapat meningkatkan
ketrampilan perawat, diadakan kegiatan out bond,
acara rekreasi bersama, menjalin komunikasi yang
baik antara unsur pimpinan dengan staf bawahan,
menyediakan buku-buku bacaan terutama yang
berkenaan dengan manajemen stres kerja pada
masing-masing unit, bimbingan rohani secara
periodik sesuai dengan agama masing-masing, atau
adanya pemberian reward
kepada perawat yang
Budi Utami, R.2010.Pedoman Penulisan Usulan
Penelitian dan Penelitian Bagi Mahasiswa
Keperawatan dan Kebidanan.STIKES Satria
Bhakti.Nganjuk.
Gillies DA.2000.Manajemen Keperawatan Sebagai
Suatu Pendekatan Sistem.Alih bahasa Yayasan
Ikatan Alumni
Pendidik Keperawatan
Pajajaran Bandung.
Handoko H.T 1988 .Manajemen Personalia dan
Sumber daya Manusia .BPFE.Jogjakarta.
Hidayat .A.2003 Riset Keperawatan dan Teknik
Penulisan Ilmiah.Salemba Medika.Jakarta.
Hudak & Gallo 1997
Perawatan Kritis.
Pendekatan holistik Vol. I Edisi VI, Penerbit
EGC, Jakarta.
Nursalam.2007.Manajemen Keperawatan.Aplikasi
dalam Praktek Keperawatan Profesional.Edisi
kedua.Salemba Medika.Jakarta.
Nursalam.2008.Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.Edisi
kedua.Salemba Medika Jakarta.
berprestasi dengan menyebar angket yang berasal
dari
klien
dan
keluarganya
secara
berkala.
Disamping itu kebijakan yang baik yang tidak
menjadikan perawat terpuruk pada rutinitas dan
Purwaningsih
E.2006.Laporan
Residensi
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
Kopi.Makalah
UI.Jakarta.Tidak
dipublikasikan.
menjadikan stres juga sangat diperlukan, misal
adanya rotasi kerja dan pengaturan shiff jaga yang
baik dan adil, efektif dan efisien.
Kesimpulan
Ada hubungan antara tingkat ketergantungan
klien dengan stres kerja perawat dengan p value
0,000
dengan α = 0.05, dan nilai koefisien
Robbins.PS.2003.Perilaku Organisasi.Indeks
Kelompok Gramedia.Jakarta.
Sugiyono, 2002. Statistik Untuk Penelitian, CV.
Alfabete, Bandung.
Download