Document

advertisement
THE SUSTAINABILITY OF RICE FARMING
Sustainable Land Management :
combine technologies, policies and activities aimed at
integrating socioeconomic principles with environmen-tal
concerns so as to :
(a) maintain or enhance production/services
(b) reduce the level of production risk
(c) protect the potential of natural resources and prevent
degradation of soil and water quality
(d) be economically viable
(e) be socially acceptable
Secara historis ada tiga sistem pertanian yang
Sustainable :
1. Pertanian campuran dengan binatang
(animal based mixed farming)
2. Sistem didasarkan pada pepohonan (treebased system)
3. Produksi padi sawah (water-based wetland
rice production)
• Sifat-sifat dasar dari tanah lahan basah yang
telah menjadi dasar bagi keberlanjutan sistem
padi sawah dalam kurun waktu lama meliputi :
(1) Tanah tidak menjadi masam setelah pengolahan secara terus-menerus (berkaitan dengan sifat fisik-kimia tanah sawah)
(2) Posisi lahan sawah yang menyebabkan unsur hara cenderung tercuci ke dalam tanah
daripada keluar dari sistem tanah
(3) Fosfor (P) lebih tersedia bagi tanaman padi
karena berikatan dengan Fero yang lebih
larut daripada Feri
(4) Unsur hara dari air genangan dan air irigasi
dan dalam lumpur yang dideposisikan dari
air genangan cukup untuk memberikan hasil
padi rata-rata
(5) Organisme penambat N2 dalam padi sawah
membantu mempertahankan tingkat N-organik dalam jumlah cukup untuk mendukung
produksi padi rata-rata
(6) Erosi sangat kecil karena lahan sawah bertopografi datar dan dikelilingi oleh pematang
tanah dan tertutup air genangan
Proses Fisik Utama bagi Keberlanjutan
Tanah Sawah
Proses pelumpuran
- mengurangi hilangnya air melalui seepage
dan perkolasi  terbentuk lapisan bajak
- terbentuk suatu perched water table dalam
lapisan yang dulumpurkan  pseudogley
(surface water gleys) dan stagnogley
(groundwater gleys)
- meratakan permukaan tanah sawah sehingga
ketinggian air genangan seragam 2-10 cm
- mengendalikan gulma
- menurunkan ketahanan mekanik tanah (soil
strength)  memudahkan pindah tanam bibit
padi dan pertumbuhan akar tanaman padi
Proses Kimia Utama bagi Keberlanjutan
Tanah Sawah
• Penggenangan lahan kering menyebabkan
perubahan kimia dan elektrokimia yang
memengaruhi kemampuan tanah
menyediakan hara :
a. Nilai potensial redoks (Eh) menurun
b. Terjadi konvergensi nilai pH  pH tanah
masam meningkat; pH tanah salin menurun
c. Terjadi proses denitrifikasi, amonifikasi,
dan reduksi SO42-
d. Nilai Eh 70-120 mV, pe 1.2-2, pH 6.6 dan
DHL 2 dS/m dalam larutan tanah memberikan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi padi sawah (konsentrasi
hara berada dalam tingkatan yang cukup
dan bahan toksik pada tingkatan tidak
meracun)
e. Pada tanah tropika yang normal, kondisi a
– d tercapai dalam waktu 2 – 4 minggu setelah penggengan (produksi 1 t/ha dicapai
dg mempertahankan tanah tergenang 2-4
minggu sebelum penanaman
Biologi Tanah Sawah dalam Kaitannya
dengan Keberlanjutan Tanah Sawah
• Cacing (Oligochaete) aquatik berperan
penting dalam penghancuran bahan organik
dalam tanah tergenang
• Proses redoks dan transformasi N dalam
tanah tergenang dilakukan oleh mikroorganisme tanah penting dalam dinamika hara
tanah sawah
• Penggunaan Azolla sebagai pupuk hijau
Masalah dalam Kaitannya dengan
Keberlanjutan Tanah Sawah
1. Masalah yang timbul dari kecenderungan
produksi padi saat ini
a. Faktor ekonomi memengaruhi perubahan
hasil padi
 Berlaku ‘the law of diminishing return’
 Harga pupuk semakin tinggi
 dilema mempertahankan suplai beras
domestik yg meningkat pada harga yg
bisa dijangkau oleh masyarakat miskin
tetapi petani juga tidak dirugikan
2. Semakin berkurangnya lahan untuk pertanian
terutama lahan sawah
3. Intensitas pertanaman padi yang meningkat
dan pengaruhnya terhadap masalah hama
dan lingkungan (tingkat input lebih besar)
4. ketersediaan air (persaingan dengan permintaan industri dan urban, penurunan sistem
irigasi yang ada karena pendangkalan reservoir dan kanal, penurunan water table pada
sistem irigasi dg pompa, peningkatan water
table yg menyebabkan penggenangan dan
salinisasi)
 seepage air dari reservoir dan kanal meningkatkan water table sering membawa
air asin ke zona perakaran
 masalah utama :
- siapa yang mengendalikan dan mengelola sistem suplai air yang sudah ada?
- pengendalian banjir dan kerusakan yg
diakibatkan banjir
5. Penggunaan bahan organik :
- kualitas bahan organik (kandungan N rendah  mineralisasi lambat)
- aplikasi bahan organik dalam jumlah besar
ada kemungkinan meningkatkan laju pelepasan metan
6. Masalah utama dalam pengendalian hama :
- penanaman satu varitas terus-menerus terjadinya penyebaran hama  menyebabkan
peningkatan penggunaan pestisida
- Subdisi harga pestisida menyebabkan penggunaan pestisida yg tidak perlu
- sulitnya mengelola penyakit yang sering
timbul dari strain penyakit yg baru
- kontaminasi lingkungan dan kesehatan manusia akibat salah penggunaan dan penggunaan pestisida secara berlebihan
7. Masalah pemanasan global dan meningkatnya
muka air laut :
- meningkatkan ketinggian banjir di banyak
daerah tadah hujan yang rentan banjir
- meningkatkan instrusi air laut ke banyak
daerah pantai
- meningkatkan ketinggian air tanah di
daerah-daerah, termasuk yg jauh dari laut
- perubahan pola curah hujan (suhu ratarata lebih tinggi meningkatkan evaporasi
 curah hujan meningkat  banjir)
8. dilema yang dihadapi pemerintah :
mensubsidi petani padi sawah untuk menjamin produksi yg cukup atau mensubsidi
harga beras agar terjangkau bagi
masyarakat miskin
Meningkatkan dan Mempertahankan
Produksi Padi
1. Meningkatkan efisiensi tanaman padi  melalui
pengembangan potensi bioteknologi:
- introduksi tanaman padi yg mampu menghasilkan zat alelopati yg dapat menghambat pertumbuhan gulma di sekitarnya
- tranfer gen penambat N2 ke tanaman padi
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan air
- sistem irigasi kelompok masyarakat (misal:
subak di Bali)
- SRI (System of Rice Intensification)
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan hara
- Penggunaan pupuk organik dan pupuk
anorganik (pengelolaan pupuk terpadu)
- Peningkatan efisiensi pemupukan melalui
perubahan formula pupuk, metode aplikasi
pupuk, waktu pemberian pupuk
 Efisiensi tertinggi dari penggunaan pupuk
diperoleh bila hara yang diaplikasikan selaras
dengan kebutuhan tanaman dan tingkat yg
disuplai dari tanah
4. Pengendalian hama yang lebih efisien :
- tumpang sari dengan tanaman legum
- penggunaan pestisida hayati (pestisida non
kimia)
- memberikan pendidikan kepada petani tentang cara penggunaan pestisida secara benar sesuai instruksi pada label
Download