GURU YANG PROFESIONAL - File - STKIP Muhammadiyah Kuningan

advertisement
Prof. Suyanto, Ph.D
(Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta)
(Wakil Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah)
(Mantan Dirjen Mandikdasmen dan Dikdas, Kemdikbud: 2005-2013)
Dipresentasikan dalam Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Muhammadiyah Kuningan, Jawa Barat, Tanggal 21 April 2015.
Peran Guru dan Keunggulan Suatu Negara*)
Faktor
Peranan
(%)
Innovation & Creativity
Networking
Knowledge & Technology
Natural Resources
45
25
20
10
GURU YANG
PROFESIONAL:
SEKOLAH
UNGGUL
*) Hasil evaluasi Bank Dunia (1995) terhadap 150 negara di dunia.
ABAD 21: Guru sbg Motivator dan Inspirator
Cerdas, Inovatif, Kreatif, Jujur,
Disiplin, Santun, Percaya Diri,
Mandiri, Bertaqwa, Demokratis, dll
•Keunggulan Komparatif
•Keunggulan Kompetitif
Doing the same thing over and over, yet expecting
different results, is the definition of crazy.”
(Unknown)
2
Guru
Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama: mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik
Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012
3
PIKIRAN – PIKIRAN PRODUKTIF
•
“Creativity is a source of happiness – even if that sounds idealistic nonsense, it’s still
true. Makanya jika kita sering terlibat dalam proses yang kreatif dan berhasil, tentu
akan membahagiakan. Orang yang kreatif akan lebih tahan banting dalam kehidupan
dan dia akan ceria dalam hidupnya.”
•
“Creativity is a process not an accident - makanya harus konsisten, selalu, terus
menerus mencoba dan melakukan hal-hal yang baru, tak peduli pada awalnya belum
memuaskan hasil dan dampaknya pada diri sendiri apalagi buat orang lain”
•
“Your ideas, thinking, or even innovation qualities are in the eyes of users or
stakeholders – Makanya, tidak layak kita klaim kita ini berkualitas tanpa pengakuan
pihak lain atau komunitas di mana kita bekerja secara profesional”
•
“It seems all innovation are new; however they vary in their degree of newness:
incremental, radical, revolution – Makanya jangan enggan untuk melakukan inovasi,
meski yang hanya bercorak ”incremental” berupa perbaikan atau peningkatan terhadap
solusi-solusi yang sedang terjadi”
•
“Life is 10 percent what happens to you and 90 percent how you react to it”
•
”Saya sadar sepenuhnya bahwa pendaratan di Bulan merupakan puncak karya
300.000 sampai 400.000 orang selama satu dasawarsa” kata Neil Amstrong setelah
berhasil menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan
dikutip dari berbagai sumber
4
PENTINGNYA PENDIDIKAN
Guru yang Profesional
PERAN
STRATEGIS
PENDIDIKAN
Meningkatkan
Pendapatan per
Capita (Aspek
Ekonomi)
Meningkatkan
Kualitas
Kesehatan
Meningkatkan
Daya Saing
Bangsa
5
PENDIDIKAN
 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara
 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sumber : UU No. 20 Tahun 2003 ttg Sisdiknas
6
Diadopsi dari ACADEMIC DUTY (DONALD KENNEDY, 1999)
7
New Definition of Illiterate in the 21st Century
“The illiterate of the 21st century will not be those
who cannot read and write, but those who
cannot learn, unlearn, and relearn.”
(AlvinToffler)
PROFESSIONAL TEACHERS – READY TO ENGAGE
IN LIFE-LONG LEARNING
8
Dukungan Pembelajaran Kreatif
Creative
Teaching
Peran Guru
Creative
Pedagogy
Peran
Kurikulum
Sumber: Dikbud
Teaching
for
Creativity
Creative
Learning
Peran Buku
(Sarpras) dan
Budaya Sekolah
9
GURU YANG PROFESIOANAL
1.Leadership
2.Digital literacy
3.Communication
4.Emotional intelligence
5.Entrepreneurship
6.Global citizenship
7.Problem-solving
8.Team-working
Sumber: Pearson-Learning Curve Report 2014
Why We need 21st Century Skills?
What skills are most important for job success
when hiring a High School graduate?
Work Ethic
Collaboration
80%
75%
Good Communication
70%
Social Responsibility
63%
Critical Thinking & Problem Solving
58%
Sumber: Brad Fountain
The 21st Century Teachers
11
Why 21st Century Skills?
Of the High School Students that you recently
hired, what were their deficiencies?
Written Communication
81%
Leadership
Work Ethic
73%
70%
Critical Thinking & Problem Solving
70%
Self-Direction
58%
Sumber: Brad Fountain
The 21st Century Teachers
12
Why 21st Century Skills?
What skills and content areas will be growing
in importance in the next five years?
Critical Thinking
78%
I.T.
Health & Wellness
77%
76%
Collaboration
74%
Innovation
74%
Personal Financial Responsibility
72%
Sumber: Brad Fountatin
The 21st Century Teachers
13
New Definitions for Schools
• Schools will go “from ‘buildings’ to nerve
centers, with walls that are porous and
transparent, connecting teachers, students and
the community to the wealth of knowledge that
exists in the world while creating a culture of
inquiry”
• Teachers will go from primary role as a dispenser
of information to orchestrator of learning and
helping students turn information into
knowledge, and knowledge into wisdom.
Sumber: 21stCenturySchool.com
14
New Definition for Students
• In the past a student was a young person who went to school,
spent a specified amount of time in certain courses, received
passing grades and graduated. Today we must see learners in
a new context:
– First we must maintain student interest by helping them see
how what they are learning prepares them for life in the real
world.
– Second we must instill curiosity, which is fundamental to lifelong
learning.
– Third we must be flexible in how we teach.
– Fourth we must excite learners to become even more
resourceful so that they will continue to learn outside the
formal school day.”
Sumber: 21stCenturySchool.com
15
DIMENSI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
(Perspektif UNESCO)
1.Learning to
know
2.Learning to do
EDUCATION
4.Learning to
live together
3.Learning to be
(Jati diri)
16
Gelombang Perubahan Era Global
di Abad 21: Respon Guru Bagaimana?
1. Perdagangan Bebas
2. Ketergantungan Iptek (ICT,
Bio-teknologi, Nano
teknologi)
3. Fenomena Kehidupan
Global (Speed, Conectivity,
Intangable, and
Compatibility)
4. Demokratisasi politik
5. Isu dan Persoalan HAM
6. Persoalan Lingkungan
Hidup
7. Kesetaraan Gender
8. Multikulturalisme
kehidupan
Guru harus
merespon perubahan
secara profesional
"It is not the strongest of the species that
survive, nor the most intelligent, but the one
most responsive to change." (Charles Darwin)
17
PERAN GURU DI ABAD 21
Guru
Profesional
Abad 21
Proses
Belajar – Mengajar:
To Describe;
To Explain;
To Illustrate;
To Demonstrate;
Pendidikan
Global yang
Kompetitif
To Inspire;
Guru: faktor utama dalam
menentukan keberhasilan
proses belajar-mengajar :
aspek - Learning to Learn.
18
20th Century vs. 21st Century Learning
20th Century Classrooms
21st Century Classrooms
Time-based
Outcome-based
Focus on memorization of discrete facts
Focus on what students KNOW, CAN DO and ARE
LIKE after all the details are forgotten
Lessons focus on lower level of Bloom’s Taxonomy
– knowledge, comprehension and application
Learning is designed on upper levels of Bloom’s –
synthesis, analysis and evaluation
Textbook-driven
Research-driven
Passive learning
Active learning
Learners work in isolation – classroom within 4 walls Learners work collaboratively with classmates and
others around the world – the Global
Classroom
Teacher-centered: teacher is center of attention and
provider of information
Student-centered: teacher is facilitator/coach
Little or no student freedom
Great deal of student freedom
Fragmented curriculum
Integrated and Interdisciplinary curriculum
Grades averaged
Grades are based on what was learned
Sumber: Brad Fountain.
19
20th Century vs. 21st Century Learning
Low expectations
High expectations – “If it isn’t good, it isn’t
done” We expect, and ensure, that all students
succeed in learning at high levels. Some may go
higher – we get out of their way to let them do that.
Teacher is judge. No one else sees student work.
Self, Peer and Other assessments. Public audience,
authentic assessments.
Curriculum/School is irrelevant and meaningless to
the students.
Curriculum is connected to students’ interests,
experiences, talents and the real world.
Print is the primary vehicle of learning and
assessment.
Performances, projects and multiple forms of media
are used for learning and assessment.
Diversity in students is ignored.
Curriculum and instruction address student
diversity.
Literacy is the 3 R’s – reading, writing and math
Multiple literacies of the 21st century – aligned to
living and working in a globalized new millennium.
20
Sumber: Brad Fountain
Innovative Methods of Teaching
I hear and I forget.
I see and I believe.
I do and I understand.
- Confucius
The empires of the future are the empires of the
mind.- Winston Churchill
21
Learning Pyramid*
22
* National Training Laboratories for Applied Behavioral Sciences, Alexandria, VA.
22
Reading
20%
Hearing words
30%
Looking at picture
PASSIVE
10%
Watching video
50%
Verbal
reciving
Visual
reciving
Looking at an exhibition
Watching a demonstration
Seeing it done on location
Participating in a discussion
Giving a talk
Doing a Dramatic Presentation
Simullating the Real Experience
90%
TINGKAT
MEMORISASI
Doing the Real Thing
MODEL PEMBELAJARAN
copyright dit.akademik.ditjen.dikti
ACTIVE
70%
Participating
Doing
TINGKAT
KETERLIBATAN
Traditional Learning
New Learning
Teacher Centered
Student Centered
Single Media
Isolated Work
Information Delivery
Factual, Knowledge-Based
Learning
Multimedia
Collaborative Work
Information Exchange
Critical Thinking and
Informed Decision Making
Push
Pull
Source: ISTE National Education Technology Standards for Teachers sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012
24
Traditional Learning
Integration
Schooling
Knowing
Broadcast/
Transmission Model
Traditional
Content/Context
Learning Tech Skills
21st Century Learning
Transformation
Lifelong Learning
Understanding
Constructivist
Learning
Contemporary
Content/Context
Developing
21st Century Skills
Source: ISTE National Education Technology Standards for Teachers (USA) sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012.
25
Ciri Abad 21
Model Pembelajaran
Guru bukan satu-satunya sumber
belajar
Ada banyak alternatif
sumber belajar yang
tersedia:
-Buku
-Modul Pembelajaran
-Off line
-Online
Belajar tidak harus di kelas
Murid dapat belajar terlebih dahulu
sebelum diajar guru
Guru berperan sebagai tutor
Proses pembelajaran berubah dari
teaching and learning menjadi learning
and tutoring
Sumber: Kemdikbud
26
Ciri Abad 21
Informasi
(tersedia dimana saja, kapan saja)
Komputasi
(lebih cepat memakai mesin)
Otomasi
(menjangkau segala pekerjaan rutin)
Komunikasi
(dari mana saja, ke mana saja)
Sumber: Kemdikbud
Model Pembelajaran
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
peserta didik mencari tahu dari berbagai
sumber observasi, bukan diberi tahu
Pembelajaran diarahkan untuk mampu
merumuskan masalah [menanya], bukan
hanya menyelesaikan masalah [menjawab]
Pembelajaran diarahkan untuk melatih
berfikir analitis [pengambilan keputusan]
bukan berfikir mekanistis [rutin]
Pembelajaran menekankan pentingnya
kerjasama dan kolaborasi dalam
menyelesaikan masalah
27
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Pembelajaran berbasis
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: intelejensia tidak akan
-
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Personal
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]
memberikan hasil siginifikan
(hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman
personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based
learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik
untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
Sumber: Kemdikbud
28
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we
learn from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
[banyak/semua jawaban benar],
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang
kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait
dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
• memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang menekankan pada
proses dan hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis portofolio (pertanyaan yang tidak
memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses
pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll)
Sumber: Kemdikbud
29
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)
Kurikulum yang dapat
menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi
Sumber: Kemdikbud
30
PEMBISAAN KARAKTER UNGGUL – UNTUK SISWA
cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu,
berpikir terbuka,
produktif, berorientasi
Ipteks, dan reflektif
bersih dan sehat,
disiplin, sportif,
tangguh, andal,
berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria, dan
gigih
OLAH
PIKIR
OLAH
RAGA
OLAH
HATI
OLAH
RASA/
KARSA
beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil,
bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil resiko, pantang
menyerah, rela berkorban,
dan berjiwa patriotik
ramah, saling menghargai,
toleran, peduli, suka
menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
ASPEK DAN PARAMETER
Sumber: Kemdiknas 2010 yang diperkaya
31
Strategi Implementasi Pembiasaan Karakter Siswa
OLAH
PIKIR
OLAH
RAGA
OLAH
HATI
OLAH
RASA/KARSA
Pertimbangan:
dimulai dari sedikit, yang
esensial, yang sederhana, yang
mudah dilaksanakan sesuai
dengan kondisi setiap kelas
dan sekolah
LINGKUNGAN (BERSIH,
RAPIH, NYAMAN), DISIPLIN,
SOPAN-SANTUN
CERDAS, PEDULI,
TANGGUH, JUJUR,
Sumber: Kemdiknas 2010 yang diperkaya
32
Nilai-Nilai (Karakter) Universal
Dengan Diri Sendiri:
Dengan Tuhan:
Bertaqwa/Religius
Jujur, Bertanggungjawab,
Bergaya Hidup Sehat, Disiplin,
Kerja Keras, Percaya Diri, Berjiwa
Wirausaha, Kreatif, Inovatif,
Mandiri, Mempunyai Rasa Ingin
Tahu
Nilai Kar
Dengan Sesama
dan Lingkungan:
Karakter yang Perlu
Diimplementasikan
melalui pembiasaan
Sadar hak dan kewajiban, Patuh
pada aturan sosial, Menghargai
karya orang lain, Santun dan
demokratis, Peduli sosial dan
lingkungan
Sumber: Kemdiknas 2010 yang diperkaya
Nilai Kebangsaan:
Nasionalisme dan Menghargai
Keberagaman, Pemahaman
terhadap budaya dan ekonomi
33
Tahapan Pembiasaan dan Pembentukan
Karakter
PEMBIASAAN BERLAKU BAIK
6
Mempertahankan
5
4
3
2
1
Melakukan
sesuai 1,2,3,4
Meyakini
Siswa Berkarakter Terpuji secara
Individu maupun
Kelompok.
Membiasakan
Memahami
Mengetahui
Keteladanan; Pemberdayaan, Habituasi,
Pembudayaan; Pembelajaran; Penguatan
Kontribusi Positif
Terhadap Keunggulan
Sekolah
34
Pendidikan Karakter dan Keunggulan Siswa
Siswa memiliki sifat Negatif karena
tidak memiliki values (karakter)
•
•
•
•
•
•
•
•
Apathetic, Listless, Uninterested people
Then there are the flighty people
Extreme uncertainty
Then there are very inconsistent people
Others might aptly be called drifters
A large number are overconformers
Some are overdissenters
A group of poseurs or role players
Sumber: Rath, Harmin, dan Simon (1978)
Generasi penerus bangsa yang berjiwa
religius, nasionalisme, kewirausahaan dan
dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman serta siap untuk
membangun bangsa
Warga Negara yang Sejahtera
dan Bahagia
PROSES PEMBIASAAN BERORIENTASI:
P
K
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ketaqwaan
Nasionalisme
Quality learning + problem based learning
related to leadership and entrepreneurship
Character building
Kesehatan jiwa raga
Transfer of training
Transfer of principles and attitudes
Pembelajaran yang seimbang untuk otak
kanan dan otak kiri
Lulusan memiliki sifat:
Inovatif, Kreatif, Leadership, Fleksibel,
Imaginatif, Pengambil Resiko Terukur, Pekerja
Keras, Percaya Diri, Siddiq, Amanah, Fathonah,
Tabligh, Bersih, Sehat Disiplin, Peduli, Suka
Menolong, Tangguh, Kompetitif, Toleransi, Dll
•Personal Values/Character
• Good Family Life
• Good Job
• Good Friendship and Community
35
 It Should have quality in:
1)
2)
3)
4)
its aims;
its oversight of pupils;
its curriculum design,
its standards of teaching and academic
achievements and;
5) its links with the local community.

What they all have in common is effective leadership
and a "climate" that is conducive to growth.
Sumber: REYNOLDS AND CREEMERS 1990
36
1) Professional Leadership;
2) Shared Vision and Goals;
3) A Learning environment ;
4) Concentration on teaching and learning;
5) Purposeful teaching;
6) High Expectation;
7) Positive reinforcement;
8) Monitoring Progress;
9) Pupils rights and responsibilities;
10) Home-school partnership;
11) A learning organization.
Sumber : Sammons, P., Hillman, J., Mortimore, P., 1995
37
CIRI-CIRI PROSES BELAJAR
YANG EFEKTIF
1. Active rather than passive
2. Covert rather than overt
3. Complex rather than simple
4. Affected by individual differences
amongs learners
5. Influenced by variety of context
GURU
PROFESIONAL
Sumber: Mortimore,1991 yang diperkaya
38
38
Pedagogik
Pemahaman peserta didik, perancangan, pelaksanaa, & evaluasi
Pembelajaran, pengemb.PD
(1) Aspek potensi peserta didik (2) teori
belajar & pembelajaran, strategi,
kompetensi & isi, dan merancang
pembelj;(3) menata latar & melaksanakan;
(4) asesmen proses dan hasil; dan (5)
pengembangan akademik & non akademik
Profesional
Menguasai keilmuan bidang studi;
dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi
(1) Paham materi, struktur, konsep,
metode Keilmuan yang menaungi,
menerapkan dlm kehidupan sehari-hari;
dan (2) metode pengembangan ilmu,
telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap
bidang studi
Sosial
Komunikasi & bergaul dgn peserta
didik, kolega, dan masyarakat
Kepribadian
GURU
PROFESIONAL
Mantap & Stabil, Dewasa,
Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia
(1) Norma hukum & sosial, rasa
bangga,Konsisten dgn norma; (2) mandiri
& etos kerja; (3) berpengaruh positif &
disegani; (4) norma religius & diteladani;
(4) jujur;
Menarik, empati, kolaboratif, suka
menolong,
menjadi panutan, komunikatif, kooperatif
Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 yang diperkaya
39
Guru yang memiliki keahlian dan
keterampilan yang diperoleh melalui
pendidikan atau pelatihan khusus
guna menunjang pekerjaannya serta
memiliki
kualifikasi
akademik
minimal S1/D4.
Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012
40
Penelitian Chetty, Friedman, dan Rockoff (2011): The Long–Term
Impacts of Teachers: Teacher Value-added and Student Outcomes in
Adulthood, dengan jelas menyimpulkan jika para siswa diajar oleh
Guru yang mampu menyampaikan bahan ajar (kurikulum) dengan
baik (profesional) maka para siswa itu setelah tamat sekolah memiliki
peluang yang sangat besar untuk bisa:
1.Sukses masuk ke Perguruan Tinggi
2.Memasuki Perguruan Tinggi kelas papan atas
3.Mendapatkan gaji yang lebih tinggi setelah bekerja
4.Hidup di lingkungan sosial ekonomi yang lebih tinggi, dan
5.Menabung lebih banyak untuk masa pensiun
41
 Perkembangan Teknologi Informasi (TI) akan
mengubah pola hubungan guru-murid, teknologi
instruksional dan sistem pendidikan secara
keseluruhan
 Profesionalisme guru perlu didukung adanya
penegakkan kode etik guru (sebagai norma perilku
yang dijunjung tinggi dan sekaligus sebagai norma
komunitas guru)
 Profesionalisme guru harus didukung oleh kompetensi
yang standar. >> Salah satu dari kompetensi:
pemilikan kemampuan/ penguasaan teknologi
informasi.
Sumber : Suyanto & Asep 2012
42
1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan ahlak mulia
3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya
4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
5. memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalannya.
Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012
43
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat;
Harus berdasarkan atas kompetensi individual;
Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi;
Ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar
sejawat;
Adanya kesadaran profesional yang tinggi;
Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik);
Memiliki sistem sanksi profesi;
Adanya militansi individual;
Memiliki organisasi profesi.
Sumber: Houle 1980 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012
44
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
Guru efektif memiliki:
• Kemampuan yang terkait dengan iklim
kelas;
• Kemampuan yang terkait dengan
strategi manajemen;
• Kemampuan yang terkait dengan
pemberian umpan balik dan
penguatan (reinforcement);
• Kemampuan yang terkait dengan
peningkatan diri.
(Gary A. Davis dan Margareth A. Thomas, 1989)
45
1) Mengidentifikasikan dirinya sebagai agen
perubahan (pembaruan);
2) Memiliki sifat pemberani;
3) Mempercayai orang lain;
4) Bertindak atas dasar sistem nilai, (bukan atas dasar
kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan
dan desakan kroninya);
5) Meningkatkan kemampuan secara terus- menerus
sepanjang hayatnya;
6) Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi
yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu;
7) Memiliki visi ke depan.
SUMBER: LUTHANS, 1995
46
1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya
2. Menguasai secara mendalam bahan/mata
pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarkannya kepada siswa
3. Memantau hasil belajar siswa dengan berbagai
cara evaluasi
4. Berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya
dan belajar dari pengalaman
5. Menjadi Bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
Sumber: Suyanto & Asep 2012
47
The Boss:
The Leader:
Drives (Mendorong)
Leads (mengarahkan)
Relies on authority (mengandalkan
kekuasaan)
Relies on cooperation (mengandalkan
kerjasama)
Says “I” (saya)
Says “We” (kita)
creates fear (menciptakan ketakutan)
creates confidence (menumbuhkan
kepercayaan)
knows how (mengetahui bagaimana)
shows how (menunjukkan bagaimana)
creates resentment (menciptakan
kebencian)
breeds enthusiasm (menumbuhkan semangat)
fixes blame (mencari kesalahan)
fixes mistakes (membetulkan kesalahan)
makes work drudgery (membuat
pekerjaan membosankan)
makes work interesting (membuat pekerjaan
menarik)
48
KARAKTERISTIK
SUBJECT
MANAGER
LEADER
Acting
Doing things right
Doing right things
Essence
Stability
Change
Focus
Managing Work
Leading People
Seeks
Objectives
Vision
Approach
Plans Detail
Sets Direction
Decision
Makes
Facilitates
Power
Formal Authority
Personal Charisma
Appeal to
Head
Heart
Energy
Control
Passion
Persuasion
Tell
Sell
Likes
Action
Striving
Wants
Results
Achievement
49
• Legitimate Power – hierarchy of the organization, the more senior
the manager is, the more power has.
• Coercive Power – the main consideration in a general discussion on
the object, fear of leader, punishment, threats-autocratic leadership
• Expert Power – expertise, knowledgeable, recognition
• Referent Power - charismatic
• Reward Power – ability to provide rewards for the followers, as pay,
promotion and recognition.
• Connection Power – relationship with influential partners (inside
& outside).
• Information Power – access to valuable information.
Sumber : Ruzanna Hayrapetyan, 2006
50
DIKETAHUI OLEH GURU
1.
DIKETAHUI
OLEH SISWA
TAK
DIKETAHUI
OLEH SISWA
Pribadi Terbuka
( Public Self )
2.
Pribadi Tersembunyi
( Hidden Self )
TAK DIKETAHUI OLEH GURU
3.
Pribadi Terlena
( Blind Spot )
4.
Pribadi tak Dikenal
Oleh Siapapun
( Unknown Self )
Diadopsi: the Johari window (jendela Johari - Joseph Luft dan Harington Ingham) sebagaimana dalam Suyanto &Asep 2012
51
Insan Indonesia yang:
Produktif,
Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan
Pengetahuan
yang terintegrasi
Diadopsi dari Dikbud
52
Penulis: Prof. Suyanto, Ph.D. & Drs.
Asep Jihad, M.Pd.
Kode Buku
: 308.371.007.0
ISBN
: 978-602-7596-50-4
Spesifikasi
: 17,5 × 25 cm
BW, HVS 70 gram
Jumlah Hal. : 296 halaman
54
Download