7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Tanah Bakteri

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bakteri Tanah
Bakteri tanah merupakan kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling
dominan dan mungkin meliputi separuh dari biomassa mikroba dalam tanah. Setiap
satu gram tanah dapat mengandung beberapa ribu sampai beberapa juta bakteri. Di
dalam tanah subur yang normal, terdapat 10 – 100 juta bakteri di dalam setiap gram
tanah (Rao, 1994:227). Aktivitas hidup bakteri di tanah berperan penting dalam
perombakan bahan organik yang sudah mati dan mengembalikan mineral-mineral
untuk pertumbuhan tumbuhan tingkat tinggi (Abercrombie, dkk, 1993:58).
Aktivitas hidup bakteri tanah selain sebagai perombak bahan organik dan
pengembali mineral-mineral adalah sebagai produsen zat-zat aditif. Menurut
Hanafiah, dkk (2010:47-65) mikrobia tanah dapat menghasilkan zat-zat aditif, antara
lain zat pengatur tumbuh (ZPT), antibiotik, toksin mikrobial, biopestisida, dan enzim.
Bakteri dari daerah rizosfer dan daerah nonrizosfer mampu menyintesis hingga 9
jenis vitamin yang berfungsi sebagai perangsang dan pemacu pertumbuhan tanaman.
Beberapa zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dihasilkan oleh bakteri tanah antara lain
asam indol asetat, giberelin, dan auksin. Diketahui sekitar 90 jenis bakteri tanah
mampu menghasilkan biopestisida, yang kini dimanfaatkan sebagai insektisida
mikrobial.
7
8
Bakteri yang hidup dalam tanah berupa bakteri kokus (bulat) berukuran 0,5µ,
basil (batang) berukuran 0,5µm sampai 3,0µm, dan spirilum (spiral). Masing-masing
dari jutaan bakteri tersebut berdiameter ≤1µm, dengan total biomassa (bahan organik)
lebih dari 2 ton/ha (Hanafiah, dkk, 2010:25). Bakteri yang paling umum dijumpai
dalam tanah adalah bakteri berbentuk basil, sedangkan bakteri berbentuk spiral paling
jarang ditemukan di dalam tanah (Rao, 1994:34-35).
Penyebaran bakteri dalam tanah lebih beragam dibanding organisme tanah
lainnya. Diperkirakan terdapat lebih dari 200 genus. Terdapat dua divisi utama
bakteri ditinjau dari habitatnya, yaitu indigenus (Autochthonous) dan Allochthonous.
Autochthonous merupakan bakteri penghuni sebenarnya yang permanen, sedangkan
Allochthonous merupakan bakteri pendatang, penyerang, atau penjelajah. Bakteri
kelompok Allochthonous dapat tinggal dan berkembang biak tetapi tidak jelas
kontribusinya pada transformasi biologi (Handayanto dan Hairiah, 2007:22).
Bakteri dari ordo Pseudomonales, Eubacteriales, dan Actinomycetes berisi
spesies yang sering dijumpai di dalam tanah. Jenis-jenis bakteri yang paling umum
dijumpai
dalam
tanah
tergolong
dalam
genus
Pseudomonas,
Aerobacter,
Arthrobacter, Clostridium, Achromobacter, Bacillus, Micrococcus, Flavobacterium,
Corynibacterium, Sarcina, dan Mycobacteria. Kelompok bakteri lain yang juga
umum dijumpai dalam tanah, diantaranya genus Myxococcus, Chodrococcus,
Archangium, Polyangium, Cyptophaga, dan Sporocytophaga. Genus Aerobacter
merupakan genus yang paling sering dijumpai dalam tanah karena bakteri dari genus
Aerobacter adalah penghuni normal tanah (Rao, 1994:37).
9
2.2
Bakteri yang Berperan Penting dalam Tanah
2.2.1
Azotobacter
Genus Azotobacter adalah bakteri heterotrof gram negatif yang berbentuk
batang dengan panjang bervariasi dan diameter sekitar 2µm. Bakteri heterotrof
menghasilkan energi dari oksidasi hidrogen dengan membentuk metan dan CO2
(Pelczar dan Chan, 2008:174). Temperatur optimum untuk pertumbuhannya adalah
20-30oC dengan pH 5,5-8,5. Jadi Azotobacter dapat dijumpai pada tanah netral
hingga basa, pada lingkungan perairan, dan pada rizosfer tanaman. (Buchanan dan
Gibbons dalam Handayanto dan Hairiah, 2007:24-25). Azotobacter dapat mengikat
nitrogen (N2) dari udara secara bebas. Berbeda dengan Rhizobium yang
membutuhkan tanaman inang agar dapat mengikat nitrogen (N2) dari udara,
Azotobacter dapat menambat nitrogen tanpa simbiosis (Anas,1989:37).
Adapun klasifikasi bakteri genus Azotobacter menurut Euzéby (2015) sebagai
berikut:
Kingdom
Division
Class
Order
Family
Genus
2.2.2
: Bacteria
: Proteobacteria
: Alphaproteobacteria
: Pseudomonadales
: Pseudomonadaceae
: Azotobacter
Pseudomonas
Genus
Pseudomonas
berasal
dari
famili
Pseudomonadaceae,
orde
Pseudomonales, dari kelompok bakteri batang dan kokus gram negattif aerobik
10
(Bergey dkk, 1974:217 dan Euzéby, 2015:1). Pseudomonas merupakan bakteri yang
dapat ditemukan hampir dalam semua media alami seperti air dan tanah. Bakteri ini
bersifat parasit pada manusia. Namun beberapa spesies Pseudomonas dapat
membantu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman. Pseudomonas
mendenitrifikasi NO2+ atau NO3+ menjadi gas N2 di atmosfer (Campbell, dkk,
2002:112)
Pseudomonas bersel tunggal, berbentuk basil, motil, bakteri gram negatif,
berukuran antara 1 sampai 3 µm, sebagian spesies memproduksi pigmen kuning
sampai hijau dan kadang-kadang pigmen biru. Sifat lain dari Pseudomonas pada
umumnya mendominasi daerah rizosfer hampir semua tanaman, berkembang sangat
cepat, memperoleh energi dari eksudat akar (Anas, 1989:41).
Adapun klasifikasi bakteri genus Pseudomonas menurut Euzéby (2015)
sebagai berikut:
Kingdom
Division
Class
Order
Family
Genus
2.2.3
: Bacteria
: Proteobacteria
: Gammaproteobacteria
: Pseudomonadales
: Pseudomonadaceae
: Pseudomonas
Rhizobium
Genus Rhizobium berasal dari famili Rhizobiaceae, orde Rhizobiales, dari
kelompok bakteri batang dan kokus gram negatif aerobik (Bergey dkk, 1974:261 dan
Euzéby, 2015:1). Rhizobium adalah bakteri aerob berbentuk batang dengan ukuran
11
0,5-0,9 µm x 1,2-3,0 µm, tidak membentuk spora dan tumbuh cepat. Koloni berwarna
putih berbentuk sirkular. Rhizobium adalah bakteri penambat nitrogen yang hidup
dalam tanah dan membentuk asosiasi simbiotik dengan sel akar tanaman legum.
Spesies Rhizobium dapat menambat nitrogen sebanyak 110 kg N2/ha lahan pertanian
per tahun. Rhizobium dengan tanaman inangnya membentuk simbiosis mutualisme.
Rhizobium cenderung bersifat host specific, yakni satu spesies Rhizobium cenderung
membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legum saja (Handayanto dan
Hairiah, 2007:23-24).
Adapun klasifikasi bakteri genus Rhizobium menurut Euzéby (2015) sebagai
berikut:
Kingdom
Division
Class
Order
Family
Genus
2.2.4
: Bacteria
: Proteobacteria
: Alphaproteobacteria
: Rhizobiales
: Rhizobiaceae
: Rhizobium
Nitrosomonas
Genus
Nitrosomonas
berasal
dari
famili
Nitrosomonadaceae,
orde
Nitrosomonadales, dari kelompok bakteri kemolitotrofik gram negatif (Bergey dkk,
1974:450 dan Euzéby, 2015:1). Nitrosomonas adalah bakteri aerob kemolitotrof
obligat berbentuk batang panjang, namun kadang-kadang juga berbentuk coccus.
Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 5-30oC dan pH optimum 8-9,5. Ciri khas bakteri
ini adalah mengoksidasi amonia menjadi nitrit. Nitrosomonas mengubah NH3
12
menjadi NO2+. Spesies ini termasuk famili Nitrobacteraceae. Spesies Nitrosomonas
banyak dijumpai di tanah dan air terutama jika tersedia sejumlah besar amonia.
Kebanyakan dijumpai pada lingkungan dengan pH netral sampai basa, karena
lingkungan asam dapat menghambat proses nitrifikasi (Campbell, dkk, 2002:112;
Handayanto dan Hairiah, 2007:25).
Adapun klasifikasi bakteri genus Nitrosomonas menurut Euzéby (2015)
sebagai berikut:
Kingdom
Division
Class
Order
Family
Genus
2.2.5
: Bacteria
: Proteobacteria
: Betaproteobacteria
: Nitrosomonadales
: Nitrosomonadaceae
: Nitrosomonas
Nitrobacter
Genus Nitrobacter berasal dari famili Bradyrhizobiaceae, orde Rhizobiales,
dari kelompok bakteri kemolitotrofik gram negatif (Bergey dkk, 1974:450 dan
Euzéby, 2015:1). Nitrobacter termasuk bakteri gram negatif kemolitrotof fakultatif
berbentuk batang dengan ukuran 0,5-0,8 µm x 1,0-2,0 µm. Bakteri kemilitotrof
mampu menghasilkan energi dari oksidasi zat-zat kimia anorganik (Pelczar dan Chan,
2008:173). Bakteri ini menggunakan nitrit sebagai donor elektron, sehingga
mereduksi senyawa nitrit menjadi amonia. Melalui proses tersebut kebutuhan energi
Nitrobacter terpenuhi (Handayanto dan Hairiah, 2007:25).
13
Adapun klasifikasi bakteri genus Nitrobacter menurut Euzéby (2015) sebagai
berikut:
Kingdom
Division
Class
Order
Family
Genus
2.2.6
: Bacteria
: Proteobacteria
: Alphaproteobacteria
: Rhizobiales
: Bradyrhizobiaceae
: Nitrobacter
Azospirillum
Genus
Azospirillum
berasal
dari
famili
Rhodospirillaceae,
orde
Rhodospirillales (Euzéby, 2015:1). Azospirillum bersimbiosis dengan tanaman
jagung, padi, kapas, dan rumput-rumputan untuk menambat nitrogen bebas dari
udara. Azospirillum berasal dari kata azote yang berarti nitrogen dan spirillum yang
berarti spiral. Jadi Azospirilum berarti spiral nitrogen kecil. Beberapa fungsi dari
Azospirillum berkaitan dengan tumbuhan, yakni merupakan pengikat N2 bebas dari
udara, melindungi tanaman dari patogen, dan menstimulir pertumbuhan tanaman
melalui produksi auksin, homon, vitamin, dan zat pengatur tumbuh (Anas, 1989:44).
Adapun klasifikasi bakteri genus Azospirillum menurut Euzéby (2015) sebagai
berikut:
Kingdom
Division
Class
Order
Family
Genus
: Bacteria
: Proteobacteria
: Alphaproteobacteria
: Rhodospirillales
: Rhodospirillaceae
: Azospirillum
14
2.3 Tanah sebagai Media Pertumbuhan Tanaman
Secara ekologis tanah tersusun oleh material hidup (faktor biotik) berupa biota
(jasad-jasad hayati) dan faktor abiotik berupa pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay).
Sekitar 5% penyusun tanah merupakan biomassa (Hanafiah, dkk, 2010:1). Populasi
dan biodiversitas biota tanah tergantung pada aktivitas masing-masing golongan biota
tanah tersebut. Menurut Hanafiah, dkk (2010:26) Terdapat tiga faktor utama yang
mempengaruh aktivitas biota tanah, yaitu:
a. Cuaca, terutama curah hujan dan kelembaban.
b. Kondisi atau sifat tanah, terutama tingkat keasaman, kelembaban, suhu, dan
ketersediaan hara.
c. Tipe vegetasi penutup lahan, misalnya hutan, belukar, dan padang rumput.
Tanah tersusun dari berbagai lapisan yang masing-masing mempunyai ciri
berbeda, yang disebut horizon tanah. Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2005:5455) horizon tanah terdiri dari 3 lapisan, yakni horizon A, horizon B, dan horizon C.
Horizon A merupakan bagian atas yang berpenghuni mikroflora dan makroflora.
Horizon A inilah bagian tanah yang sebenarnya, yang dapat dimanfaatkan bagi
tanaman pangan. Horizon B berada di bawah lapisan horizon A, dan tebalnya sekitar
1-2 meter. Lapisan ini tidak mengandung bahan organik, banyak menyerap air, dan
mengandung banyak zat mineral. Horizon C merupakan lapisan pelapukan batuan
induk, terdiri dari batu-batuan yang permukaanya sedang melapuk, banyak zat
mineral, dan tidak mengandung bahan organik.
15
Lahan yang baru dibuka umumnya merupakan tanah yang remah, yakni tanah
yang tersusun oleh butiran-butiran tanah yang tidak mempunyai bentuk khas.
Butiran-butiran tanah terbentuk akibat sekresi dari jasad renik dan tanaman berdaun
hijau dan dari air yang mengandung banyak zat kapur atau magnesium. Bahan
organik seperti pupuk kandang, kompos, dan serasah tanaman berkontribusi dalam
penyusunan tanah. Struktur tanah yang ideal adalah tanah yang mengandung 45% zat
mineral, 25% air, 25% udara, dan 5% bahan organik (Sutedjo dan Kartasapoetra,
2005:69).
2.4 Peranan Bakteri dalam Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah merupakan pengaruh kombinasi tiga komponen utama yang
saling berinteraksi, yaitu sifat kimia, fisika, dan biologi tanah (Handayanto dan
Hairiah, 2007:171). Tingkat kesuburan tanah tidak hanya dipengaruhi oleh komposisi
kimiawi penyusunnya melainkan juga dipengaruhi oleh mikroorganisme yang
terkandung di dalam tanah. Bakteri sebagai salah satu mikroorganisme di dalam tanah
yang paling banyak jumlahnya mempunyai peran paling besar dalam kesuburan tanah
(Rao,
1994:22).
Contohnya,
bakteri
Nitrobacter
dan
Nitrosomonas
yang
memanfaatkan nitrit dan amonium untuk pertumbuhannya. Kedua kelompok bakteri
tersebut berkontribusi dalam reaksi perubahan bentuk atau pengikatan nitrogen dalam
tanah dari udara bebas. Nitrogen merupakan salah satu kebutuhan penting bagi
pertumbuhan tanaman (Rao, 1994:38).
16
Proses yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas disebut
proses nitrifikasi. Nitrifikasi adalah proses pembentukan nitrat dalam tanah melalui
proses perubahan amonia-nitrogen menjadi bentuk nitrat-nitrogen. Terdapat 2 tahap
dalam nitrifikasi, yakni nitritasi dan nitratasi. Nitrosomonas memperoleh energi
dengan mengoksidasi amonia menjadi nitrit, kemudian Nitrobacter mengoksidasi
nitrit menjadi nitrat. Berikut proses nitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri
Nitrobacter dan Nitrosomonas (Sutedjo dkk, 1991:150-151).
a.
Nitritasi, merupakan proses perubahan amonia menjadi nitrit yang melibatkan
bakteri Nitrosomonas atau bakteri Nitrosococcus. Reaksi nitratasi sebagai
berikut.
2 NH4+ + 3 O2
Nitrosomonas
ammonia
b.
2 NO2- + 2 H2O + 4 H+ + energi
ion nitrit
Nitratasi, merupakan proses perubahan nitrit menjadi nitrat yang melibatkan
bakteri Nitrobacter. Reaksi nitritasi sebagai berikut.
2 NO2- + O2
Nitrobacter
ion nitrit
2 NO3- + energi
ion nitrat
Bakteri terdapat dalam segala jenis tipe tanah namun populasinya menurun
dengan bertambahnya kedalaman tanah (Rao, 1994:34). Menurut Fitter (1992:131)
populasi mikroba aktif dapat mempengaruhi pengambilan hara oleh akar melalui
empat jalan, yaitu:
(i) Merubah suplai pada permukaan akar.
(ii) Merubah pertumbuhan akar atau tajuk dengan merusak akar secara langsung.
17
(iii) Mempengaruhi pengambilan hara sebagai penghambat atau perangsang.
(iv) Dengan mineralisasi organik atau pelarutan ion-ion yang tidak mudah larut.
Menurut Handayanto dan Hairiah (2007:171-172) terdapat sepuluh prinsip
kunci kesuburan biologi tanah, yakni 1) organisme tanah banyak dijumpai di tanah
lapisan atas; 2) bahan organik tanah diperlukan untuk siklus unsur hara dan agregasi
tanah; 3) diversitas biologi tanah maksimum tergantung pada diversitas bahan
organik dan habitatnya; 4) bakteri penambat nitrogen membentuk asosiasi spesifik
dengan legum pada kondisi tertentu; 5) nitrogen dilepaskan selama pelapukan bahan
organik, baik di dalam tanah atau dalam biomassa mikroba tanah; 6) jamur mikoriza
arbuskular dapat meningkatkan serapan fosfor ke dalam tanaman pada tanah-tanah
yang kekurangan fosfor; 7) bahan pembenah tanah mempengaruhi lingkungan fisik
dan kimia organisme tanah; 8) beberapa rotasi tanaman dan tindakan pengolahan
tanah menurunkan kesesuaian tanah untuk patogen tanaman; 9) sistem produksi
berbasis kesuburan biologi tanah dapat memberikan keuntungan; dan 10) prosesproses biologi tanah berkembang lambat, dan waktu yang diperlukan akan berbeda
pada tanah, lingkungan dan tindakan pengolahan lahan yang berbeda.
Bagian dari tumbuhan yang berinteraksi langsung dengan tanah dan
mikroorganisme tanah adalah bagian akar. Akar tanaman menjadi habitat bagi banyak
mikroorganisme. Dibandingkan dengan area lain di dalam tanah, tanah yang berada
disekitar akar tanaman menjadi habitat favorit banyak jenis mikroorganisme.
Interaksi pertukaran nutrisi yang tejadi antara mikroorganisme tersebut dan akar
tanaman menjadi penyebabnya (Atlas dan Bartha, 1998:99). Zona tanah yang tepat
18
berada disekitar akar termodifikasi oleh akar tersebut, dengan ciri berupa aktivitas
mikroba yang meningkat dan terjadi perubahan rasio organisme dibandingkan dengan
tanah disekitarnya (Abercrombie, dkk, 1993:556).
2.5 Kebun Botani
Kebun botani merupakan salah satu bentuk konservasi alam atau cagar alam.
Cagar alam adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna di
dalamnya (Soemarwoto, 2008:112). Usaha konservasi alam atau pelestarian sumber
daya hayati berdasarkan tempat dilakukannya terdapat 2 jenis, yaitu secara in-situ dan
ex-situ. Pelestarian in-situ merupakan usaha pelestarian yang dilakukan di habitat
aslinya. Pelestarian ex-situ merupakan strategi pelestarian keanekaragaman hayati
dengan memelihara
individu-individu alami dalam kondisi terkendali di bawah
pengawasan manusia atau berada di luar habitatnya Pelestarian tumbuhan secara exsitu dapat berupa kebun raya, arboretum, dan bank benih (Supriatna, 2008:248).
Di Indonesia, kebun botani biasa disebut sebagai kebun raya. Terdapat
beberapa kebun botani di Indonesia, misalnya Kebun Raya Bogor di Cibodas, Jawa
Barat. Kebun botani atau kebun raya umumnya memiliki tujuan utama di bidang
ilmiah, misalnya Kebun Raya Bogor. Kebun botani juga ada yang bernilai ekonomi.
Akan tetapi, kebun botani yang bernilai ekonomi jarang ditemukan di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah kebun botani yang berada di ujung Jalan Merdeka,
Jakarta (Soemarwoto, 2008:149-150).
19
Kebun botani berfungsi menyimpan koleksi berbagai jenis tumbuhan hidup
dan sebagai sumber penting untuk upaya pelestarian tumbuhan. Koleksi tumbuhan
dalam kebun raya atau kebun botani merupakan sumber informasi terbaik mengenai
sebaran tumbuhan dan kebutuhan habitatnya. Oleh karena itu, kebun raya
memberikan sumbangan berharga bagi usaha konservasi (Indrawan, dkk, 2007:254;
Soemarwoto, 2008:149).
2.5.1
Profil Kebun Botani Biologi FKIP Universitas Jambi
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jambi memiliki sebidang lahan
yang digunakan sebagai kebun botani. Kebun botani biologi FKIP Universitas Jambi
dibuat dengan tujuan sebagai lahan pelestarian beberapa jenis tanaman, sebagai
laboratorium terbuka, sebagai pusat penelitian rumah kaca, dan sebagai lokasi
pembelajaran di ruang terbuka. Selain di bidang akademis, Kebun botani biologi
FKIP Universitas Jambi juga digunakan sebagai sarana sosialisasi oleh mahasiswa
dan dosen program studi pendidikan biologi karena dalam proses pembuatan dan
perawatannya melibatkan mahasiswa dan dosen program studi pendidikan biologi
(Komunikasi pribadi, 2015).
Lokasi kebun botani biologi berada tepat di sebelah gedung L Pertamina FKIP
Universitas Jambi (UNJA) Mendalo, tepatnya di sebelah selatan gedung L Pertamina
FKIP. Kebun botani biologi mulai dibuka lahannya pada tahun 2013 dengan lahan
seluas 924 m2 berukuran 24 m x 38,5 m. Pada bulan Oktober 2014 lahan kebun
botani diperluas ke arah barat daya dengan luas 1121,5 m2, sehingga lahan sekarang
mempunyai luas 2045,5 m2 (Komunikasi pribadi, 2015).
20
Lahan untuk pembuatan kebun botani biologi sebelumnya ditumbuhi oleh
tanaman semak, beberapa jenis ilalang, pohon akasia (Acasia mangium), dan pohon
pulai (Alstonia scholaris). Jenis tanah pada lahan secara umum sejenis atau homogen,
yakni tanah yang berwarna kekuningan. Lahan yang pertama kali dibuka pada tahun
2013 tekstur tanahnya lebih kering daripada bagian lahan yang baru dibuka pada
bulan oktober 2014. Disekitar lahan yang telah dibuka masih ditumbuhi oleh pohon
akasia (Acasia mangium) dan pohon pulai (Alstonia scholaris). Hingga saat ini, masih
berlangsung kegiatan pembersihan lahan yang dilakukan secara bergantian oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi (Komunikasi pribadi, 2015).
Gambar 2.1 Lokasi Pembuatan Kebun Botani Biologi FKIP UNJA (dokumentasi pribadi)
Download